Apa yang dimaksud dengan rububiyah dan uluhiyah

Tauhid adalah salah satu hal yang sangat penting dalam islam. Karena tauhid merupakan pondasi dan intisari dari ajaran islam. Tauhid bisa dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya adalah dari aspek penciptaan dan lainnya adalah dari aspek peribadatan.

Aspek penciptaan dalam tauhid ini kemudian melahirkan konsep tauhid rububiyyah, sedangkan aspekk peribadatan kemudian melahirkan konsep tauhid uluhiyyah. Banyak orang yang sering tertukar antara dua konsep ini. Karena dalam Bahasa Indonesia, kata Rabb dan Ilah memiliki terjemahan yang sama. Padahal definisi keduanya cukup berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara tauhid rububiyyah dengan tauhid uluhiyyah yang perlu dipahami.

1. Perbedaan masalah yang terkait di dalamnya

Tauhid rububiyyah memiliki keterkaitan dengan segala sesuatu yang sifatnya kauniyah atau berhubungan dengan alam. Termasuk di dalamnya adalah hal – hal seperti menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, dan lain sebagainya.

Sedangkan tauhid uluhiyyah memiliki keterkaitan dengan hal – hal terkait perintah dan larangan. Termasuk di dalamnya segala sesuatu yang bersifat wajib, haram, makruh, dan lain sebagainya.

2. Keimanan bagi yang meyakininya

Seseorang bisa saja mengimani tauhid rububiyyah namun menolak mengakui tauhid uluhiyyah. Orang – orang musyrikin termasuk dalam golongan ini. Keimanan terhadap tauhid rububiyyah tidak menjadikan seseorang menjadi muslim.

Akan tetapi, jika seseorang mengimani tauhid uluhiyyah, maka secara otomatis ia menjadi seorang muslim. Karena itu, tauhid uluhiyyah disebut juga konsekuensi dari pengakuan seseorang terhadap tauhid rububiyyah.

3. Substansi tauhid rububiyyah dan tauhid uluhiyyah

Tauhid rububiyyah memiliki substansi yang sifatnya ilmiah atau masih berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Sedangkan tauhid uluhiyyah memiliki substansi yang lebih bersifat amaliyah atau aplikatif.

4. Tauhid rububiyyah merupakan bagian dari tauhid uluhiyyah

Tauhid uluhiyyah sering disebut berada di luar tauhid rububiyyah. Artinya, tauhid rububiyyah berada dalam lingkupan tauhid uluhiyyah. Sehingga, tauhid rububiyyah baru bisa dianggap benar jika seseorang juga menindak lanjutinya dengan keyakinann terhadap tauhid uluhiyyah.

5. Cara mengesakan Allah dalam tauhid uluhiyyah dan rububiyyah

Dalam tauhid rububiyyah, pengesaan Allah dilakukan dengan perbuatan – Nya sendiri. Misalnya dengan mengesakan Allah sebagai Pencipta, dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam tauhid uluhiyyah, pengesaan Allah dilakukan dengan perbuatan yang dilakukan oleh seorang hamba. Misalnya dengan melakukan shalat, puasa, zakat, haji, dan juga menjaga rasa cinta, benci, harap, takut, cemas, dan lain sebagainya sesuai dengan tuntunan Allah. Karena hal tersebut, tauhid uluhiyyah sering disebut sebagai tauhid iradah atau thalab. Yang artinya kemauan dan permohonan.

Itulah beberapa hal yang menjadi pembeda antara tauhid uluhiyyah dengan tauhid rububiyyah. Untuk menjadi seorang muslim yang benar, pemahaman mengenai kedua tauhid ini sama pentingnya. Karena itu, setiap muslim harus bisa memahami dengan baik dan juga menerapkan tauhid rububiyyah dan tauhid uluhiyyah dalam kehidupan sehari – hari.

Bismillah, pada kesempatan kali ini, kami ingin menjelaskan mengenai pengertian dari tauhid Rububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah, Asma Wa Sifat dan Rahmaniah. Tetapi sebelumnya, simak penjelasan mengenai tauhid berikut ini:

Tauhid artinya penegasan, keyakinan, kesaksian, serta keimanan manusia terhadap ke-Esa-an Allah dengan segala sifat kesempurnaan. Berdasarkan Al-Qur’an, ke-Esa-an Tuhan itu meliputi tiga hal, yaitu Esa Zat, Esa Sifat, serta Esa Af’al-Nya.

Esa Zat-Nya artinya meyakini bahwa tidak ada Tuhan lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah.

Esa Sifat-Nya artinya meyakini bahwa tidak ada Zat lain yang memiliki satu atau lebih sifat-sifat ketuhanan yang sempurna (bahwa Allah tidak mempunyai dua sifat yang sama, seperti dua sifat kodrat, dua sifat iradat, dan lain sebagainya).

Esa Af’al-Nya artinya meyakini bahwa tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan Allah (tidak ada zat lain yang mempunyai wibawa selain Dia).

Nah, setelah mengetahui apa itu tauhid dan apa saja ruang lingkup ke-Esa-an Allah, kita beralih ke pembahasan utama, yaitu mengenai macam-macam tauhid yang sebelumnya telah kami singgung di atas. Adapun pembagian tauhid itu ada 5, yaitu Rububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah, Asma Wa Sifat dan Rahmaniah. Berikut penjelasannya:

1. Tauhid Rububiyah

Tauhid Rububiyah berasal dari salah satu nama asma Allah, yaitu "al-rabb" yang memiliki beberapa arti, yaitu pemeliharaan, pengasuh, penolong, penguasa, pelindung, dan pendamai. Secara istilah, Tauhid Rububiyah adalah iman kepada Allah Swt. sebagai pencipta, penguasa, serta pengatur segala urusan yang ada di alam semesta ini, Zat yang menghidupkan dan mematikan, serta Zat yang menetapkan hukum alam (sunatullah).

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah berasal dari kata "al-ilaih" yang artinya sesuatu yang disembah (sesembahan) dan sesuatu yang ditaati secara mutlak. Secara istilah Tauhid Uluhiyah adalah meyakini atau mengimani bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Swt.

Lalu, bagaimana cara menanamkan Tauhid Uluhiyah dalam hati? Yaitu dengan dua cara. Pertama, menjalankan semua macam ibadah hanya kepada Allah bukan kepada yang lainnya. Kedua, ibadah yang dilakukan haruslah sesuai dengan perintah dan larangan Allah Swt.

3. Tauhid Mulkiyah

Secara lughah, kata “mulkiyah” berasal dari akar kata “mulk”, yang dengannya terbentuk pula kata “malik”. Tauhid Mulkiyah adalah meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya Zat yang menguasai alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan atas kehidupan. Tidak ada sekutu atas kekuasaan Allah di dalam semesta ini. Itu artinya, Allah adalah pemimpin (Al-Wali) absolut alam semesta ini.

4. Tauhid Asma Wa Sifat

Tauhid Asma Wa Sifat adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas nama-nama dan sifat-sifat Allah Swt. yang luhur berdasarkan petunjuk Allah Swt. dalam Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah dalam sunahnya.

5. Tauhid Rahmaniah

Secara lughah (bahasa), Rahmaniah berasal dari kata rahman atau rahmat yang memiliki arti kasih sayang, yaitu suatu nilai yang paling pendasar sekaligus merupakan kebutuhan paling asasi bagi manusia dalam kehidupannya.

Pada prinsipnya, Tauhid Rahmaniah adalah perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh alam semesta. Sikap ini selaras dengan misi rahmatan lil ‘alamiin yang diemban Rasulullah, yaitu untuk memberikan kasih sayang pada seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, Mulkiyah, Asma Wa Sifat dan Rahmaniah. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam

Apa yang dimaksud dengan rububiyah dan uluhiyah jelaskan?

Tauhid Rububiyah, adalah mentauhidkan Allah atau mengesakan Allah melalui penciptaan-Nya, KekuasaanNya, dan segala pengaturan Allah dimuka Bumi. Tauhid Uluhyah, adalah mengesakan Allah melalui perbuatan2 perbuatan hambanya, misalnya kita meyakini adanya Allah dengan beribadah (Sholat) kepada Allah...

Apakah yang dimaksud dengan uluhiyah?

Uluhiyah Allah adalah mengesakan seluruh bentuk ibadah kepada Allah, seperti berdo'a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, harapan dalam cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Apa yang dimaksud aliran rububiyah?

Pada perspektif Ibnu Taimiyah, Tauhid rububiyah sebagai jenjang pertama tauhid merupakan keyakinan bahwa pencipta serta pengatur alam semesta hanyalah Allah SWT saja. Dalam hal ini, seluruh golongan manusia diklaim sudah bertauhid.

Apa itu tauhid rububiyah Jelaskan dan berikan contoh?

Tauhid rububiyah merupakan mengesakan Allah dengan meyakini seluruh kejadian-kejadian yang hanya Allah bisa lakukan sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Dalam tauhid rububiyah seseorang menyatakan dengan tegas bahwa Allah adalah Tuhan, Raja , Pemilik, Pencipta atas seluruh makhluk yang ada.