Niat puasa 3 hari berturut turut

Dream - Puasa mutih mungkin sudah familiar di kalangan masyarakat Jawa. Puasa ini bukan tergolong puasa sunah maupun wajib. Melainkan puasa yang dilakukan dengan tujuan tertentu, salah satunya sebagai ritual untuk membersihkan batin dari berbagai penyakit hati dan dosa.

Puasa mutih juga diyakini para pelakunya sebagai cara untuk mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah. Selain itu, puasa mutih juga dipercaya sebagai lelaku untuk menyembuhkan penyakit dalam diri orang yang menjalankannya.

Cara pelaksanaan puasa mutih tidak jauh-jauh dari namanya. Orang yang melakukan puasa ini hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan maupun minuman yang berwarna putih, seperti nasi putih, air putih, telur bagian putihnya, dan susu.

Puasa mutih sendiri berasal dari bahasa Jawa, mutih yang artinya menjadi putih atau memutihkan. Istilah ini dimaknai secara filosofis bahwa orang yang melakukannya akan menjadi putih jiwanya, bersih hatinya, dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

Puasa mutih dilaksanakan dengan cara beragam, salah satunya dilaksanakan tiga hari berturut-turut. Lantas bagaimana cara pelaksanaan puasa mutih tiga hari dan apa manfaatnya bagi kesehatan? Simak ulasan selengkapnya berikut ini, dirangkum Dream dari berbagai sumber.

Kita disunnahkan berpuasa dalam sebulan minimal tiga kali. Dan yang lebih utama adalah melakukan puasa pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah (Qomariyah). Puasa tersebut disebut ayyamul bidh (hari putih) karena pada malam-malam tersebut bersinar bulan purnama dengan sinar rembulannya yang putih. Berikut dalil puasa ayyamul bidh.

Dalil Puasa Ayyamul Bidh

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi no. 761 dan An Nasai no. 2425. Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa haditsnya hasan).

Dari Ibnu Milhan Al Qoisiy, dari ayahnya, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُنَا أَنْ نَصُومَ الْبِيضَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ . وَقَالَ هُنَّ كَهَيْئَةِ الدَّهْرِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun.” (HR. Abu Daud no. 2449 dan An Nasai no. 2434. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2347. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Namun dikecualikan berpuasa pada tanggal 13 Dzulhijjah (bagian dari hari tasyriq). Berpuasa pada hari tersebut diharamkan.

Semoga sajian singkat ini bermanfaat bagi pembaca Muslim.or.id sekalian. Hanya Allah yang memberi taufik untuk beramal sholih.

Baca juga: Macam-macam Puasa Sunnah

Referensi:

Al Fiqhu Al Manhaji ‘ala Madzhabil Imam Asy Syafi’i, Dr. Musthofa Al Bugho, dkk, terbitan Darul Qolam, cetakan kesepuluh, tahun 1431 H, hal. 357-358.

Disusun @ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, malam 8 Syawal 1434 H selepas shalat ‘Isya’

Berikut tata cara puasa Ayyamul Bidh, niat puasa Ayyamul Bidh, dan keutamaan puasa Ayyamul Bidh. (iStockphoto/sguler)

Jakarta, CNN Indonesia --

Puasa  Ayyamul Bidh merupakan salah satu puasa sunah yang dikerjakan setiap pertengahan bulan. Berikut tata cara puasa Ayyamul Bidh, niat puasa Ayyamul Bidh, dan keutamaan puasa Ayyamul Bidh.

Puasa Ayyamul Bidh dilakukan selama tiga hari pada tengah bulan Hijriah berdasarkan kalender Qomariah, yakni setiap tanggal 13, 14, dan 15 di bulan Hijriah, kecuali pada hari tasyrik yaitu 13 Dzulhijjah.

Puasa Ayyamul Bidh juga dikenal dengan puasa putih. Pasalnya, bulan tampak terang benderang menuju purnama dan menyerupai warna putih pada pertengahan bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ada pula pendapat dalam kitab Umdatul Qari'Syarhu Shahihil Bukhari yang menyebut Ayyamul Bidh berasal dari kisah Nabi Adam. Saat Adam turun ke Bumi, tubuhnya dalam keadaan gosong. Ketika melakukan puasa selama tiga hari, tubuhnya memutih.

Pilihan Redaksi

  • Bacaan Doa Setelah Adzan agar Pahala Berlimpah
  • 3 Metode Puasa yang Efektif Turunkan Berat Badan
  • Bacaan Niat Puasa Rajab yang Bisa Diamalkan

Berikut tata cara puasa Ayyamul Bidh, niat puasa Ayyamul Bidh, dan keutamaan puasa Ayyamul Bidh.

Tata cara puasa Ayyamul Bidh

Tata cara puasa Ayyamul Bidh sama dengan puasa wajib dan puasa sunah lainnya.

Anda dapat mulai berpuasa dengan niat serta menahan haus, lapar, dan hawa nafsu sejak terbit fajar hingga matahari terbenam yang ditandai dengan azan Subuh dan azan Magrib.

Sebagai catatan, seorang istri mesti mendapatkan izin suami untuk menjalankan puasa sunah Ayyamul Bidh ini.

Niat puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu Sauma Ayyami Bidh Sunnatan Lillahi Ta'ala.

Artinya: Saya berniat puasa sunah ayyamul bidh karena Allah ta'ala.

Berbeda dengan puasa wajib, niat puasa sunah seperti Ayyamul Bidh ini boleh dilakukan di pagi hari atau setelah terbit fajar. Niat boleh diucapkan secara lisan maupun di dalam hati.

"Kalau puasa sunah boleh [niat] di pagi hari. Misalnya, pagi belum makan dan minum serta belum melakukan hal yang membatalkan puasa, boleh dilanjutkan puasa," ujar ustaz Wahyul Afif Al Ghafiqi kepada CNNIndonesia.com, 2019 silam.

Niat puasa Ayyamul Bidh boleh dilakukan pagi hari dengan syarat belum makan atau minum dan melakukan hal-hal lain yang membatalkan.

Keutamaan puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu sunah Rasulullah SAW. Setiap umat Islam yang menjalankan puasa ini dijanjikan pahala seperti orang yang berpuasa satu tahun penuh. Satu hari puasa Ayyamul Bidh sama seperti berpuasa 10 hari.

Orang yang rutin melakukan puasa sunah Ayyamul Bidh juga akan mendapatkan pintu khusus Ar-Rayyan di surga kelak.

Itulah tata cara puasa Ayyamul Bidh, niat puasa Ayyamul Bidh, dan keutamaan puasa Ayyamul Bidh yang dapat Anda pahami.

Apa nama puasa 3 hari berturut

Puasa ayyamul bidh adalah puasa sunah yang dikerjakan pada pertengahan bulan. Namun, waktunya berdasarkan kalender Islam atau qomariah dan tidak bisa ditentukan menggunakan kalender yang biasa ditemukan atau kalender masehi.

Puasa 3 hari puasa apa?

Puasa Ayyamul Bidh memiliki keutamaan yang luar biasa. Keutamaan puasa Ayyamul Bidh adalah puasa tiga hari tiap bulan itu sama seperti melaksanakan ibadah puasa sepanjang tahun.

Apa niat puasa mutih 3 hari?

Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta'ala.” Artinya: “Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta'ala.”

Puasa Apa yang bisa cepat hajat terkabul?

Puasa mutih adalah puasa yang dilakukan dengan tidak makan atau minum dan untuk menu berbuka adalah nasi putih dan air putih. Puasa mutih ini dapat mewujudkan hajat dan keinginan seseorang agar dikabulkan Allah SWT.