Bahasan artikel ini adalah tentang identifikasi nilai-nilai dan pesan moral yang terdapat dalam sebuah hikayat. Teks hikayat yang dijadikan bahan analsis adalah hikayat yang bejudul "Bayan Budiman". Analisis hikayat bayan budiman berupa identifikasi nilai-nilai dalam hikayat bayan budmian yang terdiri dari amanat, nilai moral, nilai sosial dll. Show Hikayat Bayan BudimanDahulu kala, saudagar di negara Ajam yang bernama Khojan Mubarok, sangat kaya, tetapi beliau tidak mempunyai anak. Tak lama setelah beliau berdoa kepada Tuhan, lalu saudagar Mubarok pun mempunyai seorang anak laki- laki dari istrinya yang diberi nama Khojan Maimun. Setelah Khojan Maimun berusia lima tahun, ayahnya menyerahkan kepada guru-guru untuk mengajarinya mengaji. Saat umurnya lima belas tahun, Khojan Maimun dinikahkan dengan saudagar kaya, sangat cantik, bernama Bibi Zainab. Beberapa lama saat Khojan Maimun telah mempunyai istri, beliau membeli seekor burung bayan jantan dan dia juga membeli tiung betina, lalu dibawa ke rumah dan ditaruh satu tempat dengan seekor bayan. Pada suatu hari, Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu Beliau meminta izin kepada istrinya. Sebelum Beliau pergi, beliau berpesan kepada istrinya, jika ada suatu pekerjaan, bermusyawarahlah dengan kedua unggas itu. Beberapa lama ditinggal oleh suaminya, ada anak dari Raja Ajam yang sedang berkuda, lalu, melihat wajah Bibi Zainab yang sangt cantik. Mereka akan berkencan tetapi melalui seorang perempuan tua. Pada suatu malam, Bibi Zinab pamit kepada burung tiung untuk menemui anak raja itu, tetapi burung tiung mengatakan bahwa perbuatannya telah melanggar aturan Allah SWT.Lalu, Bibi Zainab marah dan dikeluarkan burung tiung itu dari sangkarnya dan burung tiung itu dibunuhnya. Lalu, Bibi Zainab pun meminta izin kepada burung bayan yang sedang berpura- pura tertidur, bayan pun berpura- pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab yang ingin pergi menemui anak raja itu. Bayan pun berfikir, bila ia menjawab seperti burung tiung maka ia juga akan mati. Setelah ia berfikir, ia berkata, “Aduhai, Siti yang berwajah baik, segeralah pergi menemui anak raja itu. Jika pekerjaan tuan tidak baik (melakukan kejahatan), Insya Allah diatas kepala hamba yang menanggungnya. Baiklah, jika tuan akan pergi, karena tuan sudah di nanti anak raja itu. Apakah yang dicari semua manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan? Tuan seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuan (istri saudagar). Maka, Bibi Zainab berkenan untuk mendengarkan cerita tersebut.Bayan pun bercerita kepada Bibi Zainab dengan maksud supaya beliau dapat melupakan perempuan itu (seorang perempuan tua). Setiap malam, Bibi Zainab yang berkeinginan mendapatkan anak raja dan setiap berpamitan dengan bayan, maka bayan memberinya cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung itu bercerita. Akhirnya, Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya pulang dari rantauannya. Isi Hikayat Bayan BudimanHikayat bayan Budiman secara singkat menceritakan kisah pada suatu zaman hidup soerang Raja di Negeri Ajam. Dia sangat kaya namun tak mempunyai seorang anak. Akhrinya dia berdoa dan mendapatkan seorang anak laki-laki bernama Khojan Maimun. Khojan sekolah mengaji dari umur 5 tahun samapi 15 tahun. Setelah itu ia dinikahkan dengan wanita cantik bernama Bibi Zainab. Setelah menikah, Khojan membeli seekor bayan dan tiung. Bayan dan tiung itu ditempatkan pada sebuah sangkar. Akhirnya, Khojan pergi merantau dan menitipkan istrinya pada dua unggas peliharaanya. Namun, pada saat ia pergi, Bibi Zainab bertemu dengan seorang anak raja dan ingin berkencan dengannya. Maka, Bibi Zainab berpamitan pada tiung untuk menemui anak raja itu. Namun, tidak diizinkan. Tiung itu pun dibunuhnya. Setelah itu, Bibi Zainab berpamitan pada bayan. Namun, Bayan malah bercerita tentang “bayan yang dicabut bulunya oleh istri saudagar”. Selama 24 hari ketika Bibi Zainab berpamitan untuk pergi, bayan selau bercerita. Hingga akhirnya, Bibi Zainab insyaf dan menunggu Khojan pulang. Amanat dan Nilai-Nilai Hikayat Bayan BudimanPada hikayat terdapat banyak nilai kehidupan yang berupa nilai religius (agama), moral, budaya, sosial, edukasi (pendidikan), dan estetika (keindahan). Amanat dan nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat bayan budiman dapat diuraikan menjadi nilai moral, nilai sosial, nilai estetika, nilai budaya, nilai agama dan nilai pendidikan. a. Nilai Moral Hikayat Bayan BudimanAmanat biasa juga disebut dengan istilah pesan moral. Berikut nilai moral yang terkandung dalam teks cerita hikayat bayan budiman.
Berikut ini nilai budaya yang terdapat dalam hikayat bayan budiman.
c. Nilai Agama Hikayat Bayan BudimanBerikut ini nilai-nilai keagamaan yang terdapat dalam hikayat bayan budiman.
d. Nilai Pendidikan Hikayat Bayan BudimanBerikut ini nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam hikayat bayan budiman.
e. Nilai Estetika Hikayat Bayan BudimanNilai estetika dalam hikayat budiman yaitu kecantikan Siti Zainab yang diungkapkan dengan kata-kata yang indah. f. Nilai Sosial Hikayat Bayan BudimanBerikut nilai sosial dalam hikayat bayan budiman:
Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat bayan budiman. Semua nilai-nilai tersebut dapat kita jadikan sebagai pelajaran dan bekal kita dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar.
Mengidentifikasi Nilai-Nilai dalam Hikayat Hikayat banyak memiliki nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat berupa nilai religius (agama), moral, budaya, sosial, edukasi (pendidikan), dan estetika (keindahan). Perhatikan contoh analisis nilai yang terdapat dalam Hikayat Indera Bangsawab berikut!
Rujukan Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Hikayat Indera
Bangsawan
Tersebutlah perkataan seorang raja
yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di
atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh
orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa |