Mengapa kita harus mengucap syukur kepada tuhan

Mudah bagi saya untuk bersyukur ketika mengelus kepala seorang anak, atau menghirup segarnya udara setelah hujan, atau ketika melihat salju yang baru turun.

Tetapi bagaimana jika kita mendengar tentang bayi yang meninggal sebelum ia sempat dapat berjalan, atau ketika telinga ibu saya tidak dapat mendengar kata-kata yang saya ucapkan, atau seseorang yang kita kasihi mengatakan bahwa ,”Aku tidak mencintaimu?”

Mengapa saya harus bersyukur kepada Tuhan untuk hal-hal tersebut?

Karena mengucap syukur kepada Tuhan untuk segala sesuatu mendemonstrasikan pengakuan bahwa Allah adalah Allah yang baik (Mazmur 118:29), apakah saya mengalami berkat atau beban.

Karena mengucap syukur merupakan ekspresi iman saya kepada Tuhan, bahwa segala sesuatu bekerja sesuai dengan tujuan Allah untuk kebaikan kita (Roma 8:28), apakah saya mengerti atau tidak.

Jadi, apa yang yang harus saya syukuri? Bersyukur karena Tuhan memberikan kita:

  1. Iman (Yohanes 3:16): “Allah Bapa Maha Kuasa, terima kasih bahwa saya tidak harus mengusahakan keselamatan saya. Terima kasih untuk karunia iman. Saya tahu bahwa Engkau telah membenarkan saya karena iman saya di dalam Anak-Mu, Yesus Kristus.”
  1. Keluarga (1 Timotius 5:4): “Terima kasih, Bapa, karena Engkau membentuk keluarga. Terima kasih untuk keluarga saya, sebagai bagian dari rencana-Mu bagi saya.”

 

  1. Firman Allah (Ibrani 4:12): “Tuhan, terima kasih untuk Alkitab – yang berisi Firman Tuhan. Firman-Mu menuntun kami dan memberikan harapan bagi kami.”

 

  1. Roh Kudus yang berdoa (Roma 8:26-27): “Kadang kala saya tidak tahu bagaimana berdoa, Tuhan. Saya tidak tahu apa yang harus saya minta dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Hal itu bukan sesuatu yang mengagetkan bagi-Mu”. “Terima kasih karena Roh Kudus mengerti kelemahan saya dan ia berdoa bagi saya menurut rencana-Mu yang sempurna.”

 

  1. Kasih (1 Yohanes 4:16): “Ya Abba, Bapa, ketika saya membaca bahwa kasih itu sabar dan murah hati…tidak cemburu dan tidak memegahkan diri…tidak mencari kepentingan diri sendiri…tidak menyimpan kesalahan… saya merasa tidak layak. Tetapi ketika saya mengingat bahwa Engkau adalah kasih dan bahwa Engkau akan mengasihi orang lain melalui saya, saya memiliki harapan. Terima kasih karena Engkau mau memakai orang yang biasa-biasa saja seperti saya untuk ‘memancarkan’ kasih-Mu.”

 

  1. Masalah sehari-hari (Yakobus 1: 2-4): “Yehova Jireh, Allah yang mencukupkan. Jika saya tidak memiliki masalah, fokus saya adalah pada diri sendiri. Saya bersyukur kepada-Mu, dengan iman, untuk berbagai masalah/pergumulan dalam hidup ini, karena hal tersebut membawa saya kepada-Mu dan mengingatkan saya bahwa dunia bukanlah rumah saya.”

 

  1. Penderitaan (1 Petrus 2:22-24, 1 Timotius 1:8): Mengapa Allah yang baik mengijinkan anak-anak yang tidak berdaya mengalami penderitaan yang berat dan orang-orang saleh dianiaya?

 Ya Tuhan, saya tahu jawabannya, semua itu ada dalam Firman-Mu. Saya hanya harus memandang kepada Yesus (1 Petrus 2:2), yang tidak berdosa, tetapi disalib karena dosa-dosa saya.

 Saya juga teringat akan rasul Paulus (2 Timotius 1:8), yang menerima penderitaan karena Injil, percaya bahwa semua itu bekerja untuk tujuan-Mu yang indah.

 

  1. Alam ciptaan-Nya (Wahyu 4:11): “Tuhan, ketika kami melihat matahari yang bersinar, memdengar burung-burung yang berkicau, melihat indahnya alam, saya tidak tahan untuk memuji Tuhan. Terima kasih untuk indahnya alam dan janji-Mu bahwa yang terbaik masih akan datang. Betapa besarnya Engkau!”

