Planet yang dapat dilihat secara langsung pada pagi hari menjelang terbit fajar adalah

Ilustrasi planet sejajar. Foto: pixabay

Jumat, 24 Juni 2022 besok akan terjadi fenomena planet sejajar yang bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Fenomena ini terbilang langka karena hanya terjadi 18-19 tahun sekali.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa fenomena ini disebut sebagai konjungsi kuitet, di mana lima planet berjajar dalam waktu bersamaan. Kelima planet tersebut antara lain Saturnus, Jupiter, Merkurius, Venus, dan Mars.

Fenomena ini bisa dilihat dengan mata telanjang atau menggunakan teleskop. Planet-planet yang sejajar ini akan muncul di pagi hari disertai kehadiran bulan sabit di dalam barisannya.

Jam berapa fenomena planet sejajar ini bisa disaksikan? Berikut informasi lengkapnya.

Fenomena planet sejajar akan terjadi pada Jumat, 24 Juni 2022. Anda bisa menyaksikannya secara langsung mulai pukul 04.30-05.30 waktu setempat atau 72-24 menit menjelang matahari terbit.

Ilustrasi planet sejajar. Foto: pixabay

Untuk melihatnya bisa menggunakan teleskop atau mata telanjang. Agar terlihat jelas, pastikan kondisi di sekitar Anda lapang dan tidak terhalang oleh bangunan atau pepohonan.

Fenomena planet sejajar ini biasanya disertai dengan konfigurasi lima planet yang telah disebutkan di awal. Proses konfigurasi atau pertemuan kelima planet ini akan terjadi sepanjang 4-19 Juni 2022.

Puncaknya, planet akan tampak sejajar pada tanggal 24 Juni. Setelah itu, mulai terjadi lagi konfigurasi pada tanggal 20-27 Juni. Di tanggal tersebut, Uranus akan bergabung dalam jajaran dan planet bertambah menjadi enam.

Di tahun 2022 ini, fenomena planet sejajar terdiri dari Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Nah, berikut deskripsi dari kelima planet tersebut:

Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari. Jaraknya sekitar 57.910.000 kilometer, sementara diameternya berukuran 4878 kilometer. Planet ini lebih kecil dibandingkan planet lainnya.

Ilustrasi planet sejajar. Foto: pixabay

Keadaan cuaca di Merkurius sangat kering dan panas. Pada siang hari suhunya mencapai 4270°C, sedangkan pada malam hari suhu turun menjadi -1730°C. Terkadang, planet ini terlihat menjelang matahari terbit.

Venus merupakan planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Radiusnya mencapai 6.052 kilometer dan bisa mengelilingi matahari dalam kurun waktu 225 hari. Planet ini diselubungi dengan awan putih yang tebal.

Venus biasa muncul di timur sebelum matahari terbit. Mengutip buku Ringkasan Materi Fisika SMP/MTs karya Erinda Wibiati, suhu permukaan Venus tidak sepanas merkurius. Pada siang hari, suhunya mencapai 500°C.

Mars menjadi satu-satunya planet yang memiliki lingkungan bersahabat dengan kehidupan. Namun, keadaannya tidak cukup ideal untuk ditinggali manusia.

Planet ini berwarna kemerah-merahan dan dapat dilihat dengan jelas setiap tanggal 11 September. Udara di Mars sangat tipis, kedua kutubnya diselimuti oleh salju, dan bagian tengahnya berwarna kebiru-biruan seperti sungai besar.

Ilustrasi planet sejajar. Foto: pixabay

Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya. Jarak rata-ratanya dari matahari berkisar cukup jauh, yakni sekitar 778,3 juta kilometer. Planet ini memiliki diameter sebesar 14.980 kilometer dan memiliki massa 318 kali massa bumi.

Saturnus dikenal sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari matahari, sehingga tampilannya tidak tampak cerah dari bumi. Di sekeliling planet ini terdapat asteroid-asteroid (batu ruang angkasa) yang membentuk lingkaran bercahaya.

Planet yang dapat dilihat secara langsung pada pagi hari menjelang terbit fajar adalah

Perbesar

Ilmuwan muda Tim Surya Satellite-1 Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang, dan Suhandinata menjelaskan prinsip kerja satelit nano di Jakarta, Selasa (21/6/12022). Satelit kecil ini merupakan hasil kolaborasi dari PSN, Kementerian Komunikasi dan Informatika, ORARI, Pudak Scientific, Pusteksat LAPAN dan BRIN. (Liputan6.com/Angga yuniar)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia juga mengonfirmasi adanya Parade Langit sepanjang bulan Juni 2022, di mana masyarakat dapat menyaksikan konfigurasi segarisnya beberapa planet di tata surya.

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang seperti dikutip dari siaran pers di laman resmi BRIN mengatakan, Parade Langit ini sudah bisa disaksikan sejak dini hari Jumat, 4 Juni 2022.

Konfigurasi pertama terdiri dari sejajarnya Merkurius, Venus, Uranus, Mars, Jupiter, dan Saturnus, pada 4 hingga 15 Juni 2022.

Selanjutnya, konfigurasi kedua terdapat susunan planet Merkurius, Venus, Uranus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Bulan, pada 16 hingga 27 Juni 2022. Lalu diakhiri dengan konfigurasi dengan susunan yang sama dengan yang pertama, pada 28 hingga 30 Juni 2022.

Andi menjelaskan, fenomena ini dapat disaksikan selama kurang lebih 50 menit sesuai dengan waktu fajar masing-masing wilayah.

Mulai dari awal fajar astronomis dengan ketinggian matahari -18 derajat atau 75 menit sebelum matahari terbit (sekitar 04.30 waktu setempat), hingga fajar bahari, dimana ketinggian matahari -6 derajat atau 25 menit sebelum matahari terbit (sekitar 05.30 waktu setempat).

Andi lebih lanjut menjelaskan, semua fenomena ini dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik, kecuali untuk planet Uranus.

"Hal ini disebabkan karena kecerlangannya lebih besar +4,7 dari batas magnitude visual maksimum bagi wilayah perkotaan, sehingga diperlukan teleskop kecil berdiameter 10-25 cm agar dapat menyaksikan Uranus," kata Andi.

Adapun, fenomena ini dapat disaksikan selama cuaca cukup cerah, bebas dari polusi cahaya, dan medan pandang yang bebas dari halangan.

Bagi wilayah yang polusi cahayanya nyaris tidak ada (kondisi langit benar-benar bersih), Uranus dapat disaksikan tanpa menggunakan teleskop karena kecerlangan lebih kecil dari +6,5.