Makanan apa saja yang bisa menyebabkan penyakit gula?

Berbeda dengan diabetes tipe1 yang umumnya disebabkan faktor genetik. Diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh gaya hidup yang kurang baik. Salah satunya adalah pola makan kurang sehat, dan beberapa jenis makanan tertentu ternyata dapat meningkatkan risiko penyebab diabetes lho.

Pelajari apa saja jenis makanan penyebab diabetes yang harus kamu hindari pada ulasan berikut ini!

Jenis makanan penyebab diabetes

Berikut beberapa jenis makanan yang bisa jadi penyebab peningkatan risiko terkena diabetes yang sebaiknya kamu hindari:

1. Minuman dengan pemanis

Minuman manis seperti soda, teh manis, dan lemonade dapat menyebabkan kamu terkena diabetes. Ini dapat terjadi karena kelebihan kalori menyebabkan penambahan berat badan dan karena beban gula dapat meningkatkan resistensi insulin.

Sebuah penelitian menyebut, minum satu hingga dua gelas minuman manis per hari meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 26 persen. Dibandingkan dengan kurang dari satu porsi dalam sebulan.

Meskipun kita tahu gula tidak secara langsung menyebabkan diabetes tipe 2, namun kamu lebih mungkin mendapatkannya jika kelebihan berat badan.

Berat badan bertambah ketika kamu mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan tubuh. Makanan serta minuman manis mengandung banyak kalori.

2. Karbohidrat olahan

Makanan karbohidrat olahan, seperti yang dibuat dengan tepung putih, gula putih, dan nasi putih, termasuk makanan utuh. Jenis ini sedikir mengandung serat penting, serta vitamin dan mineral yang sehat.

Karena sangat mudah dicerna, makanan ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Sebuah penelitian pada wanita di China menemukan bahwa konsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 21 persen.

Maka kamu sebaiknya mengurangi konsumsi makanan karbohidrat olahan seperti roti, muffin, kue, kerupuk, dan pasta. Sebagai gantinya pilihlah makanan yang terbuat dari gandum utuh.

3. Lemak jenuh dan lemak trans

Lemak trans dapat kamu temukan dalam makanan yang dipanggang dalam kemasan dan makanan yang digoreng di restoran atau junk food.

Sementara lemak jenuh dapat kamu temukan dalam daging berlemak, mentega, serta susu dan keju berlemak penuh. Lemak jenuh dan lemak trans yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, dan kolesterol tinggi merupakan faktor risiko diabetes tipe 2.

Untuk menghindari konsumsi lemak jenuh kamu dapat mengganti minyak goreng biasa dengan minyak zaitun dan minyak canola untuk memasak. Dan konsumsi camilan kacang-kacangan sebagai pengganti permen, pilih daging tanpa lemak dan unggas tanpa kulit, dan balut salad dengan vinaigrette alih-alih saus keju.

4. Daging merah

Meskipun daging merah biasanya dikaitkan dengan risiko penyakit jantung, ada bukti bahwa memakannya meski dalam jumlah kecil dapat meningkatkan risiko diabetes.

Sebuah meta-analisis dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa konsumsi satu porsi daging merah setiap hari dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 sebesar 19 persen. 

Meskipun para peneliti tidak yakin bagaimana daging merah menyebabkan peningkatan risiko, kandungan zat besi yang tinggi dapat berperan dengan merusak sel-sel penghasil insulin.

Solusinya kamu dapat mengganti konsumsi daging merah harian dengan sumber protein lain yang lebih sehat, seperti kacang-kacangan, produk susu rendah lemak, atau biji-bijian.

5. Junk food

Junk food seperti makanan cepat saji, makanan olahan, dan makanan ringan biasanya tinggi lemak, kalori, gula, garam, dan karbohidrat olahan. Plus rendah nutrisi bermanfaat, seperti serat, vitamin , dan mineral.

Konsumsi terlalu banyak junk food dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 karena beberapa alasan.

Efek junk food pada tubuh mulai dari lonjakan kadar gula dalam darah, penambahan berat badan. Selain itu, junk food bisa meningkatkan tekanan darah tinggi (karena tinggi garam), dan meningkatkan trigliserida (akibat lemak trans yang tinggi).

Semua efek ini merupakan faktor risiko dari penyakit diabetes tipe 2. Jadi kalau mau terhindar dari diabetes, batasi konsumsi junk food dan 4 jenis makanan di atas ya!

Punya pertanyaan lebih lanjut seputar kesehatan? Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini!

Lakukan upaya pencegahan diabetes dengan deteksi dini. Yuk, cek risiko prediabetes melalui GrabHealth atau selengkapnya di aplikasi Good Doctor.

Faktor pemicu diabetes ada beragam. Bisa karena faktor genetik, gaya hidup sedenter, atau pola hidup seperti pola makan yang tidak sehat. Bicara mengenai pola makan, ada beberapa kebiasaan makan yang bisa menyebabkan penyakit diabetes.

Jenis makanan yang kerap ditunjuk sebagai penyebab diabetes adalah yang manis-manis. Tak salah memang, tapi ada juga jenis makanan lain yang juga bisa sebabkan diabetes jika konsumsinya tak terkendali.

  1. Mengonsumsi Makanan yang Tidak Seimbang

Makan terlalu banyak karbohidrat kurangnya asupan nutrisi lain, seperti sayuran dan protein tanpa lemak, dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat.

"Makanan seimbang membantu Anda kenyang dan memberi Anda semua nutrisi yang Anda butuhkan," kata Alison Massey, RD, direktur pendidikan diabetes di Mercy Medical Center, Amerika Serikat, kepada Reader’s Digest.

Memasangkan protein tanpa lemak (seperti dada ayam tanpa kulit) dengan makanan karbohidrat kompleks (beras merah) dapat memperlambat pencernaan, dan membantu Anda merasa kenyang lebih lama sambil memiliki dampak minimal pada kadar glukosa darah setelah makan.

  1. Setengah Piring Anda Isinya Daging

Terlalu banyak mengonsumsi protein dapat memengaruhi kadar glukosa darah, terutama jika protein yang Anda konsumsi adalah daging merah.

"Itu berdampak buruk pada sensitivitas insulin," ujar Alison. Menurut sebuah penelitian, peningkatan konsumsi daging merah telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.

Dari KlikDokter, dr. Karin Wiradarma menyarankan agar Anda membatasi protein hewani yang berasal dari daging merah dan tinggi lemak, seperti daging sapi dan daging kambing, utamanya yang dimasak dengan cara digoreng.

“Perbanyaklah konsumsi protein hewani seperti kacang-kacangan, tahu, tempe, dan lain-lain. Jika tak bisa lepas dari protein hewani, pilih yang rendah lemak seperti telur, ikan, dan daging ayam,” saran dr. Karin. 

  1. Makan Larut Malam

Makan larut malam biasanya menyebabkan kadar glukosa darah meningkat lebih dari biasanya pada pagi berikutnya. Itu semakin menimbulkan masalah terutama jika kadar glukosa dalam darah berada di atas kisaran normal, yakni melebihi 80-130mg/dL.

"Ketika saya membahas aktivitas ngemil tengah malam dengan klien, saya biasanya menyarankan mereka mengonsumsi camilan karbohidrat porsi kecil yang kaya serat (20 gram atau kurang) dengan protein tanpa lemak untuk memberikan rasa kenyang," kata Alison.

Hindari pula makan malam larut dengan porsi terlalu besar. Pada dasarnya, apa pun yang berkontribusi terhadap kenaikan berat badan akan meningkatkan risiko diabetes. Ada sebuah studi dari Perelman School of Medicine, Universitas Pennsylvania, AS, yang melaporkan bahwa makan terlalu malam dapat meningkatkan kadar gula darah dan insulin yang bisa memicu terjadinya diabetes tipe 2.

  1. Terlalu Sedikit Makan Serat

    Juga dikatakan oleh dr. Karin, selain membatasi konsumsi gula pada makanan atau minuman manis, kadar gula darah juga dapat dijaga dengan konsumsi serat, khususnya serat larut.

    “Sudah ada penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi serat dapat menurunkan resistensi insulin, yang merupakan penyebab dari diabetes. Selain itu, hasil laboratorium dari subjek penelitian menunjukkan penurunan signifikan dari kadar gula darah puasa dan HbA1c,” kata dr. Karin.

    Diungkapkan oleh dr. Karin, memperbanyak asupan serat juga bisa bermanfaat untuk:

    • Membuat Anda kenyang lebih lama. Serat menyebabkan pengosongan lambung yang lebih lama, sehingga Anda merasa kenyang lebih lama. Ini menjadikan Anda terhindar dari godaan ngemil.
    • Mengendalikan porsi makan. Mengonsumsi serat dalam jumlah yang dianjurkan membuat Anda kenyang lebih cepat, meski porsi makan Anda sedikit. Dengan demikian, asupan makan pun terkontrol.
    • Gula darah stabil. Serat termasuk ke dalam golongan besar karbohidrat. Namun, karena tak dapat dicerna tubuh, serat akan keluar dalam bentuk utuh melalui kotoran. Oleh karena itu, konsumsi serat tidak akan menyebabkan peningkatan drastis kadar gula darah Anda.

