Sebutkan 6 pajak yang diterapkan oleh van der Capellen

You're Reading a Free Preview
Pages 15 to 37 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 44 to 47 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 54 to 79 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 86 to 88 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 95 to 104 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 116 to 118 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 122 to 133 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 137 to 143 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 159 to 167 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 193 to 243 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 267 to 275 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 293 to 392 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 410 to 418 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 430 to 432 are not shown in this preview.

Kegagalan politik jalan tengah yang diterapkan Komisaris Jenderal belum berhasil. Pemerintah Belanda pun memikirkan cara lain untuk mengatasinya. Komisaris Jenderal pun digantikan oleh Gubernur Jenderal Van der Capellen. Berikut kebijakan van der Capellen.

  1. Memberikan kebebasan kepada kelompok swasta untuk menanamkan modalnya di Hindia Belanda, tetapi pengelolaan sumber daya alam tetap dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda.
  2. Menghapus peran para pejabat lokal.
  3. Menetapkan pajak untuk penduduk pribumi.

Kebijakan van der Capellen kurang berhasil karena rakyat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sementara beban pajak semakin memberatkan rakyat. Perlawanan-perlawanan pun mulai bermunculan, salah satunya Perang Jawa atau Perang Diponegoro [1825-1830]. Pemerintah Hindia Belanda terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk menghadapi perlawanan tersebut. Kerajaan Belanda di ambang kebangkrutan dan pemerintahan van der Capellen dianggap tidak berhasil mengisi kas kerajaan yang semakin menipis. Van der Capellen digantikan oleh Hendrik Merkus de Kock. De Kock hanya sebentar menjabat karena ia hanya pemegang jabatan sementara sebelum diisi oleh Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies [1826-1830]. Pemerintahan de Gisignies juga dianggap tidak mendatangkan uang bagi kas kerajaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebijakan Van der Capellen adalah memberikan kebebasan kelompok swasta untuk menanamkan modalnya hingga menetapkan pajak untuk pribumi

Salah satu bukti yang mendukung teori gujarat adalah di temukan situs sejarah..... Select one: a.Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumate … ra sudah terdapat perkampungan Islam [Arab]; dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. b.salah semua c. kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti: Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhamm d. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.

ketika melontar jumrah hendaknya menggunakan batu..A. pasirB. kerikilC. hitamD. besartolong jawab ya kak​

bang aku mau nanya ini pangeran apa?. aku dapat foto nya dari YouTube ​

rangkuman Bilal bin rabah​

Carilah informasi tentang perkembangan Iptek di Indonesia dalam bidang telekomunikasi pada kendaraan dan sistem transportasi​

sebutkan 5 peninggalan bani abbasiyah yang masih ada sampai sekarang​

Sebutkan gubernur siapa saja yang digantioleh Ali ? dan mengapa diganti ?​

quizzz 1. Perubahan masyarakat pada masa penjajahan belanda dalam perkembangan kegiatan ekonomi?​ 2. Para peziarah Buddhis pada jaman dahulu, apa yang … biasa mereka lakukan saat mengunjungi tiga candi yang ada di Magelang? 3. Alasan kerajaan Demak menyerang Portugis di Malaka adalah semangattt no ngasal + pake penjelasan !!!

sebutkan dampak perang dunia 1 dan 2 dalam budang pendidikan! ​

Dalam memperingati hari Ashura [10 Muharram] masyarakat Pariaman di Sumatra Barat mengadakan.... Select one: a. Sekaten b. Ziarah c. Grebeg d … . Tabot

Video yang berhubungan

Awal abad ke-19, Sumatera Barat dijadikan residen dengan nama daerah administratifResidentie Padang en Onderhoorigheden (Karesidenan Padang dan daerah taklukannya). Residen ini dibagi menjadi dua distrik, yaitu Distrik Padang dan Distrik Minangkabau. Distrik dipimpin oleh seorang Asisten Residen. Asisten Residen Padang berkedudukan di Padang dan Asisten Residen Minangkabau berkedudukan diBatusangkar. Pada tahun 1822, Belanda membangun benteng di Batusangkar. Benteng ini diberinama van der Capellen berasal dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Godert Alexander Gerard Philip Baron van der Capellen. Gubernu rJenderal van der Capellen inilah yang mengangkat de Stuers menjadi Residen pada tahun 1824. Benteng ini juga menjadi benteng pertahanan militer Belanda yang dibangun tahun 1822 tak lama setelah terjadinya Perang Padri. Benteng ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat pasukan untuk Perang Padrisaja, benteng ini juga difungsikan sebagai Kantor Pusat pemerintahan dari Afdeeling Darek. Di masa awal kemerdekaan Indonesia, bangunan Benteng Van de Capellen digunakan sebagai markas dari Tentara Keamanan Rakyat. Benteng ini pernah dikuasai oleh pendukung Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia pada 1958. Namun, kemudian berhasil direbut kembali oleh tentara setelah pemerintah Indonesia memberlakukan operasi militer. Lalu di tahun 2000 benteng inidigunakan sebagai Mapolres Tanah Datar. Sekarang dimanfaatkan sebagai kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Datar. Riwayat Pemugaran/Penelitian Bangunan Cagar Budaya Benteng van der Capellen sudah beberapa kali direnovasi oleh BPCB Batusangkar, diantaranya: - tahun 2008, renovasi plafon, atap, pintu, jendela dinding, bangunan samping (sebagian) - tahun 2009, renovasi atap, rangka atap, plafon, balok penompang plafon, kusen pintu, jendela, tiang teras, dn pengecatan. - tahun 2010, renovasi atap dan bangunan bahian kiri, balok penyangga plafon, dan tiang teras.

