Pengertian Grosir – Dalam industri pasokan barang produksi, ada sebutan grosir yang turut menjadi komponen dalam proses distribusi produk. Supaya suatu produk dapat sampai di tangan konsumen, maka harus ada campur tangan dari kegiatan grosir sebab tidak mungkin juga produsen secara langsung menuju ke konsumen. Show
Keberadaan grosir ini sangat menguntungkan terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat produksinya langsung. Meskipun terkadang harga yang ditawarkan memiliki selisih sedikit dengan harga dari pusat atau bahkan harga dari pusat menjadi lebih murah tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi konsumen. Coba lihatlah di sekitarmu, pasti ada banyak toko grosir bukan? Apakah kamu merasa terbantu melalui adanya toko-toko grosir tersebut karena dapat memperoleh suatu barang kebutuhan secara cepat. Apakah Grameds mengetahui perbedaan grosir dengan pengecer? Sebab beberapa orang belum dapat membedakan keduanya. Nah, supaya Grameds paham akan hal tersebut, yuk simak ulasan berikut ini! Pengertian GrosirGrosir menjadi saluran distribusi kedua atau ketiga setelah distributor atau subdistributor. Menurut Setyaningrum dkk, grosir merupakan unit bisnis yang berkegiatan membeli atau menjual kembali produk kepada para pengecer, pedagang, atau pengguna industri, institusi, dan komersial. Selanjutnya, menurut Alma (2011), grosir adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya. Sementara itu, menurut Griffin dan Ronald (2007), grosir adalah badan independen yang menjual berbagai jenis barang konsumsi atau barang bisnis yang diproduksi oleh berbagai perusahaan manufaktur. Grosir juga dapat disebut sebagai jenis kegiatan dalam penjualan barang atau jasa kepada mereka yang hendak menjualnya kembali untuk keperluan bisnis. Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa grosir adalah (teknik) pemasaran perusahaan yang menjual produk-produk dalam jumlah besar yang diproduksi oleh berbagai perusahaan manufaktur kemudian dijual kembali kepada pengecer maupun pedagang besar lainnya. Macam-Macam GrosirMeskipun pada umumnya grosir adalah bagian dari pemasaran perusahaan dengan menjual produk-produk dari perusahaan manufaktur dan kemudian dijual kembali, tetapi ternyata grosir juga ada tiga macam lho, yakni grosir pedagang; pialang dan agen; serta cabang dan kantor produsen. Nah, berikut adalah uraiannya. Berdasarkan Cara Kerjanya1. Grosir Pedagang (Merchant Wholesaler)Grosir pedagang adalah jenis bisnis kepemilikan yang berjalan secara mandiri dan mengambil alih hak atas barang-barang dagangan yang ditanganinya. Para pedagang grosir ini biasanya disebut juga sebagai distributor, jobber, atau lembaga suplai pabrik. Grosir pedagang ini biasanya merupakan kelompok tunggal grosir yang paling besar, bahkan diperkirakan juga sebesar 50 persen usaha grosiran dikuasai oleh mereka. Grosir pedagang dapat diklasifikasikan menjadi dua hal, yakni:
2. Grosir Pialang dan Agen (Broker and Agent)Grosir jenis ini jelas berbeda dengan grosir pedagang. Perbedaan yang paling mencolok antara keduanya adalah dalam grosir jenis ini nantinya mereka mengambil alih hak atas barang, kemudian menjalankan hanya sebagian kecil fungsi-fungsi penjualannya saja. Sementara itu, persamaannya dengan grosir pedagang adalah mereka biasanya mengkhusukan usahanya dalam suatu jenis produk atau jenis pelanggan tertentu. Fungsi utama dari grosir pialang dan agen adalah membantu dalam proses pembelian dan penjualan. Untuk hal ini, mereka akan menerima komisi dari harga penjualan produknya. Grosir pialang dan agen ini menguasai jumlah penjualan sebesar 11 persen dari volume penjualan grosiran secara keseluruhan. Grosir jenis ini memiliki spesialisasi khusus pada produk dan pelanggan tertentu, yakni:
