Tuliskan dan jelaskan tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok ?

Tuliskan dan jelaskan tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok ?

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Oleh : Ajeng Ariningsun (101014243)


LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

BIMBINGAN KELOMPOK

TOPIK : TUGAS

I.       TAHAP PEMBENTUKAN

1.      MENERIMA SECARA TERBUKA DAN MENGUCAPKAN TERIMA KASIH

2.      BERDOA

3.      MENJELASKAN BIMBINGAN KELOMPOK

4.      MENJELASKANTUJUAN BIMBINGAN KELOMPOK

5.      MENJELASKAN CARA PELAKSANAN BIMBINGAN KELOMPOK

6.      MENJELASAKAN ASAS-ASAS BIMBINGAN KELOMPOK

7.      PERKENALAN DILANJUKAN DENGAN PERMAINAN (RANGKAIN NAMA)

II. TAHAP PERALIHAN

8.      MENJELASAKAN KEMBALI KEGIATAN KELOMPOK

9.      TANYA JAWAB TENTANG KESIAPAN ANGGOTA UNTUK KEGIATAN LEBIH LANJUT

10.  MENGENALI SUASANA APABILA ANGGOTA SECARA KESELURUHAN/SEBAGIAN BELUM SIAP UNTUK MEMASUKI TAHAP BERIKUTNYA DAN MENGATASI SUASANA TERSEBUT

11.  MEMBERI CONTOH TOPIK BAHASAN YANG DIKEMUKAKAN DAN DIBAHAS DALAM KELOMPOK

III. TAHAP KEGIATAN

12.  PEMIMPIN KELOMPOK MENGEMUKAKAN TOPIK BAHASAN YANG TELAH DIPERSIAPKAN

13.  MENJELASKAN PENTINGNYA TOPIK TERSEBUT DIBAHAS DALAM KELOMPOK

14.  TANYA JAWAB TENTANG TOPIK YANG DIKEMUKAKAN PEMIMPIN KELOMPOK

15.  PEMBAHASAN TOPIK TERSEBUT SECARA TUNTAS

16.  S  E  L  I  N  G  A  N

17.  MENEGASKAN KOMITMEN PARA ANGGOTA KELOMPOK (APA YANG SEGERA DILAKUKAN BERKENAAN DENGAN TOPIK YANG TELAH DIBAHAS)

IV. TAHAP PENGAKHIRAN

18.  MENJELASAKAN BAHAWA KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK AKAN DIAKHIRI

19.  ANGGOTA KELOMPOK MENGEMUKAKA KESAN DAN MENILAI KEMAJUAN YANG DICAPAI MASING-MASING

20.  PEMBAHASAN KEGIATAN LANJUTAN

21.  PESAN SERTA TANGGAPAN ANGGOTA KELOMPOK

22.  UCAPAN TERIMA KASIH

23.  BERDOA

24.  PERPISAHAN.

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

BIMBINGAN KELOMPOK

TOPIK : BEBAS

II.    TAHAP PEMBENTUKAN

1.      MENERIMA SECARA TERBUKA DAN MENGUCAPKAN TERIMA KASIH

2.      BERDOA

3.      MENJELASKAN BIMBINGAN KELOMPOK

4.      MENJELASKANTUJUAN BIMBINGAN KELOMPOK

5.      MENJELASKAN CARA PELAKSANAN BIMBINGAN KELOMPOK

6.      MENJELASAKAN ASAS-ASAS BIMBINGAN KELOMPOK

7.      PERKENALAN DILANJUKAN DENGAN PERMAINAN (RANGKAIN NAMA)

II. TAHAP PERALIHAN

8.      MENJELASAKAN KEMBALI KEGIATAN KELOMPOK

9.      TANYA JAWAB TENTANG KESIAPAN ANGGOTA UNTUK KEGIATAN LEBIH LANJUT

10.  MENGENALI SUASANA APABILA ANGGOTA SECARA KESELURUHAN/SEBAGIAN BELUM SIAP UNTUK MEMASUKI TAHAP BERIKUTNYA DAN MENGATASI SUASANA TERSEBUT

11.  MEMBERI CONTOH TOPIK BAHASAN YANG DIKEMUKAKAN DAN DIBAHAS DALAM KELOMPOK

III. TAHAP KEGIATAN

12.  MENJELASKAN TOPIK BAHASAN YANG HENDAK DIKEMUKAKAN OLEH ANGGOTA KELOMPOK

13.  MEMPERSILAHKAN ANGGOTA KELOMPOKMENGEMUKAKAN TOPIK SECARA BERGANTIAN

14.  MEMILIH/MENETAPKAN TOPIK YANG AKAN DIBAHAS TERLEBIH DAHULU

15.  PEMBAHASAN TOPIK TERPILIH SAMPAI TUNTAS

16.  S  E  L  I  N  G  A  N

17.  MENEGASKAN KOMITMEN PARA ANGGOTA KELOMPOK(APA YANG SEGERA DILAKUKAN BERKENAAN DENGAN TOPIK YANG TELAH DIBAHAS)

IV. TAHAP PENGAKHIRAN

18.  MENJELASAKAN BAHAWA KEGIATAN BIMBINGAN KELOMPOK AKAN DIAKHIRI

19.  ANGGOTA KELOMPOK MENGEMUKAKA KESAN DAN MENILAI KEMAJUAN YANG DICAPAI MASING-MASING

20.  PEMBAHASAN KEGIATAN LANJUTAN

21.  PESAN SERTA TANGGAPAN ANGGOTA KELOMPOK

22.  UCAPAN TERIMA KASIH

23.  BERDOA

24.  PERPISAHAN.

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

KONSELING KELOMPOK

I. TAHAP PEMBENTUKAN

1.      MENERIMA SECARA TERBUKA DAN MENGUCAPKAN TERIMA KASIH

2.      BERDOA

3.      MENJELSKAN PENGERTIAN KONSELING KELOMPOK

4.      MENJELASAKAN TUJUAN KONSELING KELOMPOK

5.      MENJELASAKAN CARA PELAKSANAAN KONSELING KELOMPOK

6.      MENJELASAKAN ASAS-ASAS KONSELING KELOMPOK

7.      MELAKSANAKAN PERKENALAN DILANJUTKAN RANGKAIAN NAMA

II. TAHAP PERALIHAN

8.      MENJELASAKAN KEMBALI KEGIATAN KONSELING KELOMPOK

9.      TANYA JAWAB TENTANG KESIAPAN ANGGOTA KELOMPOK UNTUK KEGIATA LEBIH LANJUT

10.  MENGENALI SUASAN APABILA ANGGOTA KELOMPOK SECARA KESELURUHA /SEBAGIAN BELUM SIAP UNTUK MEMASUKI TAHAP BERIKUTNYA, DAN MENGATASI SUASANA TERSEBUT

11.  MEMBERI CONTOH MASALAH PRIBADI YANG DAPAT DIKEMUKAKAN DAN DIBAHAS DALAM KELOMPOK

III. TAHAP KEGIATAN

12.  MENJELASKAN MASALAH PRIBADI YANG HENDAKNYA DIKEMUKAKAN OLEH ANGGOTA KELOMPOK.

13.  MEMPERSILAHKAN ANGGOTA UNTUK MENGEMUKAKAN MASALAH PRIBADI MASING-MASING SECARA BERGANTIAN

14.  MEMILIKI/MENETAPKAN MASALAH YANG AKAN DIBAHAS

15.  MEMBAHAS MASALAH TERPILIH SECARA TUNTAS

16.  S E L I N G A N

17.  MENEGASKAN KOMITMEN ANGGOTA YANG MASALAHNYA TELAH DIBAHAS ( APA YANG AKAN DILAKUKAN BERKENAAN ADANYA PEMBAHASAN DEMI TERENTASKAN MASALAHNYA )

IV. TAHAP PENGAKHIRAN

18.  MENJELASAKAN BAHAWA KONSELING KELOMPOK AKAN DIAKHIRI

19.  ANGGOTA MEMBERIKAN KESAN DAN MENILAI KEMJUAN YANG DICAPAI MASING-MASING

20.  PEMBAHASAN KEGIATAN LANJUTAN

21.  PESAN SERTA TANGGAPAN ANGGOTA

22.  UCAPAN TERIMA KASIH

23.  BERDOA

24.  PERPISAHAN

TAHAPAN-TAHAPAN KONSELING KELOMPOK

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Kelompok

Dosen pengampu : Widayat Mintarsih, M. Pd.

Tuliskan dan jelaskan tahap-tahap pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok ?

Disusun Oleh :

Azwar Ubaidillah                    (1601016094)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALIONGO

SEMARANG

2017

I. PENDAHULUAN

Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan konseling kelompok secara terpadu dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling disekolah. Sebagai kegiatan, layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok.

Setiap sekolah harus membuat perencanaan program yang merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan tersebut berisi bidang-bidang layanan, jenis layanan yang dialokasikan menurut waktu, pembagian tugas para pelaksana dan sarana atau pra sarana untuk mendukung kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.

Berbagai jenis dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik ada bermacam-macam jenis layanan, yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling perorangan dan konseling kelompok.

Dalam makalah ini akan di bahas tentang tahap-tahap bimbingan dan konseling kelompok.

II. RUMUSAN MASALAH

  1. Bagaimana tahap I: Pembentukan itu ?
  2. Bagaimana tahap II: Peralihan itu ?
  3. Bagaiaman tahap III: Kegiatan itu ?
  4. Bagaimana tahap IV: Pengakhiran itu

III.    PEMBAHASAN

Dalam konseling kelompok, tahap pembentukan yaitu tahap awal yang sangat berpengaruh dalam proses selanjutnya. Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok. Adapun manfaat dari dibentuknya struktur kelompok ini adalah agar anggota kelompok dapat memahami aturan yang ada dalam kelompok untuk bertanggung jawab pada tujuan dan proses kelompok.[1]

  1. Pengenalan dan Pengungkapan Tujuan

Konselor dapat kembali menegaskan tujuan yang harus dicapai dalam konseling. Hal ini dimaksudkan untuk menyadarkan klien pada makna kehadirannya terlibat dalam kelompok.

Selain itu, klien diarahkan untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelompok (konselor). Pada saat inilah klien menjelaskan tentang dirinya dan tujuan yang ingin dicapainya dalam proses konseling. Biasanya klien hanya akan menceritakan hal-hal umum yang ada dalam dirinya dan belum mengungkapkan permasalahannya.

Black (dikutip dari Latipun, 2001) menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada tahap pembentukan adalah perkenalan, pengungkapan tujuan yang ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan perasaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah anggota kelompok dapat saling percaya satu sama lain serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui saling memberi umpan balik, memberi dukungan, saling toleransi terhadap perbedaan dan saling memberi penguatan positif. Dan disini pemimpin kelompok menampilkan tingkah laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain (dalam hal ini anggota kelompok), ketulusan hati, kehangatan dan empati.

Dalam hal ini, pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan sekelompok. Jika pada awalnya sebagian besar anggota kelompok tidak berkehendak untuk mengambil peranan dan tanggung jawab dalam, maka tugas pemimpin kelompok membalikan keadaan itu, yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk mampu ikut serta secara bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok.

  1. Keaktifan Pemimpin Kelompok

Peranan pemimpin kelompok dalam tahap pembentukan adalah benar-benar aktif. Pemimpin kelompok perlu memusatkan usahanya pada:

  1. penjelasan tentang tujuan kegiatan,
  2. penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota,
  3. penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima,
  4. dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok.
  5. Beberapa Teknik

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan oleh pemimpin kelompok dalam tahap ini, jika rasa keterbukaan dan keikutsertaan kelompok kurang mantap.

  1. Teknik “Pertanyaan dan Jawaban”
  2. Teknik “Perasaan dan Tanggapan”
  3. Teknik “Permainan Kelompok”

2. TAHAP PERALIHAN

Hal umum yang sering muncul pada tahap ini adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota kelompok. Konselor diharapkan membuka permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-sama dirumuskan dan dapat diketahui penyebabnya. Walaupun anggota kelompok mulai terbuka satu sama lain, tetapi dapat pula terjadi kecemasan, resistensi, konflik, dan keengganan anggota kelompok membuka diri. Oleh karena itu, konselor selaku pemimpin kelompok harus dapat mengontrol dan mengarahkan anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri. Untuk ini perlu diselenggarakanya

Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok dalam “kelompok bebas” (jika kelompok tersebut “kelompok bebas”), atau “kelompok tugas” (jika kelompok tersebut “kelompok tugas”). Kemudian pemimpin kelompok menawarkan apakah para anggota sudah siap memulai kegiatan lebih lanjut itu.

Suasana ketidakimbangan secara khusus dapat mewarnai tahap peralihan ini. Sering kali terjadi konflik atau bahkan konfrontasi antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok. Dalam hal ini pemimpin kelompok tidak menjadi kehilangan keseimbangan. Pendekatan langsung dan cara-cara main perintah saja, perlu dihindari. Tugas pemimpin kelompok dalam hal ini ialah membantu para anggota untuk menghadapi halangan, keengganan, sikap mempertahankan diri, dan ketidaksabaran yang timbul itu, agar diperoleh suasana kebersamaan dan semangat bagi dicapainya tujuan kelompok. Untuk itu, pemimpin kelompok perlu memiliki kemampuan tinggi dalam penghayatan indera maupun penghayatan rasa. Suasana keterbukaan yang bebas dan mengijinkan dikemukakannya apa saja yang dirasakan oleh para anggota kelompok perlu dipertahankan dan dikembangkan terus. Sebagai contoh bagi para anggota, sekali lagi pemimpin kelompok perlu membuka diri secara wajar dan tepat.[2]

3. TAHAP KEGIATAN

Tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan telah dapat membuka dirinya lebih jauh dan menghilangkan defensifnya, adanya perilaku modelling yang diperoleh dari mempelajari tingkah laku baru serta belajar untuk bertanggung jawab pada tindakan dan tingkah lakunya. Akan tetapi, pada tahap ini juga dapat saja terjadi konfrontasi antara anggota dan transferensi. Dan peran konselor dalam hal ini adalah berupajaga keterlibatan dan kebersamaan anggoota kelompok secara aktif.

Kegiatan kelompok pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan sebelumnya. Jadi apabila pada tahap sebelumnya berlangsung dengan efektif maka tahap ini juga dapat dilalui dengan baik. Begitupun sebaliknya, apabila tahap ini berjalan dengan baik, biasanya anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa mengharapkan ikut campur tangan pemimpin kelompok lebih jauh.

Karena Tahap Ketiga merupakan inti kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelmpok. Kegiatan pada Tahap Ketiga itu mendapatkan alokasi waktu yang terbesar dalam keseluruhan kegiatan kelompok.

  1. Tahap III sebagai Kelanjutan dari Tahap I dan Tahap II

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berlangsung dengan baik. Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan.

Dalam tahap ketiga ini saling hubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan baik. Saling tukar pengalaman dalam bidang suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas. Dalam suasana seperti ini kelompok membahas hal-hal yang bersifat nyata yang benar-benar sedang mereka alami. Mereka membahas hal-hal yang bersifat “sekarang/kekinian dan disini”.

  1. Dinamika Kegiatan Kelompok

Sekarang kelompok benar-benar sedang mengarah kepada pencapaian tujuan. Kelompok itu sedang berusaha menghasilkan sesuatu yang berguna bagi para anggotanya. Peranan pemimpin kelompok tetap tut wuri handayani, terus-menerus memperhatikan dan mendengar secara aktif, khususnya memperhatikan hal-hal atau masalah khusus yang di sana-sini timbul yang kalau dibiarkan membesar dapat merusak suasana kelompok yang baik. Pemimpin kelompok harus dapat melihat dengan baik dan dapat menentukan dengan tepat arah yang dituju dari setiap pembicaraan.[3]

4. TAHAP AKHIR

Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai mencoba perilaku baru yang telah mereka pelajari dan dapatkan dari kelompok. Umpan balik adalah hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Hal ini dilakukan untuk menilai dan memperbaiki perilaku kelompok apabila belum sesuai. Oleh karena itu, tahap akhir ini dianggap sebagai tahap melatih diri klien untuk melakukan perubahan.

Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno mengatakan bahwa kegiatan kelompok harus ditujukan pada pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam kelompok. Kegiatan kelompok ini biasanya diperoleh dari pengalaman sesama anggota. Apabila pada tahap ini terdapat anggota yang memiliki masalah belum dapat terselesaikan pada fase sebelumnya, maka pada tahap ini masalah tersebut harus diselesaikan.

Konselor dapat memastikan waktu yang tepat untuk mengakhiri proses konseling. Apabila anggota kelompok merasakan bahwa tujuan telah tercapai dan telah terjadi perubahan perilaku maka proses konseling dapat segera diakhiri.

 IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari halaman sebelumnya bisa diambil kesimpulan bahwa tahap perkembangan dalam kegiatan kelompok ini sangat penting, terutama bagi para calon pemimpin kelompok (dalam hal ini guru pembimbing). Dengan mengetahui dan menguasai hal yang sebenarnya terjadi dan apa yang hendaknya terjadi di dalam kelompok itu, pemimpin kelompok akan mampu menyelenggarakan kegiatan kelompok itu dengan baik dan sangat jelas.

Dalam hal ini, para ahli telah mengenali tahap-tahap perkembangan itu. Mereka memakai istilah yang kadang-kadang berbeda namun pada dasarnya mempunyai isi yang sama. Pada umumnya ada 4 tahap perkembangan, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan, dan tahap pengakhiran. Yang mana 4 tahap ini sangatlah penting dalam perkembangan kegiatan kelompok dalam layanan bimbingan dan konseling kelompok.

V. PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Dewa, K. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Prayitno, 2001. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : GHALIA, Indonesia.

Lubis Namora Lumongga, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. Jakarta : PT Kharisma Putra Utama

[1] Namora Lumongga Lubis.Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik,Jakarta.PT Kharisma Putra Utama, hlm.213

[2] Namora Lumongga Lubis.Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik,Jakarta.PT Kharisma Putra Utama, hlm.214

[3]Namora Lumongga Lubis.Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik,Jakarta.PT Kharisma Putra Utama, hlm.215-217