Beberapa sumber serat yang dianjurkan antara lain: oatmeal, kacang-kacangan dan polong-polongan, brokoli, alpukat, pir, buah berry, lentil, apel, dan lain-lain.

  1. Terlalu Banyak Mengonsumsi Lemak Jenuh

Penelitian menunjukkan bahwa asupan lemak yang berlebihan (lebih dari 30 persen dari total kalori) dapat memperburuk resistensi insulin. Jauhi makanan yang cenderung mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, seperti makanan dari restoran cepat saji.

“Selain dapat meningkatkan kadar kolesterol, lemak jenuh atau saturated fat juga dapat meningkatkan risiko diabetes. Lemak jenis ini banyak terdapat dalam susu tinggi lemak, keju olahan, mentega, selain kacang, dan daging berlemak,” kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter yang juga ikut menambahkan.

  1. Sering Konsumsi Camilan Berbahan Dasar Tepung Terigu

Karbohidrat olahan (highly processed carbohydrates), seperti roti putih tawar, pretzel, pasta, atau biskuit—yang sumbernya adalah tepung terigu—telah dikaitkan dalam beberapa penelitian dapat meningkatkan resistensi insulin. Menurut dr. Sepriani, penyebabnya adalah kandungan gula yang sangat tinggi dalam makanan-makanan tersebut.

Batasi produk olahan yang dibuat dengan tepung terigu dan gula tambahan. Fokuslah pada camilan sehat yang tinggi serat dan dibuat dengan biji-bijian utuh.

  1. Minuman Ringan yang Mengandung Gula dan Kalori Tinggi

Banyak orang tidak menyadari berapa banyak gula yang dapat dikonsumsi dalam bentuk cair dan seberapa cepat itu dapat meningkatkan gula darah Anda. Jus dan soda digunakan untuk mengobati orang yang memiliki masalah gula darah rendah karena kedua jenis minuman itu bisa cepat menaikkan gula darah. Itu bagus jika gula darah Anda rendah. Namun, jika kadar gula darah Anda tinggi, konsumsinya justru bisa membahayakan.

Dalam satu kaleng minuman ringan, dr. Sepriani menyebut bahwa terdapat sekitar 30 gram gula atau setara dengan sembilan sendok teh gula. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Diabetes Association menunjukkan bahwa risiko diabetes melitus meningkat sebanyak 26 persen pada mereka yang mengonsumsi 1–2 minuman ringan per hari.

Itulah deretan kebiasaan makan yang bisa menyebabkan diabetes. Meski demikian, bukan berarti konsumsinya harus dihentikan secara total. Anda hanya harus membatasi konsumsinya sesuai porsi yang dianjurkan. Terapkan juga gaya hidup sehat dan berolahraga secara rutin sehingga risiko diabetes bisa diminimalkan sekecil mungkin, atau bukan tak mungkin bisa sirna.

(RN/ RH)

KarbohidratPola MakangulaKebiasaan Makanlemak jenuh gula darahSeratDiabetesPenyebab Diabetes

Penyakit gula disebabkan oleh makanan apa?

Makanan tinggi karbohidrat Nasi putih, tepung terigu, pasta, roti, dan kentang goreng adalah makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan rendah serat. Jenis makanan ini dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat karena karbohidrat yang tinggi pada makanan tersebut akan diolah menjadi gula darah (glukosa).

Penyakit gula dilarang makan apa?

Pantangan Makanan untuk Penderita Diabetes.
Nasi Putih. Nasi putih adalah pantangan makanan yang paling umum bagi penderita diabetes. ... .
Berbagai Olahan Tepung. ... .
Makanan yang Mengandung Lemak Trans. ... .
Buah Kering. ... .
Sereal Dalam Kemasan. ... .
Snack Ringan Dalam Kemasan. ... .
Kentang Goreng. ... .
Madu, Sirup Agave, dan Sirup Maple..

Apa ciri ciri orang sakit gula?

Tanda dan Gejala Diabetes.
Kelaparan. Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. ... .
Penyembuhan lambat. Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes lainnya. ... .
Keletihan dan mudah tersinggung. ... .
Pandangan yang kabur. ... .
Kesemutan atau mati rasa..