Mengapa kita memerlukan evaluasi hasil dalam kegiatan evaluasi PEMBERDAYAAN komunitas

FacebookTwitterTelegramWhatsApp

Bambu diklasifikasikan setidaknya ke 10 genus dan 1450 spesies. Spesies bambu ditemukan di berbagai iklim, dari iklim dingin pegunungan hingga daerah tropis yang panas. Mereka terdapat di Asia Timur dari 50 derajat Lintang Utara di Sakhalin sampai ke sebelah utara Australia, dan di bagian barat India hingga ke Himalaya. Mereka juga terdapat di sub-Sahara Afrika, dan di Amerika dari pantai timur Amerika Utara hingga ke selatan ke Argentina dan Chili, mencapai titik paling selatan pada 47 derajat Lintang Selatan. Benua Eropa tidak memiliki spesies bambu asli.

Baru-baru ini telah diupayakan untuk membudidayakan bambu secara komersial di Danau Besar Afrika, terutama di Rwanda. Selain itu, beberapa perusahaan di Amerika Serikat mulai menumbuhkan, memanen, dan mendistribusikan spesies bambu seperti Phyllostachys edulis.

Banyak pemilik rumah yang menanam bambu untuk membuat sebuah “penghalang” di sekitar rumah yag mengatakan bahwa beberapa spesies bambu dapat tumbuh lebih dari 91 cm per hari. Bambu dapat menyebar dengan cepat sesuai pertumbuhannya dan ia tidak melihat adanya batasan.

Bambu dapat tumbuh dengan cepat pada saat berdekatan dengan kebun atau taman yang teririgasi dengan baik atau dekat dengan air. Mungkin dengan keinginan awal Anda untuk hanya menciptakan sebuah “penghalang” yang menyerupai tembok, Anda malah menciptakan sebuah suasana “siap perang” dari bambu.

Bambu dapat dikategorikan sebagai rumput liar yang berbahaya atau merugikan. Dengan bambu yang menyebar ke taman atau halaman rumah tetangga Anda, ia dapat secara legal menuntut Anda atas hal itu.

Bambu yang menyebar dan keluar dari halaman Rumah Anda dapat menyebabkan masalah ekologi. Banyak spesies bambu dikategorikan sebagai tanaman yang liar dan mengacam tanaman lain.

Cara terbaik untuk membatasi penyebaran tanaman ini dapatlah mahal dan sangat kompleks, hal ini biasa tidak berharga bagi kebanyakan pemilik rumah. Terlebih lagi, cara itu tidak mudah. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan sebuah penampung khusus yang akan menampung bambu ini dan diakali dengan memberikan jarak, hal ini tidaklah mudah.

Walaupun Anda menggunakan cara ini, Anda tetap harus mengawasi perkembangan dari tumbuhan ini. Khususnya pada saat puncak awal pertumbuhannya.

Bambu merupakan tumbuhan yang membutuhkan relasi jangka panjang jika tidak ditanam dengan baik. Bahkan ia membutuhkan waktu bertahun-tahun dan upaya yang cukup tinggi untuk menyingkirkannya. Tahap pertama adalah menyingkirkan akar dan rimpangnya. Tentu saja, hal ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, banyak pemilik rumah yang mengeluh karena mereka tidak dapat menyingkirkan bambu mereka yang telah menyebar. Berapa banyakpun mereka menggali, tumbuhan ini tetap kembali.

Para pemilik rumah yang sering berhadapan dengan bambu menyarankan untuk memotong bambu secara berkala, hal ini dapat menyebabkan bambu kelaparan dan dapat disingkirkan, tetapi setidaknya membutuhkan waktu 2 tahun.

Untuk itu laporan kegiatan evaluasi pemberdayaan masyarakat dengan judul “Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Home Industry Barang Kerajinan Batang Bambu di Blotongan” diajukan dalam upaya memberikan penyuluhan dan penyadaran secara menyeluruh sehingga masyarakat mampu menjaga eksistensi pemberdayaan komunitas ketika proses pemberdayaan telah usai dilaksanakan.

B. Identifikasi Masalah

Berikut adalah identifikasi masalah dalam penyusunan karya tulis ini.

  1. Banyaknya pepohonan bambu liar di sekitar daerah Blotongan yang mengganggu jalan.
  2. Jalan tersebut sedikit menakutkan ketika ada angin kencang akibat bambu-bambu tersebut dapat jatuh.
  3. Kurangnya perhatian masyarakat tentang bambu-bambu yang menghalangi jalan tersebut.

C. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam karya tulis ini.

  1. Bagaimana latar belakang terbentuknya komunitas home industry bambu di sekitar Blotongan?
  2. Apa saja program yang dijalankan oleh pemberdaya dalam rangka pelaksanaan pemberdayaan masyarakat?
  3. Bagaimana proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry bambu tersebut?
  4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan setelah kegiatan pelatihan ketrampilan telah selesai dilaksanakan?

