Ringkasan ceramah orang yang boleh tidak puasa

Bulan Ramadhan menjadi salah satu bulan yang sangat dinanti-nanti oleh umat Islam. Pada bulan tersebut, Allah memberikan rahmat, ampunan, dan karunia-Nya melebihi bulan-bulan yang lain pada umumnya. Semua dosa akan diampuni, dan segala doa akan terkabul. Pada bulan tersebut, Allah mewajibkan ibadah puasa bagi semua umat Islam.


Puasa sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh semua umat Islam tanpa terkecuali. Mereka yang sudah memenuhi syarat dan rukunnya, memiliki kewajiban untuk menjalani kewajiban tahunan dalam setiap bulan Ramadhan ini. Bahkan, kewajiban itu termasuk maklum minad din bid-dharurah (diketahui secara pasti dalam ajaran Islam).


Karena diwajibkan, tentunya harus benar-benar menjaga ibadah puasanya selama satu bulan dengan penuh kehati-hatian, mulai dari menghindari setiap hal-hal yang bisa membatalkan puasa, menghilangkan pahalanya, dan hal lain yang bisa mempengaruhi kesempurnaannya. Semua itu tentu dengan tujuan agar selama satu bulan tidak hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, namun juga bisa diterima semua amal ibadah, khususnya puasa.


Nah, dalam hal ini penting memperhatikan beberapa ketentuan berikut, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Muhyiddin Mistu dalam salah satu kitabnya, yang berjudul as-Shaumu Fiqhuhu wa Asraruhu (Puasa, Fiqih dan Rahasianya) halaman 110-113, cetakan Damaskus, Darul Qalam: 1979. Dalam kitab tersebut, terdapat salah satu bab dengan judul Kaifa Tashumu as-Shauma al-Kamila? (Bagaimana engkau berpuasa dengan sempurna?)


Pada bab tersebut, Syekh Muhyiddin Mistu menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh orang-orang yang sedang berpuasa. Hal itu agar puasa yang dilakukan bisa sempurna dan tidak hanya lapar dan dahaga, namun juga pahala. Beberapa ketentuan itu terdiri dari 8 hal, yaitu:


Pertama, Mengakhirkan Sahur

Sahur dalam puasa Ramadhan merupakan salah satu pekerjaan yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Selain mengikuti jajak langkah Rasulullah, juga bisa menjadi salah satu alternatif agar kuat dalam menjalankan puasa selama satu hari. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:


اِسْتَعِيْنُوْا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَالْقَيْلُوْلَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ


Artinya, “Minta tolonglah kalian semua dengan makan sahur untuk puasa di siang hari, dan dengan tidur qailulah (menjelang shalat Dzuhur) untuk bangun malam.” (HR Ibnu Majah).


Menurut Syekh Muhyiddin Mistu, karena sahur menjadi alternatif agar kuat dalam menjalankan puasa, maka mengakhirkan sahur hukumnya lebih baik (yang penting tidak sampai terbit fajar sadiq). Dengan demikian, ia akan lebih kuat dan sehat dalam menjalani aktivitas selama satu hari.


Kedua, Menyegerakan Berbuka

Di antara kesunnahan puasa yang lain adalah menyegerakan buka puasa ketika matahari sudah benar-benar terbenam dan tidak menunda-nundanya. Hal itu karena terdapat sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:


لَا يَزَالُ اَلنَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا اَلْفِطْرَ


Artinya, “Orang-orang senantiasa dalam kebaikan, selama mereka masih menyegerakan berbuka.” (Muttafaq Alaih).


Ketiga, Istiqamah Shalat Tarawih

Di antara penyebab untuk bisa melakukan puasa dengan sempurna adalah menjalankan ibadah shalat tarawih dengan istiqamah. Shalat tarawih sendiri merupakan salah satu shalat sunnah yang hanya dilakukan pada bulan Ramadhan. Selain Ramadhan, shalat yang satu ini tidak dianjurkan.


Oleh karenanya, orang-orang yang sedang berpuasa sudah seharusnya menjaga dan istiqamah dalam mengerjakan shalat sunnah yang satu ini. Selain itu, shalat ini memiliki faedah yang sangat banyak menurut Syekh Muhyiddin Mistu, di antaranya:


تُفِيْدُ هَضْمَ الطَّعَامِ وَتَنْشِيْطَ الْجِسْمِ وَمَغْفِرَةَ الذُّنُوْبِ


Artinya, “(Shalat tarawih) berfaedah menghancurkan makanan (dalam perut), membangkitkan semangat ibadah, dan ampunan dosa-dosa.”


