Berapa lama seseorang sembuh dari virus corona

Berapa lama seseorang sembuh dari virus corona

Flyer Ayo Lindungi Diri dan Keluarga dari Covid-19

(Banda Aceh, 24/06)—Masa rawatan penderita Coronavirus Disease 2919 (Covid-19) masih sangat relatif. Para ahli di pelbagai negara terus meneliti misteri di balik virus corona, termasuk long covid yang dialami para penyintas Covid-19. Sementara itu, pasien Covid-19 di Aceh sembuh lagi 111 orang, dan enam orang dilaporkan meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani secara tertulis kepada awak media massa di Banda Aceh, Kamis (24/6/2021).

“Misteri masih berkelindan di seputar virus corona dan penyakit, Covid-19, yang ditimbulkannya,” tutur pria yang akrab disapa SAG itu.

Ia mengatakan, di tengah-tengah pandemi yang belum reda ini muncul keluhan gejala jangka panjang setelah seseorang dinyatakan negatif Covid-19, alias sembuh. Istilah yang digunakan para pakar masih beragam. Ada yang sebut sidroma pasca Covid, Covid kronik, dan banyak juga yang sebut Long Covid.

Bagi dr. Muhammad Irhamsyah, Sp.PK, M.Kes, Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, istilah long covid tidak hanya menggambarkan gejala Covid-19 yang dirasakan pasien yang telah negatif hasil swab test PCR, melainkan juga pasien Covid-19 yang masih positif dan perlu perawatan lebih lama, seperti ditulis laman rumah sakitnya (30/10/2020).

Terkait masa perawatan pasien Covid-19, lanjut SAG, menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, 80 persen penderita Covid-19 hanya mengalami gejala ringan dan bisa sembuh dalam waktu 2-3 minggu setelah terkonfirmasi Covid-19, dan sisanya bisa mengalami gejala spesifik dengan masa penyembuhan lebih lama. Kasus-kasus spesifik itu juga lazim di temukan di tanah air.

Seorang tenaga kesehatan berinisial S di Bayuwangi, Jawa Timur, harus dirawat selama empat bulan. Pasien tanpa gejala itu baru dinyatakan sembuh setelah hasil uji swab dengan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang ke-10 dan 11-nya negatif, kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Bayuwangi, dr Widji Lestariono kepada awak media (11/7/2020).

Pasien OTG (orang tanpa gejala) lainnya berinisial AN di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Ketua Gugus Tugas Covid-19 Tanjungpinang, Rahma menyampaikan kepada awak media (14/7/2020) anak umur 12 tahun itu membutuhkan masa perawatan 75 hari. Ia dinyatakan sehat setelah swabnya yang ke-18 dan ke-19 hasilnya negatif.

Ternyata, jumlah swab juga relatif, tambah SAG. Menurut Prof Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, tidak ada batas minimal swab pasien Covid-19. Setiap pasien berbeda dan disesuaikan dengan kebutuhannya.

Selanjutnya, SAG mengatakan, kasus-kasus spesifik seperti itu patut kita sosialisasikan agar masyarakat tidak panik bila mengalami “long covid”. Pada sisi yang lain, masyarakat juga tidak memberikan stigma yang aneh-aneh terhadap penderita Covid-19 yang mengalami gejala spesifik, seperti mengait-kaitkan dengan roh halus, atau sesuatu yang gaib lainnya.

“Tuai amal mendukung kesembuhan pasien Covid-19, bukan menabur stigma yang menzalimi dan menuai dosa. Kita berikhtiar dengan menjalankan protokol Kesehatan sembari berdoa kepada Allah SWT untuk mendapat perlindungan-Nya,” tutur SAG.

Data akumulatif

Lebih lanjut SAG melaporkan kasus akumulatif Covid-19 di Aceh, per 24 Juni 2021, telah mencapai 18.663 orang. Penyintas Covid-19 yang sudah sembuh sebanyak 14.203 orang. Pasien yang sedang dirawat 3.704 orang, dan kasus meninggal dunia secara akumulatif sudah mencapai 756 orang.

Data pandemi Covid-19 di atas sudah termasuk kasus positif baru harian yang dilaporkan bertambah hari ini, yakni bertambah sebanyak 73 orang, pasien yang sembuh 111 orang, dan penderita meninggal dunia bertambah enam orang.

Penderita baru Covid-19 yang dilaporkan itu meliputi warga Banda Aceh 21 orang, Aceh Besar 19 orang, Pidie sembilan orang, Aceh Utara empat orang, Aceh Tengah tiga orang, warga Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Nagan Raya, dan warga Aceh Singkil, masing-masing dua orang.

Kemudian warga Lhokseumawe, Aceh Barat, dan Aceh Selatan, sama-sama satu orang. Sedangkan empat orang lagi merupakan warga dari luar daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh.