D. Tujuan Penulisan

Berikut adalah beberapa tujuan dilakukannya evaluasi pemantauan program dalam kegiatan evaluasi pemberdayaan.

  1. Mengetahui latar belakang terbentuknya komunitas home industry pengrajin bambu di daerah sekitar Blotongan.
  2. Mengetahui program yang dijalankan oleh pemberdaya dalam rangka pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
  3. Memahami proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry bambu.
  4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan setelah kegiatan pelatihan keterampilan telah selesai dilaksanakan.

E. Manfaat Penelitian

Menurut Mardikanto (2010), manfaat evaluasi pemberdayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu manfaat bagi kegiatan pemberdayaan itu sendiri, aparatur atau fasilitator pemberdayaan, maupun pelaksana evaluasi. Adapun spesifikasi mengapa memerlukan evaluasi hasil dalam kegiatan evaluasi pemberdayaan komunitas adalah sebagai berikut.

  1. Berikut adalah beberapa manfaat evaluasi bagi kegiatan pemberdayaan itu sendiri.
    1. Mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dilaksanakan.
    2. Mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan pemberdayaan.
    3. Mengukur efektivitas dan efisiensi sistem kerja dan metode pemberdayaan yang telah dilaksanakan.
    4. Mengetahui permasalahan yang muncul berkaitan dengan tujuan yang diinginkan.
    5. Meningkatkan partisipasi masyarakat pada masa mendatang.
  2. Berikut adalah beberapa manfaat evaluasi bagi aparat atau fasilitator pemberdayaan.
    1. Memberikan kepuasan psikologis yang mampu mendorong aktivitas pemberdayaan pada masa mendatang.
    2. Mengembangkan karier.
    3. Mendorong sikap tekun dan tanggung jawab.
  3. Berikut adalah beberapa manfaat bagi pelaksana evaluasi.
    1. Mengembangkan kebiasaan mengeluarkan pendapat berdasarkan fakta dan data yang ada.
    2. Menanamkan kebiasaan bekerja secara sistematis sesuai prosedur dan pedoman yang telah ditetapkan.
    3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penggunaan dan pengembangan teknik pengukuran, pengumpulan data, serta analisis yang tepat dan akurat.

Bab II – Pelaksanaan, Pemantauan, dan Evaluasi Pemberdayaan

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Evaluasi

Penyusunan penelitian ilmiah ini dilaksanakan sejak tanggal 15 november 2015 sampai tanggal 14 februari 2016 di rumah pribadi penulis, di Blotongan serta di SMA Negeri 1 Senang Bahagia.

B. Teknik Evaluasi yang Digunakan

Teknik evaluasi yang digunakan dalam pembuatan laporan kegiatan evaluasi pemberdayaan komunitas Home Industry kerajinan bambu di Blotongan adalah teknik observasi dan wawancara. Penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara untuk menyajikan informasi mengenai latar belakang terbentuknya komunitas Home Industry kerajinan bambu, proses kegiatan pemberdayaan dan pengolahan bambu, serta dampak yang dirasakan warga setelah terbentuknya komunitas ini. Adapun penjelasannya dapat diketahui sebagai berikut:

Kegiatan : Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Home Industry Barang Kerajinan Batang Bambu di Blotongan.

Tujuan : Mengetahui latar belakang, program yang dijalankan, proses kegiatan serta dampak program pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.

Waktu Pelaksanaan : Tiga bulan.

Objek : Anggota Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Home Industry Kerajinan Batang Bambu di Blotongan.

Teknik Observasi dan Wawancara : Teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipatif. Sementara itu, teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam.

Perlengkapan yang dibutuhkan : Buku catatan, tape recorder, dan kamera digital untuk mengabadikan kegiatan penelitian.

Aspek yang diamati:

  1. Apakah yang menjadi latar belakang terbentuknya komunitas Home Industry Barang Kerajinan Batang Bambu di Blotongan?
  2. Apa saja program yang dijalankan oleh pemberdaya dalam rangka pelaksanaan pemberdayaan masyarakat?
  3. Bagaimana proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry pengrajin bambu?
  4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan setelah kegiatan pelatihan ketrampilan dilaksanakan?

Bab III – Hasil dan Dampak Pelaksanaan Kegiatan

A. Deskripsi Hasil Kegiatan Pemberdayaan

1. Latar Belakang Pemberdayaan Masyarakat

Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus dan 1450 spesies. Spesies bambu ditemukan di berbagai iklim, dari iklim dingin pegunungan hingga daerah tropis yang panas. Mereka terdapat di Asia Timur dari 50 derajat Lintang Utara di Sakhalin sampai ke sebelah utara Australia, dan di bagian barat India hingga ke Himalaya. Mereka juga terdapati di sub-Sahara Afrika, dan di Amerika dari pantai timur Amerika Utara hingga ke selatan ke Argentina dan Chili. Benua Eropa tidak memiliki spesies bambu asli.

Baru-baru ini telah diupayakan untuk membudidayakan bambu secara komersial di Danau Besar Afrika di Rwanda. Selain itu, beberapa perusahaan di Amerika Serikat mulai menumbuhkan, memanen, dan mendistribusikan spesies bambu seperti Phyllostachys edulis.

Banyak pemilik rumah yang menanam bambu untuk membuat sebuah “penghalang” di sekitar rumah yag mengatakan bahwa beberapa spesies bambu dapat tumbuh lebih dari 91 cm per hari. Bambu dapat menyebar dengan cepat sesuai pertumbuhannya dan ia tidak melihat adanya batasan.

Bambu dapat tumbuh dengan cepat pada saat berdekatan dengan kebun atau taman yang teririgasi dengan baik atau dekat dengan air. Mungkin dengan keinginan awal Anda untuk hanya menciptakan sebuah “penghalang” yang menyerupai tembok, Anda malah menciptakan sebuah suasana “siap perang” dari bambu.

Bambu dapat dikategorikan sebagai rumput liar yang berbahaya atau merugikan. Dengan bambu yang menyebar ke taman atau halaman rumah tetangga Anda, ia dapat secara legal menuntut Anda atas hal itu.

Bambu yang menyebar dan keluar dari halaman Rumah Anda dapat menyebabkan masalah ekologi. Banyak spesies bambu dikategorikan sebagai tanaman yang liar dan mengacam tanaman lain.

Cara terbaik untuk membatasi penyebaran tanaman ini dapatlah mahal dan sangat kompleks, hal ini biasa tidak berharga bagi kebanyakan pemilik rumah. Terlebih lagi, cara itu tidak mudah. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan sebuah penampung khusus yang akan menampung bambu ini dan diakali dengan memberikan jarak, hal ini tidaklah mudah.

Walaupun Anda menggunakan cara ini, Anda tetap harus mengawasi perkembangan dari tumbuhan ini. Khususnya pada saat puncak awal pertumbuhannya.

Bambu merupakan tumbuhan yang membutuhkan relasi jangka panjang jika tidak ditanam dengan baik. Bahkan ia membutuhkan waktu bertahun-tahun dan upaya yang cukup tinggi untuk menyingkirkannya. Tahap pertama adalah menyingkirkan akar dan rimpangnya. Tentu saja, hal ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, banyak pemilik rumah yang mengeluh karena mereka tidak dapat menyingkirkan bambu mereka yang telah menyebar. Berapa banyakpun mereka menggali, tumbuhan ini tetap kembali.

Para pemilik rumah yang sering berhadapan dengan bambu menyarankan untuk memotong bambu secara berkala, hal ini dapat menyebabkan bambu kelaparan dan dapat disingkirkan, tetapi setidaknya membutuhkan waktu 2 tahun.

Berdasarkan kondisi yang memprihatinkan tersebut, kami selaku pemberdaya berupaya untuk melakukan pemberdayaan komunitas masyarakat di sekitar Blotongan. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menggali potensi masyarakat sekitar dalam mengolah bambu yang nantinya akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.

2. Program yang Dijalankan dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat

Pelaksanaan pelatihan keterampilan masyarakat mengenai pengolahan bambu di daerah Blotongan dilakukan selama 3 bulan. Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Sosialisasi

Sosialisasi dilaksanakan dengan mengundang masyarakat untuk bertukar pendapat terkait permasalahan bambu yang ada di daerah tersebut. Setelah kegiatan usai, anggota tim meminta para peserta untuk saling memberikan motivasi terkait pengolahan bambu dilanjutkan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar Blotongan mengenai pentingnya pengelolahan bambu yang dapat menjadi sebuah bisnis kerajinan di daerah tersebut. Bentuk nyata metode ini adalah mengajak peserta pelatihan untuk berbagi pendapat terkait dengan permasalahan pola perilaku pengelolaan bambu, dan memberikan pelatihan ketrampilan untuk mengolah bambu menjadi barang-barang yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tahap Pelatihan

Setelah terlaksananya sosialisasi maka selanjutnya yang dilakukan adalah mengadakan pelatihan secara langsung. Masyarakat dilatih dan praktik langsung untuk mengelola bambu dengan membuat produk-produk kerajinan dari bambu, seperti bronjong, tumbu, caping, kursi, meja, dsb.

