Bumi sudah tidak berjalan pada porosnya terjadi pada saat

Apakah bumi bisa berhenti berputar, dan jika ya, apa yang akan terjadi? – Paul, 12, Aberdeen, Scotland

Bumi telah berputar sejak ia lahir 4,5 miliar tahun yang lalu.

Planet yang kita tempati ini terbuat dari puing-puing yang tersisa ketika Matahari terbentuk dari runtuhnya awan materi yang sangat besar. Puing-puing yang membentuk bumi tersebut kemudian berputar mengelilingi Matahari, layaknya air di bak berendam ketika sumbat saluran air dibuka.

Bumi terus mengitari matahari setelah terbentuk dan akan terus berputar untuk waktu yang lama.

Bumi berputar dengan stabil setiap 23 jam dan 56 menit. Ia juga bergerak mengikuti orbitnya untuk mengelilingi matahari dan butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikannya. Untuk kembali menghadap matahari, Bumi membutuhkan tambahan empat menit. Artinya, satu hari di Bumi berlangsung selama 24 jam.

Bumi berputar di ruang hampa udara

Alasan Bumi terus berputar adalah karena hampir tidak ada yang bisa menghentikannya. Jika kamu memutar mangkuk putar di taman bermain dan melepaskannya, ia akan berhenti dengan sendirinya. Ini karena saat berputar, udara dan permukaan taman bermain ikut mendorongnya, menyebabkan gesekan sehingga kecepatannya melamban.

Bumi berputar di ruang angkasa, yang pada dasarnya kosong. Bahkan, di ruang angkasa tidak ada udara untuk mendorong dan memperlambat putaran Bumi.

Namun, ada satu hal yang dapat memperlambat rotasi Bumi: Bulan.

Pergerakan sisi Bumi yang menghadap Bulan tidak diimbangi secara sempurna oleh gravitasi. Selain itu, bagian Bumi yang menghadap ke bulan tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini menghasilkan ombak di lautan, yang membuat lautan naik di di semua sisi Bumi.

Bumi sudah tidak berjalan pada porosnya terjadi pada saat
Bulan memengaruhi rotasi bumi. Ivan Sorokin/Shutterstock

Selama Bumi berputar, lautan bergerak di sepanjang permukaan Bumi seperti gelombang dan menahan rotasi Bumi. Akibatnya, hari di Bumi bertambah satu detik setiap 50.000 tahun.

Satu-satunya yang dapat membuat Bumi berhenti berputar adalah jika ada planet lain yang menabrak Bumi. Akan tetapi, tabrakan ini tidak akan menghentikan perputaran bumi dan hanya mengubah caranya berotasi.

Satu hari berlangsung selama enam bulan

Jika Bumi berhenti berputar, kamu tidak akan serta merta terlempar ke ruang angkasa karena gravitasi akan menjagamu tetap berada di tanah.

Namun, akan banyak perubahan yang terjadi. Jika Bumi berhenti berotasi namun tetap berjalan mengelilingi matahari, satu “hari” akan berlangsung selama setengah tahun, begitu pula malam hari. Suhu akan bertambah panas pada siang hari dan semakin dingin di malam hari. Hal ini akan memengaruhi iklim di Bumi.

Perbedaan suhu yang besar antara siang dan malam akan menyebabkan angin kencang, yang menggerakkan udara hangat menuju sisi Bumi yang lebih dingin di malam hari. Angin juga akan bertiup dari daerah hangat di sekitar khatulistiwa ke daerah kutub yang dingin. Di Bumi yang berputar, hal ini tidak terjadi karena angin dibelokkan ke samping.

Angin ke arah timur dan ke barat, dan angin ke arah kutub, akan bertemu. Fenomena ini dapat menciptakan pusaran angin besar seukuran satu benua.

Inti Bumi sebagian adalah besi cair. Gerakan berputar Bumi mengubah besi cair ini menjadi magnet dan menciptakan medan magnet.

Medan magnet melindungi kita dari radiasi berbahaya, yang berasal dari partikel Matahari dan sinar kosmik dari luar tata surya. Radiasi yang menyentuh atmosfer akan terlihat sebagai aurora – cahaya cantik di utara atau selatan Bumi.

Bumi sudah tidak berjalan pada porosnya terjadi pada saat
Radiasi yang menyentuh permukaan atmosfer menciptakan aurora. Auroras Perfection/Shutterstock

Tanpa adanya medan magnet, radiasi akan mencapai permukaan Bumi dan membuat orang-orang sakit. Beberapa jenis burung menggunakan medan magnet sebagai penentu arah, sehingga jika Bumi berhenti berputar, mereka akan tersesat.

Perputaran Bumi membuat kita dapat melihat bintang terbit dan terbenam pada malam hari, dan melihat rasi bintang yang berbeda-beda sepanjang tahun. Jika Bumi tidak berotasi, langit malam akan selalu menampilkan rasi bintang yang sama karena kita akan terus melihat sisi ruang angkasa yang yang sama.