Berlangganan Gramedia Digital Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda. Rp. 89.000 / Bulan a) Pialang (Broker)Yaitu jenis perantara yang memiliki fungsi utama berupa mempertemukan antara penjual dan pembeli, serta membantu kelancaran dalam proses negosiasinya. Pialang atau broker ini nantinya akan mendapatkan komisi dari pihak yang telah menyewa jasanya. Yaitu perantara yang mewakili penjual atau pembeli dalam proses transaksi. Dalam hal ini, biasanya bersifat lebih permanen daripada broker. Agen ini memiliki beberapa jenis, yaitu:
3. Grosir Cabang dan Kantor Penjualan ProdusenNah, jenis grosir selanjutnya adalah grosir cabang dan kantor penjualan produsen yang kira-kira mencapai 31 persen dari seluruh volume penjualan usaha grosiran. Produsen umumnya membuka cabang dan kantor penjualan mereka sendiri untuk meningkatkan upaya pengendalian persediaan serta penjualan dan promosi. Dalam grosir jenis ini, cabang penjualannya memiliki persedian dan biasanya ditemukan di industri perkayuan, peralatan, hingga suku cadang kendaraan bermotor. Berdasarkan Luas Daerah UsahanyaPembagian grosir berdasarkan luas daerah usahanya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: Yaitu jenis grosir yang mempunyai luas daerah pemasaran di dalam suatu provinsi atau negara bagian tertentu saja. Jenis grosir selanjutnya adalah grosir lokal yang memiliki luas daerah di suatu kota tertentu saja, biasanya tingkatan daerahnya adalah kotamadya, kabupaten, dan karesidenan. Jenis grosir ini memiliki luas daerah pemasaran untuk semua wilayah dalam suatu negara. Berdasarkan Lapangan KegiatannyaApabila dilihat berdasarkan lapangan kegiatannya, grosir memiliki delapan jenis, yaitu: Jenis grosir yang kegiatan usahanya secara murni berupa aktivitas jual beli, seperti grosir pada umumnya. Jenis grosir ini bergerak dengan menghimpun barang tertentu, baik untuk keperluannya sendiri atau untuk memenuhi pesanan dari pihak lain (biasanya pelanggan). Jenis grosir ini hanya dapat dilakukan untuk sebagian jasa saja. Terbatas karena mereka hanya melakukan “sebagian” saja dari pihak grosir penuh. Jenis grosir ini akan melakukan kegiatan penjualan barang dagang, berupa memberikan suatu jasa layanan pengiriman barang menggunakan alat transportasi truk. Jenis grosir ini berupa aktivitas penjualan barang dagang secara tunai dan tidak melayani jasa antar barang kepada pihak pembeli. Jenis grosir ini biasanya berupa aktivitas penjualan dan pengiriman barang dari produsen secara langsung kepada pihak pembeli. Jenis grosir ini akan melakukan aktivitas penjualan barang dagangan dengan cara pemesanan via pos. Jenis grosir ini nantinya akan melakukan aktivitas penjualan barang dagangan sekaligus bertindakan sebagai pemasok, terutama untuk keperluan industri. Berdasarkan Jenis Barang yang DiperdagangkanApabila dilihat berdasarkan jenis barang yang akan diperdagangkan, yaitu:
Jenis grosir ini biasanya hanya khusus menjual beberapa barang tertentu saja. Misalnya grosir sembako yang hanya menjual kebutuhan sembako seperti minyak goreng, beras, gula, dan lain-lain.
