Susah tidur ke dokter apa

Tidur merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi setelah menjalani aktivitas seharian. Waktu tidur yang cukup dibutuhkan untuk memulihkan kondisi tubuh menjadi segar agar siap menghadapi berbagai tantangan di esok harinya. Namun, bagaimana bila Anda mengalami gangguan tidur atau insomnia?

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition (DSM-IV) insomnia adalah suatu kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak berkualitas selama satu bulan atau lebih. Keadaan sulit tidur ini biasanya disertai dengan gangguan klinis yang signifikan.

Penyakit insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering dikeluhkan masyarakat perkotaan.  Sebuah riset internasional yang telah dilakukan US Census Bureau, International Data Base tahun 2010 terhadap penduduk Indonesia menyatakan bahwa dari 238,452 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 28,035 juta jiwa (11,7 persen) terjangkit insomnia. Angka ini membuat insomnia sebagai salah satu gangguan kesehatan paling banyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia. Tingginya angka insomnia tersebut, dikatakan memiliki kaitan dengan bertambahnya permasalahan yang terjadi dalam kehidupan, seperti depresi dan kecemasan.  

Gejala dan penyebab insomnia

Penderita insomnia sering mengeluh tidak bisa tidur, kurang lama tidur, tidur dengan mimpi yang menakutkan, dan merasa kesehatannya terganggu. Di era modern, insomnia tidak hanya diderita oleh orang tua, tapi juga dialami oleh masyarakat usia produktif karena faktor gaya hidup modern, stres, terlalu banyak mengonsumsi kafein, dan lainnya.

Dampak insomnia

Meskipun banyak yang menganggap remeh, insomnia ternyata berdampak serius terhadap kesehatan. Termasuk memicu peningkatan nafsu makan sehingga menyebabkan obesitas dan penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, jantung koroner, serta gangguan sistem imun. Dalam jangka panjang, orang dengan insomnia terancam mengalami penurunan produktivitas dan kualitas hidup. 

Penanganan insomnia dengan akupunktur

Kombinasi antara penanganan dengan terapi obat dan non-obat pada insomnia dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.  Secara farmakologi, sebagian besar tujuan pemberian obat hanya untuk mengurangi gejala, tetapi jika digunakan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya seperti sedasi, dizziness, hipotensi ortostatik, dan depresi fungsi pernapasan.

Akupunktur telah terbukti secara klinis dapat berperan dalam menangani insomnia dengan efek samping minimal. Tujuan terapi akupunktur untuk memperbaiki kualitas tidur sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup penderita, mengurangi onset terbangun di malam hari dan yang terpenting meminimalkan penggunaan obat-obatan. Cara kerja akupunktur dalam mengatasi insomnia terutama dengan meningkatkan produksi beta endorfin yaitu senyawa kimia yang dapat memberikan rasa tenang, lebih berenergi dan bahagia, namun hal ini tidak menyebabkan ketagihan.

Terapi akupunktur dilakukan dua sampai tiga kali dalam seminggu sebanyak satu seri, dimana satu seri akupunktur terdiri dari 12 kali terapi.  Berbagai metode dan modalitas terapi akupunktur yang dapat dilakukan yaitu akupresur, manual akupunktur, stimulasi listrik dan laserpunktur.

dr. R. Handaya Dipanegara, M.Kes, Sp.Ak

Spesialis Akupunktur Klinik
RS Pondok Indah - Pondok Indah
RS Pondok Indah - Bintaro Jaya

Kesehatan Mental

dr. Bobtriyan Tanamas, 26 Sep 2019

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Sering mengalami kesulitan tidur? Bisa jadi Anda menderita insomnia. Lalu, kapan saatnya gangguan tidur ini perlu diperiksa ke dokter?

Susah tidur ke dokter apa

Anda termasuk orang yang harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa tidur, lalu sering terbangun lebih awal dan merasa tidak segar? Bisa jadi Anda menderita insomnia. 

Jika sudah cukup parah, gangguan ini bisa sangat mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Jadi, kapan sebaiknya insomnia perlu diperiksa ke dokter? Simak penjelasannya di bawah ini.

