Uraikan perbedaan antara pola penyerangan dan pola pertahanan dalam permainan bola kaki

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer dan digemari oleh seluruh masyarakat di Indonesia, perkembangannya telah tumbuh dan berkembang sangatlah pesat. Hampir di setiap kota maupun kabupaten mempunyai organisasi yang membantu dan meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia dengan adanya kompetisi atau kejuaraan. Namun, untuk mencapai tujuan dari permainan ini, setiap tim harus bisa menetapkan taktik atau strategi terutama dalam hal pola penyerangan dan pola pertahanan sesuai kondisi dari masing-masing pemain. Untuk bisa menerapkan taktik atau strategi yang tepat, dibutuhkan pemahaman mengenai pola penyerangan dan pola pertahanan sepakbola.                 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penyerangan dan pola pertahanan pemain sepakbola pada klub Sinar Harapan Tulangan Sidoarjo di liga 3 regional Jatim. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmiah bagi masyarakat dalam bidang sepakbola, dan untuk memudahkan para pelatih dalam menganalisa pemain sepakbola terhadap pola penyerangan dan pola pertahanan.Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yang memaparkan gambaran aktivitas keterampilan pola penyerangan dan pola pertahanan yang dilakukan oleh pemain Sinar Harapan pada kompetisi liga 3 regional Jatim 2017 Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata klub Sinar Harapan melakukan pola penyerangan dari sisi kanan lapangan sebesar 16.67 dengan presentase 25.78% sebanyak 50 kali, bagian tengah lapangan sebesar 28.67 dengan presentase 44.33% sebanyak 86 kali, dan sisi kiri lapangan sebesar 19.33 dengan presentase 29.90% sebanyak 58 kali. Sedangkan, rata-rata pola pertahanan dari sisi kanan lapangan sebesar 15.33 dengan presentase 23.36% sebanyak 46 kali, bagian tengah lapangan sebesar 28.67 dengan presentase 43.66% sebanyak 86 kali, dan dari sisi kiri lapangan sebesar 21.67 dengan presentase 32.99% sebanyak 65 kali.

KOMPAS.com - Mencetak gol adalah tujuan utama dari permainan sepak bola. Untuk mendapatkan tujuan tersebut, perlu adanya strategi atau pola menyerang.

Pola menyerang adalah salah satu dari tiga fase penting dalam sepak bola. Dua lainnya yaitu bertahan, dan transisi.

Lebih rinci lagi, transisi terbagi menjadi dua macam, yakni transisi negatif atau dari menyerang ke bertahan, dan transisi positif atau dari bertahan ke menyerang [counter attack].

Namun, pada artikel ini berisi pola penyerangan dengan menyebutkan beberapa contoh formasinya.

Baca juga: Apa Itu Tiki-taka dalam Sepak Bola?

Pengertian Pola Penyerangan

Pola penyerangan adalah siasat yang digunakan masing-masing tim untuk mencetak gol dan menjadi tim yang menang.

Maksudnya, pola dalam permainan sepak bola diterapkan dengan tujuan dapat menerobos pertahanan lawan dan menciptakan gol sebanyak-banyaknya sehingga dapat memenangkan pertandingan adalah pola penyerangan.

Mengutip Filanesia [kurikulum sepak bola dari PSSI], pola penyerangan terbagi menjadi dua fase.

Fase pertama yaitu membangun serangan [build up], kemudian yang kedua adalah fase penyelesaian serangan atau finishing.

Baca juga: 5 Legenda Sepak Bola Indonesia

Build up merupakan fase penguasaan bola dengan umpan-umpan baik pendek maupun direct ke depan atau long pass.

Sementara finishing atau fase penyelesaian juga terbagi menjadi tiga, sukses, netral, dan gagal.

Finishing sukses berbuah gol, penyelesaian netral berupa gagal tetapi bola masih dikuasai. Adapun tidak gol disebut gagal.

Tujuan Pola Penyerangan

Satu-satunya tujuan dalam permainan sepak bola adalah mencetak gol.

Baca juga: Apa Itu Gegenpressing dalam Sepak Bola?

Sebanyak-banyaknya tim kebobolan, tetapi mampu mencetak gol lebih banyak daripada jumlah kebobolan, maka akan tetap dianggap sebagai pemenang.

Cara untuk menciptakan gol yakni seperti yang sudah dijelaskan di atas, membangun serangan lewat build up sekaligus dengan finishing sukses.

Masih mengutip Filanesia, salah satu cara mencapai tujuan dalam permainan sepak bola adalah kemampuan berorientasi mencetak gol.

Kemampuan berorientasi mencetak gol yaitu menyerang secara proaktif dengan penguasaan bola konstruktif dari lini ke lini berorientasi progresif ke depan untuk mencetak gol.

Baca juga: Tugas Linesman dalam Sepak Bola

Macam-macam Formasi Menyerang

4-3-3

Filanesia acapkali memperagakan formasi 4-3-3 dengan tiga penyerang yang memiliki kecepatan dan lincah di tiap sisinya.

Formasi 4-3-3 dalam sepak bola merupakan perkembangan dari formasi 4-2-4 ala Brasil dan 3-4-3 ala Belanda.

Formasi ini terbilang sangat ofensif di sepakbola era modern, dengan hadirkan tiga pemain di lini depan. Dalam formasi 4-3-3, peran dua bek sayap menjadi lebih krusial untuk bergerak ofensif.

Sementara di sektor tengah, dua dari tiga gelandang memiliki tugas lebih dalam membangun serangan.

Baca juga: Macam-macam Teknik Menyundul Bola dalam Sepak Bola

Satu lainnya bertanggung jawab untuk fokus di lini pertahanan. Barcelona era Pep Guardiola merupakan tim yang paling melekat dengan formasi 4-3-3.

4-4-2

Formasi 4-4-2 merupakan salah satu favorit pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dalam memainkan strateginya untuk skuad Garuda.

Formasi ini salah satu paling umum dikenal oleh banyak orang. Pada formasi 4-4-2, menggunakan empat pemain bertahan, empat pemain tengah, dan dua penyerang.

Empat pemain bertahan diisi oleh dua bek sayap [kiri, kanan] dan dua bek tengah. Kemudian pada empat pemain tengah biasanya diisi dua gelandang tengah dan dua gelandang kanan dan kiri.

Baca juga: Cara Kontrol Bola Ground Ball dalam Sepak Bola

Adapun, dua penyerang biasanya diisi satu striker murni dan satu second striker. Akan tetapi, ada pula yang memasang dua striker maupun dua second striker di depan.

Manchester United di era Sir Alex Ferguson kerap menggunakan formasi 4-4-2 tersebut. Di kompetisi sepak bola Spanyol, LaLiga, Atletico Madrid juga kerap menggunakan formasi tersebut.

3-5-2

Formasi 3-5-2 adalah salah satu formasi dengan tiga bek. Pelatih Inter Milan, Antonio Conte, adalah pelatih yang identik dengan formasi ini.

Kendati bermain tiga bek, dua pemain tengah yang berada di sisi lapangan akan ikut turun membantu pertahanan sehingga akan berbentuk lima bek.

Begitu juga ketika menyerang, dua pemain tengah di sisi lapangan akan maju ke depan untuk mengirim umpan dari sisi ke tengah.

Baca juga: Siapakah Pemain Pengatur Serangan dalam Sepak Bola?

4-2-3-1

Formasi ini baru ramai diperbincangkan pada akhir dekade 2000. Strategi ini kali pertama dipakai oleh timnas Maroko pada Piala Dunia 1994.

Kemudian booming pada Piala Dunia 2002 dan 2006.

Saat ini, Barcelona di bawah asuhan pelatih Ronald Koeman juga kerap kali menggunakan skema 4-2-3-1.

Pola formasi 4-2-3-1 dalam permainan sepak bola menempatkan pemain penyerang sejumlah satu orang atau disebut juga dengan istilah striker tunggal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

KOMPAS.com - Taktik pertahanan atau defence merupakan hal penting dalam sepak bola. Tujuan pola pertahanan dalam permainan sepak bola adalah untuk menahan bola dari serangan lawan.

Sepak bola merupakan contoh permainan bola besar yang dilakukan secara beregu dengan melibatkan dua tim di lapangan.

Dalam aturan resmi Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional [IFAB], jumlah pemain inti sepak bola dalam satu regu adalah sebelas [11] orang, termasuk satu anggota tim sebagai penjaga gawang.

Tujuan permainan sepak bola adalah mencetak gol dan meraih kemenangan. Selain efektif saat menyerang, sebuah tim juga harus memiliki pertahanan yang tangguh.

Taktik bertahan yang tepat dibutuhkan untuk menahan serangan lawan.

Baca juga: Cara Kontrol Dada dalam Sepak Bola

Pengertian dan tujuan pola pertahanan

Mengutip Modul Permainan Bola Besar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas XII [2020], taktik pertahanan diartikan sebagai suatu siasat yang bertujuan untuk menahan serangan lawan.

Pola yang diterapkan dalam permainan sepak bola dengan tujuan untuk menghalau dan mempertahankan gawang dari serangan lawan, sehingga tidak terjadi gol disebut pola pertahanan.

Pola pertahanan bisa dijalankan secara perorangan atau individual maupun kelompok [tim].

Adapun, tujuan pola pertahanan dalam permainan sepak bola adalah untuk menahan bola dari serangan lawan.

Baca juga: Pola Penyerangan dalam Sepak Bola: Pengertian, Tujuan, dan Formasi

Macam-macam pola pertahanan

AFP/LUIS ACOSTA Penyerang Perancis, Kylian Mbappe, mencoba melewati para pemain bertahan Australia pada laga Piala Dunia 2018 di Kazan, 16 Juni 2018.

Pola pertahanan dalam sepak bola dibedakan menjadi tiga yaitu man to man defence, zone defence, dan kombinasi.

1. Man to man defence

Man to man defence adalah taktik pertahanan di mana setiap pemain membayangi satu lawan [satu lawan satu].

2. Zone defence

Dalam pelaksanaan taktik zone defence, setiap pemain bertanggung jawab atas daerah pertahanannya.

Baca juga: Tugas Linesman dalam Sepak Bola

3, Pola pertahanan kombinasi

Taktik pertahanan kombinasi yaitu taktik man to man defence dan zone defence dipadukan.

Cara pertahanan yang paling kompleks dan efektif dalam menjaga daerahnya dari serangan lawan dalam sepak bola disebut kombinasi man to man defence dan zone defence.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan