Pendekatan kontekstual sangat erat kaitannya dengan model pembelajaran contextual teaching and learning yang berbasis pada siswa atau student centered. Show Potensi manfaat yang didapatkan juga sangat besar. Lebih lanjut, banyak sekali kelebihan dan nilai plus yang dikandung dalam pendekatan kontekstual. Pengertian Pendekatan KontekstualUntuk memahami arti dari pendekatan kontekstual, maka terlebih dahulu juga harus mengerti prinsip-prinsip dari model pembelajaran berbasis CTL. Kedua hal tersebut saling terkait satu sama lain, bahkan bisa dikatakan ujung tombak dan inti dari pendekatan pembelajaran ini adalah elemen-elemen dari pembelajaran CTL. DefinisiTokoh utama dari pembelajaran berbasis konteks atau yang dalam bahasa Inggris disebut contextual teaching and learning adalah John Dewey. Penelitian John Dewey menyimpulkan bahwa siswa akan belajar terbaik bila apa yang dipelajari terkait dengan yang telah mereka ketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pegetahuan yang kuat dan mendalam, sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah sebuah proses pembelajaran yang bersifat menyeluruh atau holistik. Pada pembelajaran kontekstual, siswa dimotivasi sehingga mereka dapat memahami makna bahan pelajaran sesuai konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural). Dengan pendekatan kontekstual, siswa akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan atau konteks ke permasalahan ke konteks lainnya. Pada pendekatan kontekstual, guru mencoba menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas. Siswa diajak untuk menemukan dan membentuk hubungan-hubungan antar pengetahuan, kemudian juga bagaimana penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan dan pembelajaran kontekstual terkait erat dengan pembelajaran aktif (active learning). Dalam pembelajaran kontekstual, dalam hubungannya dengan pembelajaran aktif, maka siswa harus dapat diajak untuk membangun sendiri pengetahuannya (konstruktivisme atau constructivism), aktif bertanya (questioning), aktif untuk menemukan pengetahuannya atau konsep-konsep yang sedang dipelajari (inquiri), bekerja bersama dan belajar bersama dalam suatu masyarakat belajar (learning community), melakukan pemodelan (modeling), dan menerapkan penilaian otentik (authentic assessment).
Selain Trianto, pendapat lain datang dari Blachard. Pendapat kedua ahli ini sebenarnya tidak berbeda jauh, malah saling melengkapi dan menguatkan intisari daripada pengajaran bertipe CTL.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Lebih jauh, konsep konstruktivisme mencakup pembelajaran dengan mengacu pada CTL merujuk pada konstruktivisme, yakni peserta didik membangun pemahaman sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan. Elemen inkuiri artinya dalam pembejaran CTL, peserta didik melakukan penyelidikan belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis dan terjadi roses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Pertanyaan bisa diajukan oleh siswa maupun guru. Pertanyaan dari guru merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik, sedangkan bagi peserta didik bertanya merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry. Lalu hendaknya diciptakan masyarakat belajar, yaitu adanya sekelompok peserta didik yang terikat dalam kegiatan belajar, hal ini merujuk pada prinsip bahwa bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri, sehingga dalam masyarakat belajar terjadi saling tukar pengalaman atau berbagi ide. Arti dari pemodelan tidak lain adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. Dalam pembejaran peserta didik mengerjakan apa yang guru inginkan agar peserta didik mengerjakannya dengan terlebih dahulu diberikan contoh. Reflection berarti pada akhir pembejaran peserta didik diajak untuk melakukan refleksi, yaitu cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari; mencatat apa yang telah dipelajari, atau membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok. Tahap terakhir yaitu penilaian yang dilakukan dalam berbagai aspek, misalnya mencakup pengetahuan, keterampilan, produk (kinerja), juga menilai tugas-tugas yang relevan dan kontekstual. Tujuan Pendekatan CTLAda beberapa tujuan pembelajaran kontekstual yang seharusnya bisa tercapai jika dalam pengaplikasiannya dilakukan dengan tepat :
KarakteristikCTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang pada hakekatnya melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif.
Contoh Penerapan Pendekatan KontekstualBerikut adalah 2 contoh dari penerapan pendekatan berbasis CTL yang mengutamakan pengalaman dan konteks nyata. Contoh A Mengajarkan Laba Harga Jual dan Harga Beli
Contoh B Siklus Air
Bacaan lebih lanjut : 142 Macam Model Pembelajaran Pembelajaran CTL : Sinergi Pendidikan dengan Dunia Industri |