Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?

PRRI di Sumatera Barat di pimpin oleh Achmad Husein. Pada tanggal 15 Februari 1958, Achmad Husein memproklamasikan “Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia” (PRRI) dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya. Akibat tindakan tersebut, pemerintah pusat mencoba melakukan beberapa upaya seperti melakukan musyawarah, namun kurang berhasil. Oleh karena itu, pemerintah dan KSAD memutuskan untuk melancarkan operasi militer yang dinamakan dengan Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Achmad Yani. Operasi ini merupakan gabungan dari AD, AL, dan AU. Pada tanggal 17 April 1958, kota Padang dapat dikuasai. Operasi dilanjutkan ke Bukittinggi, dan pada tanggal 4 Mei kota ini pun berhasil dikuasai. Namun, sebelum dilaksanakannya Operasi 17 Agustus, terlebih dahulu dilakukan usaha untuk menguasai daerah Riau sebab Riau merupakan pusat instalasi-instalasi minyak asing sehingga pihak asing seperti Amerika Serikat tidak mempunyai alasan untuk ikut campur. Untuk itu, dilancarkan Operasi Tegas di bawah pimpinan Letkol Kaharudin Nasution. Pada tanggal 12 Maret, Pekanbaru berhasil dikuasai.

Operasi 17 Agustus merupakan operasi militer yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani yang bertujuan untuk menumpas gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang berada di Sumatra Barat, tepatnya di Padang. Operasi militer ini merupakan operasi gabungan yang melibatkan TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara.[1] 17 Agustus merujuk pada sandi yang digunakan oleh Kolonel Ahmad Yani.

Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
Operasi 17 Agustus

Tanggal17 April – 24 Mei 1958
(1 bulan dan 1 minggu0 hari)
LokasiPadang, Indonesia
Hasil
  • Pada tanggal 24 Mei 1958, sebanyak 500 prajurit PRRI menyerahkan diri. Dengan ini, PRRI berhasil ditumpas.
Pihak terlibat
Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
 
Indonesia
Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
PRRITokoh dan pemimpin

Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
Soekarno

  • Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
    Letnan Jenderal Abdul Haris Nasution
  • Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
    Kolonel Ahmad Yani

Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
Syafruddin Prawiranegara

  • Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
    Kolonel Maludin Simbolon
  • Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
    Letnan Kolonel Ahmad Husein
  • Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?
    Mr. Assaat
Kekuatan
  • 6.500 Personel TNI AD,AL,AU
  • Tidak diketahuiKorban Tidak diketahui +- 500 Prajurit menyerahkan diri

    Mengapa dalam penumpasan pemberontakan PRRI pemerintah melakukan operasi gabungan AD AL dan AU?

    Tugu Pembebasan di Pesisir Selatan. Selama Operasi 17 Agustus, TNI mendirikan tugu di setiap daerah yang berhasil direbut dari pasukan PRRI sebagai simbol kemenangan.

     

    Kolonel Ahmad Yani memimpin briefing pada 12 April 1958(1958-04-12) (umur 35) selama "Operasi 17 Agustus"

    PRRI merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Gerakan yang dianggap sebagai pemberontakan ini dipicu oleh rasa ketidakpuasan pemerintah daerah di beberapa kota di Sumatera terkait dengan kebijakan alokasi dana dari pemerintah pusat serta berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di luar pulau Jawa.[2] Rasa ketidakpuasan itu juga didukung oleh beberapa panglima militer.

    Karena hal tersebut, pemerintah pusat menganggap gerakan ini harus segera diselesaikan dengan kekuatan senjata. Presiden Soekarno memberi mandat kepada Ahmad Yani untuk melakukan operasi militer demi menumpas PRRI yang berada di Sumatera Barat.[3] Ahmad Yani juga diberi mandat untuk memimpin pasukan TNI di Padang.

    17 April 1958 merupakan hari yang ditentukan sebagai pendaratan awal di Padang. Pada pukul 05.00 – 06.00 WIB, penembakan ke titik pendaratan dilakukan oleh TNI Angkatan Laut. Lalu 25 menit kemudian, pasukan TNI Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat “Red Flight” melakukan penembakan yang disusul oleh pesawat “Blue Flight”. Serangan penembakan ini ditujukan ke lapangan terbang Tabing. 

    Tidak lama, Pasukan KKO melakukan pendaratan melalui Pantai Padang. Pada siang hari, seluruh pasukan gabungan berhasil mendarat di Padang. Operasi pendudukan ini berlangsung selama satu setengah bulan. Hasilnya, Kota Padang, Solok, Payakumbuh, dan Bukittinggi berhasil dikuasai oleh TNI.[3]

    Pada tanggal 24 Mei 1958, sebanyak 500 prajurit PRRI menyerahkan diri. Dengan ini, PRRI berhasil ditumpas.

    1. ^ "Kisah Operasi 17 Agustus mendarat di Kota Padang, Lumpuhkan PRRI" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-02. 
    2. ^ danangpratama (2020-10-12). "Operasi Penumpasan Gerakan Separatis: PRRI/Permesta". Kompaspedia. Diakses tanggal 2020-12-02. 
    3. ^ a b "Kemenangan "Tentara Sukarno" di Hari Lebaran". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2017-06-16. Diakses tanggal 2020-11-25. 
    • https://www.google.co.id/books/edition/Jurnal_Studi_Amerika/Xz4vMQbeqwEC?hl=en&gbpv=1&bsq=Baharuddin+Hanafi&dq=Baharuddin+Hanafi&printsec=frontcover

    Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Operasi_17_Agustus&oldid=19858532"