Boneka kain yang didalamnya berisi kapas dibuat dengan teknik

PRAKARYA KELAS 7

BAB VI

PENGOLAHAN BAHAN PANGAN HASIL SAMPING BUAH MENJADI PRODUK PANGAN

Pengertian Bahan Pangan Hasil Samping Buah

Pengertian dari bahan pangan hasil samping buah adalah bahan samping yang dihasilkan dari tanaman buah selain dari pada buah yang merupakan bahan pangan utama.

Karakteristik Hasil Samping Buah

  1. Berry, yaitu lapisan kulit luar tipis sedangkan lapisan tengah dan dalamnya menyatu.

  2. Hespiridium, yaitu buah dengan tiga lapisan dinding buah, dimana lapisan kulit luar tebal dan mengandung zat warna, lapisan tengahnya serupa jaringan yang keputih-putihan, serta lapisan dalam banyak mengandung gelembung berisi cairan jus di dalamnya dengan biji-biji yang tersebar.

  3. Drupa, memiliki tiga lapisan dinding buah, dimana lapisan luar umumnya tipis dan akan terlihat jelas saat buah matang, lapisan tengah merupakan daging buah atau berserabut, dan lapisan dalam merupakan pelindung yang keras bagi bji.

  4. Pome, yaitu lapisan luar tipis, lapisan tengah merupakan daging buah dan lapisan dalam seperti kertas yang berfungsi untuk melindungi biji.

  5. Pepo, yaitu lapisan kulit luar tebal dan keras, lapisan tengah dan lapisan dalam menyatu membentuk daging buah, dan pada ruangan buah berisi biji-bijian dalam jumlah yang besar.

  6. Kandungan dan Manfaat Bahan Pangan Hasil Samping Buah

  7. Jantung Pisang

Kandungan dan Manfaat Bahan Pangan Hasil Samping Buah

Jantung pisang memiliki khasiat setara dengan buah pisang dan mengandung kalsium, protein, mineral, vitamin dan kandungan serat tinggi yang baik untuk kesehatan.

Buah jeruk banyak mengandung vitamin C dan kaya antioksidan yang dapat melawan radikal bebas yang tidak baik untuk kesehatan tubuh dan kulit.

Hasil samping buah manggis (Garcinia mangostana) berada pada dinding buah atau kulit buah.

Nutrisi yang terkandung dalam kulit apel yaitu mineral termasuk kalsium, kalium, dan fosfor, vitamin A, C, K, antioksidan favonoid dan asam fenolat, dan serat yang tinggi.

Umumnya kulit pisang dibuang sebagai limbah organik atau digunakan sebagai makanan ternak.

Teknik pengolahan pangan tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan olahan pangan yang akan dibuat. Tidak semua teknik pengolahan akan digunakan untuk satu olahan pangan. Teknik pengolahannya berdasarkan yang telah di jelaskan pada Bab V.

Pembuatan Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping

1. Tahapan Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Buah Menjadi

Perencanaan

  1. Identifikasi Kebutuhan

  2. Ide/gagasan

Tercetus ide untuk membuat makanan dengan memanfaatkan kulit jeruk.

Pelaksanaan

Persiapan

  1. Memilih kulit buah jeruk yang baik, tidak ada bercaknya.

  2. Mencuci peralatan yang dibutuhkan sebelum digunakan.

  3. Mempersiapkan bahan: bahan pangan hasil samping buah dibersihkan dan dicuci; dan gula ditimbang sesuai kebutuhan.

Bahan-bahan

Bahan yang diperlukan untuk pembuatan manisan kulit jeruk yaitu 500 ml air, 100 gr gula dan dua buah jeruk yang diambil kulitnya.

Alat

Alat yang dibutuhkan yaitu panci, saringan, talenan, pisau, sendok, kertas tisu tebal atau kertas roti, plastik sealed, dan kemasan dari kertas.

Proses Pembuatan

  1. Cuci kulit buah, potong bagian atas dan bawah kulit jeruk, kemudian buatlah keratan menggunakan pisau pada kulit jeruk.

  2. Kupas kulit jeruk satu persatu sesuai keratan.

  3. Buang bagian dalam kulit jeruk yang berwarna putih seperti spons setebal mungkin.

  4. Potong kulit jeruk ½ cm secara membujur, berbentuk lidi.

  5. 5) Rebus 300 ml air hingga mendidih.

  6. 6) Masukkan potongan lidi kulit jeruk air dalam air mendidih tersebut.

  7. 7) Rebus kulit jeruk hingga berubah warna dan air tinggal separuh.

  8. 8) Tiriskan dan buang airnya.

  9. Siapkan panci berisi 200 ml air dan masukkan 60 gram gula.

  10. Kemudian didihkan air sambil diaduk sehingga gula larut.

  11. Setelah air mendidih masukkan kembali hasil rebusan kulit jeruk yang telah ditiriskan pada panci.

  12. Rebus hingga air tiris separuhnya. Jangan sampai air rebusan habis karena gula akan mengkristal.

  13. Tiriskan kulit jeruk dengan menggunakan saringan, diamkan beberapa saat hingga air benar-benar tiris.

  14. Siapkan piring dan taruh tisu di atasnya, kemudian letakkan kulit jeruk yang telah direbus dengan air gula di dalamnya. Biarkan selama satu malam hingga kulit jeruk kering.

  15. Setelah ditiriskan pada tisu/kertas koran selama satu malam maka kulit jeruk menjadi kering.

  16. Siapkan mangkuk dan isi dengan 40 gram gula.

  17. Tuangkan kulit jeruk yang telah kering pada mangkuk berisi gula dan campurkan gula dengan kulit jeruk. Kulit jeruk tampak manis dengan kilauan gula pasir.

2. Tahapan Pengolahan Bahan Pangan Hasil Samping Buah Menjadi Minuman

Perencanaan

  1. Identifikasi Kebutuhan

  2. Ide/Gagasan

Minuman kesehatan penyakit diabetes yaitu minuman kulit manggis.

Pelaksanaan

Persiapan

Bahan

Bahan yang diperlukan yaitu tiga buah kulit manggis untuk satu gelas besar, tiga gelas air, dan madu secukupnya.

Alat

Alat yang diperlukan yaitu panci, saringan, pisau dan sendok untuk proses pembuatan.

Proses Pembuatan

  1. Cucilah buah manggis sebelum dibelah. Belah kulit manggis dengan kedua tangan yang dikatupkan.

  2. Kerok dengan sendok makan kulit bagian dalam buah manggis. Jangan mengerok terlalu dalam agar tidak mengena bagian yang terlalu pahit-sepat.

  3. Letakkan hasil kerokan kulit manggis pada panci.

  4. Tuang 3 gelas air pada panci yang berisi kerokan kulit manggis.

  5. Rebus air kulit manggis hingga mendidih dan aduklah.

  6. Terus didihkan air kulit manggis hingga air tersisa satu gelas, lalu matikan api. Dinginkan hasilnya.

  7. Tuang air kulit manggis yang telah dingin pada gelas dengan cara disaring.

  8. Beri madu secukupnya agar minuman kulit manggis rasa pahit sepat dan getik berkurang dan minuman terasa lebih enak.

Pada prinsipnya penyajian dan pengemasan harus sesuai dengan kebutuhan dan fungsi dari produk olahan pangan tersebut. Selain kualitas dari olahan pangan, tampilan dari penyajian dan pengemasan akan memberikan karakter pada olahan pangan dan memberikan prospek ekonomi yang menguntungkan.

