Tumbuhan Hijau (Materi Pelajaran IPA SD/MI Kelas 5) ✓ Tujuan dari pembelajaran tentang tumbuhan hijau yaitu supaya teman-teman bisa mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Selain itu supaya teman-teman bisa menjelaskan dan dapat menggambarkan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan. Tumbuhan adalah merupakan makhluk hidup yang bisa melakukan pengolahan makanan sendiri. Oleh sebab itu tumbuhan hijau disebut produsen. Pada tumbuhan hijau dalam membuat makanannya ada di daun. Zat yang membuat tumbuhan hijau dapat mengolah makanan sendiri disebut zat hijau daun atau dikenal dengan sebutan klorofil. Kemudian makanan dari daun akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh tumbuhan. Sebagian nya disimpan yang dipakai sebagai cadangan makanan. Daftar Isi: 1. PROSES TUMBUHAN HIJAU MENGOLAH MAKANAN 2. MANUSIA DAN HEWAN BERGANTUNG PADA TUMBUHAN HIJAU 1. Fotosintesis Pengertian fotosintesis adalah proses pengolahan makanan pada tumbuhan. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat makanan yaitu air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Bahan - bahan didapatkan dari dalam tanah. Untuk proses pengambilannya diserap tumbuhan lewat akar, khususnya melalui rambut akar. Sedangkan untuk gas karbondioksida didapatkan lewat mulut daun (stomata) dan lubang kecil pada batang (lentisel). Sesudah seluruh bahan dikirim ke daun, maka proses peasakan makan siap dilakukan. Pembuatan makanan tersebut terjadi di daun yang banyak mengandung klorofil yang mana klorofil akan mengikat sinar matahari. Kemudian energi dari sinar matahari tersebut dimanfaatkan atau digunakan untuk mengubah air dan karbondioksida. Pengubahan air dan gas karbondioksida menjadi karbohidrat dan as oksigen (O2). Reaksi fotosintesis bisa kita ditulis sebagai mana yang berikut ini:Karbohidrat sebagai hasil dari proses fotosintesis kemudian akan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Untuk tumbuhan, karbohidrat tersebut bermanfaat untuk proses pertumbuhan, perkembangan, berkembang biak, dan lain sebagainya. Tetapi tidak semua karbohidrat tersebut akan dipakai. Sebagian karbohidrat akan dilakukan penyimpanan oleh tumbuhan sebagai cadangan makanan. Seperti proses di atas bahwa hasil fotosintesis selain karbohidrat adalah gas oksigen. Gas ini merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh hewan dan manusia yaitu dimanfaatkan untuk pernafasan manusia dan hewan. Gas oksigen akan dilepaskan tumbuhan ke udara bebas dan akan dimanfaatkan oleh makhluk hidup yang lainnya. 2. Hasil Fotosintesis Disimpan sebagai Cadangan Makanan Sebagian hasil dari proses fotosintesis tumbuhan hijau akan disimpan sebagai cadangan makanan. Penggunaan cadangan makanan tersebut yaitu pada saat bahan-bahan di tanah mulai menipis. Misalnya saja pada saat musim kemarau. Tempat tumbuhan menyimpan makanan, misalnya terletak pada umbi, buah, biji dan batang. Berikut ini merupakan contoh tumbuhan yang memiliki cadangan makanan di tubuhnya.
Pada hewan-hewan herbivor sangat tergantung pada tumbuhan secara langsung. Jika tidak ada tumbuhan, maka hewan tersebut akan mati sehingga juga mengakibatkan hewan karnivor juga akan mati. Hal ini karena mereka saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ini juga berlaku pada hewan omnivor. Baca juga : Keseimbangan Ekosistem Berikut skema tumbuhan hijau, herbivor, karnivor dan omnivor.
2. Tumbuhan sebagai Obat Tradisional Di Negara kita Indonesia, banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Sebagai contoh tanaman obat yaitu pil kina sebagai obat untuk penyakit malaria. Ada pula umbi - umbian yang dimanfaatkan sebagai jamu. Contohnya yaitu kunyit, kencur, jahe, temulawak, dan masih banyak lagi. 3. Tumbuhan sebagai Bumbu Masakan Keanekaragaman makhluk hidup berupa tumbuhan di negara kita menghasilkan banyak sekali rempah-rempah. Biji, buah ataupun umbi tanaman bermanfaat sebagai penyedap atau bumbu masakan. Tanaman tebu misalnya, menghasilkan gula, yaitu pemanis alami. Hasil rempah-rempah, contohnya bawang merah, bawang putih, lada, cengkeh, pala dan sebagainya. Demikian artikel yang berjudul Tumbuhan Hijau (Materi Pelajaran IPA SD/MI Kelas 5) yang semoga bermanfaat. HUBUNGAN ANTARA MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA A. Simbiosis Hubungan antarmakhluk hidup yang khas disebut simbiosis. Di alam dikenal tiga macam kehidupan simbiosis yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme. Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang saling menguntungkan. Contoh :
Serangga seperti kupu-kupu, lebah, dan kumbang mengambil nektar dari bunga untuk makanannya, serangga membantu proses penyerbukan pada bunga. 2. Kerbau dengan burung jalak 3.Buaya dengan burung Clover Burung clover membersihkan kotoran dan sisa makanan di mulut buaya, sementara burung clover mendapatkan makanan. 4.Tumbuhan dengan cacing Tumbuhan sangat terbantu oleh adanya cacing tanah yang yang membuat lubang-lubang di dalam tanah. Air dan udara yang diperlukan tumbuhan menjadi lebih mudah meresap dan diserap oleh akar. Sebaliknya cacing tanah mendapatkan makanan dari daun-daun kering berguguran yang kemudian membusuk. 5. jamur dengan ganggang 6. burung tertentu yang memangsa ulat yang berada di daun-daun suatu tumbuhan. 7. Akar tanaman polong – polongan dengan bakteri Rhizobium radicicola Simbiosis komensalisma adalah hubungan ketergantungan antara makhluk hidup, di mana satu pihak diuntungkan namun pihak yang lain tidak dirugikan. Contohnya adalah sebagai berikut: A. Ikan remora dengan ikan hiu. Ikan-ikan kecil yang disebut remora, menempel pada tubuh ikan hiu. Remora mendapatkan sisa-sisa makanan dari ikan hiu. Selain itu, remora dapat bepergian ke manapun tanpa takut dimangsa oleh ikan-ikan besar lain. Hiu tidak diuntungkan maupun dirugikan. B. Anggrek dan berbagai jenis paku-pakuan hidup menumpang pada tumbuhan lain. Anggrek dan paku-pakuan mendapatkan tempat hidup yang dapat terjangkau sinar matahari yang membantu mereka berfotosintesis. Tumbuhan yang ditumpangi tidak diuntungkan maupun dirugikan. Simbiosis parasitisma adalah hubungan ketergantungan yang hanya menguntungkan salah satu pihak. Contohnya adalah sebagai berikut: A.Benalu yang hidup di pohon inang. Selain menumpang hidup, benalu juga mengambil makanan dari tumbuhan inang yang ditumpanginya. Akibatnya tumbuhan yang ditumpangi mengalami kerugian karena kehilangan zat-zat makanan dan pertumbuhannya terganggu. B.Tumbuhan tali putri yang menumpang pada tumbuhan lain. Tumbuhan tali putri tidak bisa membuat makanan sendiri. Tumbuhan ini menghisap zat-zat makanan dari tumbuhan yang ditumpanginya sehingga menghambat pertumbuhan inangnya. C.Kutu kepala dengan kulit kepala manusia D.Jamur panu dengan kulit manusia Satu makhluk hidup yang menempati areal tertentu disebut dengan individu. Bila ada sekelompok makhluk hidup atau individu yang sejenis menempati areal atau wilayah tertentu, maka disebut sebagai populasi. Kumpulan populasi yang hidup bersama ini akan membentuk komunitas. Hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut ekosistem. Dalam ekosistem ada makhluk hidup dan tidak hidup. Komponen yang hidup seperti manusia, ikan, tumbuhan, dan ayam disebut komponen biotik. Sedangkan komponen yang tidak hidup seperti batu, air, oksigen, dan karbondioksida disebut Komponen abiotik. Sebagai contoh, dalam ekosistem laut terdapat air, ikan, rumput laut, dan batu karang. Ada dua macam ekosistem yang harus kamu ketahui, yaitu: ekosistem alam dan ekosistem buatan. Ekosistem alam adalah ekosistem yang sudah ada di dalam alam. Contohnya: hutan, padang pasir, laut, sungai, dan danau. Ekosistem buatan terbentuk karena dibuat oleh manusia, atau karena campur tangan manusia. Contoh ekosistem buatan manusia adalah: sawah, ladang, kebun, taman, kolam, akuarium, dan lain-lain. Pada sebuah ekosistem terdapat banyak komponen. Komponen-komponen ekosistem itu, sebagai berikut. Semua tumbuhan hijau adalah produsen dalam sebuah ekosistem. Produsen artinya penghasil, yaitu menghasilkan bahan-bahan organik bagi makhluk hidup lainnya. Contoh produsen adalah padi, ubi, singkong, sagu, jagung, dan tomat. Konsumen adalah pemakai bahan organik yang dihasilkan oleh produsen. Berikut ini beberapa tingkatan konsumen menurut apa yang dimakannya. Konsumen tingkat I adalah makhluk hidup yang memperoleh energi langsung dari produsen. Konsumen tingkat II adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari konsumen tingkat I. Konsumen tingkat III adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari konsumen tingkat II. Pengurai berperan menguraikan makhluk hidup yang telah mati. Hasil uraiannya berupa zat hara di dalam tanah. Zat hara digunakan oleh tumbuhan sebagai sumber makanan.. Hasil kerja pengurai dapat membantu proses penyuburan tanah. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur. Komponen abiotik adalah tempat tumbuhan hijau [produsen] tumbuh. Kesuburan lingkungan abiotik ditentukan oleh kerja pengurai. Hubungan antarkomponen dalam ekosistem dapat dilihat pada bagan berikut. Autotrof dan Heterotrof Autotrof adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri [berfotosintesis].Organisme yang termasuk kelompok ini, misalnya tumbuhan hijau, alga [ganggang], lumut, tumbuhan paku dan sebagian bakteri dan di alam bertindak sebagai produsen. Heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri. Organisme heterotrof dibagi menjadi :
C. Rantai Makanan Tumbuhan hijau dapat membuat sendiri makanannya melalui fotosintesis dan disebut sebagai produsen. Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya. Mereka memakan tumbuhan atau hewan lain sehingga disebut konsumen. Hubungan makan dan dimakan ini membentuk rantai makanan. Rantai makanan adalah perjalanan makan-dimakan dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan terjadi perpindahan energi. Perhatikan gambar berikut! Belalang sebagai pemakan produsen [rumput] disebut sebagai konsumen tingkat pertama. Katak yang memakan konsumen tingkat pertama [belalang] disebut sebagai konsumen tingkat kedua. Ular sebagai konsumen tingkat ketiga dan elang disebut sebagai konsumen tingkat keempat. Rantai makanan akan berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya membentuk jaring-jaring makanan. Urutan peristiwa makan dan dimakan di atas dapat berjalan seimbang dan lancar bila seluruh komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut. Perjalanan makan dan dimakan dari produsen sampai ke konsumen terakhir tersebut, dapat kita gambarkan sebagai sebuah piramida. Agar rantai makanan dapat terus berjalan, maka jumlah produsen harus lebih banyak dibandingkan jumlah konsumen. konsumen kesatu harus lebih banyak daripada konsumen kedua, dan begitulah seterusnya.
Pengaruh perubahan lingkungan pada makhluk hidup bermacam-macam. Bila perubahan itu menguntungkan, maka makhluk hidup akan semakin berkembang. Bila perubahan lingkungan itu merugikan, makhluk hidup harus bertahan. Dengan kata lain ia harus mampu menyesuaikan diri atau melakukan adaptasi.Apabila ingkungan di sekitar makhluk hidup itu rusak, makhluk hidup akan mengalami kesulitan untuk bertahan hidup. Contohnya adalah masuknya bahan beracun ke dalam perairan, misalnya deterjen. Deterjen dalam jumlah sedikit, dapat dinetralkan oleh air sungai. Deterjen yang terlalu banyak, dapat mematikan ikan-ikan di sungai. Jikapun ikan-ikan tersebut tidak mati, zat racun akan terkumpul dalam tubuh ikan, sehingga akan berbahaya bila ikan tersebut dikonsumsi manusia. Beberapa contoh peristiwa alam yang merugikan, antara lain, gempa bumi, gunung meletus, dan banjir. Pencemaran air banyak menimbulkan kerugian-kerugian, antara lain, kerusakan lingkungan hidup, banyak hewan dan tumbuhan air yang mati karena kekurangan oksigen, terjadi pendangkalan akibat menumpuknya sampah di sungai, saluran air menjadi tidak lancar sehingga dapat mengakibatkan banjir, dan munculnya berbagai penyakit seperti muntaber, tifus, kolera, disentri, dan penyakit gatal-gatal pada kulit. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran air, antara lain, jangan membuang limbah buangan pabrik dan sampah ke sungai, mengadakan penertiban pembuangan sampah, dan membersihkan aliran sungai. Hutan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan. Misalnya, dijadikan tempat perlindungan hewan, melindungi tanah dari bahaya erosi, dan mencegah terjadinya pencemaran udara. Akibat yang ditimbulkan karena adanya penebangan pohon dan kebakaran hutan, antara lain:
Video yang berhubungan |