Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Quipperian tentu semangat kalau berbicara Sejarah. So pasti, karena Sejarah enggak sekadar cerita masa lalu tapi lebih jauh memberikan kalian pengetahuan tentang gejala zaman.

Salah satu gejala jaman paling penting di dalam perkembangan peradaban manusia adalah penjelajahan samudra dan penemuan benua. Bagian itu menjadi penting karena mengungkap peradaban baru, interaksi, bahkan memicu kolonialisme.

Kamu tentu tertarik belajar bagaiman orang-orang Eropa menjelajah dunia baru. Secara kamu kan anak My Trip My Adventure banget. Siapa sih di antara kalian enggak mau melihat dunia baru.

Nah, untuk melihat dunia baru, kalian perlu tahu sejarah orang-orang Eropa menjelajahi samudra. Bagaimana rintangan dan tantangan.

Agar tak berbelit-belit, kalian simak soal dan pembahasan penjelajahan samudera berikut ini:

Malas Hitung-Hitungan Terus? Yuk Belajar Pelajaran Sejarah Tentang Penjelajahan Samudra!

Contoh Soal Penjelajahan Samudera dan Penjelasannya

1. Latar belakang terjadinya pelayaran penjelajahan samudera pada awal abad ke-15 adalah ….

A. Munculnya reformasi gereja
B. Lahirnya budaya Nudisme
C. Jatuhnya Konstatinopel ke tangan Turki
D. Ditemukannya benua Amerika
E. Perang Belgia-Belanda

Pembahasan:

Bertahu-tahun lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan internasional antara para pedagang Barat atau Eropa dan Timur. Salah satu kota pusat perdagangan itu yang terkenal adalah Konstantinopel. Banyak jenis komoditas di pasar Konstantinopel, misalnya batu mulia, emas dan perak, gading, sutera, juga rempah-rempah.

Setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani pada 1453, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah dan barang dagang lainnya tertutup.

Bangsa-bangsa Eropa kemudian mencari jalan lain untuk mendapatkan rempah dengan menemukan daerah penghasil rempah di Timur. Mulailah periode petualangan, penjelajahan, dan penemuan dunia baru. Upaya tersebut juga mendapat dukungan dan pertisipasi dari pemerintah dan para ilmuwan.

Jawaban: C

2. Imperialisme klasik bangsa Eropa menjelajah dunia baru memiliki slogan…

A. Liberte, Egalite, Fraternite
B. Vini, Vidi, Vici,
C. Gold, Glory, Gospel
D. L`etat cest Moi
E. Viva La Vida

Pembahasan:

Portugis dan Spanyol dianggap sebagai pelopor petualangan pelayaran dan penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru di Timur. Portugis bahkan menjadi pembuka jalur pelayaran menuju Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah.

Tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Timur, tak semat mencari keuntungan penjualan rempah, namun lebih luas lagi, mereka memiliki semboyan Gold, Glory, Gospel.

Gold; memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas perak dan bahan tambang serta bahan-bahan berharga lainnya.

Glory; memburu kerjayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru.

Gospel; menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama.

Jawaban: C

3. Siapa pelaut Portugis diperintahkan Raja Manuel I untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudera mencari tanah Hindia?

A. Vasco da Gama
B. Bartholomeuz Diaz
C. Christopher Colombus
D. Cornelis de Houtman
E. Pieter de Keyser

Pembahasan:

Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat Raja Portugis Manuel I penasaran. Dia kemudian memanggil pelaut kenamaan Portugis Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudera mencari Tanah Hindia penghasil rempah-rempah.

Sebelum Vasco da Gama, sudah ada pelaut Portugis lainnya, Bartholomeus Diaz melakukan hal serupa namun pada 1448 kapalnya digulung ombak besar dan terpaksa di daratan ujung selatan benua Afrika. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan. Diaz tidak melanjutkan ekspedisi dan memilih kembali ke tanah airnya.

Pada Juli 1947, Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabo untuk memulai penjelajahan samudra. Dia mengambil jalur pelayaran yang pernah dilalui Diaz sebelumnya, dan singgah di Tanjung Harapan.

Dia kemudian mendapat petunjuk seorang pelaut bangsa Moor. Vasco da Gama lalu melanjutkan pelayaran menelusuri pantai timur Afrika lalu berbelok mengarungi Lautan Hindia. Pada tahun 1498, rombongan da Gama mendarat di Kalikut dan Goa, pantai barat India.

Jawaban: A

Ini Contoh Soal SBMPTN Soshum Sejarah yang Mudah Dipelajari!

4. Sebutkan dua bangsa yang ikut pada perjanjian Tordesillas, membagi dua garis meridian?

A. Belanda-Belgia
B. Inggris-Wales
C. Inggris-Skotlandia
D. Prancis-Belanda
E. Spanyol-Portugis

Pembahasan:

Orang-orang Spanyol dan Portugis dapat dikatakan menjadi pelopor pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari derah baru di Timur. Dua bangsa tersebut sama-sama ingin menguasai wilayah lain di dunia. Spanyol-Portugis sama-sama memeluk Katolik.

Perseteruan di antara kedua bangsa itu kemudian menimbulkan keprihatinan Pasu Yulius II. Untuk menjaga kerukunan natara keduanya, Paus turun tangan melakukan musyawarah kepada keduanya. Diadakanlah perjanjian di Tordesillas, Spanyol, 7 Juni 1494, berisi pembagian wilayah kepada keduanya.

Kedua bangsa bersepakat. Wilayah di luar Eropa dibagi menjadi dua dengan garis meridian 1550 km sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde. Belahan sebelah timur dimiliki Portugis sementara belahan barat dikuasai Spanyol.

Jawaban E

5. Siapa pelaut Spanyol penemu dan meinggal di Filipina akibat serangan penduduk lokal?

A. Christoper Columbus
B. Vasco da Gama
C. Yan Sebastian del Cano
D. Magellan
E. Cornelis de Houtman

Pembahasan:

Setelah keberhasilan Columbus, rombongan pelaut Spanyol lain di pimpin Magellan melakukan ekspedisi. Dia disertai seorang kapten kapal bernama Yan Sebastian del Cano.

Magellan berlayar melalui jalur yang dilayari Columbus. Dia sempat mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan Columbus, Amerika. Di tempat itu terdapat selat yang agak sempit dan kemudian dinamakan Selat Magellan.

Melalui selat itu rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik. Setelah sekitar tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521, Magellan mendarat di pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521, mereka tiba di Kepulauan Massava atau kemudian dikenal dengan Filipina.

Magellan menyatakan bahwa daerah itu sebagai koloni Spanyol. Tindakan itu memancing amarah penduduk lokal, orang-orang Mactan. Terjadilah pertempuran. Rombongan Magellan terdesak. Magellan pun tewas. Beberapa rombongan selamat seperti del Cano kemudian melanjutkan perjalanan.

Jawaban D

Quipperian pasti semakin sadar sejarah setelah membedah soal dan mempelajari pembahasannya. Kalian semakin tertarik kan untuk mengetahui dunia baru? Tetap semangat dan pantang menyerah guys!

Buat kalian yang masih belum puas dan ingin belajar lebih banyak mengenai penjelajahan samudra, langsung saja daftar dan langganan Quipper Video ya! Karena pembahasannya jauh lebih lengkap dan mendalam.

Penulis: Rahmat Ali

Latar Belakang Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra – Sejarah mencatat jika bangsa-bangsa Eropa memmutuskan untuk melakukan ekspedisi atau penjelajahan ke belahan bumi lain sejak abad ke-15 Masehi, termasuk sampai ke Nusantara atau wilayah Indonesia saat ini. Zaman ini kemudian disebut dengan zaman penjelajahan samudra. Penjelajahan samudra juga dikenal sebagai era the age of discovery. Zaman ini dimulai ketika Kekaisaran Romawi Timur runtuh usai melawan kekuasaan Islam. Penjelajahan samudra oleh orang-orang Eropa ini kemudian menjadi penaklukan dan kolonialisme.

Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang berlayar hingga ke Kepulauan Nusantara. Alfonso de Albuqueque memimpin sekitar 18 kapal yang mengangkut 1.200 orang. Rombongan Portugis ini menaklukkan Malaka pada 1511, lalu menyasar Maluku pada 1512. Dari sinilah, sejarah kolonialisasi di Indonesia bermula.

Rempah-rempah menjadi alasan utama Portugis menyambangi Kepulauan Nusantara. Pencapaian dari Portugis ini kemudian diikuti oleh kerajaan tetangganya, yaitu Spanyol. Portugis dan Spanyol sempat terlibat konflik di Maluku. Portugis bersekutu dengan Kerajaan Ternate melawan Spanyol yang merangkul Kerajaan Tidore.

