Demam tifoid (typhoid fever) atau yang sering juga dikenal dengan julukan tifus merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Penyakit ini kerap ditemui di Indonesia dan sering menjadi epidemik. Menurut World Health Organization pada tahun 2017, kasus tifus bisa mencapai 1.500.000 per tahunnya. Show Cara utama untuk mencegahnya adalah dengan menjaga kebersihan makanan, minuman, serta lingkungan di tempat Anda tinggal. Namun, apa jadinya jika Anda belum mengetahui gejala tifus secara jelas? Tentunya pencegahan dan identifikasi tifus menjadi sulit dilakukan. Maka dari itu, simak ciri-ciri gejala tifus berikut ini! Nafsu Makan Berkurang Pada masa penyembuhan, antibodi yang melawan bakteri dan infeksinya bisa membuat Anda kehilangan nafsu makan. Lantaran fenomena ini, tubuh akan mengeluarkan hormon leptin yang mampu membuat Anda tidak suka makan. Demam Tinggi Tifus yang sejatinya merupakan demam sudah sewajarnya disertai dengan suhu badan yang tinggi. Pada kasus umumnya, suhu badan penderita penyakit ini bisa mencapai 40°C. Tetapi, gejala tifus cenderung akan lebih parah di malam hari. Keringat Berlebih Demam yang diakibatkan oleh tifus dapat membuat Anda berkeringat lebih dari biasanya. Gejala tifus ini merupakan cara tubuh untuk menetralisir suhu dan mengeluarkan panas dari tubuh. Diare dan Sembelit Infeksi Salmonella Typhi pada umumnya cenderung mengakibatkan diare. Namun, Salmonella Typhi lebih sering mengakibatkan sembelit dibandingkan diare. Namun, apabila salah satu kondisi tetap muncul, Anda perlu berhati-hati karena ini bisa jadi merupakan gejala tifus. Dehidrasi Diare yang disebabkan tifus dapat mengakibatkan tubuh mengeluarkan cairan secara berlebih. Akibatnya, tubuh Anda akan kekurangan elektronik dan otot akan terasa lebih lelah. Maka dari itu, Anda harus mencukupi kebutuhan cairan tubuh. Batuk Bronkitis Pada kasus tifus umumnya, batuk kering mungkin saja dialami. Namun, jika kondisinya sudah akut, tifus bisa saja mengakibatkan Anda batuk bronkitis. Gejala ini juga mencakup rasa sesak dan bengek ketika bernafas. Di atas adalah beberapa gejala tifus yang perlu Anda perhatikan sejak dini. Mengetahui gejala-gejalanya dapat membantu Anda menghindari pola hidup tidak sehat yang dapat memicu penyakit ini. Selain itu, Anda pun dapat lebih waspada terhadap infeksi bakteri penyebab tifus dan dapat mengambil langkah yang bijak secara lebih cepat. Bila perlu, Anda mungkin perlu meningkatkan perlindungan dari risiko penyakit ini dengan membeli produk Asuransi Tambahan yang bisa melindungi Anda dan keluarga di mana saja. Salah satunya adalah PRUPrime Health Care dari Prudential Indonesia. Selain menawarkan perlindungan komprehensif, produk ini juga memiliki jangkauan, bahkan hingga ke berbagai belahan dunia.