Keempat, Menjaga Lisan

Di antara hal-hal yang sangat penting untuk dihindari ketika berpuasa adalah menjaga lisan dari beragam ucapan-ucapan yang bisa menghilangkan pahala puasa, misalnya membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:


مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ


Artinya, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, dan (bahkan) melakukannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR Abu Hurairah).


Kelima, Menahan Syahwat

Sebab-sebab penyempurna puasa di bulan Ramadhan yang lain adalah bisa menahan diri dari segala syahwat (hal-hal yang disenangi oleh nafsu). Syahwat dalam hal ini tidak hanya sebatas hal-hal yang diharamkan, sebab semua itu jelas-jelas dilarang dalam Islam, akan tetapi perihal keinginan yang halal. Tujuannya, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhyiddin Mistu, agar tujuan tujuan puasa benar-benar nyata berupa menahan diri dari segala keinginan jasmani dan rohani. Rasulullah bersabda,


إِذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعَكَ وَبَصَرَكَ وَلِسَانَكَ عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَحَارِمِ وَدَعْ أَذَى الْخَادِمَ وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وِقَارٌ وَسَكِيْنَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَصَوْمِكَ سَوَاءً


Artinya, “Jika engkau berpuasa, maka berpuasalah (tahanlah) pendengaranmu, penglihatanmu, lisanmu, dari berbohong dan hal-hal yang diharamkan, dan tinggalkanlah menyakiti tetangga, dan bersikaplah penuh dengan wibawa dan ketenangan pada hari puasamu, dan janganlah kamu jadikan hari berbukamu dan hari puasamu sama.” (HR Jabir bin Abdullah).


Keenam, Berbuka dengan Makanan Halal

Selain penjelasan di atas, ada juga yang penting diperhatikan untuk mendapatkan kesempurnaan puasa pada bulan Ramadhan, yaitu berbuka dengan makanan-makanan yang dihasilkan dari uang halal. Jika tidak, maka makanan tersebut bisa menghilangkan pahala puasa dan tidak mendapatkan kesempurnaan puasa.


Selain menghilangkan pahala puasa, berbuka dengan makanan haram bisa membuat seseorang akan merasa berat untuk melakukan suatu ibadah, sehingga akan dengan mudah meninggalkannya. Oleh karenanya, orang-orang yang malas beribadah pada bulan Ramadhan, perlu intropeksi kembali perihal makanan yang dimakan saat buka puasa.


Ketujuh, Memperbanyak Membaca Al-Qur’an

Bulan Ramadhan selain dikenal sebagai bulan puasa, juga masyhur dengan sebutan bulan Al-Qur’an. Sebab, pada bulan ini diyakini bertepatan dengan diturunkannya Al-Qur’an oleh Allah dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia secara langsung, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad secara bertahap oleh malaikat Jibril, sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.


Karena disebut bulan Al-Qur’an, maka sangat dianjurkan bagi semua umat Islam untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Semua itu dilakukan tidak lain kecuali agar bisa meraih kesempurnaan puasa selama bulan Ramadhan. 


Kedelapan, Meningkatkan Ketakwaan

Dari beberapa penjelasan di atas, ada juga yang tidak kalah penting untuk diusahakan, yaitu peningkatan dan konsistensi ibadah selama bulan Ramadhan, untuk bisa meningkatkan ketakwaan kepada Alla ‘azza wa jalla. Poin ketujuh ini merupakan representasi di balik adanya syariat puasa, sebagaimana yang diabadikan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 183).


Dengan kata lain, bulan Ramadhan seharusnya tidak saja diartikan sebagai bulan puasa, yang di dalamnya hanya fokus berpuasa dan melupakan ibadah-ibadah lainnya, tentu tidak demikian. Sebab, pada bulan ini Allah melipatgandakan semua amal ibadah dan amal kebajikan yang dilakukan oleh umat Islam. Oleh karenanya, sudah saatnya meningkatkan semua ibadah pada bulan yang mulia ini.