Tidak hanya Spanyol dan Portugis, penjelajahan samudra yang menjelma menjadi kolonialisme dan imperalisme itu nantinya juga diikuti oleh bangsa-bangsa Eropa lainnya, termasuk Belanda, Prancis, Inggris, Italia, Belgia, hingga Jerman. Lantas, apa yang menjadi latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra?

Salah satu penyebab utamanya adalah jatuhnya Konstatinopel pada 1453, dari Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur ke Kesultanan Turki Usmani di bawah pimpinan Sultan Mehmed II. Penaklukan Konstantinopel (sekarang Istanbul) menjadi salah satu tonggak peristiwa penting yang mengubah sejarah peradaban manusia, yaitu penjelajahan bangsa-bangsa Eropa.

Latar Belakang Bangsa Eropa Melakukan Penjelajahan Samudra

Adapun beberapa alasan lain yang melatarbelakangi bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra dan datang ke Kepulauan Nusantara, dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Perang Salib

Perang Salib adalah sebutan bagi perang-perang agama di Asia Barat dan Eropa antara abad ke-11 sampai abad ke-17, yang disokong oleh Gereja Katolik. Perang ini melibatkan masyarakat dari Eropa melawan Turki Seljuk dan orang Arab. Perang tersebut berlangsung selama 200 tahun dan terbagi menjadi tujuh periode.

Perang itu disebut Perang Salib oleh orang Kristen, sedangkan orang Islam menyebutnya dengan Perang Suci. Perang Salib disebabkan karena perebutan Kota Yerusalem. Perang yang berlarut-larut ini membuat jalur perdagangan Asia–Eropa menjadi terputus. Perang tersebut juga berdampak kepada habisnya kekayaan bangsa Eropa karena dialokasikan untuk peperangan.

Perang Salib berbeda dari konflik-konflik keagamaan lainnya karena orang-orang yang ikut serta dalam perang ini meyakini perjuangan mereka sebagai laku tobat demi memperoleh ampunan atas dosa-dosa yang sudah mereka akui.

Perang Salib pertama kali dicetuskan oleh Paus Urbanus II pada 1095 dalam sidang Konsili Clermont. Dia mengimbau para hadirin untuk mengangkat senjata membantu Kaisar Romawi Timur melawan orang Turki Seljuk dan melakukan ziarah bersenjata ke Yerusalem. Imbauannya ditanggapi dengan penuh semangat oleh seluruh lapisan masyarakat Eropa Barat. Para sukarelawan lantas dikukuhkan menjadi anggota Laskar Salib melalui pengikraran di muka umum.

Orang-orang yang mengajukan diri dalam perang tersebut didorong oleh niat yang berbeda-beda. Ada yang sekadar ingin pergi ke Yerusalem agar ikut terangkat ramai-ramai ke surga, ada yang melakukannya demi bakti kepada majikan, ada yang hendak mencari ketenaran dan nama baik, dan ada pula yang bernafsu meraup keuntungan ekonomi maupun politik melalui keikutsertaannya.

Ketika Perang Salib I meletus, istilah “Perang Salib” belum dikenal. Kampanye militer umat Kristen kala itu disebut dengan “lawatan” (bahasa Latin: iter) atau “ziarah” (bahasa Latin: peregrinatio). Perang-perang dengan restu dari gereja ini baru dikait-kaitkan dengan istilah “salib” setelah kata “crucesignatus” (orang yang diberi tanda salib) dari bahasa Latin mulai digunakan pada akhir abad ke-12.

Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, etimologi kata “crusade” (istilah Inggris untuk “Perang Salib”) berkaitan dengan kata croisade dalam bahasa Prancis modern, croisée dalam bahasa Prancis kuno, crozada dalam bahasa Provençal, cruzada dalam bahasa Portugis dan Spanyol, dan crociata dalam bahasa Italia. Semua kata ini adalah turunan dari kata cruciāta atau cruxiata dalam bahasa Latin Abad Pertengahan, yang mula-mula berarti “menyiksa” atau “menyalibkan”, tetapi sejak abad ke-12 juga berarti “membuat tanda salib”.