Adapun tahapan yang dilakukan dalam pelatihan adalah sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan bambu-bambu di daerah-daerah yang ada disekitar kampung tersebut.
  2. Memotong batangan bambu menjadi berbagai ukuran.
  3. Mempersiapkan peralatan yang meliputi gergaji, paku, cat, kuas, amplas, plitur.
  4. Membersihkan bambu.
  5. Mengolah bambu menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual seperti bronjong, tumbu, caping, kursi, meja, dsb.
  6. Menentukan harga produk yang sesuai dengan tingkat harga di pasaran.
  7. Memasarkan produk melalui pameran hasil pemberdayaan komunitas atau di tempat-tempat lain.

c. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi kegiatan, yakni berupa respon yang didapat dari peserta pelatihan untuk turut menggerakkan kesadaran dalam pengelolaan bambu. Sehingga hasil yang diperoleh dari pelatihan ini tidak otomatis berhenti setelah program usai, karena kesadaran jangka panjang seluruh masyarakat untuk mengelola bambu merupakan indikator keberhasilan pelatihan ketrampilan ini.

d. Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan kegiatan pelatihan ketrampilan pengolahan bambu oleh masyarakat sekitar Blotongan dilakukan setelah seluruh program selesai dilaksanakan.

B. Perkembangan Pelaksanaan Program

Awalnya masyarakat kurang tertarik dengan kegiatan pemberdayaan ini karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai proses pemberdayaan dan program yang akan dilakukan. Namun, setelah diberikan sosialisasi pemberdayaan oleh kami selaku tim pemberdaya, minat masyarakat sekitar Blotongan berangsur-angsur mengalami peningkatan.

Anggota komunitas pemberdayaan masyarakat ini mampu untuk saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pemberdayaan, yakni mengolah bambu batangan menjadi bahan yang layak jual, sehingga permasalahan akibat bambu di daerah Blotongan dapat sedikit berkurang.

Setiap anggota komunitas masyarakat memiliki peranan penting dalam proses pemberdayaan. Adapun peran anggota komunitas antara lain:

  1. Mengumpulkan bambu-bambu di daerah-daerah yang ada disekitar kampung tersebut.
  2. Memotong batangan bambu menjadi berbagai ukuran.
  3. Membersihkan bambu.
  4. Mengolah bambu menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual seperti bronjong, tumbu, caping, kursi, meja, dsb.
  5. Menentukan harga produk yang sesuai dengan tingkat harga di pasaran.
  6. Memasarkan produk melalui pameran hasil pemberdayaan komunitas atau di tempat-tempat lain.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pemberdayaan memiliki kendala seperti keterbatasan modal, kurangnya mesin yang mendukung, serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai proses pembuatan kerajinan. Namun karena tekad yang kuat serta kreatifitas para anggotanya segala bentuk kendala tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

C. Dampak Kegiatan Pemberdayaan

Dengan adanya pemberdayaan komunitas masyarakat tersebut, warga sekitar Blotongan sangat senang, karena permasalahan akibat pepohonan bambu yang menghalangi jalan dapat diminimalisir dengan baik, selain itu kegiatan ini sekaligus dapat menggali potensi masyarakat sekitar, serta meningkatkan pendapatan masyarakat yang diperoleh dari hasil penjualan barang kerajinan bambu tersebut.

Masyarakat berharap bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat komunitas pengrajin bambu seperti ini dapat diterapkan di daerah-daerah di Indonesia agar permasalahan akibat bambu-bambu yang merugikan arus transportasi dapat diminimalisir dengan lebih baik.

Bab IV – Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan serangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Latar belakang terbentuknya komunitas home industry kerajinan bambu adalah bambu-bambu yang sering menghalangi jalanan di daerah tersebut.
  2. Proses pengolahan bambu oleh komunitas home industry kerajinan di daerah Blotongan diawali dari pemilahan bambu, pembersihan, pemotongan, perakitan, dan pewarnaan kerajinan bambu tersebut menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.
  3. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar Blotongan adalah meningkatnya pendapatan anggota komunitas, mengasah keterampilan dan potensi masyarakat serta mengurangi tingkat jatuhnya pohon bambu yang mengganggu arus transportasi di daerah tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan laporan makalah ini maka memberikan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Masyarakat dan pemberdaya harus mampu bekerja sama dan terus menjaga komunikasi agar proses pemberdayaan dapat terlaksana dengan baik.
  2. Seorang pemberdaya harus mampu memberikan pemecahan masalah ketika terdapat masalah yang timbul selama proses pemberdayaan masyarakat berlangsung.
  3. Masyarakat harus mampu menjaga eksistensi komunitas pemberdayaan di lingkungannya setelah program pemberdayaan selesai dilaksanakan.

Bagikan ke media sosial:

FacebookTwitterTelegramWhatsApp