Bagaimanakah struktur media yang baik untuk penyemaian tanaman sayuran

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Selamat Sore kawan, pada artikel kali ini saya akan membahas media persemaian horltikultura. Media persemaian adalah tempat untuk menumbuhkan benih atau biji menjadi bibit tanaman yang siap untuk dipindahkan ke lapangan. Ada banyak tanaman yang dibudidayakan melalui tahap penyemaian terlebih dahulu.
Jika ingin menanam buah di halaman rumahmu atau dimanapun, maka kamu perlu memperhatikan cara terbaik pembibitannya, karena jika melakukan kesalahan dalam pembibitan, maka tanaman buah akan sulit untuk tumbuh, apalagi berbuah. Maka anda perlu memiliki metode khusus untuk melakukan pembibitan tanaman buah. Hal ini penting, karena pembibitan tanaman adalah suatu proses penanaman bibit mulai dari bentuk biji hingga menjadi tanaman bayi dengan munculnya tunas akar dan beberapa daun kecil menjadi kecambah, yakni yang dilakukan selama beberapa hari, sehingga akhirnya bisa ditanam kembali untuk pertumbuhan tanaman buah hingga dewasa dan berbuah.

Tujuan utama penyemaian benih adalah untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Baik itu melindunginya dari cuaca ataupun gangguan lainnya.

Tanaman yang memerlukan tahap penyemaian biasanya yang mempunyai siklus panen menengah hingga panjang dan memiliki benih yang kecil-kecil. Untuk tanaman dengan siklus panen cepat seperti bayam dan kangkung, tahap penyemaian menjadi kurang ekonomis. Sedangkan untuk tanaman yang memiliki biji besar, sebaiknya ditanam dengan ditugal. Tanaman yang berbiji besar relatif tahan terhadap kondisi lingkungan karena didalamnya telah terkandung zat yang berguna menopang awal pertumbuhan. Beberapa jenis hortikultura yang biasa disemaikan antara lain tomat, cabe, sawi, selada dan sebagainya.

Proses penyemaian memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan. Untuk itu diperlukan tempat persemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat persemaian bisa dibuat permanen ataupun sementara. Media persemaian bisa berupa tray, tercetak, polybag atau bedengan biasa. Berikut ini tahapan-tahapan mempersiapkan media persemaian.

Menyiapkan media tanam

Hal pertama yang harus disiapkan adalah media tanam. Sebagai tempat benih/biji berkecambah media tanam ini harus terjamin dari segi ketersedian nutrisi, kelembaban dan struktur baik. Media persemaian yang alami terdiri dari campuran tanah dan bahan-bahan organik yang memiliki kandungan hara tinggi. Selain itu ketersediaan air dalam media persemaian harus mencukupi atau tingkat kelembaban yang relatif lebih tinggi dari areal tanam biasa.

Tanah yang baik untuk media persemaian diambil dari bagian atas [top soil]. Sebaiknya ambil tanah dengan kedalaman tidak lebih dari 5 cm. Tanah yang baik merupakan tanah hutan, atau tanah yang terdapat di bawah tanaman bambu. Tanah tersebut memiliki karakteristik yang baik, terdiri dari campuran lempung dan pasir. Lempung benrmanfaat sebagai perekat media tanam sedangkan pasir bermanfaat untuk memberikan porositas yang baik.

Untuk memperkaya kandungan hara bisa ditambahkan dengan pupuk organik. Bisa berupa pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Hal yang penting adalah haluskan pupuk tersebut dengan cara diayak. Struktur yang kasar tidak baik untuk pertumbuhan benih/biji yang baru berkecambah karena perakarannya masih terlalu lembut.

Campurkan bagian tanah dan pupuk organik dengan rasio 1:1. Atau bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Cirinya, setelah dicampurkan ditambah air teksturnya bisa solid [bisa dikepal tidak ambrol] namun tidak becek.

Membuat media persemaian berbentuk tray/polybag/cetak

  • Campurkan tanah bagian atas [top soil] dengan pupuk organik [pupuk kompos atau pupuk kandang yang telah matang] komposisinya 1:1.
  • Untuk persemaian tray, masukkan campuran media tanam tersebut kedalam tray, padatkan secukupnya agar media bisa mencengkrap tanaman. Tray sudah siap untuk media tanam.
  • Untuk persemaian polybag, campurkan media tanam yang telah dibuat dengan arang sekam dengan komposisi 1:1. Ambil polybag dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran bibit tanaman. Media persemaian polybag siap untuk ditanami.
  • Untuk persemaian cetak, siram campuran media tanam yang telah dibuat tersebut dengan air secukupnya. Air berfungsi untuk menyolidkan campuran agar mudah dibentuk dan tidak ambrol. Kemudian gunakan cetakan untuk membentuk adonan menjadi bentuk kotak-kotak kecil. Lubangi bagian atas kotak-kotak tersebut sedalam 1-2 cm untuk memasukkan benih. Media persemaian siap ditanami.

Membuat media persemaian berbentuk bedengan

  • Campurkan tanah bagian atas [top soil] dengan pupuk organik dengan komposisi 1:1.
  • Kemudian bentuk bedengan dan letakan campuran tadi diatas permukaan bedengan. Ketebalan campuran hendaknya 5-7 cm, ketebalan ini optimal untuk tanaman yang baru tumbuh.
  • Siram bedengan dengan air secukupnya dan tebarkan benih di atas bedengan tersebut.
  • Buat tiang penyangga atau bambu yang dilengkungkan, kemudian tutup bedengan dengan paranet.
  • Penutup bedengan bisa dibuat permanen dengan paranet, atau dibuat dengan sistem tutup buka dengan plastik bening. Sistem tutup buka berguna pada musim hujan agar tanaman tidak terkena kucuran air hujan secara langsung. Benih yang cocok disemaikan di persemaian tipe bedengan adalah sayuran daun bersiklus pendek seperti sawi, caisim, pakchoi, dll.

LANGKAH LANGKAH PROSES PEMBIBITAN

  1. Rendam bibit buah ke dalam air selama 24 jam.
  2. Sediakan media pot atau polybag berlubang.
  3. Isi pot dengan campuran tanah dengan pupuk kandang atau pupuk kompos.
  4. Tanamkan bibit dalam media tanam dengan kedalaman berbeda, ada yang mencapai 10 cm dan 5 cm. Idealnya anda bisa menanam bibit buah masuk kedalam tanah dan tidak terlalu dalam.
  5. Lalu siram hingga lembab dan letakkan pot bibit tersebut pada tempat teduh dan sejuk.
  6. Lakukan penyiraman sekali seminggu.
  7. Bibit juga perlu diberi pupuk NPK sebanyak 1 gram setiap minggu, dan lakukan penyemprotan pestisida agar tidak terserang penyakit.
  8. Bersihkan media tanam jika terlihat kotor dan tumbuh gulma dengan cara mencabutnya perlahan tanpa merusak bibit.
  9. Selanjutnya anda bisa menunggu pertumbuhan bibit hingga akhirnya bertunas dengan munculnya akar dan beberapa jumlah daun. Maka setelah tunas tersebut terlihat memiliki batang kuat, anda bisa memindahkannya ke tempat lain, baik di lahan terbuka ataupun dalam pot.

Selain dalam polybag, anda bisa melakukan pembibitan tanaman buah dengan penyemaian benih agar menghasilkan tanaman subur yang cepat berbuah dan lebat. Cara penyemaian bibit ini bisa dilakukan dengan cara:

  1. Siapkan tempat persemaian bibit diatas tanah dengan lebar dan panjang yang sesuai dengan jumlah bibit, lalu buat bedengan dari campuran humus dan pupuk kandang atau kompos.
  2. Sebarkan bibit buah ke atas bedengan secara merata dan beri sedikit jarak agar tumbuh baik.
  3. Pada musim kemarau, bedengan perlu ditutup dengan plastik atau karung goni agar tetap berada dalam kelembaban, dan perlu diberi naungan ketika musim hujan agar tidak merusak pembibitannya.
  4. Rawat bibit tersebut dengan penyiraman cukup, pemupukan dan penyemprotan pestisida, maka tunggu hingga bibit berkecambah dengan tumbuh akar dan daun. Selanjutnya tanaman buah dapat dipindahtanamkan ke lahan lain.