Sementara itu, pasien Covid-19 yang sembuh bertambah 111 orang, meliputi warga Aceh Jaya 32 orang, Bener Meriah 27 orang, Pidie 16 orang, Bireuen dan Banda Aceh sama-sama 13 orang. Kemudian warga Lhokseumawe lima orang, Sabang tiga orang, dan warga Aceh Barat Daya sebanyak dua orang

“Pasien Covid-19 yang dilaporkan meninggal dunia bertambah lagi enam orang, sehingga secara akumulatif sudah mencapai 756 orang,” katanya.

Para penderita Covid-19 yang dilaporkan meninggal tersebut, lanjut SAG, masing-masing warga Bireuen sebanyak dua orang, warga Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Pidie, dan warga Banda Aceh, masing-masing satu orang.

Lebih lanjut SAG memaparkan data akumulatif kasus probable, yakni sebanyak 834 orang, meliputi 730 orang selesai isolasi, 20 orang isolasi di rumah sakit, dan 84 orang meninggal dunia. Kasus probable yakni kasus yang gejala klinisnya menunjukkan indikasi kuat sebagai Covid-19, jelasnya.

Sedangkan kasus suspek secara akumulatif tercatat sebanyak 9.524 orang. Suspek yang telah usai isolasi sebanyak 9.325 orang, sedang isolasi di rumah 159 orang, dan 40 orang sedang diisolasi di rumah sakit, tutupnya.[]

1 Apakah Coronavirus dan COVID-19 itu?

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

2 Apakah COVID-19 sama seperti SARS?

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.

3 Apa saja gejala COVID-19?

Gejala umum berupa demam 380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat dipantau melalui website ini.

4 Seberapa bahayanya COVID-19 ini?

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.

5 Bagaimana manusia bisa terinfeksi COVID-19?

Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.

Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

6 Apakah COVID-19 dapat ditularkan dari orang yang tidak bergejala?

Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.

7 Apakah virus penyebab COVID-19 dapat ditularkan melalui udara?

Tidak. Hingga saat ini penelitian menyebutkan bahwa virus penyebab COVID-19 ditularkan melalui kontak dengan tetesan kecil (droplet) dari saluran pernapasan.

8 Bisakah manusia terinfeksi COVID-19 dari hewan?

COVID-19 disebabkan oleh salah satu jenis virus dari keluarga besar Coronavirus, yang umumnya ditemukan pada hewan. Sampai saat ini sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, para ahli terus menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya.

9 Bisakah hewan peliharaan menyebarkan COVID-19?

Saat ini, belum ditemukan bukti bahwa hewan peliharaan seperti anjing atau kucing dapat terinfeksi virus COVID-19. Namun, akan jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah antara hewan peliharaan dan manusia.

10 Berapa lama virus ini bertahan di permukaan benda?

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti berapa lama COVID-19 mampu bertahan di permukaan suatu benda, meskipun studi awal menunjukkan bahwa COVID-19 dapat bertahan hingga beberapa jam, tergantung jenis permukaan, suhu, atau kelembaban lingkungan. Namun disinfektan sederhana dapat membunuh virus tersebut sehingga tidak mungkin menginfeksi orang lagi. Dan membiasakan cuci tangan dengan air dan sabun, atau hand-rub berbasis alkohol, serta hindari menyentuh mata, mulut atau hidung (segitiga wajah) lebih efektif melindungi diri Anda.

11 Apakah sudah ada vaksin untuk COVID-19?

Vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19 sedang dalam tahap pengembangan/uji coba.

12 Apakah antibiotik efektif dalam mencegah dan mengobati COVID-19?

Tidak, antibiotik hanya bekerja untuk melawan bakteri, bukan virus. Oleh karena COVID-19 disebabkan oleh virus, maka antibiotik tidak bisa digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda dirawat di rumah sakit dan didiagnosis COVID-19, Anda mungkin akan diberikan antibiotik, karena seringkali terjadi infeksi sekunder yang disebabkan bakteri.

13 Siapa saja yang berisiko terinfeksi COVID-19?

Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di mana virus COVID-19 bersirkulasi sangat mungkin berisiko terinfeksi. Mereka yang terinfeksi adalah orang-orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala melakukan perjalanan dari negara terjangkit, atau yang kontak erat, seperti anggota keluarga, rekan kerja atau tenaga medis yang merawat pasien sebelum mereka tahu pasien tersebut terinfeksi COVID-19.

Petugas kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi COVID-19 berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi diri mereka sendiri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.

14 Manakah yang lebih rentan terinfeksi coronavirus, apakah orang yang lebih tua, atau orang yang lebih muda?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.

Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus ini (COVID-19). Namun orang yang lebih tua, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma, diabetes, penyakit jantung, atau tekanan darah tinggi) tampaknya lebih rentan untuk menderita sakit parah.

15 Bagaimana membedakan antara sakit akibat infeksi COVID-19, dengan influenza biasa?

Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Walaupun gejalanya sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda, sehingga kita sulit mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut. Pemeriksaan medis yang akurat disertai rujukan pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi COVID-19. Bagi setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit bernapas sangat direkomendasikan untuk segera mencari pengobatan, dan memberitahukan petugas kesehatan jika mereka telah melakukan perjalanan dari wilayah terjangkit dalam 14 hari sebelum muncul gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernafasan.16 Berapa lama waktu yang diperlukan sejak tertular/terinfeksi hingga muncul gejala penyakit infeksi COVID-19?

17 Amankah jika kita menerima paket barang dari Cina atau dari negara lain yang melaporkan virus ini?

Ya, aman. Orang yang menerima paket tidak berisiko tertular virus COVID-19. Dari pengalaman dengan coronavirus lain, kita tahu bahwa jenis virus ini tidak bertahan lama pada benda mati, seperti surat atau paket.

18 Apakah sudah ada pembatasan untuk bepergian ke Cina dan negara terjangkit lainnya?

Sejak 5 Februari 2020, Indonesia telah memberlakukan pembatasan perjalanan ke Cina berupa penghentian sementara penerbangan dari dan ke Cina.

Pada tanggal 5 Maret 2020, Indonesia juga memberlakukan pelarangan transit atau masuk ke Indonesia bagi pelaku perjalanan yang dalam 14 hari sebelumnya datang dari wilayah berikut:

Iran : Tehran, Qom, Gilan

Italia : Wilayah Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche dan Piedmont

Korea Selatan : Kota Daegu dan Propinsi Gyeongsangbuk-do.

19 Berapa banyak orang yang telah terinfeksi oleh COVID-19 dan negara mana saja yang sudah ada kasusnya?

WHO secara ketat memantau situasi terkini dan secara teratur menerbitkan informasi tentang penyakit ini. Informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini beserta daftar negara yang terjangkit dapat dilihat melalui: Info Coronavirus WHO Online.

20 Bagaimana cara mencegah penularan virus corona?

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini adalah:

Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.

Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.

Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).

Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.

Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.

Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.

Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu cucilah tangan Anda.

Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.

Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan setempat.

 Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu Anda melindungi dari Anda dari penularan dan penyebaran penyakit ini.

21 Apakah saya harus selalu menggunakan masker?

Pemakaian masker hanya bagi orang yang memiliki gejala infeksi pernapasan (batuk atau bersin), mencurigai infeksi COVID-19 dengan gejala ringan, mereka yang merawat orang yang bergejala seperti demam dan batuk, dan para petugas kesehatan.

Cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan COVID-19 adalah mencuci tangan secara teratur, tutup mulut saat batuk dengan lipatan siku atau tisu, dan jaga jarak minimal satu meter dari orang yang bersin atau batuk.

22 Haruskah saya khawatir terhadap penyakit COVID-19 ini?

Jika Anda tidak berada di wilayah terjangkit COVID-19, atau jika Anda tidak melakukan perjalanan dari salah satu wilayah tersebut, atau tidak melakukan kontak dekat dengan seseorang yang memiliki gejala COVID-19 atau merasa kurang sehat, kecil kemungkinan Anda untuk tertular COVID-19. Namun, dapat dimengerti bahwa Anda mungkin merasa stres dan cemas tentang situasi yang terjadi saat ini. Tetaplah tenang dan jangan panik. Carilah informasi yang benar dan akurat tentang perkembangan COVID-19 agar Anda mengetahui situasi wilayah Anda dan Anda dapat mengambil tindakan pencegahan yang wajar.

Jika Anda berada di wilayah terjangkit COVID-19, Anda harus serius menghadapi risiko tersebut. Selalu jaga kesehatan dan perhatikan informasi dan saran dari pihak kesehatan yang berwenang.

23 Dalam kondisi sudah ada kasus di Indonesia, apakah aman bagi saya untuk bepergian?

Tentu saja aman, namun tetap memperhatikan kesehatan dan kebersihan diri. Pakailah masker jika Anda kurang sehat atau berada di kerumunan, selalu cuci tangan setelah memegang benda atau berjabat tangan.

24 Saya akan bepergian ke luar negeri untuk sesuatu yang mendesak, apakah saya dapat memperoleh Surat Keterangan Bebas COVID-19? Dimana?

Untuk kondisi saat ini, seseorang belum bisa diberikan surat keterangan bebas COVID-19, karena kita tidak pernah tahu apakah dia pernah kontak dengan orang yang sakit COVID-19.

25 Bagaimana situasi terkini di Indonesia? Sudah berapa banyak kasus konfirmasi COVID-19?

Situasi perkembangan penyakit COVID-19 di Indonesia dapat dipantau melalui laman website ini www.kemkes.go.id

26 Dimanakah saya bisa mendapatkan media edukasi dan informasi serta situasi perkembangan COVID-19?

Media edukasi dan informasi serta situasi perkembangan COVID-19 dapat dipantau melalui laman website Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi COVID-19 website kementerian Kesehatan.

Klik disini untuk UNDUH Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19 versi PDF