Apa itu insomnia?

Insomnia sendiri adalah ketidakmampuan untuk tertidur atau tetap tertidur di malam hari, sehingga menghasilkan tidur yang tidak menyegarkan atau tidak restoratif. Sebenarnya, ini adalah masalah yang sangat umum terjadi pada banyak orang.

Penentuan seseorang terkena insomnia berdasarkan pada kualitas tidur dan bagaimana perasaannya saat terbangun, bukan dari durasi tidur atau seberapa cepat tertidur. Sebab, setiap orang memiliki kebutuhan waktu tidur yang berbeda. 

Bahkan, saat Anda telah tidur selama delapan jam pada malam hari, tapi masih merasa mengantuk dan lelah pada siang hari, bisa jadi Anda mengalami insomnia.

Masalah yang menyebabkan insomnia juga berbeda pada setiap orang. Mulai dari sesuatu yang sederhana seperti mengonsumsi terlalu banyak kafein, hingga ke masalah yang lebih kompleks seperti adanya kondisi medis yang mendasarinya atau stres berlebih.

Insomnia umumnya akan menyebabkan rasa kantuk di siang hari, lesu, dan perasaan tidak enak badan, baik secara mental maupun fisik. Menurut National Sleep Foundation, 30-40 persen orang dewasa Amerika melaporkan bahwa mereka memiliki gejala insomnia dalam 12 bulan terakhir, dan 10-15 persen orang dewasa mengaku menderita insomnia kronis.

Nah, insomnia yang sudah kronis ini yang bisa berbahaya, karena dapat berkontribusi pada masalah kesehatan yang serius. Sebab, meski insomnia adalah keluhan tidur yang paling umum, ini bukanlah gangguan tidur tunggal. Lebih tepat untuk menganggap insomnia sebagai gejala dari masalah lain.

Tipe dan penyebab insomnia

Berdasarkan tipenya, insomnia dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Pada insomnia primer, gangguan tidur tidak diikuti atau dicetuskan oleh penyakit atau masalah lain. 

Sementara pada insomnia sekunder, gangguan tidur berasal dari sesuatu yang lain, seperti kondisi kesehatan (asma, depresi, radang sendi, dan kanker) serta pengaruh obat-obatan atau zat tertentu seperti alkohol.

Terkadang, insomnia hanya berlangsung beberapa hari dan hilang dengan sendirinya, terutama ketika terkait dengan penyebab sementara yang jelas. Misalnya, stres menjelang presentasi, perpisahan yang menyakitkan, atau jet lag. 

Namun, penyebab insomnia tidak hanya itu. Masih ada beberapa penyebab lain yang bisa mengganggu tidur Anda, yaitu:

  • Masalah Psikologi 

Kecemasan, stres, dan depresi adalah beberapa penyebab paling umum dari insomnia kronis. Sebaliknya, insomnia juga bisa membuat kecemasan, stres, dan depresi bertambah buruk. 

Penyebab emosional dan psikologis umum lainnya termasuk kemarahan, kekhawatiran, kesedihan, gangguan bipolar, dan trauma.

  • Masalah atau penyakit medis

Banyak kondisi dan penyakit medis dapat menyebabkan insomnia, seperti asma, alergi, Parkinson, Alzheimer, hipertiroidisme, refluks asam lambung, lesi di otak, tumor, stroke, sleep apnea, penyakit ginjal, dan kanker. Nyeri kronis juga merupakan penyebab umum insomnia.

  • Obat-obatan 

Beberapa jenis obat yang dapat mengganggu tidur, antara lain adalah antidepresan, stimulan untuk ADHD, kortikosteroid, hormon tiroid, obat tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis kontrasepsi.

  • Lain-lain 

Selain itu, ada beberapa kondisi umum dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengganggu tidur Anda. Misalnya, tidur di dekat orang yang mendengkur, kondisi genetik, jet lag, perubahan jam kerja, cuaca dingin atau panas yang ekstrem, berada di ketinggian tertentu, kehamilan, dan sebagainya.