Malnutrisi adalah keadaan di mana terjadi kekurangan atau kelebihan asupan energi, protein, zat gizi lain karena perubahan dari kebiasan makan atau pola makan yang tidak tepat. Secara umum, kondisi ini terbagi dalam 2 bentuk, yaitu terlalu sedikit nutrisi (kurang gizi) atau terlalu banyak nutrisi (overnutrition). Meskipun banyak terjadi pada anak-anak, tetapi sebenarnya malnutrisi tidak memandang usia karena dapat terjadi juga pada orang dewasa, baik itu laki-laki maupun wanita. Dampak malnutrisi ternyata dapat sangat mempengaruhi kesehatan karena menyebabkan penyakit dan komplikasi tertentu. Bahkan, dalam beberapa kasus, bisa menjadi mengancam jiwa. Sahabat MIKA dapat mengurangi risiko terserang malnutrisi dengan mengurangi faktor risiko yang Anda atau anggota keluarga miliki. Lalu, apa itu malnutrisi, ciri-ciri, dan cara mengatasinya? Baca juga: Jadi Silent Killer, Kenali Faktor Risiko dan Pencegahan Hipertensi Apa itu malnutrisi?Arti malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Malnutrition dapat terjadi ketika seseorang memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan dan nutrisi penting dalam tubuhnya. Terdapat 4 bentuk malnutrisi, yaitu:
Akibat dari malnutrisi mungkin seseorang akan mengalami masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, pemulihan yang lambat dari luka dan penyakit, dan risiko infeksi yang lebih tinggi. Ciri-ciri dan gejala malnutrisiGejala malnutrisi tergantung dari jenis malnutrisi yang dialami, apakah kekurangan atau kelebihan gizi. Berikut ini penjelasan mengenai ciri-ciri dan gejala malnutrisi: Kurang giziSaat seseorang mengalami kekurangan gizi, maka tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi, sehingga bisa menyebabkan wasting (berat badan rendah menurut tinggi badan), stunting (tinggi badan rendah menurut umur), dan kekurangan berat badan (berat badan rendah menurut umur). Adapun ciri-ciri kurang gizi adalah sebagai berikut:
Selain itu, kekurangan gizi juga memicu gangguan kesehatan serius yang menimbulkan gejala berbeda. Seperti Kwashiorkor (kekurangan protein yang parah) yang menimbulkan retensi cairan dan perut yang menonjol. Lalu marasmus, yang diakibatkan oleh kekurangan kalori yang parah di mana kondisi ini menyebabkan kehilangan lemak dan otot yang signifikan, ditandai dengan tubuh kurus kering dan tulang yang menonjol, terutama tulang iga dan bahu. Kelebihan gizi (overnutrition)Tanda-tanda kelebihan gizi adalah kelebihan berat badan dan obesitas. Sejumlah penelitian menunjukkan, saat seseorang mengalami obesitas, maka cenderung memiliki asupan yang tidak memadai dan kadar vitamin dan mineral tertentu dalam darah menjadi lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Kelebihan berat badan dan obesitas dapat terjadi akibat konsumsi berlebihan makanan cepat saji dan olahan yang tinggi kalori dan lemak tetapi rendah nutrisi lainnya. Ciri overnutrition adalah sebagai berikut:
Simak juga Bincang Sehat MIKA dengan tema "Malnutrisi Tidak Pandang Usia?" bersama dr. Gracia J.M.T. Winaktu, MS, Sp.GK dari Mitra Keluarga Kelapa Gading pada tayangan berikut: Penyebab malnutrisiPenyebab malnutrisi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti:
Cara mengatasi malnutrisiSaat seseorang menunjukkan gejala atau memiliki tanda kekurangan gizi, langkah pertama yang harus Sahabat MIKA lakukan adalah berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi atau Ahli Gizi untuk mencari tahu alasannya. Adapun tahapan untuk mendiagnosa dan mengatasi malnutrisi terdiri dari: DiagnosisDokter akan melakukan evaluasi terhadap kondisi pasien, terutama jika dicurigai menderita penyakit tertentu. Mengobati kondisi yang mendasarinya dapat meningkatkan status gizi seseorang.
Untuk mendiagnosis malnutrisi juga dengan melihat angka indeks massa tubuh pasien. Berikut klasifikasi yang ditetapkan oleh Asia-Pacific Task Force:
PengobatanJika dokter mendiagnosis malnutrisi, maka selanjutnya akan membuat rencana perawatan yang tepat. Perawatan akan tergantung pada tingkat keparahan malnutrisi dan adanya kondisi atau komplikasi lain yang mendasarinya. Beberapa cara mengobati malnutrisi yang dilakukan oleh dokter meliputi:
Cara mencegah malnutrisiMalnutrisi masih menjadi masalah yang memerlukan perhatian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pencegahan malnutrisi selalu digalakkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI. Misalnya, untuk mencegah malnutrisi pada anak, Kemenkes sudah menyarankan pencegahan sedini mungkin bahkan sejak hamil hingga usia 1.000 hari pertama kehidupan si Kecil. Edukasi tentang gizi kepada populasi yang berisiko kekurangan gizi juga sangat penting. Sahabat MIKA juga dapat membantu mencegah malnutrisi dengan mengonsumsi makanan dengan variasi makanan yang cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Tak hanya dari asupan makanan, imbangi dengan gaya hidup sehat dan aktivitas fisik agar upaya pencegahan menjadi lebih maksimal. Nah, jika menduga bahwa Anda atau seseorang yang mengalami malnutrisi, segera temui dokter sesegera mungkin. Untuk memudahkan ketika ingin melakukan janji temu dengan dokter, buat janji konsultasi tanpa antri terlebih dahulu secara online melalui website Mitra Keluarga. Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan layanan telemedicine yang dimiliki oleh Mitra Keluarga. Semoga informasi ini bermanfaat, ya! Mitra Keluarga, life.love.laughter |