Demikian delapan ketentuan untuk meraih kesempurnaan puasa selama bulan Ramadhan menurut Syekh Muhyiddin Mistu dalam kitab as-Shaumu Fiqhuhu wa Asraruhu. Dengan mengetahuinya, semoga kita bisa meningkatkan ibadah di bulan yang sangat mulia nan agung ini. Wallahu a’lam bisshawab.


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur. 

Ilustrasi artikel Ringkasan Ceramah Ramadhan tentang Hikmah Berpuasa bagi Umat Muslim. Sumber: pexels.com/Monstera

Mendengarkan ceramah adalah kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan untuk mengisi Ramadhan. Menyampaikan ceramah juga merupakan hal yang lebih bermanfaat lagi.

Bagi umat Islam yang bingung mencari contoh ceramah Ramadhan, simak kumpulan contoh ceramah Ramadhan di bawah ini.

Apa Itu Ceramah Ramadhan?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya.

Ceramah pada umumnya berisikan pesan-pesan yang bersifat mengedukasi dan informatif bagi siapa pun yang mendengar. Salah satu ceramah yang biasanya didengarkan adalah ceramah Ramadhan.

Ceramah Ramadhan adalah pidato yang disampaikan oleh penceramah yang bertemakan tentang bulan Ramadhan. Biasanya, ceramah Ramadhan dibacakan pada pelaksanaan salat tarawih.

Ilustrasi artikel Ringkasan Ceramah Ramadhan tentang Hikmah Berpuasa bagi Umat Muslim. Sumber: pexels.com/Monstera

Kumpulan Ringkasan Ceramah Ramadhan

Berikut kumpulan ringkasan ceramah Ramadhan yang dikutip dari buku Kumpulan Ceramah Ramadhan Singkat dan Praktis karya Hatta Syamsuddin, Lc.

1. Gembira Menyambut Ramadhan

Segala puji bagi Allah, teriring doa dan keselamatan semoga terlimpah atas nabi dan rasul termulia: Muhammad SAW, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada semua yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat nanti.

Ramadhan Kariim, Marhaban Ya Ramadhan, bulan Ramadhan telah benar-benar datang menjelang. Kaum muslimin kembali bergembira dengan datangnya bulan yang mulia ini.

Setelah sebelas bulan kita mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni, maka inilah momentum yang tepat bagi kita semua untuk membersihkan diri dari segala dosa yang melekat tanpa kita sadari.

Kaum Muslimin yang berbahagia,sungguh kita semua bergembira sepenuh hati dengan datangnya Ramadhan yang penuh berkah.

Rasa gembira ini adalah cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati kita, karena sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama kita, yang harus senantiasa kita hormati dan aagungkan. Allah SWT berfirman :

-ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

Demikianlah perintah Allah. Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS Al-Hajj 32)

Karenanya, sungguh mengherankan jika ada sebagian kaum muslimin yang justru merasa berat dengan hadirnya Ramadhan, merasa bahwa Ramadhan mengekang segala kebebasan dan kemerdekaannya.

Ada pula yang merasa biasa-biasa saja, merasa bahwa Ramadhan hanyalah rutinitas belaka, yang datang silih berganti sebagaimana bulan-bulan lainnya.

Sikap seperti ini, tentu saja bukan cerminan ketakwaan yang ada dalam hati. Melainkan timbul dari hati yang sakit atau jiwa yang lekat dengan maksiat. Tentu saja kita berlindung dari sikap yang demikian.

Kegembiraan kita tentu saja bukan sebagaimana kegembiraan anak-anak kecil dengan hadirnya Ramadhan. Karena mereka juga bergembira dengan datangnya bulan mulia ini, karena mempunyai waktu banyak untuk bermain bersama teman.

Bahkan mungkin saja- gembira karena adanya petasan, dan janji pakaian baru di hari lebaran. Kegembiraan yang semacam ini tentu saja melekat pada diri anak-anak semata, tapi bukan kegembiraan yang kita maksudkan dalam menyambut Ramadhan yang mulia.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT, sesungguhnya kita bergembira dengan hadirnya Ramadhan, karena bulan ini membawa banyak keutamaan bagi kita semua.

Jika kita merenunginya satu persatu lebih mendalam, maka tentulah kegembiraan itu akan kian bertambah lengkap dan sempurna.