 

  1. Keterbatasan saya (Amsal 20:24): “Tuhan, ada banyak hal yang tak kami pahami, tetapi Engkau tidak tidak meminta kami untuk mengerti. Engkau meminta kami untuk percaya, karena Engkau Allah yang patut kami percaya.”

 

  1. Saya tidak memegang kendali (Mazmur 103:19): Yehova Nissi: Allah Panji-Panji-Ku, Engkau berjalan di depanku, dan saya bersyukur. Tuhan, Engkau mengetahui  bahwa sering kali saya berdoa untuk hal  khusus, dan saya bersyukur di kemudian hari, karena Engkau menjawab dengan “Tidak”.

 Engkau memiliki gambar besarnya. Sering kali Engkau menjawab doa-doa saya dengan sesuatu yang lebih baik dari yang saya bayangkan. Terima kasih karena Engkau memegang kendali.

 Tuhan, hari ini, dan setiap hari… saya ingin belajar mengucap syukur untuk setiap keadaan.

(Oleh: Mary May Larmoyex, dari https://www.cru.org/us/en/communities/families.html, diterjemahkan oleh RS)

Dalam ayat 29 dikatakan: “Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya…” Kata perjamuan besar sebagai suatu ucapan syukur yang besar di rumah Lewi. Alkitab mengajar kepada kita untuk banyak bersyukur. Setidak-tidaknya Alkitab katakan yang pertama adalah mengucap syukurlah dalam segala hal dan yang kedua mengucap syukur di atas segala perkara. Seringkali yang menjadi titik lemah dalam diri kita adalah ketika kita melihat keadaan, melihat krisis global, melihat PHK, melihat keuangan kita, sementara kita lupa bahwa Tuhan tidak pernah berubah yaitu dengan cara spektakuler untuk memberkati kita. Ketika kita bersyukur, sadar atau tidak sadar ada kuasa yang keluar. Tetapi sebaliknya ketika kita menggerutu, berkeluh kesah, mencaci-maki, marah, kecewa, sakit hati, yang keluar adalah sakit penyakit, kerugian dan ketidakberuntungan, ternyata kesemuanya itu tidak mampu menolong kita tetapi sebaliknya kalau kita bersyukur, apalagi dalam hal yang besar, mengucap syukur dengan segala ketulusan dan segala kerendahan hati, kita bersuka cita karena Allah yang luar biasa banyak menolong kita, semua itu akan mampu mengeluarkan kita dari krisis. Mengucap syukur adalah perintah dari Tuhan, dan kalau kita pandai bersyukur, maka ada kuasa yang spektakuler yang keluar dari ucapan syukur.

Dalam ayat 27 dikatakan: Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” dan Lewi pun mengikut Tuhan dan kemudian ia mengadakan suatu perjamuan yang besar. Dalam hal ini Lewi mengadakan ucap syukur. Demikian juga kita, kenapa kita harus mengucap syukur? Pertama, kita mengucap syukur karena ada Yesus dalam kehidupan kita. Yesus melebihi dari rumah, mobil, materi, pekerjaan, keuangan, krisis yang kita alami, bahkan Yesus melebihi dari segala yang kita miliki karena Dia di atas segalanya, Dia harta yang tidak ternilai, justru karena Dia tidak ternilai dan begitu hebat serta luar biasa, maka patutlah kita syukuri. Itulah yang membedakan kita dengan orang yang di luar sana. Kita tidak hanya memiliki Yesus tetapi kita juga memiliki janji-janji Yesus dan janji-janji Yesus itu pasti ditepati dalam hidup kita. Mengucap syukur di sini bukan berarti kita mengucap syukur atas dosa-dosa kita, bukan berarti kita bersyukur atas kesalahan kita tetapi yang diajarkan oleh Alkitab, kita bersyukur karena ada pengampunan Tuhan atas kesalahan kita. Ini berarti ada Yesus dalam hidup kita. Biar orang lain meninggalkan kita, tetapi ada satu pribadi yang tetap kekal yang tidak pernah berubah, Dia-lah Yesus. Kapan pun kita memanggil Dia, di mana pun kita berada, kita dapat merasakan keberadaan-Nya. Di waktu kita membutuhkan-Nya, Dia tetap setia. Kadang kita butuh teman, kita butuh orang lain, mereka tidak dapat kita jumpai tetapi lain dengan Yesus, tiap kali kita membutuhkan Dia, Dia selalu hadir dalam hidup kita. Ini adalah harta terbesar dalam hidup kita, yang harus kita syukuri. Di tengah-tengah keadaan yang tidak menentu kita harus tetap bersyukur karena ada Yesus dan janji-Nya. Jadi tidak heran kalau Lewi mengadakan ucapan syukur karena berjumpa dengan Yesus. Alkitab memberi kesaksian bahwa setiap orang yang berjumpa dengan Yesus dari yang berdosa, penyakitan, yang tidak mempunyai apa-apa sampai yang mati, berjumpa dengan. Yesus, selalu mendapat sesuatu. Yang mati dapat kehidupan, yang punya penyakit dapat kesembuhan, yang berdosa seperti perempuan yang berzinah dapat pengampunan. Inilah yang harus kita syukuri melebihi apa yang ada di dalam hidup.

