Mengapa gereja suku bisa dikatakan tidak melanggar Konsep multikulturalisme

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada dasarnya, Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki budaya dan karakter masing-masing. Oleh sebab itu, kita disebut sebagai masyarakat multikultural. Menurut KBBI, multikulturalisme adalah gejala pada seseorang atau suatu masyarakat yang ditandai oleh kebiasaan menggunakan lebih dari satu kebudayaan. Multikulturalisme adalah pemahaman di mana masyarakat atau individunya mengakui dan menghargai perbedaan. Tidak hanya mengenai suku dan ras, perbedaan ini termasuk, prinsip, nilai individu, cara pandang, dan pandangan politik seseorang. Masih banyak penjelasan tentang pengertian multikulturalisme, contohnya menurut para ahli, sudut pandangan, dan lain-lain. Pada artikel ini, saya akan membahas multikulturalisme dalam pandangan iman Kristen.


Indonesia diberkati oleh Tuhan dengan keanekaragamannya. Indonesia dihuni oleh orang-orang yang memiliki perbedaan etnis, agama, ras, dan lain-lain. Dengan adanya perbedaan tersebut, kita sebagai umat manusia harus memiliki sikap toleransi terhadap satu sama lain. Dalam Alkitab Galatia 3:28 tertulis "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu didalam Kristus Yesus." Artinya adalah semua manusia yang berasal dari berbagai suku, bangsa, kelas sosial, serta gender dipersatukan dalam Kristus dan kasih Kristus diberikan bagi semua orang tanpa memandang asal-usul mereka.


Tuhan Yesus seringkali bertemu dengan  orang-orang beragama lain bukan hanya sekedar orang-orang biasa. Tuhan Yesus berjumpa dengan pemimpin agama lain untuk memberikan nasehat, pengajaran, dan pengetahuan kepada mereka. Dari hal yang sudah Tuhan Yesus lakukan menandakan bahwa sejak dahulu multikultural berperan penting demi menjaga toleransi antar umat beragama dan saling menghargai atas budaya yang ada. Dalam pandangan iman Kristen dianjurkan juga bahwa kita sebagai umat manusia harus berbuat baik terhadap sesama.


Multikultural membuat kita merenungkan betapa luar biasanya Allah yang telah menjadikan manusia dalam keragaman. Seharusnya kita dapat memandang perbedaan sebagai anugerah bukan sebagai ancaman. Dengan begitu kita dapat menerima dan menghargai berbagai perbedaan yang ada dan saling melengkapi satu sama lain.


Dalam pandangan iman Kristen, ada beberapa sikap yang harus kita hindari dalam membangun masyarakat multikultural yang rukun dan bersatu, antara lain yaitu:

1. Primordialisme, artinya perasaan kesukuan yang berlebihan.

2. Etnosentrisme, artinya sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaannya sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan yang lain.

3. Diskriminatif, artinya sikap yang membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku bangsa, ekonomi, agama, dan lain-lain.

4. Stereotip, artinya konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.


Setelah kita mengetahui apa itu multikulturalisme? Dan bagaimana pandangan iman Kristen terhadap multikulturalisme? Kita dapat mengambil point penting menyangkut multikulturalisme yang dapat memperkuat persatuan antar umat manusia, antara lain:

1. Menerima dan menghargai semua orang tanpa memandang perbedaan yang ada.

Efesus 2:11-21Galatia 3:26-28Kisah Rasul 2:1-13

66Kelas XII SMA/SMKC. Gereja Kristen di Indonesia adalah Gereja MultikulturKonsep masyarakat multikultural dan multikulturalisme secara subtantiftidaklah terlalu baru di Indonesia. Jejaknya dapat ditemukan di Indonesia,melalui prinsip negara ber-Bhinneka Tunggal Ika yang mencerminkan bahwaIndonesia adalah masyarakat multikultural tetapi masih terintregrasi dalampersatuan (Azyumardi Azra,Identitas dan Krisis Budaya). Bagi gereja-gerejadi barat, mutltikulturalisme harus melalui perjuangan berat karena masyarakatbarat pada mulanya adalah masyarakat monokultur, mereka memilikibudaya yang mirip atau dapat dikatakan sama. Di sisi lain, era kolonialismemenyebabkan bangsa-bangsa barat bersikap eksklusif terhadap budaya, adatistiadat, kebiasaan bahkan kekuasaan. Akibatnya bangsa-bangsa di luar merekadipandang rendah. Pemahaman seperti itu turut mempengaruhi kondisi gereja,ketika agama Kristen dan Katolik disiarkan di Indonesia, segala hal yangberkaitan dengan budaya setempat dipandang kafir dan rendah. Bahkan nama-nama orang pun diganti menjadi nama “barat” ketika dibaptis menjadi Kristenmaupun Katolik. Orang-orang Indonesia yang telah memeluk agama Kristendan Katolik harus meninggalkan praktik budaya mereka. Umat Kristianimenjadi “imitasi” barat. Namun, situasi tersebut mulai berubah seiring denganperkembangan dunia ketika pemikiran masyarakat mulai berubah. Umumnyaorang mulai menyadari pentingnya membangun iman di tengah realitas budayasetempat. Sebelum kekristenan datang ke Indonesia, masyarakat Indonesia telahhidup dalam kenyataan multikulturdimana kebiasaan gotong royong ataukerja sama antarmanusia dan kelompok masyarakat yang berbeda menjadibagian dari prinsip hidup.Multikulturalisme adalah cara pandang yang menjadi ideologi yang harusdiperjuangkan dan diwujudkan. Mengapa harus diperjuangkan? Karenasejarah mencatatterjadidominasi antarmanusia, suku, bangsa, budayamaupun geografis. Hal itu melanggar hak asasi manusia dan demokrasi. Padapelajaran mengenai HAM kamu telah belajar bahwa manusia diciptakan Allahsebagai makhluk bermartabat yang bebas dan merdeka. Oleh karena itu, tidakada seorang pun yang dapat merendahkan dan menolak keberadaan sesamakarena alasan perbedaanlatar belakang. Dalam kehidupan bergereja, acuanutama bagi multikulturalisme adalah ajaran Alkitab mengenai hukum kasih.Nampaknya bukan kebetulan ketika peristiwa turunnya Roh Kudus yangkita kenal sebagai “Pentakosta” terjadi di tengah masyarakat berbagai bangsayang tengah berkumpul. Jauh sebelum itu, dalam Perjanjian Lama pun Allahmenegaskan bahwa panggilan Abraham akan menyebabkan seluruh bangsa dimuka bumi diberkati. Dalam Perjaanjian Baru janji itu dipenuhi melalui YesusKristus.

67Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekertiBangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultur, demikian pula gereja-gereja di Indonesia umumnyadibangun berdasarkan latar belakang suku,budaya, dan geografis yang berbeda-beda. Berikut ini

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 200 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document