2. Keutamaan Berpuasa di Bulan Ramadhan

Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan rizki-Nya kita dapat berkumpul bersama-sama di tempat ini dengan sehat wal afiat. Selawat dan salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Saat ini kita telah memasuki bulan Ramadhan. Di bulan yang pernuh berkah ini, sebagai umat Muslim, kita diwajibkan menjalankan ibadah puasa.

Perintah menjalankan puasa tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 183, yakni sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Puasa yang saat ini kita kerjakan bukan sekadar menahan diri dari lapar dan haus. Puasa memiliki banyak hikmah dan keutamaan.

Menurut buku Asbabun Nuzul oleh Ach. Fawaid (2020), puasa merupakan sarana untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, yaitu dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Ibadah puasa Ramadhan juga bertujuan untuk mendidik manusia supaya tetap bersabar dan tahan dari segala penderitaan dalam menempuh dan melaksanakan perintah Allah SWT.

Puasa juga memiliki hikmah sebagai sarana untuk mensyukuri nikmat dan sebagai sarana untuk evaluasi diri. Merenungkan semua perbuatan yang pernah kita lakukan kemudian meminta ampun kepada Allah SWT. Dengan begitu kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Sekian ceramah mengenai hikmah puasa ini saya sampaikan. Semoga dapat memberi manfaat.

Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam menyampaikan materi ceramah. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Ilustrasi teks ceramah Ramadhan. Foto: Unsplash.com

3. Memperbanyak Amal Ibadah di Bulan Ramadhan

Marilah kembali kita bersyukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita peluang pahala begitu besar di bulan Ramadhan yang mulia ini.

Mari meniti hari demi hari di bulan ini, dengan kesungguhan amal dan kekhusyukan dalam hati kita. Sepenuh doa keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang memberikan contoh begitu jelas kepada kita, bagaimana mengisi bulan Ramadhan dengan penuh amal kebajikan.

Kaum muslimin yang berbahagia, sejak awal Ramadhan memang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai bulan musim kebaikan yang mana setiap pecinta kebaikan diundang untuk berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan dan hari-harinya yang singkat.

Bulan puasa sejatinya harus dipenuhi dengan amal kebaikan yang bermacam-macam. Rasulullah SAW menyebutkan ciri khusus bulan Ramadhan :

“(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan” ( HR Ahmad)

Maka inilah yang harus kita yakini dalam hati, sejak awal menyambut Ramadhan visi kita adalah menjadikannya sebagai ladang amal kebaikan dan keberkahan.

Adalah sebuah kesalahan jika ada yang memandang bahwa kemuliaan Ramadhan hanya terkait keistimewaan ibadah puasa saja.

Rasulullah SAW dan para sahabat telah mencontohkan dengan jelas kepada kita, melalui banyak riwayat shohih yang tersebar di kitab para ulama.

Bagaimana mereka mengisi Ramadhan dengan berbagai amal kebaikan begitu rupa, berlomba dan terus berlomba seolah tak rela jika bulan ini hanya berhiaskan kemalasan dan duduk semata.

Kaum muslimin yang berbahagia,lantas apa sajakah amal kebaikan dan ibadah unggulan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan pada sahabat di hari-hari Ramadhan yang penuh berkah?

Dalam beberapa hadis menyebutkan bahwa umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan berbagai macam ibadah di bulan Ramadhan. Di antara banyaknya amal saleh yang dapat dilakukan di bulan Ramdhan, ada dua amalan yang paling utama, yakni salat tarawih dan membaca al-Quran.

Kedua amalan tersebut dapat menghapuskan dosa-dosa umat Islam yang terdahulu, memperoleh pahala yang dilipatgandakan, dijauhkan dari kemaksiatan, dan lain-lain.

Akhirnya, salat tarawih dan tilawah al-Quran adalah dua dari sekian banyak amal unggulan di bulan Ramadhan. Mari bersama menguatkan tekad, saling menasihati satu sama lainnya, seraya memohon kekuatan kepada Allah SWT agar benar-benar kita bisa menghiasi Ramadhan ini dengan sepenuh amal kebaikan.

Itulah kumpulan contoh ceramah Ramadhan yang dapat digunakan untuk memberikan ceramah kepada orang lain. Semoga bisa bermanfaat


Page 2