Dalam ayat 28 dikatakan: Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dalam cerita ini dikatakan Lewi meninggalkan segala sesuatu dan mestinya dia bersedih tetapi ia tidak bersedih karena dalam ayat 29, Lewi mengadakan suatu perjamuan yang besar untuk Yesus karena yang dia temukan adalah sesuatu yang sifatnya lebih dari segala sesuatu. Dalam hal ini Lewi telah melewati banyak perkara dalam hidupnya. Kedua mengapa kita harus bersyukur? Karena kita telah melewati banyak perkara dalam hidup. Yang harus kita syukuri bahwa Tuhan ada dalam hidup kita karena kita telah melewati banyak hal. Kalau Tuhan pernah menolong kita 30, 20 atau 15 tahun yang lalu sehingga kita mengalami pemulihan ekonomi, rumah tangga, dan apapun bentuknya, apalagi hanya 1, 2 atau 3 tahun kedepan, Tuhan pasti menolong kita. Itu sebabnya kita harus bersyukur bahwa kita telah melewati banyak peristiwa-peristiwa hidup, kita harus bersyukur bahwa kita telah diberkati oleh Tuhan walaupun kita dalam keadaan sulit hari ini tetapi survey membuktikan bahwa Allah sudah berjalan puluhan tahun bersama kita.

Ayat 29 berkata: Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Kenapa kita harus bersyukur? Hal yang ketiga adalah karena Lewi juga merasa bawa Tuhan memberikan orang-orang terbaik dalam kehidupannya. Itu sebabnya kita harus bersyukur karena Tuhan memberikan orang-orang terbaik di sekeliling hidup kita. Ada pepatah yang mengatakan kalau kita baik, maka kita akan mendapatkan orang-orang yang baik di sekeliling kita. Oleh sebab itu, marilah kita mensyukuri hidup ini dengan kita bisa menikmati dan melihat ada teman-teman di sekitar kita.

Dalam ayat 31-32, lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Kenapa kita barus bersyukur? Hal yang keempat adalah karena ada kebaikan Tuban dalam hidup kita. Sepanjang hidup kita, kita bisa melihat dan menyaksikan bahwa Allah itu baik dalam kehidupan kita. Itu sebabnya kita harus mensyukuri kebaikan Tuhan dalam hidup kita, karena sampai hari ini kita masih bisa hidup itu karena kebaikan Tuhan, apa saja yang Dia kerjakan dalam hidup kita itu baik adanya. Saat ini, mari banyak bersyukur, masalah boleh hadir dalam hidup kita tetapi kebaikan Tuhan tidak lekat dimakan oleh persoalan. Kebaikan-Nya lebih dari masalah kita, tetapi persoalannya maukah kita bersyukur sambil mengatakan: “Terima kasih Tuhan, untuk segala sesuatu yang engkau berikan dalam hidupku.”

Apa arti mengucap syukur bagi orang Kristen?

Arti Bersyukur Dalam Alkitab Bersyukur mengartikan percaya pada Allah sepenuhnya dengan bersyukur. Dalam pujian serta ucapan syukur yang kita panjatkan, kita juga percaya akan penyertaan Tuhan di segala perjalanan hidup kita di dunia.

Mengapa kita perlu memiliki sikap syukur jelaskan?

Lantas, mengapa kita harus bersyukur? Alasannya adalah agar nikmat yang Allah berikan terus bertambah. Nikmat yang Allah berikan kepada hamba-Nya sangatlah banyak. Nikmat hidup, bernafas, tubuh yang sehat, dan lain sebagainya yang tidak terhitung.

Apa makna dari ucapan syukur?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata syukur memiliki arti ucapan terima kasih. Makna ini, mengandung persepsi bahwa orang yang bersyukur karena telah mendapatkan apa yang diinginkan maka ia akan mengucapkan terima kasih.

Dalam hal apa saja kita harus mengucap syukur?

Mengucap syukur adalah pilihan bukan perasaan. Mudah bagi kita untuk mengucap syukur saat suasana hati kita sedang baik, gembira, senang, ataupun sukacita. Jalan hidup manusia itu tidak selamanya mulus, tapi coba kita lihat Habakuk, walaupun sekelilingnya mengecewakan, tapi ia tetap bisa bersyukur (Habakuk 3: 17 – 18).