Berapa lama tokek bertambah panjang

Banyak jenis kadal yang dapat melepaskan ekor mereka untuk menghindari predator dan menumbuhkan kembali bagian tubuh itu. Selama bertahun-tahun para ilmuwan telah berusaha mencari tahu bagaimana hewan tersebut meregenerasi ekor mereka.

Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Comparative Neurology akhirnya berhasil mengungkap bagaimana tokek--salah satu jenis kadal, bisa meregenerasi ekornya. Dalam penelitian tersebut, periset dari University of Guelph di Ontario, Kanada, menemukan sel induk yang berperan dalam kemampuan tokek menumbuhkan kembali ekor yang telah putus. Penemuan ini memiliki implikasi untuk mengembangkan pengobatan cedera tulang belakang pada manusia. 

Baca juga: Dokter Temukan Tokek Hidup dalam Saluran Telinga Seorang Pria China

Tak seperti mamalia, ekor kadal mengandung sumsum tulang belakang. Penulis utama studi, Profesor Gilbert, M.K. Vickaryous menemukan bahwa sumsum tulang belakang pada ekor tokek mengandung sejumlah besar sel induk dan protein yang diketahui dapat mendukung pertumbuhan sel induk. 

"Kami tahu bahwa sumsum tulang belakang tokek dapat beregenerasi, tapi kami tidak tahu sel mana yang memainkan peran kunci,"ujar Vickaryous.

Sementara itu, kata Vickaryous, manusia terkenal buruk dalam mengatasi cedera sumsum tulang belakang. Karena itu dia berharap timnya dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dari tokek untuk membantu sumsum tulang belakang manusia agar dapat memperbaiki dirinya sendiri. 

Baca juga: Spesies Tokek Baru Ini "Menelanjangi" Dirinya Ketika Merasa Terancam

Tokek sanggup menumbuhkan kembali ekor baru dalam waktu 30 hari, lebih cepat dari jenis kadal lainnya. 

Di alam liar, mereka melepaskan ekor ketika tertangkap oleh predator. Potongan ekor itu terus bergeliat, mengalihkan perhatian predator cukup lama sehingga tokek bisa belarikan diri. 

Di laboratorium, Vickaryous membuat simulasi ini dengan mencubit ekor tokek sehingga ia melepaskannya. Saat lepas, bagian pangkal ekor mulai memperbaiki dirinya sendiri, hingga pada akhirnnya membentung jaringan dan sumsum tulang belakang baru. Dalam studi ini, Vickaryous bersama mahasiswa PhD, Emily Gilbert, menyelidiki apa yang terjadi pada tingkat sel sebelum dan sesudah pelepasan. 

Baca juga: Tokek Inspirasi Ilmuwan Kembangkan Alat Pemanjat Ini

Keduanya menemukan bahwa sumsum tulang belakang mengandung jenis sel induk khusus yang dikenal sebagai sel Radial glial. Sel induk ini, normalnya cukup tenang. 

"Tapi ketika ekor lepas, semuanya berubah sementara," kata Vickaryous. "Sel itu memproduksi protein berbeda dan mulai berkembang biak lebih banyak dalam menanggapi cedera. Akhirnya, mereka membentuk sumsung tulang belakang baru. Ketika luka sembuhdan sumsum tulang belakang dipulihkan, sel kembali ke keadaan istirahat."

Di sisi lain, manusia merespon cedera sumsum tulang belakang dengan membentuk jaringan parut ketimbang jaringan baru. Jaringan parut menutup luka dengan cepat, tapi menutup luka mencegah regenerasi. 

"Luka memang sembuh dengan cepat, tapi dalam jangka waktu lama akan menjadi masalah," ujarnya. 

Baca juga: Spesies Tokek Ekor Gendut Ditemukan di Queensland

Vickaryous menambahkan, inilah yang mungkin menjadi penyebab keterbatasan kemampuan kita dalam memperbaiki sumsum tulang belakang. "Kita tak memiliki jenis sel kunci yang dibutuhkan," ujarnya. 

Studi ini termasuk dalam serangkaian penyelidikan tentang kemampuan regeneratif sistem saraf pusat tokek. Langkah selanjutnya adalah meneliti bagaimana tokek mampu membuat sel otak baru, kata Vickaryous.

"Tokek mampu menumbuhkan banyak jaringan di seluruh tubuh mereka, menjadikannya model ideal untuk mempelajari penyembuhan luka dan pengembangan kembali jaringan. Kita dapat belajar banyak dari mereka."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Pilihan

KOMPAS.com — Dengan iming-iming akan mendapatkan keuntungan besar, seorang pemuda bernama Firdaus (21) dalam satu tahun terakhir telah menggeluti bisnis jual beli binatang yang kabarnya dapat menyembuhkan HIV/AIDS itu.

"Saya sudah 1 tahun bisnis tokek. Awalnya saya kenal sama seseorang bernama Mat Nur, lalu kita diskusi bagaimana caranya dapat duit banyak. Terus saya dengar tokek harganya mahal, ya udah sejak itu saya cari tokek dan saya jual-beliin deh," kata Firdaus saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Kawasan Cipete Selatan, Jakarta, Jumat (25/9).

Untuk memelihara tokek-tokek itu, Firdaus mengaku tidak pernah mengalami kesulitan. Pasalnya, memelihara tokek, menurutnya, tidaklah sulit. Selain itu, ongkos makan juga tidak mahal. "Ternak tokek sebenarnya gampang. Satu minggu kita cuma kasih dia makan jangkrik seharga Rp 5.000 sebanyak dua kali. Artinya satu tokek seminggu biaya makannya Rp 10.000," katanya.

Jumlah tokek yang dimiliki Firdaus saat ini delapan ekor. Dari delapan tokek yang dimilikinya, berat maksimal adalah 2 ons, sedangkan yang paling ringan 1 ons. Meski telah 1 tahun berbisnis tokek, Firdaus mengaku belum pernah merasakan menjual tokek dengan harga yang fantastis. Harga tertinggi yang pernah didapatkan hanya Rp 2 juta. Ini karena tokek yang dimilikinya hanya memiliki berat maksimal 2 ons.

"Susah cari tokek yang besar. Tokek besar banyaknya di daerah, kalau di Jakarta jarang. Paling ada kecil-kecil," katanya. Harga tokek bervariasi. Sementara itu, mengenai harga jual tokek di pasaran, menurut pria bujang ini, tergantung berat tokek itu sendiri. Semakin besar atau berat tokek, harganya makin mahal.

"Kalau tokek ukuran 1 ons di pasaran bawah (bukan harga dari eksportir) Rp 100.000, kalau tokek 1,5 ons Rp 200.000, tokek ukuran 2 ons Rp 500.000 sampai Rp 2 juta. Tokek 2,5 ons harganya antara Rp 5 juta dan Rp 30 juta," paparnya.

Menurutnya, harga tokek mulai beranjak tinggi jika memiliki berat di atas 3 ons. Harga tokek dengan berat 3 ons sendiri, menurutnya, memiliki harga dari Rp 30 juta hingga Rp 100 juta-an, sedangkan tokek dengan berat 3,5 sampai 4 ons biasa dihargai dengan Rp 100 juga hingga Rp 800 juta. "Harganya bervariasi karena tiap bos beda harganya," ujarnya.

Binatang sensitif 

Lebih lanjut, Firdaus mengatakan, tokek merupakan jenis binatang yang cukup sensitif. Reptil yang masuk golongan cicak besar, suku Gekkonidae, ini gampang stres.

"Kalau dibawa pindah dari satu tempat ke tempat lain akan kelihatan. Pernah teman saya bawa dari Padang ke Jakarta buat dijual. Dari Padang beratnya 7 ons. Eh pas sampai Jakarta beratnya turun jadi 2 ons. Ternyata pas ditanya ke orang yang ngerti, itu gara-gara stres. Malah yang lebih parah lagi, teman saya bawa (tokek) dari Tanah Abang (Jakarta Pusat) ke Pasar Minggu. Eh pas sampai tujuan tokeknya mati. Akhirnya gagal dijual," ungkapnya.

Menurut Firdaus, tokek adalah binatang yang sejak dulu dikenal dapat menjadi obat. Daging tokek, menurutnya, dipercaya banyak orang merupakan obat gatal. Begitu juga dengan darah dan empedu tokek.

"Konon, empedu tokek yang sudah jadi kristal bisa jadi obat apa aja. Itu biasanya kalau tokeknya sudah 4 ons beratnya. Terus, tokek juga katanya bisa jadi obat HIV/AIDS, tapi enggak tahu apanya. Ada yang bilang darahnya, dagingnya, lidahnya," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Berapa panjang maksimal tokek?

Tokek memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada cecak. Panjang total mencapai (30 cm), hampir setengahnya adalah panjang ekornya.

Tokek bisa tumbuh sebesar apa?

Misalnya pada ukuran tubuhnya, tokek umumnya memiliki ukuran yang lebih panjang dan lebih besar ketimbang cecak dengan panjang sekitar 17-35 cm.

Berapa lama tokek bisa hidup?

Tokek Leopard: 15 tahunTokek / Lama hidupnull

Apakah tokek perlu air minum?

Beri air bersih untuk tokek setiap hari. Tokek dapat menggunakannya untuk minum dan/atau mandi. Kebanyakan tokek lebih suka minum tetesan air yang terbentuk dari penyemprotan sehari-hari daripada dari mangkuk. Selalu berikan air yang diklorinasi untuk tokek.