Istilah “Perang Salib” dapat saja dimaknai secara berbeda, tergantung dari pandangan penulis yang menggunakannya. Giles Constable dalam The Historiography of the Crusades (2001) menjabarkan empat sudut pandang berbeda di kalangan para pengkaji sejarah sebagai berikut.

a. Sudut Pandang Kaum Tradisionalis

Kaum tradisionalis membatasi pengertian Perang Salib sebagai perang-perang yang dilakukan oleh umat Kristen di Tanah Suci semenjak 1095 sampai 1291, baik untuk membantu umat Kristen di negeri itu maupun untuk memerdekakan Yerusalem dan Makam Suci dari penjajahan.

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

b. Sudut Pandang Kaum Pluralis

Kaum pluralis menggunakan istilah Perang Salib sebagai sebutan bagi segala macam aksi militer yang direstui secara terbuka oleh paus yang sedang menjabat. Pemaknaan ini mencerminkan pandangan Gereja Katolik Roma (termasuk tokoh-tokoh Abad Pertengahan pada masa Perang Salib, seperti Santo Bernardus dari Clairvaux) bahwasanya setiap perang yang direstui oleh Sri Paus dapat disebut secara sah sebagai Perang Salib, tanpa membeda-bedakan sebab, alasan, maupun tempatnya.

Definisi yang luas ini mencakup pula aksi-aksi penyerangan terhadap kaum penyembah berhala dan ahli bidah seperti Perang Salib Albigensia, Perang Salib Utara, dan Perang Salib Husite. Definisi ini juga mencakup perang-perang demi keuntungan politik dan penguasaan wilayah seperti Perang Salib Aragon di Sisilia, Perang Salib yang dimaklumkan Sri Paus Inosensius III terhadap Markward dari Anweiler pada 1202, dan yang dimaklumkan terhadap orang-orang Stedingen, beberapa Perang Salib yang dimaklumkan (oleh paus-paus yang berbeda) terhadap Kaisar Friedrich II beserta putra-putranya, dua Perang Salib yang dimaklumkan terhadap para penentang Raja Henry III dari Inggris, dan aksi penaklukan kembali Semenanjung Iberia oleh umat Kristen.

c. Sudut Pandang Kaum Generalis

Kaum generalis memandang Perang Salib sebagai segala macam perang suci yang berkaitan dengan Gereja Latin dan yang dilakukan sebagai tindakan bela agama.

d. Sudut Pandang Kaum Popularis

Kaum popularis membatasi pengertian Perang Salib sebagai perang-perang yang bercirikan gerakan khalayak ramai dengan alasan keagamaan, yakni hanya Perang Salib pertama dan mungkin pula Perang Salib Rakyat.

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

2. Jatuhnya Konstantinopel

Pada 29 Mei 1453, Khalifah Utsmaniyah yang berpusat di Turki berhasil menguasai Konstantinopel. Kota ini sebelumnya termasuk wilayah kekuasan Kerajaan Romawi–Byzantium. Perebutan Konstantinopel ini dipimpin oleh Raja Turki, Sultan Mehmed II. Konstantinopel, sejak lama merupakan kota yang diperebutkan, bukan hanya karena sejarah kejayaannya, tetapi juga karena kota ini merupakan salah satu titik penting dalam jalur perdagangan darat yang menyambungkan Eropa dengan Asia.

Setelah Konstantinopel diduduki Turki Usmani, jalur perdagangan darat Asia–Eropa terputus. Hal tersebut dikarenakan Turki Usmani melarang orang-orang Eropa melewati Konstantinopel. Bangsa-bangsa Eropa lantas kesulitan untuk mendapatkan akses berdagang ke Asia. Sebab, Konstantinopel merupakan wilayah yang dijadikan sebagai pintu masuk perdagangan Asia dan Eropa.

Permintaan pasar terhadap rempah-rempah, kain sutra, dan obat-obatan di sisi lain semakin meningkat. Bangsa-bangsa Eropa kesulitan memenuhi permintaan tersebut. Hal ini memaksa mereka mencari jalur pedagangan lain selain Konstantinopel, misalnya bangsa-bangsa di Asia seperti Indonesia.

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Pasca penaklukan, Sultan Mehmed II berdiam di Konstantinopel selama 23 hari lamanya pasca penaklulan, menyelesaikan segala urusan-urusannya, dan mengatur pengelolaan kota yang baru ditakluk itu. Dia lantas membuka satu permulaan dari dekritnya soal kota itu, bahwa Konstantinopel dijadikannya sebagai ibu kota.

Dia kemudian mengambil gelar “al-Fātih” (bahasa Arab: penakluk) dan “Abul-Fath” (bahasa Arab: bapak penakluk). Inilah yang membuatnya dikenal dengan nama “Muhammad al-Fātih”. Nama tersebut dalam bahasa Turki Utsmaniyah ditulis فاتح سُلطان مُحمَّد خان ثانى atau “Fatih Sultan Muhammad Khan Tsani”, sedangkan dalam bahasa Turki modern ditulis dengan sebutan “Fâtih Sultan Mehmed Han II”.

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

3. Mencari Kepulauan Rempah-Rempah

Merle Calvin Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200–2004 (2007) menyebutkan jika alasan terbesar kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia atau Kepulauan Nusantara adalah demi rempah-rempah. Rempah-rempah adalah bahan baku yang berharga di Eropa. Bangsa Eropa menjadikan rempah sebagai bahan baku obat, parfum, makanan, dan yang terpenting adalah pengawet makanan.

Orang-orang Eropa kala itu mesti menyembelih semua ternaknya. Jika tidak, ternak akan mati karena suhu dingin. Daging ternak tersebut harus diawetkan, tetapi bahan pengawet makanan waktu itu adalah rempah-rempah. Terputusnya jalur perdagangan karena Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani membuat bangsa-bangsa Eropa tergerak untuk mencari jalur perdagangan rempah sendiri.

Selain India, Kepulauan Nusantara waktu itu sudah terkenal sebagai penghasil rempah. Pala, lada, dan  cengkeh adalah komoditas bernilai sangat mahal. Namun, Portugis, Spanyol, dan Belanda tidak datang ke Indonesia hanya untuk memenuhi kebutuhan warganya akan rempah semata. Mereka juga berniat untuk memonopoli perdagangan rempah.

4. Perkembangan Teknologi dan Sains

Setelah kekalahan di Perang Salib, perkembangan teknologi dan sains di Eropa justru berkembang pesat seiring berakhirnya fase Abad Gelap dan digantikan dengan Renaisans atau Abad Pencerahan sejak abad ke-15 M. Selain itu, kekalahan Perang Salib membuat bangsa-bangsa Eropa menyadari kekurangan mereka dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan.

Pada masa-masa itu, muncul teori heliosentrisme yang diperkenalkan oleh Nicolas Copernicus dan Galileo Galilei. Pembuktian-pembuktian bahwa bumi berbentuk bulat dan mempunyai orbit yang mengelilingi matahari dapat dilakukan setelah ilmu astronomi ditemukan dan berkembang.

Teori ini membuka tabir bahwa pengetahuan orang Eropa atas dunia ternyata begitu sempit. Inilah yang menyebabkan munculnya keinginan untuk mencari tahu hal-hal yang belum diketahui tentang alam semesta, keadaan geografi dunia, dan tentang bangsa-bangsa lain yang ada di belahan dunia lain.

Keinginan untuk menjelajah tersebut ditunjang oleh berkembangnya teknologi pelayaran, seperti ditemukannya kompas, meriam, dan alat-alat lainnya, juga perkembangan ilmu astronomi dalam navigasi pelayaran. Teknologi dan pengetahuan membuat pencarian tempat penghasil rempah-rempah dapat dilakukan melalui laut, tidak melalui darat yang sudah terputus karena jatuhnya Konstantinopel.

5. Semangat 3G

Pada akhirnya, penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa-bangsa Eropa disertai semangat 3G, yaitu gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (menyebarkan agama Nasrani). Selain itu, orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka yakini sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur.

Apabila ditelusuri, semboyan 3G pertama kali dicetuskan oleh Paus Alexander VI dari Vatikan setelah menyelesaikan perselisihan antara Portugis dan Spanyol dengan Perjanjian Tordesilas pada 1494.

1. Gold

Gold berarti keinginan memperoleh kekayaan di wilayah-wilayah baru yang ditemukan, yaitu emas, perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain yang sangat berharga. Waktu itu, wilayah utama yang dituju adalah Guinea dan rempah-rempah dari Timur. Kekayaan yang dieksploitasi dari daerah baru itu kemudian digunakan untuk kepentingan kerajaan atau negara imperialis.