If so, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. With the latest scientific discoveries, thoughtful analysis on political issues and research-based life tips, each email is filled with articles that will inform you and often intrigue you.

Editor and General Manager

Find peace of mind, and the facts, with experts. Add evidence-based articles to your news digest. No uninformed commentariat. Just experts. 90,000 of them have written for us. They trust us. Give it a go.

If you found the article you just read to be insightful, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. Each newsletter has articles that will inform and intrigue you.

Komentari artikel ini

Merdeka.com - Peristiwa kiamat selalu menarik perhatian umat manusia. Bahkan, Hollywood pun kerap merilis berbagai film bertema hari akhir.

Berbicara mengenai kiamat, sebagian ilmuwan menduga hari akhir itu akan ditandai dengan berhentinya Bumi berputar pada porosnya.

Berdasarkan temuan tersebut, situs BrightSide mencoba memberikan gambaran beberapa peristiwa, yang mungkin terjadi jika Bumi tiba-tiba berhenti berputar pada porosnya (tentu saja dengan cara perlahan-lahan). Berikut rangkumannya.

Semua benda akan terbang ke arah Timur dengan kecepatan tinggi
Manusia tidak pernah merasa Bumi berputar dan ke mana arah berputarnya.

Tetapi jika berhenti, menurut Sten Odenwald dari badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) semua yang ada di permukaannya akan tercabut dari tanah dan terbang ke arah timur dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya jatuh kembali.

Di daerah khatulistiwa, kecepatannya akan menjadi yang terbesar. sekitar 1.000 mil per jam. Sementara di wilayah kutub kecepatannya mencapai 800 mil per jam.

Gelombang Raksasa
Kekuatan momentum akan menyebabkan air di laut bergerak membentuk tsunami yang sangat dahsyat, yang akan mengarah ke timur dan menyapu bersih kota-kota pesisir dari permukaan Bumi.

Air Permukaan Bumi Terbagi Dua
Peristiwa itu tidak hanya menyebabkan terbentuknya dua lautan, Lautan Utara dan Selatan, tapi juga daratan baru di tengah-tengahnya.

Letusan Gunung Berapi
Kekuatan kinetik Bumi yang besar dan momentumnya akan mengguncang planet ini sampai ke intinya.

Hasilnya cukup dapat diprediksi: badai dahsyat, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang merusak akan terjadi di mana-mana.

Berubah Jadi Bola
Bentuk Bumi yang geoid (sedikit lonjong) disebabkan karena gerakan berputar pada porosnya. Jika planet ini berhenti, bentuknya akan menjadi lebih bulat.

Sumber: Dream.co.id

Senin, 13 Juli 2015 | 10:30 WIB

Dalam beberapa milyar tahun ke depan, kemungkinan Bumi akan berhenti berotasi adalah nol atau bisa dikatakan tidak mungkin terjadi Bumi berhenti berputar pada porosnya. Bahkan ketika Matahari mengakhiri hidupnya dan Bumi masih baik-baik saja, ia akan terus berputar .

Ketika Bumi berputar pada porosnya, berlaku kekekalan momentum sudut. Seperti olahragawan seluncur indah yang berputar semakin cepat atau roda yang berputar. Putarannya tidak akan berhenti begitu saja kalau tidak ada yang menghentikan atau ada yg memperlambat. Seperti roda pada sepeda yang berputar cepat untuk dihentikan harus direm perlahan atau direm mendadak.

Kalau perlahan efek yang ditimbulkan hampir tidak ada. Tapi kalau mendadak maka akan membuat si pengendara merasakan efeknya. Bisa-bisa dia terjungkal kalau harus menghentikan sepeda secara mendadak. Atau air yang berputar dengan kencang di dalam ember ketika putarannya dihentikan maka air akan tumpah.

Seandainya Bumi bisa berhenti berotasi, apa penyebabnya. Ini dalam kenyataan tidak akan terjadi, tapi ada dua skenario yang memungkinkan. Skenario yang pertama, Bumi mengalami perlambatan rotasi secara perlahan-lahan yang terjadi akibat efek pasang surut Matahari dan planet lainnya.

Tanpa memperhitungkan Bumi akan ditelan Matahari kalau Matahari berevolusi, maka interaksi Bumi – Bulan akan dapat memperlambat rotasi Bumi saat Bulan menjauh dari Bumi sampai keduanya kemudian terkunci secara gravitasi. Pada saat itu Bumi akan berhadapan satu sisi wajahnya dengan Bulan. Kemudian, kalau kita lihat ke masa depan yang sangat jauh, gaya pasang surut Matahari juga akan menyebabkan Bulan secara perlahan mendekati Bumi, menyebabkan rotasi Bumi dipercepat dan Bulan menabrak Bumi. Keduanya akan bersatu dan rotasi Bumi secara perlahan akan mengalami perlambatan dan terkunci secara gravitasi dengan Matahari.

Sayangnya skenario pertama tersebut tidak akan terjadi karena Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah dan menelan Bumi.

Skenario kedua, Bumi tiba-tiba berhenti berputar karena sesuatu hal misalnya ditabrak oleh sebuah benda. Tapi ini pun tidak akan terjadi, karena tidak ada sesuatu apapun yang cukup besar untuk menabrak Bumi di Tata Surya. Setidaknya untuk beberapa milyar tahun ke depan.

Tapi, seandainya Bumi berhenti berotasi, apa yang terjadi?!break!

Bencana Besar

Sekarang bayangkan, jika sebuah benda seperti Bumi yang memiliki kecepatan rotasi 1,674.4 km/jam di ekuator berhenti secara tiba-tiba. Jika itu terjadi, maka semua benda yang tidak terikat dengan Bumi akan terus berotasi dengan kecepatan yang sama dengan sebelumnya sebagai akibat dari kekekalan momentum.

Seperti sebuah tabrakan maka ketika sebuah benda dipaksa berhenti bergerak kita yang ada di dalamnya akan merasakan akibatnya. Akibatnya, bagi manusia di Bumi, akan terasa seperti gempa bumi yang sangat dasyat yang menggoncang Bumi dengan tiba-tiba. Dan karena di khatulistiwa kecepatan berputar Bumi itu 460 meter/detik, maka ketika Bumi berhenti tiba-tiba kita akan terlempar jauh meskipun tidak sampai lepas dari Bumi karena kecepatan lepas Bumi jauh lebih besar yakni 40000 km/jam. Semua yang ada di Bumi mulai terlempar ke samping dalam lintasan roket. Bangunan akan runtuh, lautan akan meluap dalam gelombang pasang yang besar dan akan ada angin atmosfer yang sangat kencang menyapu permukaan.


Page 2

Senin, 13 Juli 2015 | 10:30 WIB

Semakin jauh dari ekuator ke kutub maka kecepatan rotasi Bumi juga akan melambat. Jadi, semakin kita berada jauh dari ekuator, kecepatannya juga akan makin lambat. Dan kalau kita berada di kutub utara atau selatan maka kita hampir tidak akan merasakan akibat dari berhentinya perputaran Bumi tersebut.

Gempa Bumi

Gelombang seismik akan melintas di seluruh Bumi menyebabkan terjadinya gempa bumi dimana-mana dan bisa menyebabkan Bumi hancur berkeping-keping.

Hari Yang Tak Berakhir

Ketika Bumi berhenti berputar, masalah lain adalah panjang siang dan malam tidak akan sama. Seperti kita ketahui, saat Bumi berputar pada sumbunya maka di Bumi akan terjadi siang dan Malam dan Matahari akan berada pada posisi yang sama di Bumi setiap 24 jam.

Kalau Bumi berhenti, maka butuh waktu 365 hari bagi Matahari untuk bergerak di angkasa dan kembali ke posisi yang sama. (misalnya dari terbitnya Matahari ke waktu terbit berikutnya). Akibatnya, setengah Bumi akan mengalami siang selama setengah tahun dan belahan Bumi lainnya akan mengalami malam selama setengah tahun.

Terpanggang atau Kedinginan?

Tak hanya itu, pergeseran temperatur dari musim ke musim juga akan sangat terasa perbedaannya di sepanjang area ekuator. Daerah khatulistiwa akan memiliki masa dimana ia sangat panas karena berada sangat dekat dengan Matahari sementara belahan Bumi lainnya justru gelap dan sangat dingin karena tidak mendapatkan sinar Matahari. Akibatnya, tumbuhan dan hewan akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dan manusia pun sulit untuk hidup di area seperti itu.

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang bisa beradaptasi. apalagi dengan adanya teknologi mutakhir, kegelapan bisa diatasi dengan lampu, bisa membuat rumah jadi hangat atau dingin, tapi bagaimana dengan kebutuhan makanan dll?

Apakah tumbuhan bisa tumbuh dalam perubahan temperatur yang sedemikian drastis? Pada kondisi ini rantai makanan akan terancam.

Lautan Yang Bergelora

Pada saat Bumi berhenti berputar, batas antara lautan dan daratan juga akan berubah. Ketika Bumi berotasi, gaya sentrifugal akan menyebabkan planet memiliki tonjolan atau bulge di sepanjang ekuator. Jadi, kalau Bumi tidak berotasi maka tidak akan ada tonjolan. Tanpa ada tonjolan maka semua air yang ada di ekuator akan bergerak ke kutub. Hasil simulasi yang dilakukan menunjukkan ketika Bumi tidak lagi berotasi maka lautan akan berada di area kutub sedangkan area ekuator akan menjadi pita daratan dalam satu benua raksasa.

Ketika Bumi berhenti berputar, lautan akan meluap dan bergeser ke kutub sedangkan area ekuator akan menjadi benua daratan raksasa. (ESRI)

Bumi Bulat Sempurna dan Sumbunya Tidak Miring

Saat Bumi berhenti berputar, kecepatan rotasi menyebabkan Bumi memiliki tonjolan di daerah ekuator. Jika tidak berotasi maka Bumi akan memiliki bentuk bulat sempurna.