Algoritma yang menjalankan beberapa langkah tertentu secara berulang-ulang adalah

Jakarta -

Pernahkah kamu mendengar tentang algoritma? Mungkin terdengar asing untukmu, tetapi algoritma merupakan fondasi penting untuk menyelesaikan masalah dengan sistem komputer, lho.

Secara sederhana, algoritma adalah susunan langkah penyelesaian atau metode untuk menyelesaikan suatu masalah secara sistematis dan logis.

Untuk bisa mengenalinya, algoritma memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki masukan atau input,2. Memiliki keluaran atau output,3. Menjabarkan langkah yang pasti, jelas, dan tidak ambigu,4. Langkah yang digunakan sederhana,

5. Memiliki batasan waktu.

Simak penjelasan mengenai prinsip kerja, struktur, dan cara penyajian algoritma dalam pemrograman computer yang dikutip dari buku Algoritma dan Pemrograman karya Lamhot Sitorus, yuk.

Prinsip Kerja Algoritma

Pada dasarnya, algoritma merupakan deskripsi proses untuk mengerjakan sesuatu yang disusun dalam sederet aksi. Secara sederhana, prinsip kerja algoritma terbagi menjadi, masukan (input), proses, dan keluaran (output).

Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip kerja algoritma dapat dipahami ketika kita ingin membuat telur dadar. Sebelum membuat algoritma, hal yang perlu kita lakukan adalah mendefinisikan masukan (input) dan keluaran (output).

Berdasarkan contoh di atas, maka yang menjadi masukan adalah telur mentah dan yang menjadi keluaran adalah telur dadar matang. Dengan demikian, susunan algoritmanya menjadi sebagai berikut:

1. Nyalakan api kompor,2. Tuangkan minyak ke dalam wajan,3. Pecahkan telur ayam ke dalam mangkuk,4. Tuangkan garam secukupnya,5. Kocok campuran telur dan garam,6. Tuang adonan telur ke dalam wajan,

7. Masak telur hingga matang.

Struktur Dasar Algoritma

Secara umum, struktur dasar algoritma terdiri dari sekuensial (sequential), test kondisi atau percabangan (branching), dan perulangan (looping).

1. Algoritma Sekuensial

Algoritma sekuensial adalah langkah-langkah yang dilakukan secara berurutan sesuai dengan urutan penulisannya. Struktur ini merupakan struktur yang paling sering dilakukan.

Contoh:
Algoritma memiliki empat baris aksi, yaitu t1, t2, t3, dan t4, maka semua aksi akan dilakukan secara berurutan mulai dari aksi t1 sampai t4.

2. Algoritma Percabangan (Branching)

Dalam kehidupan sehari-hari ada kalanya suatu kegiatan akan dilakukan dan tidak dilakukan tergantung situasi tertentu. Begitu pun dengan algoritma, ada kalanya satu atau beberapa aksi akan dikerjakan dan tidak dikerjakan tergantung situasi tertentu.

Nah, struktur algoritma percabangan ini digunakan untuk mengerjakan satu aksi dari beberapa pilihan yang diberikan.

3. Algoritma Perulangan (Looping)

Sama halnya dengan manusia, algoritma juga mengenal kegiatan pengulangan, yakni melakukan satu atau beberapa kegiatan secara berulang-ulang. Namun, berbeda dengan manusia, komputer tidak mengenal istilah lelah atau bosan dalam melakukan kegiatan yang sama secara berulang.

Dengan demikian, struktur perulangan atau looping digunakan untuk menjalankan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.

Cara Penyajian Algoritma

Penyajian algoritma akan lebih baik jika ditulis secara sistematis. Ada tiga cara yang bisa kamu gunakan untuk menyajikan algoritma, yakni secara naratif, flowchart atau diagram/bagan alir, dan pseudocode.

1. Naratif

Penyajian algoritma secara naratif dituliskan dengan menggunakan cerita seperti dalam bahasa sehari-hari.

Contoh: Menghitung luas segitiga menggunakan naratifLangkah-1 : MulaiLangkah-2 : Baca nilai AlasLangkah-3 : Baca nilai TinggiLangkah-4 : Hitung Luas = (Alas x Tinggi) / 2Langkah-5 : Cetak Hasil Luas

Langkah-6 : Selesai

2. Flowchart

Dengan flowchart, cara penyajian algoritma dibuat dalam urutan simbol-simbol khusus. Urutan simbol digambarkan sesuai dengan arah tanda panah.
Contoh:

Algoritma yang menjalankan beberapa langkah tertentu secara berulang-ulang adalah
Contoh flowchart Foto: Ist

Sumber gambar: Algoritma dan Pemrograman (Sitorus, 2015)

3. Pseudocode

Langkah-langkah penyelesaian masalah ini ditulis dengan cara yang mirip atau menyerupai program. Pseudocode tidak spesifik terhadap salah satu bahasa pemrograman sehingga algoritma ini dapat diterjemahkan menyesuaikan bahasa pemrograman yang ada dalam suatu program.

Contoh: Menghitung luas segitiga menggunakan pseudocode

Input (Alas)Input (Tinggi)Luas ← (Alas x Tinggi) / 2

Output (Luas)

Meskipun ada tiga cara penyajian yang berbeda, hasil algoritma yang diberikan tetap sama. Maka dari itu, tidak ada aturan yang menyatakan harus menggunakan penyajian tertentu. Kamu bebas memilih bentuk penyajian sesuai keinginan dan pemahaman.

Meski begitu, algoritma yang dibuat dengan kalimat memiliki kelemahan, yaitu hanya bisa dimengerti oleh praktisi yang mengerti bahasanya.

Simak Video "Sistem Transportasi di New York Dihack, Negara-negara Ini Dicurigai"



(pal/pal)


Algoritma yang menjalankan beberapa langkah tertentu secara berulang-ulang adalah

Pengertian Algoritma ialah langkah-langkah yang disusun secara tertulis dan berurutan untuk menuntaskan suatu masalah.

Definisi Algoritma Pemrograman ialah langkah-langkah yang ditulis secara berurutan untuk menuntaskan dilema pemrograman komputer.

Dalam sebuah pempgraman yang sederhana, definisi algoritma ialah langkah pertama yang harus ditulis sebelum menuliskan program.

Masalah yang sanggup diselesaikan dengan pemrograman komputer ialah masalah-masalah yang bekerjasama dengan perhitungan matematik.

Berikut ialah 3 bentuk dasar algoritma :

Sequence algorithm atau algoritma sekuensial ialah algoritma yang langkah-langkahnya secara urut dari awal hingga akhir. Bentuk dari algoritma sekuensial ini salah satu contohnya menyerupai algoritma memasak air. Langkah demi langkah yang dijalankan harus urut dari atas hingga bawah.

Looping algorithm atau algoritma perulangan ialah suatu algoritma yang menjalankan beberapa langkah tertentu secara berulang-ulang atau looping. Pada dilema yang kita hadapi, ada pula sebuah langkah yang harus kita lakukan secara berulang-ulang. misal dari algoritma looping ini ialah algoritma menjemur pakaian:

  • Siapkan jemuran.
  • Ambil satu pakaian yang nantinya akan dijemur.
  • Peras pakaian tersebut terlebih lampau.
  • Letakkan pakaian tersebut pada tiang jemuran.
  • Ulangi langkah dari 2 hingga 4 hingga pakaian habis.

Dari algoritma di atas, sanggup diketahui bahwa dari langkah 2 hingga 4 harus dilakukan secara berulang-ulang hingga pakaian habis.

Conditional algorithm atau algoritma bersyarat ialah algoritma yang menjalankan langkah diberikutnya apabila terdapat syarat yang sudah sanggup dipenuhi. Berikut salah satu rujukan dari algoritma bersyarat :

  • Siapkan panci.
  • Masukkan air secukupnya ke dalam panci.
  • Tutup panci tersebut.
  • Letakkan panci tersebut di atas kompor.
  • Hidupkan kompor.
  • Apabila air sudah mendidih, kemudian matikan kompor.
  • Angkat panci tersebut dari kompor.

Algoritma bersyarat atau contional algorithm terdapat pada langkah ke 6. Apabila air sudah mendidih, kemudian matikan kompor. Sehingga apabila air tersebut belum mendidih, maka kompor tidak dimatikan.

Salah satu cara untuk mengklasifikasikan algoritma yaitu dengan menggunakan cara implementasi.

Algoritma rekursi ialah suatu algoritma yang memanggil dirinya sendiri secara berulang kali (looping) hingga pada kondisi tertentu sanggup tercapai. Rekursi ialah suatu metode umum dalam pemrograman fungsional.

Algoritma iteratif menggunakan konstruksi berulang menyerupai pada pengulangan dan terkadang terdapat struktur data tambahan.

Beberapa permasalahan secara alami sanggup cocok dengan 1 implementasi atau yang lainnya. contohnya : Menara Hanoi yang dikenal dengan implementasi rekursif. Pada setiap versi rekursif memiliki adanya kesamaan (bisa lebih ataupun kurang kompleks) dengan versi iteratif, ataupun sebaliknya.

Algoritma sanggup dilihat sebagai sebuah logika deduksi terkontrol. Pernyataan ini sanggup diekspresikan sebagai: Algoritma = kontrol + logika. Komponen logika yang mengekspresikan aksioma sanggup digunakan dalam komputasi serta komponen kontrol dalam memilih cara-cara deduksi yang digunakan pada aksioma.

Hal tersebut ialah dasar dari paradigma pemrograman logika. Dalam pemrograman, logika murni komponen kontrol ialah tetap serta algoritma yang ditentukan dengan mempersembahkan spesialuntuk ada komponen logikanya. Daya tarik dari pendekatan logical ialah semantik elegan, sebuah perubahan yang ada dalam aksioma memiliki perubahan dalam algoritma.

Algoritma menjalankan satu aba-aba algoritma setiap waktu. Komputer tersebut sanggup disebut dengan komputer serial. Rancangan algoritma yang digunakan bagi lingkungan tersebut ialah algoritma serial, terbalik dengan algoritma terdistribusi atau algoritma paralel.

Algoritma paralel menggunakan arsitektur komputer yang mana terdapat prosesor-prosesor sanggup mengerjakan dilema pada waktu yang sama. Sedangkan algoritma terdistribusi menggunakan banyak mesin yang terhubung ke jaenteng.

Algoritma terdistribusi atau paralel membagi permasalahan ke banyak submasalah simetris maupun asimetris dan mengumpulkan hasil yang didapat kembali. Konsumsi dari sumber pada algoritma tersebut tidak spesialuntuk ada perputaran prosesor tapi juga terdapat daya komunikasi antara prosesor.

Algoritma pengurutan sanggup untuk diparalelkan secara efisien, namun terdapat biaya komunikasi yang sangat mahal. Algoritma iteratif pada umumnya sanggup untuk diparalelkan. Ada juga permasalah yang tidak ada algoritma paralelnya, disebut dengan permasalahan serial lahiriah.

Terdapat juga algoritma determministik dan non-determenistik. Algoritma deterministik sanggup menuntaskan masalah-masalah dengan keputusan sempurna disetiap langkah-langkah dari sebuah algoritma. Algoritma non-deterministik sanggup menuntaskan masalah-masalah lewat adanya penerkaan walaupun penerkaan tersebut pada umumnya lebih akurat dengan menggunakan heuristik.

Jika terdapat banyak algoritma sanggup hingga ke solusi yang tepat, ada juga algoritma asumsi yang mencari asumsi terdekat dengan solusi benarnya. Perkiraan tersebut sanggup menggunakan taktik deterministik ataupun acak. Algoritma yang menyerupai itu sanggup memiliki nilai lebih untuk banyak permasalahan yang susah.

Berjalan pada model realistik dari komputasi quantum. Istilah tersebut pada umumnya digunakan bagi algoritma yang intinya quantum, ataupun menggunakan fitur-fitur penting dari komputasi quantum menyerupai belitan quantum atau superposisi quantum.

Algoritma memiliki input 0 (nol) atau lebih

Algoritma harus menghasilkan atau mengeluarkan minimal 1 output.

Algoritma harus berhenti setelah melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan.

Algoritma harus terperinci kapan dimulai dan berakhir. Tujuan dari algoritma harus jelas. Setiap langkah-langkah harus dijelaskan dengan jelas.

Membuat sebuah algoritma haruslah efisien. Adanya langkah menyerupai mencari hasil 1 + 0 tidak efisien. Hal ini sebab bilangan apapun itu jikalau ditambah dengan nol maka balasannya ialah bilangan itu sendiri. Sehingga adanya langkah menyerupai itu tidak perlu dimasukkan ke dalam sebuah algoritma.

Algoritma untuk menghitung nilai y dari persamaan y = 3x + 8

  • Mulai
  • Tentukan nilai x
  • Hitung nilai y = 3x + 8
  • Cetak nilai x dan y
  • Selesai

Penyajian algoritma umumnya terbagi dalam dua bentuk goresan pena dan gambar. Algoritma yang disajikan dengan goresan pena yaitu dengan struktur bahasa tertentu (misalnya bahasa Indonesia atau bahasa Inggris) dan pseudocode.

Pseudocode ialah kode yang menyerupai dengan kode pemrograman yang bahwasanya menyerupai Pascal, atau C, sehingga sempurna digunakan dalam menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer.