Tulislah sebuah hadits beserta artinya tentang perintah berbuat ihsan

Ilustrasi pengertian ihsan. Foto: Freepik.

Ihsan dalam bahasa Arab berarti kesempurnaan atau terbaik. Dalam Islam, ihsan adalah seseorang yang melakukan perbuatan baik dan menahan diri dari dosa. Selain itu, ihsan merupakan pilar penting bagi umat Muslim selain iman.

Ihsan tidak dapat dipisahkan dari iman dan Islam. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak boleh ditinggalakan keislaman seseorang sempurna. Perilaku ihsan perlu tertanam di dalam hati dan diimplementasikan dengan perbuatan terpuji dalam kehidupan.

Dikutip dari buku Ingin Hidup Sukses dan berkah? Awali dengan Basmalah! oleh H. Usin. S. Artyasa, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh Malaikat Jibril tentang pengertian Ihsan. Malaikat Jibril mengubah dirinya menjadi seseorang berpakaian putih dengan rambut yang sangat hitam. Tidak terlihat sedikitpun tanda-tanda seorang musafir.

Kemudian, Malaikat Jibril menyandarkan kedua lututnya ke arah lutut Rasulullah dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas dua paha beliau. Lalu, ia bertanya, “Ya Muhammad, jelaskanlah padaku tentang ihsan?”

Rasulullah SAW menjawabnya: "Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat kamu.” (HR. Muslim)

Dari hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa umat Muslim wajib konsisten melakukan amalan-amalan yang memang dikehendaki oleh Allah SWT. Jika itu dilakukan, maka derajat orang tersebut akan sangat mulia di hadapan Allah.

Selain Nabi Muhammad, Nabi Isa juga telah menjelaskan mengenai makna ihsan. Ketika Nabi Isa ditanya tentang perngertian ihsan, beliau menjawab, "Perbuatan tidak dapat disebut ihsan, jika kalian membalas kebaikan orang yang berbuat baik kepadamu. Tetapi, ihsan adalah ketika kalian mampu berbuat baik justru kepada orang yang berbuat jahat kepadamu.”

Dalil Ihsan dalam Alquran

Ilustrasi pengertian ihsan. Foto: Shutter Stock.

Dalam surat Al Baqarah ayat 83, Allah SWT memerintahkan kepada umat-Nya untuk berperilaku ihsan.

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”

Ihsan memiliki berbagai tingkatan. Dikutip dari buku RIPAIL (Rangkuman Ilmu Pengetahuan Agama Islam Lengkap) Untuk SD, SMP, SMA dan UMUM oleh Raras Huraerah, tingkatan dalam ihsan dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tingkatan Musyahadah: golongan orang yang melakukan ibadah seakan-akan selalu merasa, melihat, dan menyaksikan Allah SWT secara langsung. Mereka merasa Allah benar-benar hadir dalam setiap ibadah yang mereka lakukan.

2. Tingkatan Muraqabah: golongan orang yang melakukan ibadah merasa seluruh gerak-geriknya dan getar hatinya diawasi oleh Allah SWT.

3. Tingkatan Ihsan paling rendah: golongan orang yang beribadah bagaikan seorang pedagang, apa yang dilakukan dalam ibadahnya bertujuan untuk mencari keuntungan.

Tulislah sebuah hadits beserta artinya tentang perintah berbuat ihsan

Alhamdulillah, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya hingga hari kiamat.

Ihsan adalah salah satu akhlak mulia yang dianjurkan dalam agama Islam. Banyak sekali dalil-dalil dalam Al-Quran maupun Al-Hadits yang menganjurkan kita untuk berbuat ihsan.

Pada artikel ini akan kita pelajari bersama Apa itu Ihsan? dan apa Pengertian Ihsan dalam Islam? Apa saja dalil-dalilnya? dan Apa saja contoh Ihsan dalam Islam?

Secara bahasa ihsan berarti berbuat baik. Ihsan adalah kebalikan dari Isa'ah yang berarti berbuat buruk. Sedangkan pengertian ihsan secara istilah itu terdiri dari dua jenis :

  • Ihsan dalam Ibadah kepada Allah
  • Ihsan Kepada Sesama Makhluk

Ihsan dalam ibadah kepada Allah adalah seorang hamba yang beribadah kepada Allah seakan-akan ia melihat Allah, apabila ia tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatnya.

Baca Juga : Hadits Tentang Islam, Iman, dan Ihsan

Ihsan kepada sesama makhluk adalah mendermakan dengan segala jenis kebaikan pada siapapun makhluk (baik manusia maupun hewan) sesuai hak dan kedudukannya.

الحسن هو كون الشيء ملائما للطبع كالفرح وكون الشيء صفة الكمال كالعلم وكون الشيء متعلق بالمدح كالعبادات وهو ما يكون متعلق المدح في العاجل والثواب في الآجل

Kebaikan adalah adanya sesuatu yang selaras dengan tabiat/perangai, seperti rasa senang, adanya sifat yang sempurna, seperti ilmu, adanya sesuatu yang berkaitan dengan hal terpuji, seperti ibadah, dan apapun yang berkaitan dengan hal terpuji baik di dunia maupun pahala di akhirat

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Dalam tafsir As-Sa’di disebutkan : Ihsan (berbuat kebajikan) adalah keutamaan yang dianjurkan seperti memberikan manfaat kepada manusia dengan harta, badan, ilmu dan segala sesuatu yang bermanfaat lainnya. Hingga berbuat baik pada hewan ternak pun juga termasuk ihsan.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

As-Sa’di menafsirkan : Yakni berbaktilah kepada kedua orang tua. Perintah ini bersifat kebaikan secara umum, baik itu dengan ucapan maupun perbuatan. Termasuk juga larangan berbuat buruk kepada kedua orang tua, atau tidak berbuat baik mesikupun tidak berbuat buruk. Karena, jika berbuat baik adalah suatu kewajiban, maka melakukan kebalikannya adalah sebuah larangan.

Kebalikan dari berbuat baik pada kedua orang tua itu ada dua (yaitu) :

  • 1. Berbuat buruk, yang mana ini merupakan kejahatan yang paling besar
  • 2. Tidak berbuat baik, tidak juga berbuat buruk, dan ini diharamkan, akan tetapi tidak sama dengan yang pertama

Demikian pula berbuat baik kepada kerabat dengan bersilaturahmi, berbuat baik pada anak-anak yatim, dan juga orang miskin sama wajib hukumnya. Adapun rincian dalam berbuat baik ini tidak terbatas pada bilangan, akan tetapi sesuai dengan ketetapan.

Kemudian, pada perintah selanjutnya Allah perintahkan untuk berbuat baik kepada manusia secara umum, Allah berfirman (yang artinya) : “serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. Diantara ucapan yang baik adalah memerintahkan pada kebaikan, melarang dari kemungkaran, mengajarkan ilmu, menyebarkan salam, wajah berseri, dan lain sebagainya.

Apabila seseorang tidak mampu berbuat baik pada orang dengan hartanya maka Allah perintahkan dengan perbuatan baik kepada setiap makhluk yang mampu ia kerjakan, yaitu dengan ucapan yang baik. Maka dari itu ayat ini juga mengandung larangan berkata buruk, bahkan kepada orang kafir sekalipun.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى ۖ الْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنثَىٰ بِالْأُنثَىٰ ۚ فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ۗ ذَٰلِكَ تَخْفِيفٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗ فَمَنِ اعْتَدَىٰ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Asy-Syaukani menafsirkan : maksud dari dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu adalah berbuat baiklah kepada hamba-hamba Allah sebagaimana Allah berbuat baik padamu yakni Allah telah memberikan nikmat dunia kepadamu.

إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Ibnul Qayyim mengatakan : Ayat ini mengandung peringatan yang jelas bahwa perintah berbuat baik yang dituntut oleh Allah kepada kalian dan yang kalian tuntut dari Allah adalah rahmat-Nya, dan rahmat Allah itu dekat pada orang-orang yang berbuat baik.

Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan apa yang Allah perintahkan dengan berdoa kepada-Nya dengan harapan (diterima doanya) dan rasa khawatir (tidak diterima doanya). Dengan mengerjakan perintah itu maka Allah dekatkan apa yang kalian tuntut dari Allah yaitu rahmat.

Rahmat yang Allah berikan tergantung seberapa besar kalian mengerjakan apa yang Allah tuntut dari kalian yaitu berbuat baik, yang mana sebenarnya berbuat baik itu sendiri merupakan berbuat baik kepada diri kalian sendiri, karena Allah ta’ala itu Maha Kaya dan Maha Terpuji (tidak butuh dengan perbuatan baik kalian). Apabila kalian berbuat baik maka sebenarnya kalian telah berbuat baik pada diri kalian sendiri.

إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan baik terhadap segala sesuatu. Apabila kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang baik. Dan apabila kalian menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik. Tajamkanlah pisanmu dan senangkanlah hewan sembelihanmu.

قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنُؤَاخَذُ بِمَا عَمِلْنَا فِي الجَاهِلِيَّةِ؟ قَالَ: «مَنْ أَحْسَنَ فِي الإِسْلاَمِ لَمْ يُؤَاخَذْ بِمَا عَمِلَ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَمَنْ أَسَاءَ فِي الإِسْلاَمِ أُخِذَ بِالأَوَّلِ وَالآخِرِ


Seorang lelaki bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan kami selama jahiliyyah akan dihukum?”

Rasulullah menjawab : “Barang siapa yang berbuat baik di dalam Islam maka apa yang ia perbuat di masa jahiliyyah tidak akan dihukum, namun apabila ia berbuat buruk di dalam Islam maka apa yang ia perbuat dari awal hingga akhir akan dihukum.”

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَسْتَأْذِنُهُ فِي الْجِهَادِ فَقَالَ: أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ


Seorang lelaki datang pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk meminta izin mengikuti jihad. Rasulullah bertanya : “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”

Rasulullah bersabda : “Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya!”

أَلَا وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا، فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ، لَيْسَ تَمْلِكُونَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذَلِكَ، إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ، فَإِنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوهُنَّ فِي المَضَاجِعِ، وَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا، أَلَا إِنَّ لَكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ حَقًّا، وَلِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقًّا، فَأَمَّا حَقُّكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ فَلَا يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُونَ، وَلَا يَأْذَنَّ فِي بُيُوتِكُمْ لِمَنْ تَكْرَهُونَ، أَلَا وَحَقُّهُنَّ عَلَيْكُمْ أَنْ تُحْسِنُوا إِلَيْهِنَّ فِي كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ


Ingatlah, berbuat baiklah kalian pada para istri, karena sesungguhnya mereka adalah tawanan kalian. Kalian tidak memiliki hak mereka lebih dari itu, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata.

Jika mereka berbuat keji maka pisahilah tempat tidur mereka dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Apabila mereka sudah taat pada kalian maka janganlah mencari jalan untuk memberatkan mereka.

Ingatlah sesungguhnya kalian memiliki hak atas istri-istri kalian, dan istri-istri kalian memiliki hak atas kalian.

Adapun hak kalian atas istri-istri kalian adalah mereka tidak boleh memasukkan orang yang kalian benci pada tempat tidur kalian (selingkuh), dan tidak boleh memberi izin tamu yang kalian benci masuk ke dalam rumah kalian.

Ingatlah, hak mereka para istri atas kalian adalah kalian berbuat baik kepada mereka dengan memberikan pakaian dan makanan.

قَالَ رَجُلٌ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَيْفَ لِي أَنْ أَعْلَمَ إِذَا أَحْسَنْتُ، وَإِذَا أَسَأْتُ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا سَمِعْتَ جِيرَانَكَ يَقُولُونَ: أَنْ قَدْ أَحْسَنْتَ، فَقَدْ أَحْسَنْتَ، وَإِذَا سَمِعْتَهُمْ يَقُولُونَ: قَدْ أَسَأْتَ، فَقَدْ أَسَأْتَ

Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Bagaimana aku mengetahui bahwa aku telah berbuat baik atau berbuat buruk?”

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Apabila kalian dengar tetanggamu mengatakan bahwa engkau telah berbuat baik, maka sesungguhnya engkau telah berbuat baik. Namun, apabila kalian dengar tetanggamu mengatakan bahwa engkau telah berbuat buruk, maka sesungguhnya engkau telah berbuat buruk.

Selain ihsan kepada Allah, yakni beribadah kepada Allah dan tidak berbuat syirik, seorang muslim juga wajib berbuat baik kepada orang lain. Allah ta’ala berfirman :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.

[QS. An-Nisa’ : 36]

Berikut ini contoh-contoh penerapan ihsan dalam kehidupan sehari-hari :

Ihsan dalam ibadah kepada Allah adalah “Engkau beribadah kepada-Nya seakan-akan engkau melihatnya, apabila engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu.”.

Baca Juga : Penjelasan Hadits Tentang Ihsan

Contoh ihsan dalam hal ibadah adalah :

  • Menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya
  • Mengerjakan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya.
  • Tidak berbuat bid’ah atau mengerjakan ibadah yang tidak diperintahkan.
  • Mengerjakan ibadah dengan menyempurnakan syarat dan rukun-rukunnya, menjalankan sunnah-sunnahnya serta adab-adabnya. 

Semua contoh ini tidak akan mampu kita jalani kecuali apabila kita merasa bahwa kita melihat Allah ta’ala, atau setidaknya merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Banyak sekali dalil-dalil dalam Al-Quran dan As-Sunnah yang mewajibkan berbuat baik atau ihsan kepada kedua orang tua.

Al-Qurthubi mengatakan bahwa para ulama mengatakan : “Orang yang paling berhak disyukuri, diperlakukan baik, dibakti, dan ditaati, disamping ihsan kepada Allah dengan beribadah, taat, dan bersyukur kepadanya dengan memujinya adalah kedua orang tua. Allah ta’ala berfirman (yang artinya) : Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu

Contoh ihsan kepada kedua orang tua :

  • Berbuat baik kepada keduanya
  • Mematuhi perintah keduanya selama tidak melanggar aturan Allah
  • Memohon kepada Allah agar dosa keduanya diampuni
  • Melaksanakan amanah keduanya
  • Memuliakan teman-teman keduanya
  • Mencari ridha dari keduanya

Kewajiban selanjutnya adalah berbuat baik kepada kerabat atau keluarga. Salah satu bentuk atau contoh ihsan kepada kerabat adalah bersedekah kepada mereka, Allah ta’ala berfirman :

وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya

Contoh berbuat baik kepada kerabat, diantaranya :

  • Mengutamakan infak kepada kerabat setelah orang tua
  • Menyayangi kerabat
  • Bersimpati kepada kerabat
  • Tidak berbuat buruk kepada mereka
  • Menyambung tali silaturahmi

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berbuat baik kepada tetangga

Contoh berbuat baik kepada tetangga :

  • Memperbanyak kuah sayur untuk diberikan kepada tetangga
  • Tidak mengganggu tetangga baik dengan lisan maupun perbuatan
  • Memberikan makan kepada tetangganya yang lapar
  • Memberikan rasa aman pada tetangga
  • Berbuat baik kepada tetangga meskipun orang kafir

Diantara contoh berbuat baik kepada anak yatim adalah :

  • Menjaga hak dan harta mereka
  • Mendidik mereka
  • Mengajarkan etika kepada mereka
  • Mengusap atau mengelus kepala mereka
  • Berlemah lembut kepada mereka

Diantara contoh berbuat baik kepada orang miskin adalah :

  • Memberikan makanan kepada orang miskin
  • Memberi pakaian kepada orang miskin
  • Tidak memandang rendah orang miskin
  • Tidak menghina orang miskin
  • Tidak berperilaku kasar pada orang miskin

Diantara contoh dan cara berbuat ihsan kepada pelayan adalah :

  • Memberikan upah sebelum keringatnya mengering (tidak menunda pemberian upah)
  • Tidak memaksa bekerja atau melayani diluar kemampuan
  • Tidak memberikan beban yang tidak sanggup dikerjakan
  • Menjaga kemuliaan pelayan atau pegawai
  • Menjaga kehormatan pegawai

Allah ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat adil dan ihsan. Oleh karena itu sebagai seorang hamba kita patut berbuat adil dan ihsan dalam segala hal, termasuk bermuamalah.

Diantara contoh ihsan dalam bermuamalah ialah :

  • Tidak saling menipu dalam jual beli
  • Saling memudahkan dalam jual beli
  • Membayar sesuai dengan harga
  • Melunasi utang bila berpiutang dan tidak menundanya
  • Tidak mempersulit dalam transaksi utang piutang
  • Menyedekahkan bila pengutang tak sanggup membayar
  • Memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf
  • Menangguhkan pada fakir yang berpiutang atau menyedekahkannya

Tahukah Anda? Ternyata seorang muslim juga dianjurkan untuk berbuat baik pada orang yang berbuat buruk. Allah ta’ala berfirman :

ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Contoh berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk diantaranya :

  • Memaafkan orang yang berbuat keburukan
  • Meninggalkan pertengkaran
  • Mendekati orang yang menjauhi
  • Melupakan kesalahan orang lain
  • Melupakan rasa sakit
  • Bermurah hati kepada orang yang menyakiti
  • Menahan amarah
  • Berbuat kebalikan dari yang dilakukan oleh orang yang berbuat buruk/Membalas dengan kebaikan

Diantara contoh ihsan dengan ucapan adalah :

  • Memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran
  • Mengajarkan ilmu kepada orang lain
  • Membimbing menuju kebenaran pada orang yang tersesat
  • Tidak merendahkan atau menghina orang lain
  • Memilih kata/kalimat yang baik dalam bertutur kata
  • Tidak memanggil dengan julukan yang buruk
  • Tidak mencerca atau mengumpat
  • Tidak mengutuk dan melaknat
  • Menggunakan nada dan cara bicara yang dianggap sopan
  • Tidak menyakiti dengan perkataan

وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

dan bantahlah mereka dengan cara yang baik

Adapun contoh dan cara ihsan dalam perdebatan adalah :

  • Tidak merendahkan lawan debat
  • Meninggalkan perdebatan jika terjadi pertengkaran
  • Memperhatikan etika berbicara
  • Menerima kebenaran yang disampaikan lawan debat apabila argumen lawan lebih kuat
  • Tidak memaksakan pendapat apabila ternyata pendapat kita lebih lemah
  • Tidak berdebat untuk mencari kemenangan

Tidak hanya kepada manusia, seorang muslim juga diperintahkan untuk ihsan atau berbuat baik kepada hewan baik hewan ternak seperti kambing, sapi kerbau maupun peliharaan seperti kuda, keledai, dan sebagainya. Diantara contoh berbuat baik kepada hewan adalah :

  • Memberikan makanan dan minuman
  • Mengobatinya apabila sakit
  • Tidak membebani pekerjaan pada hewan diluar kesanggupan
  • Tidak menunggangi hewan diluar kesanggupannya
  • Mengistirahatkannya apabila lelah
  • Tidak berbuat kasar pada hewan atau menyiksanya
  • Menajamkan pisau sebelum menyembelih dan tidak menyiksanya ketika hendak menyembelihnya

Demikianlah artikel pengertian ihsan dalam Islam secara bahasa dan istilah beserta dalil dan contohnya. Semoga kita dijadikan oleh Allah sebagai hamba-Nya yang ihsan. Amiin.

Oleh : Adam Rizkala

Referensi : Kitab Al-Mausu’ah Al-Akhlak Al-Islamiyyah