PRAKARYA KELAS 7

BAB V

PENGOLAHAN BAHAN PANGAN BUAH SEGAR MENJADI MAKANAN DAN MINUMAN

Buah-buahan merupakan menu penting makanan sehari-hari kita, karena buah memiliki kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Secara harfiah pengertian dari buah segar adalah bahan pangan yang tidak memerlukan pengolahan sudah dapat dikonsumsi secara langsung.

Karakteristik Buah-buahan

1. Berdasarkan Musim Berbuahnya

  • Buah musiman adalah buah yang hanya ada di waktu musim tertentu. Pada suatu saat berbuah banyak dan pada saat lain tidak berbuah sama sekali.

  • Buah sepanjang tahun adalah jenis buah-buahan yang tersedia sepanjang tahun. Buah ini dihasilkan dari tanaman yang berubah sepanjang tahun tidak tergantung musim. Buah yang dapat kita nikmati kapan saja, yang sepanjang tahun tersedia.

2. Berdasarkan Iklim Tempat Tumbuhnya

  • Buah tropis, buah-buahan dari tanaman yang tumbuh di iklim panas atau tropis dengan suhu udara sekitar 25°C atau lebih.

  • Buah subtropis, buah dari tanaman yang tumbuh di iklim sedang atau di daerah yang mempunyai suhu udara maksimum 22°C.

3. Berdasarkan Proses Pematangannya

  • Buah klimaterik, yaitu buah yang setelah dipanen dapat menjadi matang hingga terjadi pembusukan.

  • Buah non klimaterik, yaitu buah yang setelah dipanen tidak akan mengalami proses pematangan tetapi langsung ke arah pembusukan.

Kandungan dan Manfaat Buah-buahan

Jambu biji memiliki vitamin C empat kali lebih banyak dibandingkan dengan jeruk. Vitamin C berfungsi melancarkan kerja otak dan peredaran darah.

Kandungan lemak nabati yang tinggi dan tak jenuh bermanfaat untuk menurunkan kolestrol LDL (kolestrol jahat) sehingga berguna untuk mencegah stroke, penyakit jantung, darah tinggi dan kanker.

Pepaya memiliki kadar postasium, vitamin C yang tinggi dan vitamin A yang sangat baik untuk mencegah penyakit flu, pilek, dan sangat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.

Kandungan gizi belimbing memiliki banyak vitamin C dan serat yang cukup besar, vitamin A, E dan B kompleks.

1. Teknik Pengolahan Pangan Panas Basah (Moist Heart)

a. Teknik Merebus (Boiling)

Caranya bahan makanan dapat dimasukkan ke dalam cairan yang masih dalam keadaan dingin atau dalam air yang panas.

b. Teknik Merebus Menutup Bahan Pangan (Poaching)

Teknik poaching ialah cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas menutupi bahan makanan yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih (92° – 96°C).

c. Teknik Merebus dengan Sedikit (Braising)

Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan sedikit cairan (kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus) dalam panci tertutup dengan api dikecilkan secara perlahan-lahan.

d. Teknik menyetup/Menggulai (Stewing)

Stewing (menggulai/menyetup) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu banyak dengan api sedang.

e. Teknik Mengukus (Steaming)

Teknik mengukus (steaming) adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih.

f. Teknik Mendidih (Simmering)

Teknik simmering ini adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu, kemudian api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama, di mana di permukaannya muncul gelembung–gelembung kecil.

g. Teknik Mengetim

Teknik mengetim adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan dua buah panci yang berbeda ukuran, Salah satu panci berukuran lebih kecil.

2. Teknik Pengolahan Pangan Panas Kering (Dry Heat Cooking)

a. Teknik Menggoreng dengan Minyak Banyak (Deep Frying)

Pengertian dari deep frying adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak/ lemak yang banyak hingga bahan makanan benar–benar terendam sehingga memperoleh hasil yang kering (crispy).

b. Teknik Menggoreng dengan Minyak Sedikit (Shallow Frying)

Shallow frying adalah mengolah bahan makanan atau proses menggoreng yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit pada wajan datar.

c. Teknik Menumis (Sauteing)

Teknik menumis (sauteing) adalah teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan bahan makanan yang telah dipotong kecil atau diiris tipis yang dikerjakan dalam waktu sebentar dan cepat, diaduk-aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/basah.

d. Teknik Memanggang (Baking)

  1. Memanggang kering

  2. Memanggang dalam oven menambah kelembaban

  3. Memanggang dalam oven dengan menggunakan dua wadah

e. Teknik Membakar (Griling)

Grilling adalah teknik mengolah makanan diatas lempengan besi panas (gridle) atau diatas panci dadar (teflon) yang diletakkan di atas perapian langsung.

3. Teknik Pengolahan Pangan lainnya

  1. Menghaluskan

  2. Mencampur

  3. Menyaring/memeras

  4. Tidak dimasak

Pembuatan Pengolahan Bahan Pangan Buah Segar Menjadi Makanan dan Minuman

1. Tahapan Pengolahan Bahan Pangan Buah-Buahan Menjadi Makanan

a. Perencanaan

  1. Identifikasi Kebutuhan

  2. Ide/gagasan

b. Pelaksanaan

Persiapan

  1. Membeli buah-buahan dan bahan lainnya di pasar. Pilih buah yang masih segar.

  2. Mencuci peralatan yang dibutuhkan sebelum digunakan.

  3. Mempersiapkan bahan: buah (sudah dikupas dan dicuci) dan gula jawa (sudah dicairkan) agar pembuatan rujak lebih cepat.

Bahan-bahan

Bahan Rujak Buah

Bahan buah untuk rujak ulek: jeruk bali, nanas, bengkuang, jambu air, kedondong, dan papaya

Bahan Bumbu Ulek Gula Jawa Kacang

Bahan bumbu ulek gula jawa kacang untuk rujak buah: pisang batu, garam, terasi, cabai rawit, kacang tanah, gula jawa, dan air.

Alat

  • Pisau

  • Cobek

  • Kertas cokelat

  • Kantong plastik

Proses Pembuatan

  1. Kupas semua buah.

  2. Hasil kupasan buah disimpan dengan rapi sesudah dicuci bersih.

Proses Pembuatan Bumbu Gula Jawa Kacang Ulek untuk Rujak Buah

  1. Terasi, garam, cabai dan gula jawa cair ulek hingga halus;

  2. Kacang tanah goreng jangan diulek terlalu halus agar ada rasa sensasi saat memakannya;

  3. Ulek seluruh bahan bumbu sampai menyatu.

Proses Pemotongan Buah

Penyajian dan Pengemasan

Penyajian Rujak Buah dengan Bumbu Ulek Gula Jawa Kacang

  • Rujak disajikan terpisah dari bumbunya.

  • Rujak disajikan dengan disiram bumbu gula jawa.

Pengemasan Rujak Buah dengan Bumbu Ulek Gula Jawa Kacang

Evaluasi

Wadah penyajian digunakan jika kita makan di tempat penjualan. Penggunaan wadah kemasan biasanya untuk makanan yang dibawa pulang oleh pembeli. Penyajian/pengemasan produk pangan telah dilakukan sejak masa lampau.

Biasanya, minuman tradisional tertentu disajikan atau dikemas dengan menggunakan buah itu sendiri, seperti minuman air nira dalam buluh bambu.

