Uraikan 2 kelebihan dan kekurangan historiografi pada masa islam

Abdullah, Taufik. Sejarah Lokal di Indonesia, Yogyakarta: UGM Press, 1996.

Islam dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1996.

dan Surjomiharjo. Ilmu Sejarah dan Historiografi Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.

dan Sharon Siddique. Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Jakarta: LP3ES, 1988.

Abdurrohman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Alfian, Ibrahim. Perang di Jalan Allah: Aceh 1873-1912, Jakarta: Sinar Harapan, 1987.

Wajah Aceh dalam Lintasan Sejarah, Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, 1999.

Ambary, Hasan Muarif. Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001.

Azra, Azyumardi. Historiografi Kontemporer Indonesia: Wacana, Aktualitas, dan Aktor Sejarah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Perspektif Islam di Asia Tenggara, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989.

Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, Bandung: Mizan, 1998.

Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan, Bandung: PT Rosdakarya, 1999.

Konflik Baru antar Peradaban: Globalisasi, Radikalisme, dan Pluralitas, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Menuju Masyarakat Madani: Gagasan, Fakta, dan Tantangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.

Islam Substantif: Agar Umat Tidak Jadi Buih, Bandung: Mizan, 2000.

Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal, Bandung: Mizan, 2002.

Burhanudin, Jajat. Dan Ahmad Baedowi. Transformasi Otoritas Keagamaan: Pengalaman Islam Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 16, Jakarta: PT Cipta Indonesia, 1999.

Frederick, William H. dan Soeri Soeroto. Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi, Jakarta: LP3ES, 1984.

Gattschalk, Louis. Understanding History: a Primer of Historical Method, diterj. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1986.

Gazalba, Sidi. Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: Bhratara, 1981.

Hamka. Sejarah Umat Islam Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Hariyono. Mempelajari Sejarah Secara Efektif, Yogyakarta: Pustaka Jaya, 1995.

Hasmy. Sejarah Masuknya Agama Islam, Jakarta: al-Ma'arif, 1981.

Huntington, Samuel P, "Benturan Antar Peradaban: Masa Depan Dunia Politik", dalam Nasir Tamara. Agama dan Dialog Antar Peradaban, Jakarta: Paramadina, 1996.

Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: Gramedia, 1992.

Pemikiran dan Perkembangan Historiografi: Suatu pengantar Alternatif, Jakarta: Gramedia, 1982.

Kebudayaan dan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah, Yogyakarta: UGM Press, 1994.

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994.

Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: Bina Aksara, 1987.

Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1999.

Periodesasi Sejarah Kesadaran Keagamaan Umat Islam Di Indonesia: Mitos, Ideologi, Ilmu, Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Sejarah Pada Fakultas Budaya UGM, Yogyakarta: 12 Juli 2001.

Loir, Henri Chambert dan Hasan Muarif Ambary. Panggung Sejarah: Persembahan kepada Prof.Dr.Denys Lombard, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999.

Malik, Maman Abdul. "Historiografi Tradisional: Sisi Lain dari Pujangga Kraton", dalam Sugeng Sugiyono (ed.), Bunga Rampai: Bahasa Sastra dan Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Fakultas Adab, IAIN Sunan Kalijaga, 1993.

Soedjatmoko (ed.). An Introduction to Indonesian Historiography, diterj. Mien Djubhar, Historiografi Indonesia: Sebuah Pengantar, Jakarta: Gramedia, 1995.

Suharto, Toto. Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2003.

Suroto. Teori dan Bimbingan: Apresiasi dan Sastra Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1990.

Suryanegara, Ahmad Mansur. Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Bandung, Mizan, 1996.

Suyono. Kontribusi Kuntowijoyo dalam Historiografi Islam Indonesia, Yogyakarta: Skripsi Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga, 2003.

Tjandrasasmita, Uka. Sejarah Nasional III: Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.

Umar, Muin. Historiografi Islam: Pertumbuhan dan Perkembangan, dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: 7 November 1997.

Historiografi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1984.

dkk (ed.). Penulisan Sejarah Islam Indonesia dalam Sorotan Seminar IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta: Dua Dimensi, 1985.

www. Azyumardi-Azra.com-it's me, Kamis 25 Desember 2003.

Yatim, Badri. Historiografi Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Apa itu Historiografi? Pengertian Historiografi adalah hasil atau suatu karya penulisan ilmu sejarah.

Menurut seorang peneliti yang bernama Daliman mengatakan bahwa historiografi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan hasil penelitian yang dijabarkan, diuji, verifikasi serta interpretasi maka pada penjelasan historiografi tersebut bisa kita simpulkan dari historiografi adalah suatu karya dari peristiwa sejarah yang memerlukan penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi.

Uraikan 2 kelebihan dan kekurangan historiografi pada masa islam
Historiografi Adalah Pengertian, Jenis, Kelebihan dan Kelemahan

Sedangkan menurut karya aditia muara padiatra yang dikutip dari buku ilmu sejarahnya mengatakan bahwa sejarah sebagai sebuah gambaran masa lalu kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang tentu saja di susun secara ilmiah dan cukup lengkap.

Kata historiografi terdiri dari dua gabungan kata yaitu history yang artinya sejarah yang berhubungan masa lalu dan graph yang berarti tulisan.

Sebagai fungsi dalam historiografi yang bisa didapatkan ketika mempelajari ilmu penulisan sejarah ialah meliputi fungsi genetis yang dimana untuk mengungkapkan sejarah asal usul munculnya sebuah peristiwa contohnya bisa kita lihat dari sejarah melayu atau prasasti kutai.

Kemudian untuk fungsi ditaktis yang merupakan fungsi yang cukup mendidik yang berarti karya sejarah banyak sekali memuat unsur pelajaran, hikmah dan teladan yang penting bagi setiap orang yang membacanya.

Yang terakhir, fungsi pragmatis yang berhubungan dengan upaya dalam legitimasi suatu kuasa agar di pandang lebih kuat dan berwibawa.

Untuk pendekatan metode historiografi yang paling berpengaruh yaitu seperti sejarah bisnis, sejarah komparatif, sejarah budaya, sejarah diplomasi, sejarah ekonomi, sejarah lingkungan dalam bidang ilmu yang cukup baru, sejarah etnis, sejarah politik, sejarah museum terutama museum dan juga pelestarian sejarah, sejarah dunia dan masih banyak lagi sejarah lainnya.

Itulah penyebab dari ketertarikan penelitian sejarawan bisa berubah sepanjang waktu dari masa ke masa berikutnya.

Baca Juga : Pengertian Instrumen Penelitian

Jenis Historiografi

Terdapat 3 jenis historiografi jika dilihat dari urutan. Berikut ini jenis dari historiografi serta penjelasannya yaitu sebagai berikut :

1. Historiografi tradisional

Adalah suatu penulisan sejarah yang sangat sering dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton atau bangsawan kerajaan karena historiografi ini berasal dari masa kerajaan hindu buddha serta islam.

Beberapa contoh dari historiografi ialah prasasti canggal, hikayat raja pasai, babad tanah jawi, dan negarakertagama serta sutasoma.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai historiografi maka bisa di lihat dari ciri-ciri historiografi tradisional yaitu memiliki ciri regio sentris yang berarti segala sesuatu yang dipusatkan pada raja dan keluarga raja, bersifat feodalistis aristokratis merupakan istilah dari apa yang dibicarakan hanya seputar kaum bangsawan feodal dalam artian tidak ada sifat rakyat serta tidak mengandung riwayat hidup rakyat dan tidak membicarakan hal segi kehidupan sosial dan ekonomi rakyat.

Historiografi tradisional lebih bersifat regio magis yang di hubungkan dengan kepercayaan akan hal gaib sehingga tidak terlalu membedakan khayalan serta kenyataan.

Historiografi tradisional banyak di pengaruhi oleh daerah seperti cerita dewa di daerah tersebut karena bersifat regio sentris. Raja juga pemimpin biasanya di anggap memiliki kekuatan gaib dan berkharisma.

2. Historiografi kolonial

Adalah sebuah penulisan sejarah yang muncul pada abad kolonialisme belanda di indonesia di mulai hingga pemerintahan hindia belanda.

Adapun tujuan dari penulisan sejarah ini ialah untuk memperkuat kedudukan pada masa itu di indonesia.

Beberapa contoh historiografi kolonial ialah seperti indonesian trade and society, indonesian sociological studies, tulisan schrieke, dan tulisan wertheim.

Ciri dari historiografi kolonial meliputi bersifat diskriminatif, nederlandosentris atau eropasentris maka mengganggap jika india timur belum memiliki sejarah sebelum adanya kedatangan orang eropa atau belanda.

3. Historiografi nasional

Adalah penulisan sejarah sejak merdeka pada tahun 1945 karena penulisan historiografi menjadi indonesia yang sentris dalam artian bangsa indonesia telah menjadi fokus perhatian karena telah menempuh sejarah yang cukup panjang.

Adapun contoh dari historiografi nasional berupa sejarah perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme dan sejarah nasional indonesia jilid 1 hingga jilid lV.

Mengenal ciri-ciri dari historiografi nasional yakni hasil penulisan sejarah dari perbandingan berbagai sumber kolonial atau sumber lokal sedangkan penulisnya ialah dari kaum akademisi atau para kritis dalam bidang ilmu kajian bahasa, sastra, dan purbakala.

Historiografi ini tidak hanya mengangkat topik mengenai sejarah orang besar atau negara saja akan tetapi lebih ke unsur kemanusiaan seperti kebudayaan maka cara pandang untuk melihat sebuah peristiwa yang sering di gunakan pada historiografi ini meliputi tidak hanya melalui satu sisi saja melainkan melalui beberapa cara pandang yang dilakukan untuk mencegah kejadian subjektifitas dalam penulisan sejarah.

4. Historiografi modern

Adalah yang dirancang ketika adanya sebuah tuntutan teknik agar bisa mendapatkan fakta sejarah.

Sedangkan fakta sejarah biasanya di peroleh dari cara menetapkan metode penelitian yang menggunakan ilmu bantu atau pendukung sehingga adanya teknik dari pengarsipan serta adanya rekonstruksi dari sejarah melalui lisan.

Untuk masa baru dalam perkembangan historiografi di indonesia dimulai dengan adanya studi sejarah kritis maka penulisan sejarah ini di gunakan prinsip metode sejarah juga memerlukan bantuan ilmu yang lain sebagai syarat mempertajam analisa.

Bentuk dan ciri dari histografi modern ialah lebih bersifat metodologis karena sejarawan diharuskan menggunakan istilah atau kaidah ilmiah.

Kemudian juga bersifat kritis dalam historis yang artinya di dalam suatu penelitan sejarah menggunakan suatu metode pendekatan multidimensional sehingga peran rakyat kecil juga bisa terlibat.

Munculnya kritis terhadap historiografi nasional yang memiliki kecerendungan untuk membuang unsur asing dalam sebuah proses untuk pembentukan ke indonesia.

Bagian contoh dari historiografi modern seperti pemberontakan petani daerah banten tahun 1888 karya sartono kartodirdjo dan revolusi pemuda yang di ciptakan oleh benedict anderson.

Kelebihan dan kelemahan historiografi

Suatu karya penulisan sejarah pasti selalu memiliki sisi kelebihan serta kelemahan tersendiri baik pada segi isi, penyajian, serta visi sehingga setiap kelebihan dan kekurangan dari jenis historiografi juga berbeda.

Berikut ini penjelasan dari kelebihan dan kelemahan setiap historiografi yakni sebagai berikut :

  1. Historiografi tradisional memiliki kelebihan yaitu tujuan penulisan sebagai syarat untuk meninggikan serta menghormati para raja sehingga para raja tersebut akan tetap dihormati, di junjung oleh rakyatnya. Filsafat mengatakan bahwa raja merupakan keturunan dari dewa sehingga banyak sekali anggapan bahwa setiap perkataan raja adalah fakta dan benar. Sehingga bisa dikatakan untuk kelemahan historiografi tradisional jika di lihat dari ciri-cirinya ialah pembahasan penulisan hanya seputar tentang kehidupan bangsawan yang pada masa sekarang sudah jarang kita temukan bahkan yang sangat tidak bisa dibahas meliputi urusan kehidupan rakyat.
  2. Historiografi kolonial memiliki beberapa kelebihan seperti historiografi ini juga ikut serta dalam memperkuat serta memperkokoh proses naturalisasi historiografi di indonesia sehingga tidak bisa mengabaikan adanya literatur historiografi dari sejarawan kolonial. Untuk sejarawan kolonial selalu berorientasi pada kenyataan atau kejadian sehingga fakta yang ada sangat mencolok. Kemudian untuk kekurangan historiografi jenis ini meliputi adanya subjektifitas yang cukup tinggi terhadap bangsa belanda sehingga kejadiannya hanya menyangkut tentang orang belanda saja serta tidak menyangkut hal lain. Kemudian kekurangan kualitatif yang sumbernya berasal dari buku yang diciptakan selalu membahas mengenai pejabat belanda juga penduduk pribumi. Untuk kekurangan kuantitatif berupa sedikitnya karya yang diterbitkan penyebab karena adanya sistem rahasia yang berlaku di abad 18.
  3. Historiografi nasional memiliki kelebihan bagi seseorang yang mempelajari ilmunya yakni akan menumbuhkan rasa atau jiwa nasionalisme dan patriotisme karena narasi atau sumbernya hanya berfokus pada nilai yang telah tersirat dari adanya peristiwa sejarah sehingga juga mampu menumbuhkan persatuan yang ada pada masyarakat. Untuk kelemahan historiografi nasional yaitu sering terjadinya rawan anakronisme atau tidak sesuai urutan waktu dan berkesinambungan antar aspek di dalam rekonstruksi sejarah serta munculnya sebuah gambaran tokoh sejarah nasional yang berlebihan. Maknya sering terjadinya rawan yang sering di salah gunakan oleh penguasa untuk melakukan propaganda.
  4. Maka dengan ciri yang ada di historiografi modern tersebut bisa diambil beberapa kelebihan yang ada di historiografi modern yaitu dari pandangan religiomagis dan kosmologis diganti menjadi pandangan yang bersifat ilmiah dan menggunakan pendekatan metode multidimensi serta bisa menggunakan dinamika masyarakat di indonesia dari seluruh aspek kehidupan yang ada. Sedangkan dari sisi kekurangan historiografi modern belum mampu untuk menjelaskan sejarah secara maksimal utuh dan juga kurang fleksibel karena terlalu dalam berpedoman terhadap suatu metode ilmiah. Selain itu, juga belum tentu sebagai tujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme karena hanya berfokus untuk sebuah tujuan yang bersifat akademis saja.

Itulah penjelasan mengenai historiografi yang tentu saja mempunyai manfaat dan fungsi yang bisa kita dapatkan jika kita mendalami ilmu historiografi yakni dari manfaatnya untuk menghubungkan masa lalu dan sekarang dalam artian seni arsitektur yang terbentuk pada masa sekarang bukan suatu hal yang bisa dipisahkan dari arsitektur masa lalu.

Manfaat lain yaitu untuk memahami adanya latar belakang dibentuknya artefak serta pengaruh yang telah membentuk artefak tersebut.

Bagi seorang arsitek, historiografi ini bisa menginspirasi ketika merancang dan untuk seorang peneliti bisa membuat karya ilmiah untuk menulis kejadian pada masa lalu secara kronologis dan sistematis.

Untuk sumber penulisan sejarah berasal dari dua sumber yaitu sumber primer yang berupa bukti dalam bentuk tulisan tangan yang pertama tentang sejarah yang dibuat pada masa peristiwa terjadi sehingga jika dari sumber primer biasanya dilakukan oleh orang yang ada pada peristiwa yang terjadi.

Bentuk sumber primer berupa catatan harian, korespondensi dan koran. Sumber yang satu ini biasanya sering diragukan karena dari sifat manusia yang lupa dan serta keinginan mereka dalam menulis kembali sejarah.

Selanjutnya ialah sumber yang berasal dari sumber sekunder yang berarti tulisan sejarah yang cocok dan sesuai dengan bukti dari sumber primer.

Peristiwa dari penulisan sejarah sumber sekunder yang umumnya memuat laporan peristiwa masa lampau yang telah mengalami generalisasi, analisis, sintesis, interpretasi dan evaluasi terlebih dahulu sebelumnya.

Maka dalam penulisan historiografi dibutuhkan kepintaran dan seni dalam menulis. Maka kebebasan dalam menulis perlu di batasi dengan sejumlah syarat dan ketentuan akademis yang berlaku serta memerlukan sikap waspada berhati-hati agar menghindari sebuah penyampaian yang melebih kenyataan.