Situs Cagar Budaya Benteng van der Capellen dibangun oleh Belanda pada tahun 1822. Lokasinya terletak di atas bukit berketinggian ± 400 m dpl. Bangunan benteng memiliki ketebalan dinding 75 cm dan tinggi 4 meter. Di sekitar dinding bagian luar terdapat parit dan tanggul pertahanan yang melingkar mengelilingi bangunan. Pada bagian depan benteng terdapat gapura/pintu masuk yang bertuliskan van der Capellen. Di depan benteng terdapat dua buah meriam peninggalan Belanda yang dibuat pada tahun 1790. Tepat setelah melewati pintu masuk di bagian depan benteng, terdapat sebuah lorong berbentuk setengah lingkaran dan terdapat empat penjara. Benteng van Der Capellen merupakan bangunan beton dengan ketebalan dinding 42 cm dan beratapkan genteng. Bangunan benteng ini berukuran panjang 14 m dan lebar 12 m (ukuran bangunan depan) serta berdenah persegi empat. Pintu masuk terdapat pada bagian depan berbentuk lengkung. Sementara di sebelah kiri dan kanannya terdapat dua bangunan yang membujur ke belakang dan ditutupi dengan bangunan berlantai dua di mana lantai duanya terbuat dari kayu (tidak asli). Benteng van der Capellen merupakan empat bangunan yang disatukan. Hal tersebut terlihat jelas dengan adanya bangunan di belakang sehingga bangunan berbentuk huruf U menjadi bangunan berbentuk empat persegi.Pada bagian depan benteng tepatnya sebelah kiri dan kanan pintu masuk, terdapat masing-masing satu meriam belanda yang diberi kedudukan pasangan batu kali. Bangunan ini didirikan di atas pondasi batu kali. Bangunan pada samping kiri dan kanan mempunyai tiang-tiang teras dengan balok ukuran 18 cm dengan jarak antar tiang 370 m. Bangunan bagian depan, bagian samping kiri dan kanan terdiri dari satu lantai sedangkan bangunan bagian belakang terdiri dari dua lantai (lantai kedua dari kayu). Atap bangunan berbentuk atap pelana dengan memakai bahan atap genteng (telah diganti dengan atap seng). Komponen bahan bangunan terbuat dari beton untuk lantai dan dinding, sementara tiang teras, plafon dan konstruksi atap terbuat dari bahan kayu. Adapun ruang-ruang yang berada pada Benteng van der Capellen sebagai berikut: • Bangunan depan Ruang sebelah kiri/kanan bangunan depan merupakan ruang terbuka yang mempunyai dua jendela kaca mati/naco rangkai tiga dengan ukuran lebar 2,00 m dan tinggi 1,25 m, dua pintu pada pintu masuk tepatnya pada samping kiri dan samping kanan dan satu pintu keluar (bagian belakang) yang merupakan pintu bingkai kaca dengan ukuran lebar 1,12 m, tinggi 2,26 m. Sementara pada bangunan depan ini mempunyai empat ruang pada bagian belakang yang berfungsi sebagai sel tahanan namun yang satu sudah dibongkar. Ruangan ini berukuran 1,50 x 3,00 m, dan mempunyai empat pintu yang diberi ventiasi besi. Ukuran pintu dari ruangan tahanan ini adalah 67 x 186 cm. • Bangunan sebelah kiri Ruang pada bangunan sebelah kiri ini merupakan ruang lepas dengan ukuran 34 x 6,50 m, dengan ketebalan dinding 42 cm. Pada ruangan ini mempunyai 4 ( empat ) pintu, 6 (enam) jendela, dan 9 (sembilan) ventilasi kaca. • Bangunan sebelah kanan Pada bangunan sebelah kanan ini mempunyai tiga ruang, satu ruang merupakan ruang lepas dengan ukuran 28,00x 6.50 m dan dua ruangan dengan ukuran 6.50 x 3,00 m yang berfungsi sebagai gudang. Pada bangunan sebelah kanan ini mempunyai 5 (lima ) pintu dan 4 ( empat) jendela, serta mempunyai 9 (sembilan) ventilasi. Jendela pada bangunan ini hanya tinggal satu yang merupakan jendela asli sementara 3 ( tiga ) jendela sudah tidak asli lagi. • Bangunan belakang ( lantai satu ) Pada bangunan ini mempunyai empat ruang yang berfungsi ( belum diketahui) serta terdapat empat pintu dengan ukuran lebar 60 cm. • Bagian belakang Pada bagian luar belakang sisi selatan terdapat sisa-sisa bekas WC yang berukuran panjang 7,60 x 1m, dengan jumlah WC yang ada sebanyak enam WC. Pada sisi utara terdapat dua bekas tungku yang berukuran masing-masing panjang 5 m dan lebar 1m, sedangkan tinggi yang tersisa dari tungku ini adalah 98 cm. WC dan tungku ini terbuat dari pasangan bata, sementara untuk tungku khusus pada bagian atasnya dengan pasangan batu kali setebal 21 cm.