PRAKARYA KELAS 7

BAB IV

BUDI DAYA TANAMAN SAYURAN

Jenis-Jenis Tanaman Sayuran

Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang dibudidayakan secara intensif. Budi daya merupakan usaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh dan berkembang biak/ bertambah banyak. Sayuran merupakan bahan pangan asal tumbuhan yang mempunyai kadar air dan serat tinggi. Sayuran banyak mengandung vitamin dan mineralyang dibutuhkan oleh tubuh.

Berikut ini beberapa contoh tanaman sayuran.

  1. Tomat

  2. Bawang Merah

  3. Kangkung

  4. Bayam

  5. Sawi

Sarana Produksi dan Tahapan Budi Daya Tanaman Sayuran

1. Sarana Produksi Budi Daya Tanaman Sayuran

Bahan

  1. Benih atau bibit

  2. Pupuk

  3. Pestisida

  4. Media tanam

  5. Media Tanam Bahan Organik: (1) Arang sekam, (2) Kompos, (3) Sabut kelapa.

Media Tanam Bahan Anorganik

(1) Gel

(2) Pasir

(3) Pecahan batu bata

(4) Spons

(5) Vernikulit dan perlit

2. Tahapan Budi Daya Tanaman Sayuran

Pembibitan

Tahapan pembibitan tersaji pada gambar-gambar berikut :

  1. Semai Benih

  2. Pemeliharaan Benih

  3. Benih yang sudah tumbuh (bibit)/pengecambahan

  4. Tempat pocisan/penyapihan

  5. Hasil penyapihan

  6. Siap pindah tanam ke polibag/lahan

Pengolahan Tanah/Persiapan Media Tanam

Tanah diolah terlebih dahulu hingga siap tanam. Tanah digemburkan dan diberi perlakuan agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman. Penggemburan tanah dilakukan dengan mencungkil tanah menggunakan cangkul atau garpu. Untuk penanaman di polybag, tanah dicampur dengan pupuk. Kamu perlu mengenal jenis tanah yang akan digunakan untuk budi daya.

Penanaman

Penanaman dapat dilakukan dengan penyemaian atau tanpa penyemaian. Jarak tanam tiap benih atau bibit perlu diperhatikan agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Bibit dapat ditanam dalam larikan atau dalam bedengan.

Pemeliharaan

  1. Penyiraman dilakukan agar tanah tetap lembap.

  2. Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak normal.

  3. Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman serta gulma.

  4. Pembumbunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga membentuk gundukan. Hal ini dilakukan untuk tanaman yang ditanam di bedengan.

  5. Pemupukan harus dilakukan dengan tepat cara, jenis, dosis, dan waktu.

  6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), harus dilakukan sesuai dengan jenis serangan, dan dosis yang digunakan harus tepat. Penggunaan pestisida dengan bijak harus diperhatikan agar tidak merusak lingkungan.

  7. Pemasangan ajir atau turus untuk tanaman sayuran yang tumbuh merambat atau berbatang lemah.

  8. Pemanenan

Tahap pemanenan dilakukan pada waktu yang tepat sehingga hasil panen memiliki kualitas yang baik. Perhatikan ciri dan umur panen. Pemanenan biasa dilakukan secara manual. Perlu kehati-hatian saat melakukan pemanenan sehingga kualitas hasil panen tetap terjaga.

Pascapanen

  1. Pengumpulan hasil panen.

  2. Penyortiran dan penggolongan berdasarkan ukuran dan umur tanaman.

  3. Penyimpanan hasil panen di tempat yang bersih dengan kadar airtertentu.

Contoh Tahapan Budi Daya Tanaman Sayuran

  • Menentukan jenis tanaman sayuran yang akan dibudidayakan

  • Menentukan tempat budi daya tanaman sayuran (pekarangan/kebun atau polybag/pot)

  • Membuat jadwal kegiatan budi daya

  • Menyusun kebutuhan sarana dan alat

  • Menentukan tugas tiap individu

2. Persiapan Sarana dan Peralatan

Bahan

  1. Benih kangkung

  2. Pupuk anorganik

  3. Kompos

  4. Pestisida

Alat

  1. Gembor

  2. Cangkul

  3. Kored

  4. Sprayer

3. Tahapan Budi Daya Tanaman Kangkung

  1. Tiga minggu sebelum penanaman tanah diolah dan dicampur pupuk kompos/kandang sebanyak 1 kg/1 m² dan pupuk anorganik (urea) 0,1 kg/1 m².

  2. Pembuatan bedengan dengan ukuran lebar 0,8–1,2 m, panjang 3–5 m, tinggi 15 – 20 cm, dan jarak antar bedeng 50 cm (ukuran bergantung pada lahan yang tersedia.

  3. Bedengan yang siap ditanami.

  4. Penanaman benih kangkung: jarak lubang tanam 20 x 20 cm, sedalam 5 cm. Setiap lubang ditanam 1-2 benih. Untuk kangkung darat sebaiknya ditanam sore hari.

  5. Benih kangkung yang sudah tumbuh.

  6. Pertumbuhan tanaman kangkung.

  7. Pemeliharaan:

  • Penyiraman dilakukan secara teratur kali sehari terutama saat kemarau.

  • Penyiangan setiap dua minggu

  • Pembumbunan 2 minggu setelah tanam.

  • Pemupukan dilakukan 14 hari setelah tanam (HST).

  • Pengendalian OPT dilakukan sesuai dengan serangan yang terjadi. Hama yang biasa menyerang tanaman kangkung antar lain belalang dan ulat

  1. Kangkung siap panen setelah berumur 27 hari.

  2. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong dan menyisakan 2-3 buku tua paling bawah.

  • Panen dilakukan sore hari, dapat dilakukan 2-3 minggu sekali.

  • Banyaknya panen 5–11 kali.

10. Pascapanen

  • Kangkung hasil panen dikumpulkan sebanyak 15–20 batang dalam satu ikatan.

  • Kangkung dicelupkan ke dalam air tawar bersih agar tetap segar.

Alternative Budi Daya Tanaman Sayuran

1. Alternatif Media Tanam

Bahan dan alat

  1. Benih tanaman sayuran

  2. Nutrisi hidroponik

  3. Media tanam yang disterilkan dengan cara direndam air mendidih

  4. Tempat persemaian

  5. Wadah media

  6. Wadah larutan nutrisi.

  7. Rak penyimpanan

  8. Alat pengukur PH dan TDS meter (mengukur kadar nutrisi)

Tahapan Budi Daya Hidroponik

  1. Pembibitan

  2. Persiapan Larutan Nutrisi

  3. Penanaman

  4. Perawatan

  5. Panen

Alternatif Wadah Tanam

Wadah tanam merupakan tempat yang terbatas untuk menampung media dan nutrisi bagi tanaman. Banyak jenis wadah yang dapat digunakan sebagai wadah tanam.

Contoh Tahapan Budi Daya Tanaman Sayuran dengan SIstem Hidropodik

  1. menentukan jenis tanaman sayuran yang akan dibudidayakan,

  2. menentukan sistem hidroponik,

  3. membuat jadwal kegiatan budidaya,

  4. menyusun kebutuhan sarana dan alat, dan

  5. menentukan tugas tiap individu.

2. Persiapan Sarana Produksi

Bahan

  1. Benih pakcoy

  2. Media tanam

  3. Nutrisi tanaman

Alat

  1. Wadah tanaman

  2. Sumbu

  3. Wadah nutrisi

  4. Rak penyimpanan

3. Proses budi daya tanaman sayuran secara hidroponik sederhana (Wick System)

  1. Lubangi wadah tanam dan beri sumbu.

  2. Masukkan sabut kelapa atau zeolit di atas sumbu kemudian tanam benih secara langsung.

  3. Simpan di atas cairan nutrisi. Wadah cairan nutrisi diberi lubang untuk sirkulasi udara. Isi cairan nutrisi seminggu sekali. Makin besar tanaman, frekuensi penambahan cairan makin sering. Nutrisi yang digunakan ialah NPK dengan dosis 3 gram per liter atau nutrisi hidroponik yang sudah jadi.

  4. Susun di rak, letakkan di tempat yang terkena sinar matahari.

  5. Bibit yang sudah tumbuh.

  6. Setelah bibit tumbuh baik, masukkan kerikil secara bertahap untuk menopang batang.

  7. Lakukan pengamatan pertumbuhan tanaman.

  8. Pengendalian serangan OPT secara rutin. Jika terdapat hama atau penyakit, segera tangani. Lakukan pemeliharaan dengan cara menggunting daun atau tanaman yang tumbuh kurang baik.

  9. Pakcoy siap panen umur 45 hari setelah tanam.

  10. Pakcoy hasil panen, satu tanaman dapat mencapai 100 g.

PRAKARYA KELAS 7

BAB III

TEKNOLOGI KONSTRUKSI MINIATUR RUMAH

Mengenal Istilah Teknologi

1. Pengertian dan Perkembangan Teknologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata teknologi mengandung arti (1) metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuanterapan; (2) keseluruhan sarana untuk meyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Jadi teknologi merupakan ilmu pengetahuan terapan untuk mewujudkan kenyamanan dan kemudahan hidup manusia.

Teknologi yang ada saat ini merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi terjadi secara drastis, pesat dan terus menerus hingga kini. Sebagai contoh kita dapat membandingkan tekonologi handphone pertama kali dengan teknologi handphone yang ada saat ini, sungguh sangat berbeda.

Handphone pertama kali hanyalah sebuah alat komunikasi tanpa kabel yang dapat mengirimkan pesan berupa suara dan teks, tapi kini handphone tidak hanya dapat digunakan mengirimkan pesan tetapi dapat digunakan untuk mengambil foto, merekam video, mendengarkan musik, dan mengakses internet dalam hitungan detik.

  1. Teknologi Peralatan Rumah Tangga

  2. Teknologi Produksi

  3. Teknologi Transportasi

  4. Teknologi Komunikasi

  5. Teknologi Konstruksi

1. Perkembangan Teknologi Konstruksi

Ilmu pengetahuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada akhirnya manusia mulai menggunakan bahanbahan olahan hasil rekayasa dari bahan alam maupun industri yang dinilai memiliki kekuatan, keindahan, dan kepraktisan lebih tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan dari alam.

Kemajuan teknologi konstruksi tidak hanya terlihat dari bahanbahan yang digunakan. Alat-alat yang digunakan untuk membuat produk konstruksi pun semakin berkembang pesat. Dulu alat-alat yang digunakan untuk membuat bangunan konstruksi masih bersifat sederhana sehingga membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama.

Infrastruktur pun semakin berkembang pesat. Mungkin dulu kita belum dapat membayangkan adanya jalan layang, bandar udara, gedung apartemen berpuluh-puluh tingkat, menara yang menjulang tinggi dan bentuk-bentuk konstruksi modern lainnya yang membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Jenis-jenis Proyek Konstruksi

Bangunan merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi. Banyak masyarakat mengartikan bangunan adalah rumah, gedung, jembatan atau sarana prasarana lainnya. Pekerjaan proyek konstruksi terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

a. Proyek Konstruksi Bangunan Perumahan atau Permukiman (Residential Construction)

Proyek jenis ini mencakup proyek pembangunan tempat tinggal seperti rumah, perumahan, villa, ataupun apartemen. Kegiatan pembangunan jenis ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara pribadi maupun masal.

b. Proyek Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction)

Konstruksi bangunan gedung ini merupakan tipe pekerjaan atau proyek yang banyak dilakukan, karena tipe proyek seperti ini menekankan pada pertimbangan konstruksi, pertimbangan pada teknologi yang praktis, dan pertimbangan pada peraturan bangunan setempat.

c. Proyek Konstruksi Teknik Sipil (Heavy Engineering Construction)

Pada proyek konstruksi teknik sipil, pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah, baik pemerintah pusat (tingkat nasional) atau pemerintah daerah (kabupaten/kota).

d. Proyek Konstruksi Bangunan Industri (Industrial Construction)

Proyek konstruksi bangunan industri membutuhkan keahlian khusus di bidang perencanaanya, terutama menyangkut desain dan konstruksinya.

3. Fungsi Teknologi Konstruksi

Teknologi konstruksi memiliki fungsi yang sesuai dengan peruntukannya. Salah satu bentuk hasil akhir konstruksi yaitu tempat tinggal. Tempat tinggal berfungsi sebagai tempat berlindung manusia dari segala cuaca. Pada saat ini tempat tinggal dapat berupa rumah tinggal, apartemen, villa, maupun kondotel.

Sementara teknologi konstruksi berfungsi untuk mendukung pekerjaan dan aktivitas manusia, seperti kantor, gedung, toko, dan lapangan. Selain itu, teknologi konstruksi memiliki fungsi untuk mempermudah transportasi dan komunikasi, dalam bentuk konstruksi seperti jalan, jembatan, dan rel kereta.

Membuat Produk Konstruksi Miniatur Rumah

Dalam membuat sebuah produk konstruksi miniatur rumah, hal yang terlebih dahulu diperhatikan adalah mengenal bagian-bagian dasar sebuah rumah.

1. Mengenal Bagian-bagian Dasar Rumah

Rumah merupakan salah satu tempat tinggal yang digunakan manusia untuk berlindung dari pengaruh cuaca ataupun beristirahat dari aktivitas yang dilakukannya di luar. Pada umumnya sebuah rumah memiliki tiga bagian dasar yang harus selalu ada untuk bisa disebut rumah. Bagian-bagian tersebut sebagai berikut.

a. Bagian Bawah/Dasar

Bagian ini terletak di bagian bawah atau disebut juga lantai. Lantai sebuah rumah dapat terbuat dari berbagai macam jenis bahan seperti tanah, keramik, kayu, dll. Hal ini tergantung pada keinginan para pemilik rumah.

b. Bagian Tengah/Ruangan Rumah

Bagian ini terletak di bagian tengah. Bagian ini terdiri dari dinding, pintu, jendela, dan ruangan/kamar. Idealnya sebuah rumah memiliki lima ruangan utama yaitu ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dan dapur.

c. Bagian Atas/Penutup Rumah

Layaknya seperti helm yang melindungi kepala kita dari segala benturan, model dan bahan bagian atas rumah harus kuat dan kokoh.

