Mei 05, 2021 Show
Sibling rivalry atau persaingan antar saudara kandung adalah suatu persaingan atau kompetisi berupa perasaan permusuhan, kecemburuan, kemarahan, dan kebencian antara saudara kandung, kakak atau adik, dalam memperebutkan kasih sayang dan perhatian orang tua. Sibling rivalry terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih yang dirasakan sejak anak usia tiga tahun. Sibling rivalry merupakan rasa cemburu antara anak dalam satu keluarga, yang terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan mereka. Permusuhan dan kecemburuan antara saudara kandung yang menimbulkan ketegangan di antara mereka dan bila tidak diintervensi hal ini akan berakibat fatal bahkan dapat berlanjut meski keduanya mulai beranjak dewasa. Sibling rivalry biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian orang tua. Ciri khas yang sering muncul pada sibling rivalry, yaitu: egois, suka berkelahi, memiliki kedekatan yang khusus dengan salah satu orang tua, mengalami gangguan tidur, kebiasaan menggigit kuku, hiperaktif, suka merusak, dan menuntut perhatian lebih banyak. Berikut definisi dan pengertian sibling rivalry atau persaingan saudara kandung dari beberapa sumber buku:
Aspek-aspek Sibling RivalryMenurut Papilia, dkk (2008), sibling rivalry atau persaingan saudara kandung terdiri dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut: a. KonflikKonflik adalah peristiwa sosial yang melibatkan oposisi dan adanya perbedaan pendapat. Perilaku tersebut seperti melawan, menolak dan memprotes. Konflik terjadi apabila dua atau lebih individu berhubungan dalam perilaku yang berlawanan. b. CemburuCemburu pada saudara kandung muncul ketika terjadi ketidak-puasan pada salah satu anak kepada orang tuanya yang memperlakukan anak-anaknya berbeda satu sama lain. Karena anak-anak sangat tergantung pada orang tua dalam hal kasih sayang, perhatian dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya sehingga anak-anak tidak suka bila harus membagi kasih sayang orang tuanya dengan siapapun. Perilaku tersebut seperti iri hati dan dengki. c. KekesalanTerkadang perasaan kesal seperti sebal dan marah pada orang tua dilampiaskan kepada saudaranya (adik/kakak). Hal tersebut terjadi karena ketidak-berdayaan melawan orang tuanya. Jika hal tersebut berkenaan dengan perlakuan orang tua yang menurutnya memberikan posisi spesial pada saudaranya. Dilain hal, kekesalan dapat tertumpah pada saudaranya apabila ia mendapat dirinya sebagai pihak yang tidak memiliki hal yang sama dengan saudaranya. Ciri-ciri Sibling RivalryMenurut Shaffer (2007), terdapat beberapa ciri khas yang terjadi pada sibling rivalry atau persaingan saudara kandung, yaitu sebagai berikut:
Faktor Penyebab Sibling RivalryMenurut Sains (2009), secara umum terdapat dua faktor penyebab terjadinya sibling rivalry atau persaingan saudara kandung, yaitu:
Sedangkan menurut Lusa (2010), beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sibling rivalry atau persaingan saudara kandung, adalah sebagai berikut:
Cara Mengatasi Sibling RivalryMenurut Priatna dan Yulia (2006), terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengatasi perilaku sibling rivalry atau persaingan saudara kandung, yaitu sebagai berikut: a. Doronglah anak untuk saling mengungkapkan rasa sayang dan menanamkan rasa saling memilikiAnak tidak bisa hanya disuruh menyayangi tapi mereka harus diajarkan dan dikondisikan bagaimana cara menyayangi. Selain itu tanamkan rasa saling memiliki. Misalnya kakak membantu adik membereskan mainan atau adik membantu kakak mencuci sepeda, dan lain sebagainya. Sehingga menimbulkan rasa saling memiliki antara kakak dan adik, bukannya rasa persaingan. Ingatkan bahwa saudara kandung adalah teman yang mereka miliki selamanya. Hal tersebut juga dapat menimbulkan rasa aman dan rasa diterima dalam diri mereka sehingga hal tersebu juga dapat menumbuhkan rasa persaudaraan di antara mereka. b. Jangan membanding-bandingkan namun hargai keunikan anakMinimalkan perbedaan antara anak, jangan dibandingkan kelebihan atau kekurangan anak yang satu dengan yang lainnya. Sering kali orang tua melakukan hal ini tanpa sadar. Tiap anak mempunyai kelebihan, kekurangan dan keunikannya masing-masing. Hargailah perbedaan itu dan jangan membanding-bandingkannya. Selain itu, tiap anak memiliki keunikan tersendiri. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing oleh karena itu tidak suka dibandingkan dengan anak yang lain. c. Pupuklah harga diri anakTingkatkan terus harga diri anak dengan bakat atau kelebihan masing-masing. Anak-anak bisa menjadi iri jika kakak atau adiknya lebih berhasil atau disukai orang lain. Untuk menaikkan harga diri anak, yang dapat dilakukan adalah menggali potensi atau kelebihan masing-masing anak sehingga tidak ada anak yang iri dan berkecil hati karena tidak merasa memiliki suatu kelebihan yang patut dipuji-puji orang lain. d. Kenali temperamen anakTidak semua anak mudah ditangani. Ada anak sangat penurut dan mudah diatur, dilain pihak ada anak yang cenderung memberontak. Oleh karena itu orang tua perlu menggali temperamen masing-masing anak. e. Ajarkan anak untuk mengatasi konflikKonflik bukan ditiadakan, namun sebagai sarana berdamai kembali, saling memaafkan, dan menyelesaikan masalah. Anak-anak harus diajarkan untuk mengatasi konflik tidak harus saling bertengkar. f. Buatlah peraturan yang jelas untuk ditaatiAnak harus mengetahui dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam keluarga. Misalnya:
g. Bersikap adil terhadap setiap anakUsahakan supaya orang tua bersikap adil terhadap masing-masing anak karena rasa cemburu atau iri sangat mudah dipicu dari rasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua. Jika memang orang tua merasa harus membedakan perlakuan kepada anak yang berkebutuhan khusus misalnya maka orang tua harus memberikan penjelasan yang masuk akal kepada anak bahwa dia tidak dibedakan. Yang perlu diingat di sini adalah bahwa adil tidak selalu harus sama banyak, tapi harus sesuai kebutuhan. Daftar Pustaka
|