2. Glory

Glory diartikan sebagai kejayaan atau untuk menguasai wilayah yang didatangi dan dijadikan sebagai koloni. Selain itu, glory juga merupakan semboyan memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan melalui penjajahan. Dalam kaitan ini, mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya. Kepulauan Nusantara misalnya, pernah cukup lama menjadi jajahan Belanda.

3. Gospel

Gospel merupakan misi menyebarkan ajaran Nasrani (Kristen Katolik dan Kristen Protestan). Misionaris bangsa-bangsa Eropa menyebarkan agamanya di wilayah-wilayah baru yang mereka datangi. Setiap kapal milik bangsa-bangsa Eropa yang melakukan penjelajahan samudra selalu diikuti kelompok misionaris, yang menganggap penyebaran ajaran Injil merupakan panggilan hidup dan tugas mulia. Mereka kemudian memanfaatkan daerah koloni sebagai tempat menjalankan misi tersebut.

Dalam perkembangannya, semboyan 3G terbukti membawa dampak negatif terhadap negeri-negeri di Timur, khususnya istilah gold dan glory. Sebab, dalam istilah gold, suatu negara dikatakan makmur apabila mempunyai kekayaan yang melimpah. Hal ini mendorong bangsa Barat untuk mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya dari negeri Timur, termasuk di Kepulauan Nusantara dengan menguasai rempah-rempahnya. Selain itu, semboyan glory mendorong bangsa Eropa untuk memiliki daerah kekuasaan yang luas.

Kedatangan Bangsa Eropa ke Kepulauan Nusantara

Putusnya jalur perdagangan Asia–Eropa mendorong kerajaan-kerajaan di Eropa untuk mencari jalur perdagangan baru. Kali ini, tidak melalui darat yang sudah dikuasai oleh Turki Usmani. Mereka mencari jalur lain yang lebih sulit dan berbahaya, yaitu mencoba menelusuri surga rempah-rempah lewat pelayaran. Laut menjadi jalan yang ditempuh bangsa Barat untuk menemukan rempah-rempah.

Portugis dan Spanyol menjadi negara yang pertama melakukan penjelajahan. Mereka akhirnya berhasil mencapai kepulauan rempah-rempah di timur jauh alias Asia Tenggara. Pada 1512, armada laut Portugis sampai ke Malaka. Portugis tiba di Kepulauan Nusantara dengan membawa serta 1.200 orang dan 18 buah kapal. Ini merupakan awal mula kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia.

Spanyol kemudian datang ke Kepulauan Nusantara setelah Portugis. Belanda lantas mengikutinya, bahkan memiliki pengaruh yang jauh lebih dalam daripada dua bangsa Eropa sebelumnya. Ini dikarenakan penjajahan yang Belanda lakukan berlangsung sangat lama.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai latar belakang bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra. Melalui pemaparan di atas, dapat diketahui jika alasan terbesar kedatangan bangsa Eropa datang ke Indonesia atau Kepulauan Nusantara adalah demi rempah-rempah. Rempah-rempah adalah bahan baku yang berharga di Eropa.

Grameds dapat mengunjungi koleksi buku Gramedia di www.gramedia.com untuk memperoleh referensi tentang kegiatan pencarian rempah-rempah oleh bangsa-bangsa Eropa itu di Kepulauan Nusantara, mulai dari latar belakang hingga proses kolonialisme yang dilakukan.

Berikut ini rekomendasi buku Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang sejarah Indonesia agar bisa memaknainya secara penuh. Selamat membaca.

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?
Temukan hal menarik lainnya di www.gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Kategori Ilmu Ekonomi

Buku Ekonomi Buku Soekarno Buku Sosiologi Buku Geografi Buku Ideologi Pancasila

Buku Sejarah Indonesia

Materi Terkait

Pengertian Sejarah Daftar Pahlawan Revolusi Daftar Pahlawan Nasional Indonesia Organisasi Pergerakan Nasional Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI Sejarah Teks Proklamasi Sejarah Pertempuran Surabaya Sejarah Sumpah Pemuda Tujuan PPKI dibentuk Hasil Sidang PPKI Pertama

Proses Penyusunan Teks Proklamasi

Penulis: Fandy Aprianto Rohman

BACA JUGA:

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Mengapa Portugis disebut sebagai pelopor penjelajahan samudra yang dilakukan pada bangsa Eropa pada awal abad ke 15?