2. Mengidentifikasi Alat dan Bahan yang Dapat digunakan

a. Alat

b. Bahan

  1. Polistirena/Styrofoam

  2. Korek Api

  3. Stik Es Krim

  4. Kardus

  5. Triplek

  6. Perekat

3. Belajar Teknik Pembuatan Miniatur Rumah

Teknik dasar yang biasa digunakan untuk membuat sebuah miniatur rumah adalah teknik persambungan. Ada dua jenis sambungan yang dikenal secara umum. Kedua jenis tersebut sebagai berikut.

a. Sambungan Tetap (Permanent Joint)

Sambungan tetap merupakan sambungan yang bersifat tetap, sehingga tidak dapat dilepas selamanya, kecuali dengan merusaknya terlebih dahulu. Contoh sambungan ini adalah sambungan dengan paku keling (rivet joint) dan sambungan las (welded joint).

b. Sambungan Tidak Tetap (Semi Permanent)

Sambungan tidak tetap merupakan sambungan yang bersifat sementara, sehingga masih dapat dibongkar pasang selagi masih dalam kondisi normal. Contohnya: Sambungan mur-baut/ulir (screwed joint) dan sambungan pasak (keys joint).

4. Membuat Rancangan Konstruksi Miniatur Rumah

Langkah pertama yang harus kamu lakukan dalam membuat miniature rumah adalah membuat rancangan. Rancangan ini berfungsi sebagai gambaran umum dan pedoman seseorang dalam menghasilkan sebuah karya produk. Rancangan yang kamu buat pada tahap ini meliputi rancangan bentuk atau sketsa dan rancangan pembuatan.

a. Rancangan Bentuk atau Sketsa

Jawablah beberapa pertanyaan berikut untuk dapat mempermudah dalam proses pengerjaan sketsa yang kamu buat.

  1. Apa konsep rumah yang akan kamu buat?

  2. Bagaimana bentuk rumah tersebut?

  3. Berapakah jumlah lantai yang ada pada rumah tersebut?

  4. Bagaimanakah bentuk atap yang akan digunakan?

  5. Bagaimanakah bentuk jendela, pintu, dan lantai yang akan digunakan dan berapakah jumlahnya?

  6. Berapakah ruangan yang akan ada di dalamnya?

  7. Apakah warna yang akan kamu gunakan untuk mempercantik rumah tersebut?

  8. Apa saja hal-hal yang dapat memperindah rumahmu itu?

Rancangan Proses Pembuatan

Rancangan ini meliputi rancangan alat dan bahan yang digunakan serta langkah kerja pembuatannya sesuai dengan gambar sketsa yang telah dibuat sebelumnya.

5. Membuat Konstruksi Miniatur Rumah

a. Menyiapkan Alat dan Bahan

Alat dan bahan harus disiapkan berdasarkan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, penyediaan bahan yang berlebihan dapat dihindari. Oleh sebab itu, sediakanlah bahan yang benar-benar diperlukan.

b. Membuat Miniatur Rumah Berdasarkan Rancangan

Adapun hal-hal yang juga harus diperhatikan dalam tahap proses pembuatan konstruksi miniatur rumah, sebagai berikut.

  1. Alas Maket

  2. Lantai

  3. Dinding

  4. Atap

  5. Pewarnaan

  6. Pemasangan

Berikut ini adalah beberapa teknik yang digunakan dalam pewarnaan bagian-bagian rumah karena setiap bagian memerlukan penanganan khusus.

  1. Pewarnaan jendela, pintu dan ventilasi sebaiknya dirangkai di dinding sebelum dinding dirangkai di lantai. Pengecatan pintu, jendela dan ventilasi bisa menggunakan cat, skotlet atau memprint foto kayu.

  2. Untuk atap bisa menggunakan karton yang diambil lapisan dalamnya, sendok kayu es krim yang dipotong-potong skalatis, ijuk, atau bahan lainnya yang sesuai dengan bentuk atap yang diinginkan dengan tetap mengingat ukuran yang sesuai skala.

c. Melakukan Penyelesaian Akhir (Finishing)

Penyelesaian akhir (finishing) diperlukan untuk mempercantik miniatur rumah.

Di samping itu, sebelum memulai proses pembuatan kamu harus memerhatikan beberapa keselamatan kerja berikut demi keamanan dan kenyaman dirimu maupun orang lain.

  1. Keselamatan diri saat bekerja.

  2. Keselamatan benda yang digunakan saat bekerja.

  3. Keselamatan lingkungan tempat kamu bekerja jangan sampai kotor

  4. Jangan lupa, keselamatan orang lain atau teman kalian jangan sampai menimbulkan kecelakaan.

  5. Gunakanlah sarung tangan untuk mencegah dan melindungi tangan kalian dari benda tajam ataupun lem.

PRAKARYA KELAS 7

BAB II

KERAJINAN TEKSTIL

Nusantara sejak zaman Prasejarah merupakan kawasan yang terdiri atas ribuan pulau. Letaknya diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia – Pasifik. Kepulauan ini sekarang lebih dikenal berdasarkan letak geografis tersebut Indonesia merupakan daerah khatulistiwa, dilintasi embusan angin musim Indo-Australia. Pada generasi muda, kepedulian dan kepekaan terhadap budaya Indonesia perlu ditanamkan sejak dini. Kelestarian budaya Indonesia ke depan tantangannya cukup berat.


Fungsi dan Prinsip Kerajinan Tekstil

Kerajinan merupakan bagian dari seni rupa terapan yang diartikan sebagai proses produksi yang melibatkan keterampilan manual dalam membuat benda-benda kebutuhan hidup yang dirancang untuk tujuan fungsional (kegunaan) serta memiliki nilai keindahan.

Di bawah ini diuraikan berbagai tujuan dari produk kerajinan tekstil.

  • Fungsi penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata sebagai hiasan pada suatu benda atau sebagai pajangan suatu ruang dan tidak memiliki makna tertentu selain menghias. Contohnya hiasan dinding.

  • Fungsi benda pakai, kerajinan yang dibuat berdasarkan tujuan untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari. Contohnya busana, tas, dan aksesoris.

  • Fungsi kelengkapan ritual, kerajinan yang mengandung simbol-simbol tertentu dan berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual. Contohnya ulos. Kain tenun tersebut yang dikenakan saat upacara pernikahan, pemakaman, dan pesta adat lainnya.

  • Fungsi simbolik, kerajinan tekstil tradisional selain sebagai hiasan juga berfungsi melambangkan hal tertentu yang berhubungan dengan nilai spiritual. Contohnya tapestri, tenun, dan batik yang dibuat dengan motif simbolik.

Adapun prinsip kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai hal-hal berikut.

1. Keunikan Bahan kerajinan

Sumber daya alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan tersedia sangat berlimpah. Sumber daya alam yang dihasilkan laut berupa bebatuan, cangkang kerang, sisik ikan, tulang ikan, dan tumbuhan laut. Sedangkan darat memiliki kekayaan alam di antaranya kayu, logam, bebatuan, tanah liat, tumbuhan (serat), dan masih banyak lagi.

Bahan dasar yang digunakan sebagai kerajinan dapat berasal dari bahan alam bahan buatan, bahan limbah organik, dan bahan limbah anorganik. Semua bahan dapat diperoleh dari alam, maupun diolah sendiri, bahkan hingga memanfaatkan bahan limbah yang ada di lingkungan sekitar.

Dalam sejarahnya, istilah ‘ketukangan’ (keahlian tukang) atau perajin, dahulunya merupakan proses kerja para tukang berkembang menjadi ‘kekriyaan’ (craftmanship). Kesadaran material, (material consciousness) adalah kesadaran bekerja melalui dan dengan peralatan yang ada pada kita. Dengan kata lain, kesadaran seorang perajin untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas disertai kepekaan terhadap apa yang terpaut dengan perkakas itu.