Yakni jenis grosir atau distributor yang menjual berbagai jenis barang. Fungsi GrosirKeberadaan grosir beserta pedagangnya tentu saja memiliki beragam fungsi bagi kelangsungan penjualan produk hingga sampai ke tangan konsumen. Maka dari itu, grosir beserta pedagang grosir memiliki fungsi sebagai berikut. 1. Penjualan dan Promosi (Selling and Promoting)Dalam fungsi ini, tenaga penjualan pedagang besar akan membantu produsen untuk menjangkau lebih banyak konsumen, terutama yang memiliki bisnis kecil, dengan biaya yang relatif rendah. Pedagang grosir biasanya memiliki hubungan baik dengan pembeli, sehingga para pembeli ini juga cenderung mempercayai pedagang besar daripada produsen yang jauh. 2. Pembelian dan Penyediaan Beragam Produk (Buying and Assortment Building)Dalam hal ini, pedagang grosir biasanya lebih mampu untuk memilih dan menentukan item produk apa yang sekiranya dibutuhkan oleh konsumen selaku pembeli mereka. Kemampuan tersebut tentunya sangat membantu pihak pelanggan. 3. Memecah-Mecah Jumlah dalam Jumlah Besar (Bulk Breaking)Pedagang grosir biasanya membeli produk dari produsen pusat dalam jumlah besar, kemudian memilah atau “memecahkannya” dalam unit yang lebih kecil. Hal tersebut dilakukan supaya mereka dapat memberikan penghematan bagi pembelinya. 4. Pergudangan (Warehousing)Pedagang grosir biasanya akan menyimpan persediaan di sebuah gudang, sehingga dapat mengurangi biaya persediaan dan risiko baik bagi pemasok atau pelanggan. 5. Pengangkutan (Transportation)Pedagang grosir biasanya dapat menyalurkan barang secara lebih cepat daripada pihak produsen pusat, karena umumnya pada pedagang grosir ini cenderung memiliki kedekatan dengan pelanggan. 6. Pembiayaan (Financing)Pedagang grosir dapat juga membantu keuangan konsumen selaku pelanggan dan memasok harga dengan cara kredit, dengan syarat harus membayar tepat waktu. 7. Penanggung Risiko (Risk Bearing)Pedagang grosir dapat juga menanggung risiko-risiko yang terjadi pada produk barangnya, misalnya seperti aksi pencurian, kerusakan barang, kadaluarsa, dan kerugian lain yang berkaitan dengan kepemilikan barang. 8. Informasi Pasar (Market Information)Pedagang grosir dapat menyajikan informasi bagi pemasok sekaligus pelanggannya mengenai aktivitas pesaing produk baru. Informasi ini tentu saja sangat berguna. 9. Jasa Manajemen dan Konsultasi (Management Service and Counseling)Pedagang grosir dapat membantu para pengecer dalam hal manajemen, misalnya melatih para wiraniaga hingga menata tata letak dan pajangan toko. Proses tata-menata tersebut dapat menciptakan sistem akuntansi dan pengendalian persediaan. Keuntungan Berbelanja Secara GrosirSistem grosir ini sudah marak dilakukan oleh masyarakat, baik sebagai pembeli maupun pedagangnya. Hal tersebut juga memberikan keuntungan secara langsung kepada perusahaan produsen. Nah, berikut adalah uraian mengenai keuntungan berbelanja barang secara grosir. Ketika berbelanja di pusat grosir, kita dapat memiliki kesempatan untuk memilih barang kebutuhan sendiri dengan kualitas yang bagus. Berbeda dengan membeli barang secara ecer yang cenderung akan berbelanja secara terus-menerus ketika barang tersebut sudah habis digunakan. Melalui grosir ini, kita dapat membeli dalam jumlah banyak dan penggunaannya menjadi lebih hemat. Ketika berbelanja grosir, kita pasti akan lebih fokus untuk mengambil dan membeli barang-barang yang memang dibutuhkan. Membeli barang dengan cara grosir ternyata dapat menghemat biaya operasional lho. Ketika belanja grosir, otomatis kita akan mendapatkan selisih harga yang jumlahnya lumayan murah daripada membeli secara eceran. Ketika melakukan pembelian secara grosir, stok barang di toko grosir tersebut akan terus tersedia. Hal tersebut karena toko grosir biasanya akan terus menyuplai barang-barang yang sekiranya habis untuk diisi kembali. Perbedaan Grosir dengan Eceran
Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian grosir dan perbedaannya dengan eceran. Apabila kamu ingin membeli barang dalam jumlah banyak sekaligus harganya lebih terjangkau, dapat dilakukan di pusat grosir. Namun, apabila kamu hanya membeli barang dalam jumlah terbatas, dapat dilakukan di warung yang menggunakan sistem eceran. Baca Juga!
Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
|