1 dari 1

Kapan harus ke dokter?

Terdapat beberapa gejala pada insomnia yang membuat Anda sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter, yaitu: 

  • Gejala insomnia bertahan lebih dari empat minggu, serta telah mengganggu aktivitas siang hari dan kemampuan Anda untuk berfungsi.
  • Anda terbangun berkali-kali pada malam hari dengan kondisi napas terengah-engah. Sebab, ada kemungkinan sleep apnea atau masalah medis lainnya yang mengganggu tidur Anda.
  • Mulai mengonsumsi obat baru yang bisa mengganggu tidur Anda.
  • Anda merasakan sensasi kesemutan menjalar yang tidak nyaman dan menyakitkan di bagian kaki ketika mencoba untuk tidur atau ketika kaki tidak bergerak untuk waktu yang lama, seperti saat mengemudi atau menggunakan pesawat terbang.
  • Anda merasakan mulas berlebih yang membuat tetap terjaga di malam hari.
  • Anda terbangun di malam hari karena sakit fisik.

Agar terhindar dari insomnia dan bisa mendapatkan istirahat yang berkualitas pada malam hari, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan:

  • Meningkatkan ‘kebersihan tidur’ atau kebiasaan tidur yang baik 

Tidak tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, berolahraga setiap hari, tidak memaksakan tidur, dan mempertahankan jadwal tidur yang teratur. 

Selain itu juga menghindari beberapa kebiasaan seperti konsumsi kafein di malam hari, merokok, dan tidur dengan kondisi lapar. Jangan lupa, pastikan lingkungan tidur yang nyaman.

  • Menggunakan teknik relaksasi 

Anda bisa melakukan meditasi atau relaksasi otot agar dapat tidur dengan lebih lelap.

  • Terapi kontrol rangsangan 

Hanya tidur ketika mengantuk. Hindari menonton TV, membaca, makan, berpikir secara berlebih saat sudah berada di tempat tidur. Atur alarm untuk waktu yang sama setiap pagi, termasuk pada akhir pecan, dan hindari tidur siang yang terlalu lama.

  • Pembatasan tidur

Kurangi waktu yang dihabiskan dengan tidur, agar pada malam hari Anda lebih siap untuk tidur.

Kini, Anda sudah lebih mengenali insomnia, termasuk gejala dan penyebabnya. Dengan demikian, Anda juga bisa tahu kapan saatnya insomnia perlu diperiksa ke dokter. Namun yang terpenting, jangan lupa untuk selalu menjalani pola hidup sehat, sehingga kualitas tidur Anda pun akan meningkat.

[MS/ RH]

Sulit TidurPenyebab InsomniaInsomniaGangguan Tidurgejala insomnia

Ga bisa tidur konsultasi ke dokter apa?

Untuk mengatasi insomnia, kamu bisa mendatangi dokter spesialis saraf. Biasanya, dokter umum akan merujuk kamu ke dokter spesialis saraf jika menilai insomnia yang dialami berkaitan dengan gangguan sistem saraf.

Susah tidur Apakah harus ke psikiater?

Apakah Pengidap Insomnia Perlu ke Psikiater? Insomnia sering dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup pengidapnya, bahkan sampai memengaruhi kondisi mental dan emosionalnya. Jika kondisi tersebut sudah terjadi, seseorang yang mengalami insomnia mungkin perlu menemui psikiater.

Penyakit susah tidur apa bisa disembuhkan?

Kabar baiknya, sebagian besar kasus insomnia dapat disembuhkan dengan perubahan yang dapat kamu lakukan sendiri. Sebenarnya dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya dan membuat perubahan sederhana pada kebiasaan sehari-hari dan kamar tidur, kamu dapat menyembuhkan insomnia sepenuhnya.

Penyakit Susah Tidur disebut apa?

Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur. Kondisi ini membuat pengidapnya tidak memiliki waktu tidur yang dibutuhkan tubuh. Hal tersebut menyebabkan kondisi fisik pengidap insomnia menjadi tidak cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.