Nilai estetik dalam karya kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai dilihat dari aspek bentuk, warna ragam hias dan komposisi. Dari segi bentuk disuguhkan keberanekaragam bentuk sesuai fungsi yaitu sebagai produk hiasan, baik bentuk dua atau tiga dimensi.

Produk kerajinan tapestry dibentuk berdasarkan pada proporsi, komposisi, keseimbangan dan kesatuan, irama, serta pusat perhatian, sehingga dihasilkan produk kerajinan yang harmonis.

4. Unsur Hiasan (Ornament)

Unsur hiasan (ornament) adalah unsur dekorasi yang dibuat dengan berbagai cara di antaranya, dilukis, diukir, dan dicetak.

Ada dua jenis cara penerapan unsur hiasan pada produk kerajinan,

(a) hiasan pada permukaan produk, yaitu hiasan yang dibuat setelah produk kerajinan selesai dibuat,

(b) hiasan terstruktur yaitu pembuatan hiasan dibentuk sejak awal kerajinan dibuat sehingga menyatu dengan produk itu sendiri.

Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil

Jenis rancangan sebuah kerajinan tekstil dapat diwujudkan dalam kesatuan bahan dan teknik. Sebelum menentukan sebuah kerajinan kita harus mengetahui jenis dan krakteristik dari kerajinan tekstil.

Di bawah ini terdapat dua macam teknik dalam pembuatan kerajinan tekstil, yaitu structural dan decorative.

Structural adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari suatu kerajinan tekstil yang dibentuk dari bahan yang dijalin sesuai teknik pembuatannya. Misalnya tas yang dibuat dengan teknik rajut.

Decorative (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan busana yang memberikan efek visual dan memperindah penampilan. Misalnya tas kain katun yang dijahit, lalu diberi hiasan dengan sulam pita.

Proses Produksi Kerajinan Tekstil

Kerajinan tekstil sebagai fungsi hias dibuat dengan tujuan sebagai berikut.

1. Untuk memenuhi kebutuhan.

Perajin telah mempertimbangkan tujuan dari pembuatan produk kerajinan tekstil fungsi hias yaitu untuk penghias. Sementara produk kerajinan tekstil fungsi pakai digunakan sesuai kebutuhan. Contoh hiasan dinding, fesyen, aksesoris, dan elemen estetis interior.

2. Kerajinan tekstil hasil pengembangan

Kerajinan tekstil dengan fungsi hias dapat pula dibuat dengan memodifikasi bahan dan teknik. Para perajin terkadang membuat inovasi pada produk kerajinan mereka yang dinilai telah usang atau membosankan.

a. Tapestri

Para ahli antropologi menyatakan bahwa kegiatan menenun sudah ada sejak 500 SM, terutama di daerah Mesopotamia dan Mesir. Selanjutnya menyebar ke Eropa dan Asia, terutama India, Turki, dan Cina. Oleh sebab itu, wilayah itu sejak dahulu telah dikenal sebagai penghasil permadani yang mendunia, baik dikerjakan dengan manual keterampilan tangan maupun dengan mesin.

Bahan Pembuatan Hiasan Tapestri

  • Benang tipis untuk lungsi

  • Benang tebal untuk pakan

Alat Pembuat Hiasan Tapestri

  • Kayu spanram yang diberi paku untuk benang lungsi

  • Batang kayu

Proses Pembuatan Tapestri

  • Pembuatan lungsi pada pemidangan tenun

  • Memasukkan benang pakan pada lungsi

  • Mengganti warna pakan sesuai motif yang diinginkan

  • Jika ingin menggunakan teknik ria, caranya demikian.

  • Hiasan tenun serat hasil jadi setelah dilepas dari pemidangan

  • Hiasan tenun serat bentuk lain.

b. Batik

Dalam sejarahnya, secara magis pemilihan teknik rintang warna (resist dyeing) pada batik ditujukan untuk mengundang keterlibatan roh pelindung guna menolak pengaruh roh jahat. Para ahli meneliti berdasarkan lukisan-lukisan yang ada pada dinding goa-goa di Indonesia. Kegiatan merintang warna ini sudah dilakukan oleh manusia purba.

Teknik membatik merupakan media yang dapat mempresentasikan bentuk yang lebih lentur, rinci, rajin, tapi juga mudah. Teknik batik tepat untuk mempresentasikan bentuk-bentuk flora, fauna, serta sifat-sifat bentuk rumit lainnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut:

1. Batik Pedalaman (Klasik)

Batik pedalaman adalah pengkategorian batik yang berkembang di masa lalu. Dahulu pembatik-pembatik hanya ditemui di daerah pedalaman. Selain itu, juga tidak sembarang orang dapat melakukan proses pembatikan, sehingga jarang dijumpai di lingkungan masyarakat luas.

2. Batik Pesisir

Batik pesisir adalah batik yang berkembang di masyarakat yang tinggal di luar benteng keraton, sebagai akibat dari pengaruh budaya daerah di luar Pulau Jawa. Selain itu, adanya pengaruh budaya asing seperti Cina dan India, termasuk agama Hindu dan Budha, hal ini menyebabkan batik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka ragam.

merupakan lambang cinta kasih yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). Motif bunga dan tumbuhan memiliki makna untuk selalu menjaga kelestarian alam.

Bahan utama yang digunakan dalam membatik adalah kain katun putih, malam, dan zat pewarna sintetis atau alami.

  • Kain putih

  • Malam/Lilin

  • Zat Pewarna Batik

Canting

Kompor

Dalam proses pembuatan batik dikenal ada tiga teknik, yaitu teknik cap, teknik tulis, serta teknik campuran cap dan tulis. Batik dengan teknik cap diperuntukkan dalam pembuatan batik dengan bentuk pengulangan motif.

Proses pembatikan dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Nganji

Pemberian kanji setelah kain dicuci. Kegiatan pemberian kanji dapat dilakukan sesuai keinginan dan kebiasaan.

2. Ngemplong

Penghalusan permukaan kain dengan cara dipukul-pukul menggunakan alat pemukul dari kayu agar kain tidak kaku dan mudah menyerap malam dan warna.

3. Nyungging

Membuat pola di atas kertas.

4. Njaplak

Menjiplak pola dari kertas ke kain.

5. Nglowong

Memberi lilin/malam pada kain sesuai pola.

6. Ngiseni

Memberi isian motif ke dalam pola besar.

7. Nembok

Penutupan pada bagian-bagian tertentu dengan malam agar tetap berwarna putih saat dilorot.

8. Nyolet

Memberi warna dengan kuas atau kayu dengan ujung spon.

9. Nyelup

Memberi warna pada kain dengan pencelupan.

10. Mopok

Memberi isian pada latar belakang pola.

11. Nglorod

Membuang lilin/malam yang sudah tidak diperlukan lagi agar motif batik terlihat.

12. Nanahi

Memberi isian dengan malam pada latar belakang pola.

Selanjutnya dapat dilakukan pencelupan warna terakhir dan pelorotan.

Sulam biasa disebut juga dengan bordir, adalah hiasan yang dibuat di permukaan kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Saat ini sulam telah dikembangkan dengan pita dan benang nylon yang tebal dan kaku. Kain dan benang yang dipakai untuk sulaman berbedabeda menurut tempat dan negara.

Sejak ribuan tahun yang lalu, kain atau benang dari wol, linen, dan sutra sudah dipakai untuk membuat sulaman. Selain benang dari wol, linen, dan sutra, sulaman moder menggunakan benang sulam dari katun atau rayon.

Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi berikut ini.

  1. Sulam datar, hasil sulaman rata dengan permukaan kain.

  2. Sulam terawang (kerawang), hasil sulaman berlubang-lubang seperti menerawang.

  3. Sulam timbul, hasil sulaman membentuk tekstur di permukaan kain sesuai motif yang dibuat.

Beberapa jenis sulaman yang berkembang kini sebagai berikut.

1. Sulam kepala peniti

Sulam kepala peniti merupakan sulaman dengan tekstur menyerupai kepala jarum pentul yang berukuran kecil. Di Sumatra Barat, jarum pentul tanpa kepala warna tersebut dinamai peniti.

2. Sulam bayang

Sulam bayang merupakan jenis sulaman dengan teknik penempatan kain yang bertindih, kain warna diletakkan pada bagian dalam/bawah kain dasar sedangkan sulaman dilakukan pada bagian atas kain dasar.

3. Sulam renda bangku

Sulam renda bangku merupakan jenis sulam yang memiliki fungsi sebagai renda baju atau taplak dan lainnya. Di buat diatas bangku kecil berukuran bulat, maka disebutlah sulaman renda bangku. Benang yang digunakan cenderung halus dan kecil.

4. Sulam pita

Sulam pita menggunakan pita-pita dengan berbagai ukuran dan ketebalan yang bervariasi. Sulaman ini menggunakan jarum sulam atau jarum kasur yang memiliki lubang benang dengan berukuran besar.

Menjahit adalah sebuah kegiatan menyambungkan dua buah kain dengan menggunakan benang dan jarum. Menjahit selalu dikatakan identik dengan pekerjaan perempuan. Jahit aplikasi merupakan bagian dari teknik menjahit.

Jahit aplikasi adalah tehnik menghias permukaan kain dengan cara menempelkan guntingan kain pada kain yang berbeda warna dengan dasar kain, selanjutnya diselesaikan dengan jahit tangan teknik sulam yang menggunakan tusuk hias feston. Adapun jenis-jenis jahit aplikasi terdiri dari:

1. Jahit aplikasi standart (onlay)

Jahit aplikasi standard (onlay) adalah teknik membuat benda kerajinan tekstil yang dikerjakan dengan cara membuat gambar pada kain,kemudian digunting dan ditempel pada lembaran kain kemudian diselesaikan dengan teknik sulam. Fungsi jahit aplikasi adalah untuk menghias permukaan kain.

2. Jahit aplikasi pada potong sisip (inlay)

Jahit aplikasi potong sisip adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan dengan melobangi bagian dasar kain yang telah digambari motif sesuai dengan rencana. Kain yang sudah berlubang itu pada bagian belakang ditempel kain yang berbeda warna dan diselesaikan dengan tusuk hias festoon dapat juga dengan mesin bordir.

3. Jahit aplikasi pada potong motif

Jahit aplikasi potong motif adalah teknik menghias permukaan kain dengan cara memotong motif yang ada pada kain, kemudian ditempel pada permukaan kain.

4. Jahit aplikasi pada lipat potong

Jahit aplikasi lipat potong adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan dengan tangan atau mesin.

5. Jahit aplikasi pengisian

Jahit aplikasi dengan pengisian adalah teknik menghias permukaan kain yang dikerjakan secara manual atau mesin. Caranya sama seperti pada jahit tindas, bedanya pada penambahan potongan kain yang berbeda warna.

Alat Produksi Jahit Aplikasi

  • Jarum jahit tangan dan jarum sulam

  • Gunting

  • Jarum pentul dan bantalan jarum

  • Tudung jari dan alat pemasuk benang

  • Pemidangan

  • Pensil/kapur jahit

  • Cukil/pendedel jahitan

  • Seterika

Bahan Produksi Jahit Aplikasi

  1. Benang jahit atau benang sulam

  2. Kain bermotif atau polos dan kain felt

Proses Pembuatan Jahit Aplikasi

  1. Buat desain terlebih dahulu dengan menggunakan gambar dengan pensil warna di atas kertas.

  2. Buatlah pita untuk bagian leher dan tempelkan pada dasar kain. Jahit sekeliling kain dasar putih dan tempel pada bantal biru dengan tusuk feston.

  3. Mulailah tempelkan bagian kepala boneka beruang seperti mata, dan hidung.

  4. Buat pola sesuai desain. Gunting pola dan tempelkan pada kain dasar. Jahitlah satu persatu dengan tusuk festoon

  5. Buatlah pita dengan bahan bermotif. Buat kerutan melingkar dua susun. Pada bagian tengah sematkan kancing.

  6. Hasil akhir dari jahit aplikasi dengan bentuk bantal sederhana.

Kemasan Produk Kerajinan Tekstil

Kemasan merupakan sentuhan akhir dari sebuah proses. Pada karya modifikasi kerajinan dari bahan limbah organik, yang perlu diperhatikan adalah ukuran dari karya.

Prinsip desain berkelanjutan tetap terus menjadi prioritas meskipun yang dibuat adalah kemasan, perlu dipikirkan agar kemasa tidak langsung dibuang namun dapat digunakan untuk fungsi lain oleh konsumen. Dengan demikian, penting untuk memikirkan bentu kemasan yang manarik untuk dibuat.

PRAKARYA KELAS 7

BAB I

KERAJINAN SERAT

Bahan serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Menurut kamus bahasa indonesia, serat adalah suatu material yang perbandingan panjang dan lebarnya sangat besar dan molekul penyusunnya terorientasi, terutama ke arah panjang.

Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil. Sayuran dan buah-buahan merupakan makanan berserat tinggi yang sangat baik bagi sistem pencernaan makanan. Serat juga digunakan sebagai bahan baku tekstil. Bahan serat alam dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa bukti sejarah mencatat bahwa bahan serat alam sudah dipergunakan sejak tahun 2640 SM.

  1. Jenis dan Karakteristik Bahan Serat

Bahan serat alam berasal dari alam. Limbah serat alam mudah diurai dalam tanah. Bahan serat alam yang dimaksud adalah bahan organic yang tidak diolah kembali melalui proses dan penambahan bahan kimiawi sehingga keasliannya tetap terjaga dan diutamakan.

Serat yang berasal dari tumbuhan dapat dilihat berdasarkan bagian-bagian tumbuhan. Adapun serat yang berasal dari tumbuhan dapat diklasifikasi menjadi empat sebagai berikut.

a. Serat dari Biji

Tumbuhan memiliki biji yang beraneka ragam. Beberapa biji telah memenuhi persyaratan untuk diolah sebagai bahan serat. Contohnya biji dari pohon kapas dan kapuk. Jenis batang yang menghasilkan serat alam dapat berupa jenis batang yang berkambium ataupun tidak berkambium. Contohnya batang pohon anggrek, melinjo/ganemon, mahkota dewa, beringin, yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf, dan sunn.

b. Serat dari Batang

Setiap tumbuhan memiliki batang. Struktur batang yang dihasilkan tumbuhan tentunya tidak sama satu dengan lainnya. Jenis batang yang menghasilkan serat alam dapat berupa jenis batang yang berkambium ataupun tidak berkambium. Contohnya batang pohon anggrek, melinjo/ganemon, mahkota dewa, beringin, yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf, dan sunn.

c. Serat dari Daun

Tumbuhan yang dapat diolah sebagai bahan serat dari daunnya tidaklah banyak. Namun, banyak orang memanfaatkan serat dari daun sebagai bahan baku produk tekstil. Contohnya serat daun mendong (purun tikus), daun nanas, daun pandan berduri, daun eceng gondok, daun abaka, daun sisal, dan daun henequen.

d. Serat Berasal dari Buah

Tumbuhan yang memiliki buah sangat banyak dan beragam. Namun yang menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi bahan serat alam tidaklah banyak. Buah yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan serat adalah kelapa. Buah kelapa memiliki sabut yang melapisi buah. Sabut tersebut telah banyak digunakan sebagai bahan serat.

Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara-negara Eropa. Serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus, Sifat serat hewan menghangatkan sehingga orang-orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat memanfaatkan serat ini. Di bawah ini dijelaskan penggolongannya

  1. Serat dari Stapel

  2. Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan wol. Contohnya domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna. Rambut hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba.

  3. Serat dari Filamen

Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan. Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong. Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang.

Dari proses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi benang yang disebut pemintalan.

Benang yang sudah dipintal akan digulung menggunakan alat penggulung benang.

Benang diproses dengan pencelupan untuk memperoleh warna yang kuat. Selanjutnya benang dikeringkan.

  1. Penenunan Benang Menjadi Kain

Setelah kering, benang dapat ditindaklanjuti dengan proses penenunan menjadi kain.

Benang yang telah jadi bahan baku dapat digunakan untuk membua makrame dan tapestri, sedangkan kain dapat digunakan untuk membuat kain ikat celup.

  1. Proses Produksi Kerajinan Bahan Serat

Teknik dasar kerajinan tekstil adalah segala cara yang digunakan untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Dengan demikian, penggunaan teknik dasar menjadi tepat sasaran.

Adapun teknik-teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang dapat digunakan untuk memproduksi kerajinan ikat celup, makrame, dan tapestri sebagai berikut.

Teknik menenun dapat digunakan untuk pembuatan produk kerajinan tapestri. Menenun menggunakan alat spanram atau bingkai yang direntangkan benang-benang lungsi sebagai jalur jalannya benang tenunan atau pakan.

Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan (manual) atau mesin jahit. Dalam pembuatan kain ikat celup diperlukan teknik menjahit untuk merintang warna.

Mengikat adalah teknik menyatukan dua benang/lebih membentuk ikatan yang diinginkan. Mengikat dapat pula diartikan menyatukan helaian kain yang satu dengan lainnya menggunakan alat pengikat untuk membentuk pola tertentu. Ikatan ini dapat berupa simpul ataupun pola warna.

  1. Produk dan Proses Kerajinan Bahan Serat

Dalam pembuatan produk kerajinan perlu memahami dahulu seperti apa membuat karya yang berkualitas, maka dalam proses penciptaannya harus mengacu pada persyaratan. Adapun syarat-syarat perancangan benda kerajinan sebagai berikut.

Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh mangkuk untuk wadah sayur.

Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.

Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.

Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contoh piring dari serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi cat pelapis/pewarna yang dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.

  1. Keindahan (Aestetic)

  2. Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih dibanding benda yang biasa-biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya dari bentuk, hiasan atau ornamen, dan bahan bakunya.

Ada pula serat buatan yang dihasilkan dari berbagai bahan campuran, yang juga menghasilkan produk kerajinan yang kreatif seperti kain. Identifikasilah di daerah tempat tinggalmu, adakah serat alam tumbuhan atau hewan serta serat buatan yang ada di daerahmu. Produk kerajinan apa yang dihasilkan dari ketiga bahan tersebut?

Produk Kerajinan Serat Tumbuhan

Pernahkah kamu melihat kerajinan yang menggunakan bahan dasar daun. Daun yang digunakan sebagai produk kerajinan disebut dengan serat alam. Serat alam yang biasa digunakan di antaranya daun eceng gondok, daun pandan, daun jagung, daun pisang atau pelepah pisang, daun kelapa/janur, daun lontar, daun pandan, dan daun pohon gebang.

Di bawah ini merupakan bahan serat alam dari tumbuhan yang dapat diolah menjadi produk kerajinan. Pengolahan yang dilakukan cukup sederhana yaitu dikeringkan secara alami dengan sinar matahari langsung.

  1. Serat pelepah pisang

  2. Serat daun pandan

  3. Serat eceng gondok

Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan produk kerajinan tangan yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja, dan tempat lampu.

  1. Alat Produksi Kerajinan Serat Tumbuhan

Alat yang digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan serat alam cukup banyak. Peralatan digunakan sesuai kebutuhan. Ada pula peralatan berat yang diperlukan dalam pembuatan kerajinan tertentu, seperti mesin jahit, mesin tenun, mesin pemisah sabut kelapa, dan aneka mesin lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan bahan serat alam.

  1. Produk Kerajinan dari Serat Tumbuhan

Bahan serat alam yang berasal dari serat/sabut kelapa dapat diproduksi sebagai keset, atau bahkan sebagai isi bantal. Bahan serat alam dari daun/pelepah pisang, pandan, atau eceng gondok dapat diproduksi menjadi berbagai bentuk kerajinan yang memiliki fungsi pakai dan juga fungsi hias dengan menggunakan teknik anyam.

  1. Produk Kerajinan Serat Hewan

Serat hewan yang biasa dibuat untuk bahan dasar kerajinan adalah bulu domba, serat ulat sutra, bulu biri-biri, dan kulit hewan. Bulu domba memiliki ketebalan yang cukup untuk dibuat kerajinan fesyen seperti syal, baju hangat, kaos kaki, rompi, topi, sepatu, dan tas. Ada pula yang dibuat menjadi sarung bantal kursi, dan taplak.

Di bawah ini merupakan bahan serat dari hewan yang dapat diolah menjadi produk kerajinan. Pengolahan yang dilakukan cukup sederhana yaitu dikeringkan secara alami dengan sinar matahari langsung.

  1. Serat wol dari bulu domba

  2. Serat sutra dari kepompong ulat sutera

  3. Serat dari bulu alpaca

  1. Alat Produksi Kerajinan Serat Hewan

Peralatan yang dapat digunakan untuk mengolah daun atau serat alam. a. gunting, b. alat pencukur bulu, c. baskom dan d. jarum jahit.

  1. Produk Kerajinan dari Serat Hewan

Mesin yang dapat digunakan untuk mengolah serat hewan

  1. mesin pemintalan

  2. Mesin penggulung benang hasil pemintalan.

Kain sutra sendiri masih dapat diolah kembali menjadi berbagai produk kerajinan lainnya, misalnya batik, kain ikat celup, busana, dan syal.

Bahan serat hewan dapat diproduksi menjadi berbagai bentuk kerajinan yang memiliki fungsi pakai dan fungsi hias dengan menggunakan teknik jahit, tenun, dan rajut.

  1. Kemasan Produk Kerajinan Bahan Serat

Dilihat dari fungsinya, kemasan memiliki empat fungsi utama, yaitu :

  1. menjual produk,

  2. melindungi produk,

  3. memudahkan penggunaan produk, dan

  4. memperindah penampilan produk.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA