Gangguan pernapasan yang terjadi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah brainly


KONTAN.CO.ID - Jakarta.  Ada beragam penyakit yang bisa menyerang sistem pernapasan pada manusia. Penyakit tersebut membuat organ pernapasan seperti paru-paru terganggu sehingga fungsinya menurun.  Sistem pernapasan merupakan salah satu sistem penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup termasuk manusia. Sistem ini menjadi pusat keluar-masuknya oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh. Oksigen yang masuk dalam paru-paru nantinya akan dibawa darah dan disalurkan ke seluruh tubuh. Jika fungsi paru-paru terganggu, tubuh juga akan perlahan melemah karena kadar oksigen berkurang.  Pengebab gangguan pada sistem pernapasan bisa dari berbagai faktor seperti genetik hingga gaya hidup, seperti merokok hingga infeksi virus seperti Covid-19.  Karenanya, Anda harus berhati-hati dalam menjaga kesehatan paru-paru agar tubuh tetap sehat. Berikut beberapa penyakit yang umum menyerang sistem pernapasan pada manusia, bersumber dari www.healthline.com dan www.webmd.com. Baca Juga: Lowongan kerja November 2021 di Auto2000, fresh graduate bisa daftar Penyakit pada sistem pernapasan yang paling sering diderita oleh masyarakat adalah asma. Penyakit ini bisa disebabkan oleh alergi, debu, polusi, olah raga berat, hingga stres.  Penderita asma biasanya mengidap penyakit ini mulai saat mereka masih anak-anak. Saat kambuh, orang yang memiliki asma akan sulit untuk bernapas.  Ia akan terus batuk dan bersin, serta merasakan sesak di dada. Sayangnya asma belum bisa disembuhkan secara total. Namun, pengobatan yang tetap bisa mengendalikan gejala asma.  Bronkitis merupakan penyakit peradangan pada saluran bronkus. Ada dua jenis bronkitis yang bisa menyerang manusia; akut dan kronis.  Pada bronkitis kronis, penderita akan terus batuk hingga batuk berdahak. Mereka juga memiliki napas yang pendek, demam, dan dada sesak. Penyakit ini juga sering menyerang sistem pernapasan manusia. Penyebab dari gangguan pernapasan ini bisa dari bakteri, jamur, atau virus.  Bakteri tersebut akan menyerang dan menginfeksi alveolus yang ada di dalam paru-paru. Alveolus terinfeksi akan meradang dan terisi cairan. Hal ini menyebabkan peredaran oksigen terganggu.  Pneumonia ini bisa sembuh dalam beberapa minggu dengan penanganan yang tepat. Tapi, jika tidak ditangani dengan baik, pneumonia bisa mengancam jiwa.  Perokok berat, sistem imun yang menurun, hingga komplikasi penyakit bisa menyebabkan seseorang mudah terserang pneumonia.  Baca Juga: Ragam penyakit yang menyerang darah, mulai dari anemia hingga hemofilia Kanker ini merupakan salah satu jenis penyakit pernapasan yang berat. Kanker paru-paru terjadi saat sel-sel pada paru-paru berkembang tidak normal yang kemudian menyebabkan tumor.  Tumor yang semula kecil, perlahan akan membesar dan banyak. Hal ini menyebabkan fungsi paru-paru terhambat.  Nikotin pada rokok disebut-sebut sebagai penyebab utama dari kanker paru-paru. Selain rokok, sering terpapar udara yang tercemar bahan kimia bisa menyebabkan kanker paru-paru.  Gangguan ini disebabkan oleh luka pada paru-paru karena terserang penyakit yang serius. Pasien dengan ARDS kebanyakan membutuhkan bantuan alat bantu pernapasan bernama ventilator hingga mereka sembuh.  Salah satu penyakit yang bisa menyebabkan ARDS adalah virus Covid-19. Untuk mencegah penularan Covid-19, selalu terapkan protokol kesehatan dengan ketat. Bakteri Mycobacterium tuberculosis [MTB] merupakan penyebab utama dari penyakit TBC. Penyakit gangguan pernapasan ini menjadi satu dari beberapa penyakit berbahaya di dunia.  Bersumber dari laman WHO, ada sebanyak 1,4 juta jiwa meninggal disebabkan TBC tahun 2019. Untuk mencegah penyakit ini, anak-anak akan diberi vaksin pencegah TBC di umur-umur tertentu.  Penyalit TBC bisa menular melalui droplet yang keluar saat penderita bersin atau batuk. Pola makan sehat, rumah yang bersih dengan fentilasi dan pencahayaan yang baik, serta menerapkan etika batuk dan bersin bisa mencegah penularan penyakit ini. Pengobatan bagi pasien TBC memakan waktu cukup lama hingga mereka dinyatakan sembuh total. Jika tidak ditangani segera, penyakit sistem pernapasan ini bisa menyerang organ lain dalam tubuh. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tuberkulosis [TB] yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Penyakit ini disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sendiri dapat menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang tersering dan paling umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru-paru.

Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui orang yang telah mengidap TBC. Kemudian, batuk atau bersin menyemburkan air liur yang telah terkontaminasi dan terhirup oleh orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah terhadap penyakit tuberkulosis. Walaupun biasanya menyerang paru-paru, tetapi penyakit ini dapat memberi dampak juga pada tubuh lainnya, seperti sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan lainnya.

Indonesia sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara, dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada 2012. Apabila tuberkulosis laten atau TBC tidak mendapat pengobatan, maka lebih dari 50 persen orang yang mengidap penyakit ini dapat meninggal. Walau begitu, hanya satu banding sepuluh kasus yang berkembang menjadi penyakit aktif.

Untuk kasus TBC laten, bakteri yang menyebabkan penyakit tuberkulosis belum aktif secara klinis dan hanya berada di dalam tubuh. Jika sudah aktif, akan terjadi gejala pada periode tertentu bisa dalam hitungan minggu maupun tahun. Durasi tersebut tentu saja tergantung dari kondisi kesehatan dan daya tahan dari pengidap.

Baca juga: Batuk Tak Kunjung Sembuh, Hati-Hati TB

Penyebab Tuberkulosis

Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah Mycobacterium tuberculosis. Berikut ini beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:

  • Orang yang sistem kebebalan tubuhnya menurun. Contohnya, pengidap diabetes, orang yang menjalani rangkaian kemoterapi, atau pengidap HIV/AIDS.
  • Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.
  • Pecandu narkoba.
  • Para perokok.
  • Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.

 

Gejala Tuberkulosis

Pengidap tuberkulosis laten atau tidak aktif umumnya tidak akan mengalami gejala apapun. Meskipun demikian, bakteri sudah berada dalam tubuh. Akan tetapi, bakteri dalam tubuh belum menyebabkan kerusakan apapun. Saat bakteri mulai aktif, kondisi inilah yang memicu gejala pada pengidap tuberkulosis. Tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru dengan gejala utama batuk berdahak yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Batuk yang terjadi juga kadang mengeluarkan dahak berwarna, seperti karat atau batuk darah. Pengidap TB juga biasanya akan kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan yang disertai dengan demam, keringat malam hari, dan kelelahan. Jika infeksi tuberkulosis pada paru telah menyebabkan kerusakan pada paru, akan timbul gejala sesak napas.

Beberapa pengidap tuberkulosis juga mengalami kondisi nyeri tulang. Kondisi ini menandakan bahwa bakteri telah menyerang bagian tulang. Untuk itu, perlu segera dilakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat agar kondisi ini dapat segera ditangani dengan tepat.

Baca juga: Perlu Tahu, Bedanya Batuk Biasa dan TBC


Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis

Pemeriksaan pertama yang dilakukan dokter dengan mengumpulkan informasi terkait riwayat keluarga maupun riwayat penyakit yang dimiliki pengidap. Kemudian, pemeriksaan fisik dilakukan guna memastikan penyebab keluhan kesehatan yang dialami. Pemeriksaan fisik terkait penggunaan stetoskop untuk memeriksa kondisi paru-paru dan pemeriksaan kelenjar getah bening pada bagian leher.

Jika dokter mencurigai adanya kemungkinan penyakit tuberkulosis, pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan tes darahrontgen dada, tes Mantoux, tes darah, dan tes dahak. Hal tersebut dikarenakan tuberkulosis adalah penyakit yang sulit dideteksi, terutama jika pengidapnya adalah anak-anak.

Dengan pengobatan yang benar, penyakit yang serius ini bisa disembuhkan. Langkah pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis obat antituberkulosis yang harus diminum selama jangka waktu tertentu, minimal 6 bulan.

Pencegahan Tuberkulosis

Langkah utama yang bisa dilakukan untuk mencegah TB adalah dengan menerima vaksin BCG [Bacillus Calmette-Guerin]. Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan. Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Namun, harap diingat bahwa efektivitas vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.

Baca juga: 4 Penyakit dengan Ciri Batuk Darah

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah dipaparkan tadi. Penanganan yang tepat dan cepat dapat meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi. 

Referensi: NHS. Diakses pada 2021. TuberculosisAmerican Lung Association. Diakses pada 2021. Tuberculosis [TB].Diperbarui pada 24 Maret 2021.

Video yang berhubungan

"Secara umum, sesak napas, batuk berkepanjangan, dan napas berbunyi, adalah beberapa tanda adanya penyakit pada paru-paru. Namun, penyakit yang menyerang paru-paru itu ada berbagai jenis dan tingkat keparahannya berbeda-beda pada setiap individu."

Halodoc, Jakarta - Paru-paru adalah salah satu organ yang berperan penting dalam menjalankan sistem respirasi (pernapasan). Ketika udara mencapai paru-paru, akan terjadi proses pertukaran antara oksigen dari luar tubuh, dengan karbon dioksida dari dalam darah. Jika paru-paru mengalami gangguan atau terserang penyakit, proses tersebut akan ikut terganggu.

Secara umum, sesak napas, batuk berkepanjangan, dan napas berbunyi, adalah beberapa tanda adanya penyakit pada paru-paru. Namun, penyakit paru-paru itu ada banyak jenisnya. Gejala dan tingkat keparahannya pun dapat berbeda-beda pada setiap individu. Lantas, apa saja jenis penyakit yang menyerang paru-paru? Simak setelah ini.

Berbagai Jenis Penyakit Paru-Paru

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang paru-paru:

1. Pneumonia

Pneumonia atau paru-paru basah adalah infeksi yang menyebabkan kantung-kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Penyakit ini disebut paru-paru basah karena pada kondisi ini, paru-paru bisa dipenuhi oleh cairan atau nanah. Penyebab peradangan akibat pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penularannya dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi kuman dari pengidap yang bersin atau batuk.

2. Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut tidak hanya menyerang paru-paru, tapi juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. Penularan bakteri penyebab TB adalah melalui percikan dahak atau cairan dari saluran pernapasan pengidapnya, misalnya saat batuk atau bersin.

3. Bronkitis

Bronkitis adalah penyakit peradangan yang terjadi pada bronkus, yaitu percabangan saluran udara yang menuju ke paru-paru. Salah satu penyebab yang paling sering dari penyakit ini adalah infeksi virus, yang ditularkan dari pengidap melalui percikan dahak yang dikeluarkan pengidapnya. Jika percikan dahak itu terhirup atau tertelan oleh orang lain, virus akan menginfeksi saluran bronkus orang tersebut.

4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru kronis yang memicu terjadinya gangguan aliran udara, baik menuju ataupun dari paru-paru. Secara umum, ada dua jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema.

Pada bronkitis kronis, peradangan terjadi pada dinding bronkus, sedangkan pada emfisema, peradangan atau kerusakan terjadi pada alveoli (kantung kecil pada paru-paru). Faktor utama yang dapat menyebabkan PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif. Sementara itu, faktor risiko lainnya adalah paparan debu, asap bahan bakar, dan uap bahan kimia.

5. Asma

Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan gejala sesak napas akibat peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Pengidap asma umumnya memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Itulah sebabnya ketika terpapar alergen atau pemicu, saluran pernapasannya akan meradang, membengkak, dan menyempit. Akibatnya, aliran udara menjadi terhambat. 

Selain sesak napas, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang membuat pengidapnya semakin sulit bernapas. Ada beberapa hal yang dapat memicu munculnya serangan asma, yaitu paparan debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, virus, dan zat kimia.

Itulah beberapa jenis penyakit pada paru-paru yang perlu diketahui dan diwaspadai. Kalau kamu mengalami batuk berkepanjangan, sesak napas, napas berbunyi (mengi), atau bahkan nyeri dada, jangan ragu untuk bertanya langsung pada dokter Halodoc, yang direkomendasi di bawah ini: 

  • dr Ahmad Aswar Siregar M. Ked (Paru), Sp.P (K). Dokter Spesialis Pulmonologi dan Respirasi yang berpraktek di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan dan Rumah Sakit Islam Malahayati. Dokter Ahmad Aswar menamatkan pendidikan Spesialis Pulmonologi dan Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, dan menjadi anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
  • dr. Aida, M. Ked (Paru), Sp. P. Dokter Spesialis Paru yang berpraktik di Rumah Sakit Eshmun, Medan dan RSU Royal Prima Marelan.
  • dr. Awan Nurtjahyo, SpOG, KFer. Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan yang aktif melayani pasien di RSIA Rika Amelia Palembang. Beliau mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada. Dokter Awan Nurtjahyo juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) sebagai anggota 

Penanganan yang dini tentunya akan membuat pengobatan menjadi lebih mudah dilakukan. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store ataupun Google Play!

Gangguan pernapasan yang terjadi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah brainly

Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2020. Pneumonia.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Tuberculosis (TB) Disease: Symptoms and Risk Factors.
National Institute of Health. U.S. National Library of Medicine. Diakses pada 2020. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases & Conditions. Asthma.
National Health Service. Diakses pada 2020. Health A to Z. Bronchitis.
American Lung Association. Diakses pada 2020. Warning Signs of Lung Disease.