Demikian sedikit artikel tentang membuat media persemaian horltikultura. semoga bermanfaat.. ^_^

Video yang berhubungan

TEKNIK PENYIAPAN MEDIA TANAM

Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Jenis-jenis media tanam sangat banyak dan beragam. Apalagi dengan berkembangnya berbagai metode bercocok tanam, seperti hidroponik dan aeroponik.

Syarat media tanam yang baik

Ø Media tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Lewat media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai pengganti tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman.

Ø Media tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

Ø Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga sanggup menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga akar tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh. Apabila media terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun tanaman akan terlalu mudah tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan untuk tumbuh.

Ø Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang baik. Media tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa membuang kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar materialnya. Media tersebut tersebut bisa ditembus air, sehingga air tidak tergenang dalam pot atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan dan mempertahankan kelembaban.

Ø Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam.

Ø Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman. Media tanam tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari bibit penyakit.

Bahan-bahan media tanam organik

Ada banyak ragam material yang bisa dimanfaatkan untuk membuat media tanam mulai dari yang alami hingga yang sintetis. Namun dalam kesempatan kali ini kami hanya akan membatasi pada beberapa bahan organik yang banyak tersedia di alam, murah dan gampang pembuatannya.

a.    Tanah (bahan utama)

Tanah yang baik untuk media tanam sebaiknya diambil dari lapisan bagian (top soil). Secara umum terdapat dua tipe tanah yaitu yang harus diperhatikan yakni tanah pasir dan tanah lempung. Tanah yang berpasir memiliki kemampuan drainase yang baik, cepat mengalirkan air namun kelemahannya tanah tersebut buruk dalam menyimpan air sebagai cadangan. Sedangkan tanah lempung lebih sulit ditembus oleh air sehingga akan membuat air tergenang dalam media tanam. Tanah yang baik untuk media tanaman tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu lempung, melainkan harus gembur.

b.    Kompos atau humus

Kompos merupakan bahan organik yang berfungsi sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Kompos yang digunakan untuk media tanam adalah kompos padat, silahkan baca jenis dan karakteristik pupuk kompos. Hampir semua jenis kompos padat bisa digunakan sebagai bahan baku media tanam.

Penambahan bahan-bahan organik seperti kompos atau humus pada media tanam bisa memperbaiki struktur fisik tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kompos yang ditambahkan sebaiknya berupa kompos yang telah matang. Kompos yang belum matang berpotensi mendatangkan hama dan penyakit. Selain itu unsur haranya sulit diserap tanaman karena belum terurai secara penuh.

Selain kompos, bisa juga memanfaatkan humus yang didapatkan dari hutan. Tanah humus memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Bila lokasi anda dekat dengan hutan, tanah humus bisa dicari dengan mudah. Tempat-tempat terbaik adalah disekitar tanaman pakis-pakisan.

Unsur bahan organik lain juga bisa digunakan sebagai pengganti kompos atau humus seperti pupuk kandang atau pupuk hijau. Hanya saja perlu digarisbawahi, sebaiknya gunakan pupuk kandang atau hijau yang telah matang benar dan teksturnya sudah berbentuk granul seperti tanah. Penggunaan pupuk kandang yang belum matang beresiko membawa hama dan panyakit pada tanaman.

c.    Arang sekam atau sabut kelapa

Arang sekam merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi. Arang sekam berguna untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah. Penambahan arang sekam pada media tanam akan memperbaiki struktur media tanam karena mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh pada pergerakan air, udara dan menjaga kelembaban.

Manfaat arang sekam adalah bisa menetralisir keasaman tanah, menetralisir racun, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, merangsang pertumbuhan mikroba yang menguntungkan bagi tanaman, menjadikan tanah gembur sehingga memperbaiki drainase dan aerasi tanah. Arang sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.

Selain arang sekam, bisa juga digunakan sisa-sisa sabut kelapa (coco peat). Sabut kelapa mempunyai sifat seperti arang sekam. Media tanam sabut kelapa cocok digunakan di daerah yang kering dengan curah hujan rendah. Sabut diambil dari bagian kulit kelapa yang sudah tua.

Cara membuat media tanam organik

Berikut ini cara-cara membuat media tanam polybag atau pot dengan menggunakan bahan baku yang telah diterangkan di atas. Untuk membuat media tanam yang baik diperlukan unsur tanah, bahan pengikat atau penyimpan air dan penyedia unsur hara. Bahan baku yang akan digunakan dalam tutorial berikut adalah tanah top soil, kompos dan arang sekam. Berikut langkah-langkahnya:

ü Siapkan tanah yang terlihat gembur dan subur, lebih baik diambil dari bagian paling atas. Kemudian ayak tanah tersebut hingga menjadi butiran-butiran halus. Usahakan tanah dalam keadaan kering sehingga tidak menggumpal. Tanah yang menggumpal akan menyebabkan bahan-bahan tidak tercampur dengan merata.

ü Siapkan kompos yang telah matang, bisa dari jenis kompos biasa, bokashi atau kompos takakura. Ayak kompos atau humus tersebut sehingga menjadi butiran halus.

ü Siapkan arang sekam, silahkan baca cara membuat arang sekam.

ü Campurkan tanah, kompos, dan arang sekam dalam sebuah wadah. Komposisi campuran adalah 2 bagian tanah, 1 bagian kompos dan 1 bagian arang sekam (2:1:1). Aduk hingga merata.

ü Siapkan pot atau polybag, masukkan campuran tersebut kedalamnya. Media tanam sudah siap digunakan.

Sekadar catatan, ketiga bahan baku tersebut bisa juga dicampur dengan komposisi 1:1:1 atau 2:1:1. Mana yang terbaik bagi Anda, tentunya tergantung dari jenis tanaman dan ketersediaan sumber daya. Mengenai hasil, beberapa penelitian menunjukkan hal yang berbeda. Lebih baik mencobanya secara try and error.

Media tanam sangat berguna apabila kita ingin menanam sayuran dalam polybag atau pot. Metode seperti ini cocok diterapkan di lahan yang terbatas atau lahan sempit. Berikut ini contoh penerapan budidaya sayuran dalam polybag.

Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porous (gembur) dan subur (kaya unsur hara). penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan.

Lakukan sterilisasi pada pupuk kandang sebelum digunakan untuk campuran media. kegiatan ini bertujuan untuk membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji gulma, nematoda dan serangga tanah. sterilisasi dapat dilakukan dengan uap air panas atau perebusan dengan menggunakan drum minyak tanah (isi 200 l). drum diisi setengahnya, kemudian dipanaskan di atas tungku. setelah air mendidih pupuk kandang dalam karung bekas dimasukkan ke dalam drum (direbus selama 0,5-1 jam).

Ciri-ciri media tanam siap dipergunakan untuk pembibitan, yaitu;

1.   Tidak memiliki bau asal pupuk kandang

2.   Tidak terasa panas lagi sebagai bukti fermentasi dan penguraian telah berlangsung sempurna

3.   Warna media telah memiliki warna hijau lumut atau warna kehitaman.

Mengenal Unsur Hara Kebutuhan Tanaman

Tanaman memerlukan unsur hara yang lengkap agar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produk yang berkualitas. Pemenuhan unsur hara kebutuhan tanaman merupakan hal yang mutlak dilakukan, karena ketersediaan unsur hara di alam sangat terbatas, dan semakin berkurang karena telah terserap oleh tanaman.

Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat digolongkan dalam 2 bagian besar, yaitu :

A. Unsur hara makro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar.

Unsur hara yang tergolong unsur hara makro adalah :

  • Nitrogen (N)
  • Phosfor (P)
  • Kalium (K)
  • Sulfur/belerang (S)
  • Calsium (Ca)
  • Magnesium (Mg)

B. Unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan bervariasi tergantung jenis tanaman.

Yang tergolong unsur hara mikro antara lain adalah :

  • Klor (Cl)
  • Zat besi (Fe)
  • Mangan (Mn)
  • Tembaga (Cu)
  • Seng (Zn)
  • Boron (B)
  • Molibdenum (Mo)

Berikut ini akan dijabarkan satu persatu mengenai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meliputi unsur hara makro dan unsur hara mikro.

1. NITROGEN (N)

  • Merupakan unsur hara makro, dan mutlak dibutuhkan oleh tanaman.
  • Merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman secara keseluruhan, khususnya pertumbuhan akar, batang dan daun.
  • Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) yang sangat penting untuk melakukan proses fotosintesis.
  • Berperan dalam pembentukan protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

   Gejala tanaman yang kekurangan unsur Nitrogen :

  1. Pertumbuhan tanaman berjalan lambat
  2. Tanaman kurus dan kerdil
  3. Daun hijau kekuningan, pendek, kecil dan tegak
  4. Daun yang sudah tua berwarna hijau muda, kemudian berubah kuning dan layu.
  5. Bila sempat berbuah, buahnya akan kerdil, cepat masak lalu rontok.

    Pengaruh kelebihan unsur Nitrogen pada tanaman antara lain :

  1. Menghasilkan tunas muda yang kurang baik/lemah.
  2. Produksi biji-bijian berkurang
  3. Memperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian
  4. Mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan tanaman, sebab akan mengikat unsur hara lain, sehingga unsur nitrogen menjadi sulit diserap tanaman.
  5. Pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien
  6. dan tidak efisien

2. PHOSFOR (P)

  • Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda.
  • Merupakan bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
  • Membantu proses asimilasi dan pernapasan tanaman.
  • Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah.

   Gejala kekurangan unsur Phosfor adalah :

  1. Seluruh warna daun berubah menjadi lebih tua dan sering tampak mengkilap kemerahan.
  2. Tepi daun, cabang dan batang akan berwarna merah keunguan yang lambat laun akan berubah menjadi kuning dan kemudian layu.
  3. Jika tanaman berbuah, buahnya akan kecil, mutunya jelek, dan cepat masak.

3. KALIUM (K)

  • Berfungsi membantu pembentukan protein dan karbohidrat
  • Memperkuat tanaman sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah rontok/gugur.
  • Salah satu sumber daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

   Gejala kekurangan unsur Kalium adalah :

  1. Daun tua akan mengkerut dan keriting
  2. Pada daun akan timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan mengering dan mati.
  3. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya sedikit dan tidak tahan simpan.

Bagaimanakah struktur media yang baik untuk penyemaian tanaman sayuran

Gambar 5. Tanaman yang kekurangan unsur Kalium

4. CALSIUM (Ca)

  • Berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman dan merangsang pembentukan biji.
  • Calsium pada batang dan daun bermanfaat untuk menetralkan senyawa atau keadaan yang tidak menguntungkan pada tanah.

   Tanda-tanda tanaman yang kekurangan Calsium adalah :

  1. Tepi daun muda akan berubah menjadi kuning karena chlorosis, yang kemudian menjalar ke tulang daun.
  2. Kuncup muda akan mati karena perakaran kurang sempurna. Jika ada daun yang tumbuh, warnanya akan berubaah dan baberapa jaringan pada daun akan mati.

5. MAGNESIUM (Mg)

  • Berperan dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil), karbohidrat, lemak dan senyawa minyak yang dibutuhkan tanaman.
  • Berperan dalam transportasi Phosfat di tanaman.

   Gejala tanaman yang kekurangan unsur Magnesium adalah :

  1. Daun tua mengalami kerusakan dan gagal membentuk klorofil sehingga tampak bercak cokelat, daun yang semula hijau akan berubah kuning dan pucat.
  2. Daun mengering dan seringkali langsung mati
  3. Daya tumbuh biji menjadi berkurang. Bila biji tumbuh, kualitas akan kurang baik.

SULFUR/BELERANG (S)

  • Berperan dalam pembentukan bintil akar
  • Membantu pertumbuhan anakan tanaman

   Gejala tanaman yang kekurangan unsur belerang antara lain adalah :

  1. Warna daun muda berubah menjadi hijau muda, tidak merata, sedikit mengkilap agak keputihan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan.
  2. Pertumbuhan tanaman lambat,kerdil, kurus dan berbatang pendek.

7. KLOR (Cl)

  • Berfungsi untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas, kentang dan sayuran.

    Tanaman yang kekurangan Klor akan menunjukkan gejala berikut ini :

  1. Daun agak keriput
  2. Pemasakan buah berlangsung lambat
  3. Tanaman menjadi kurang produktif

8. BESI (Fe)

  • Berfungsi dalam proses pernapasan tanaman dan pembentukan zat hijau daun (klorofil).

   Gejala tanaman yang kekurangan zat besi antara lain adalah :

  1. Warna menjadi kekuningan, terutama pada daun muda
  2. Pertumbuhan tanaman seolah berhenti, sehingga dun berguguran dan akhirnya tanaman mati.

9. MANGAN (Mn)

  • Berfungsi sebagai komponen untuk memperlancar proses asimilasi dan merupakan komponen penting dalam pembentukan dan melancarkan kerja enzim.

   Gejala pada tanaman yang kekurangan unsur Mangan adalah :

  1. Pertumbuhan tanaman lambat, tanaman menjadi kerdil
  2. Daun berwarna merah kekuningan
  3. Jaringan daun di beberapa tempat akan mati.

10. TEMBAGA (Cu)

  • Berfungsi dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) dan merupakan bahan pembentuk beberapa jenis enzim.

   Gejala kekurangan tembaga pada tanaman adalah :

  1. Ujung daun tidak merata, layu dan mengalami kerusakan dan layu.
  2. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, terutama pada jenis tanaman jeruk dan tanaman sayur.

11. SENG (Zn)

  • Berfungsi dalam pengaktifan bebrapa jenis enzim pada tanaman.
  • Berperan dalam biosintesis auksin, pemanjangan sel dan ruas batang.

   Gejala kekurangan seng pada tanaman antara lain adalah :

  1. Daun menjadi kekuningan dan kemerahan, terutama pada daun tua.
  2. Daun berlubang, mengering dan mati.
  3. Tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.

12. BORON (B)

  • Berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman
  • Membantu bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif
  • Berperan dalam pembelahan sel pada tanaman biji

   Gejala tanaman yang kekurangan unsur Boron adalah :

  1. Gejala klorosis dari tepi daun, daun menjadi layu, kering dan mati
  2. Daun muda tumbuh kerdil, kuncup mati dan berwarna hitam
  3. Pada jagung menyebabkan tongkol tidak berbiji.

13. MOLIBDENUM (Mo)

  • Membantu mengikat nitrogen dari udara bebas.
  • Mengaktifkan enzim Nitrogenase.

   Gejala kekurangan unsur ini adalah :

  1. Daun berubah warna, keriput dan kering
  2. Pertumbuhan terhenti dan tanaman kemudian mati.

Lembar Kerja 3 (LK 3.) Menyiapkan Media Tanam dalam Polybag

Siapkan Alat dan Bahan;

Alat;

1.   Serokan

2.   Meteran

Bahan;

1.   Media Tanam yang siap tanam (campuran tanah + pupuk + sekam)

2.   Polybag

3.   Air

Keselamatan kerja ;

1) Kenakan Pakaian praktek, sepatu boot dan topi

2) Hati-hati sewaktu peralatan tajam

Langkah kerja ;

1)   Lakukan do’a bersama sebelum Anda melakukan langkah-langkah kerja berikutnya, sesuai ajaran agama yang Anda anut.

2)   Buatlah lubang drainase pada kantong polibag yang sudah disediakan

3)   Ukurlah komposisi media tumbuh (menentukan volume media tanam).

4)   Campurlah media tumbuh sesuai komposisi masing-masing secara merata

5)   Lipatlah bibir kantong plastik ke arah keluar selebar 1- 2 cm (disesuaikan tinggi polibag) sebanyak 2 kali lipatan

6)   Isilah kantong polibag dengan campuran media tumbuh secara bertahap hingga 90 %

7)   Simpanlah dan tata rapi polibag yang telah berisi media tumbuh pada bedengan yang bernaungan sungkup plastik.

8)   Lakukan semua langkah kerja di atas {1)-7)} dengan teliti, cermat, disiplin, peduli dan kerjasama.

Kesimpulan

Teknik penyiapan media tanam pada prinsipnya adalah mengelola lokasi pembibitan dan pengelolaan media pembibitan.

Syarat lokasi untuk pembibitan adalah dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau. Selanjutnya, pembibitan dekat dengan jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat, untuk memudahkan kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun. Lokasi pembibitan yang terpusat memudahkan dalam perawatan dan pengawasan. Sedangkan luas lokasi disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit. Lahan diupayakan datar dan berdrainase baik, teduh dan terlindung dari ternak.

Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porous (gembur) dan subur (kaya unsur hara). penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan. komposisi media tanam untuk mengisi polybag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan 1:1:1.

  1. Daun tua akan mengkerut dan keriting
  2. Pada daun akan timbul bercak merah kecoklatan, lalu daun akan mengering dan mati.
  3. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya sedikit dan tidak tahan simpan.