Langkah-langkah apa yang sebaiknya dilakukan guru ketika melakukan kegiatan awal pembelajaran?

Bagi seorang guru, keterampilan membuka dan menutup pelajaran menjadi keterampilan dasar yang sangat penting dimiliki untuk mencapai pembelajaran yang efektif, efisien, menarik dan menyenangkan. Meski terlihat sepele, namun tak semua guru dapat membawa proses pembelajaran dengan baik. Padahal hal ini memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan dan semangat atau minat siswa dalam belajar.

Pada saat kegiatan belajar mengajar akan dimulai, tidak semua siswa memiliki kesiapan mental dan ketertarikan dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru memiliki peran penting untuk memberi semangat pada siswa agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Jangan biarkan konsentrasi siswa terpecah-belah yang mengakibatkan hasil belajar siswa tidak maksimal.

Pembukaan KBM yang menarik berpengaruh terhadap semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Jika Anda bersemangat mengajar, maka siswa juga akan ikut semangat belajar, namun sebaliknya, jika Anda terlihat lesu, tidak semangat belajar dan malas-malasan, maka proses pembelajaran akan berjalan membosankan dan tidak efektif.

Cara Membuka Pelajaran yang Baik

Prinsip pembukaan pembelajaran yang baik yaitu bermakna, berkesinambungan, antusiasme, fleksibel, menggunakan komunikasi yang hangat, memakai prinsip teknis membuka pelajaran, tidak berbelit-belit, singkat, padat dan jelas serta dapat meningkatkan perhatian siswa.

Cara membuka pelajaran yang baik dan menarik, tidak sekadar salam, perkenalan diri dan memberitahu materi yang akan diajarkan saja, tetapi lebih dari itu. Anda perlu tahu gesture yang tepat untuk menyampaikan pembukaan dan kata-kata untuk menyuntikkan semangat pada siswa. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini merupakan cara membuka pelajaran yang bisa Anda lakukan, di antaranya yaitu

1. Menyapa Siswa dengan Semangat

Saat memulai pelajaran, guru harus menyapa siswa dengan bersemangat supaya siswa juga bisa merasakan semangat yang sama. Kalau guru memulai pelajaran dengan tidak semangat, maka siswa akan merasakan energi tersebut sehingga mereka juga ikut tidak bersemangat.

Siswa akan lebih mudah mengikuti pelajaran juga kalau sudah merasa semangat dan suasana juga mendukung. Makanya, memulai pelajaran dengan sapaan yang semangat dari guru sangatlah penting.

2. Menarik Perhatian Siswa

Dalam mengajar, model dan metode mengajar guru adalah hal penting bagi para siswa. Selain itu, variasi pola interaksi antara guru dan siswa dan penggunaan berbagai media belajar juga termasuk.

Apabila guru menyampaikan pembelajaran dengan menarik, maka siswa akan antusias dan mendengarkan dengan baik. Kondisi KBM akan menjadi optimal dan maksimal. Kekreativitasan guru dalam mengajar memegang peranan penting dalam KBM.

3. Memberi Motivasi Kepada Siswa

Kata-kata yang diberikan oleh guru kepada siswa harus dapat memberi motivasi dan membangun bagi siswa. Para siswa akan menjadi lebih rajin dan lebih antusias kalau guru juga memberi dukungan kepada mereka. Ini sangat bagus dilakuakn guru saat membuka pelajaran.

Hal ini juga dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar. Pada akhirnya siswa pun bisa ikut andil dalam pembelajaran dan mengeluarkan ide-ide yang dimiliki.

4. Menerangkan Materi dan Hal-hal yang Terkait Sebelumnya

Guru dapat memulai pelajaran dengan menjelaskan tentang keterkaitan materi yang akan dibahas pada pertemuan itu dengan materi sebelumnya. Dengan begitu, siswa akan tahu dan lebih mudah mengerti tentang materi yang akan dibahas. Dan juga bahwa materi ini merupakan materi yang berlanjut dari materi pertemuan sebelumnya.

Guru juga dapat menjelaskan tujuan dari pemberian materi tersebut. Siswa akan lebih paham tentang alur pelajaran mereka pada pertemuan tersebut. Pemberian informasi seperti ini sangat diperlukan untuk kelancaran siswa dalam memahami isi materi.

Hal ini juga membuat siswa jadi lebih ingat dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Mereka juga memiliki gambaran materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Sehingga Anda jadi lebih mudah menjelaskannya, dan siswa dapat mengerti atau memahami materi dengan cepat.

Penutupan pembelajaran merupakan langkah terakhir dalam proses pembelajaran di kelas, dengan mengemukakan kembali apakah pelajaran yang telah dijelaskan. Keterampilan penutupan yang menarik harus dimiliki guru, mengingat kemajuan hasil belajar siswa dapat meningkat pada akhir pelajaran ketika dijabarkan kembali pokok-pokok materi yang telah dijelaskan.

Selain pembukaan, kemampuan menutup pelajaran juga hal penting yang harus diperhatikan. Pasalnya tidak semua siswa dapat memahami dan menyerap materi pelajaran dengan baik sampai akhir. Berikut cara menutup pelajaran yang bisa dilakukan, di antaranya yaitu:

1. Meninjau Kembali Materi Pertemuan Tersebut

Guru memberikan kesimpulan dan konklusi mengenai apa yang telah dipelajari siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru bisa memberikan rangkuman poin-poin penting mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut.

Siswa juga akan jadi lebih mudah untuk mengerti mengenai materi pertemuan tersebut. Siswa jadi tahu inti sari pembelajaran. Setelah pertemuan selesai, guru sudah memberikan materi dengan utuh dan siswa juga sudah mengerti secara penuh.

2. Evaluasi Pembelajaran

Setelah selesai mengajar, guru bisa menutup dengan menanyakan kepada para siswa mengenai materi yang sudah dibahas pada pertemuan tersebut. Hal ini untuk melihat sejauh mana siswa mengerti. Kalau masih ada yang siswa belum mengerti maka guru bisa menjelaskan sedikit lagi supaya siswa mengerti.

Evaluasi dalam mengajar dilakukan guru bersama-sama dengan seluruh siswa. Dengan melakukan evaluasi, guru juga tahu sampai mana keberhasilan dari pembelajarannya.

3. Memberi Dorongan Sosial

Untuk menutup pelajaran dengan baik, guru dapat memberi dorongan secara sosial kepada siswa lagi. Interkasi antar siswa dan guru ini dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Guru dapat memberi kata–kata pujian kepada siswa.

Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memuji hasil karya siswa, memberi kata-kata positif, dan meyakinkan siswa akan kemampuan dan bakat mereka. Dengan melakukan hal-hal tersebut, siswa bisa menjadi lebih percaya diri.

Ada beberapa tujuan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Berikut tujuan membuka pelajaran dengan baik, di antaranya sebagai berikut:

  • Membantu diri untuk mempersiapkan proses pembelajaran dengan baik dan maksimal
  • Menumbuhkan perhatian, minat dan semangat siswa untuk mengikuti KBM yang akan dilakukan
  • Untuk membantu siswa dalam mengetahui batasan tugas yang akan dikerjakan selama proses pembelajaran
  • Membantu mengingatkan siswa akan materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya, sehingga memudahkan mereka menerima pelajaran yang masih berkaitan dengan sebelumnya

Berikut tujuan menutup pelajaran dengan baik, di antaranya sebagai berikut:

  • Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam memahami dan mempelajari materi yang telah diajarkan
  • Mengetahui tingkat keberhasilan diri Anda dalam memberikan penjelasan materi pelajaran

Itulah beberapa hal mengenai keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Meski terdengar mudah, nyatanya hal ini tidak bisa disepelekan, Anda harus melakukannya dengan baik dan optimal.

‌‌‌‌‌‌‌‌‌‌‌‌

Bagi para guru tentu hal biasa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, didalamnya mencantumkan Kegiatan Awal Pembelajaran atau Pembuka. Seberapa pentingkah kegiatan awal pembelajaran sehingga perlu di laksanakan. Sekedar mengingatkan dan memperjelas fungsi dari kegiatan pembuka pelajaran, MadrasahMedia mencoba mengupas fungsi dan tujuan serta berbagai unsur-unsur yang ada dalam Kegiatan Pembuka Pelajaran.  

Jika dalam dunia olahraga kita mengenal adanya pemanasan. Dunia pendidikan pun memiliki kesamaan. Dalam kegiatan belajar mengajar Kegiatan awal Pembelajaran atau pembuka, merupakan pemanasan seperti halnya pada dunia olahraga. 

Dalam pemanasan dalam olahraga bertujuan untuk melemaskan otot-otot, mencoba lapangan, melemaskan badan, pengkondisian dan sebagainya. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran, adanya kegiatan awal pembelajaran bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar siap menerima materi, menggugah motivasi peserta didik agar termotivasi dalam mempelajari materi. 

Dengan demikian langkah awal yang harus dilakukan oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran yaitu mempersiapkan kondisi siswa dan lingkungan pembelajaran agar semua peserta didik dalam kondisi siap dan termotivasi, agar ketika dalam pembelajaran semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga akan menentukan tercapainya hasil pembelajaran yang berkualitas. Kegiatan untuk mengkondisikan siswa dan lingkungan pembelajaran agar siap untuk melakukan aktivitas pembelajaran, dalam proses pembelajaran disebut dengan “ Kegiatan awal atau Kegitan Pembukaan”

Dalam prosedur pembelajaran, kegiatan pembukaan memiliki perana yang sangat penting karena kulitas kegiatan inti pembelajaran, ditentukan pula oleh kegitan awal atau pembukaan. Dengan kegiatan awal yang dilakukan dengan baik, diharapkan siswa memiliki pemahaman akan tujuan pembelajaran sehingga mereka termotivasi belajar materi yang akan disampaikan dalam kegitan inti. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh perhatian dan motivasi dari peserta didik. Bagaimanapun baiknya seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun peserta didik enggan memperhatikan dan tidak termotivsi maka hasilnya tentu tidak akan maksimal. Berbeda jika siswa termotivasi dan menaruh perhatian yang tinggi terhadap materi yang akan disampaikan oleh guru, kemungkinan besar hasil pembelajaran akan lebih maksimal. 

Kegiatan pembukaan atau disebut juga dengan kegiatan pendahuluan, adalah suatu upaya untuk mencapai suasana atau kondisi siap dalam belajar sebelum memasuki tahap kegitan inti pembelajaran. Kegiatan pembukaan dalam pembelajaran termasuk kedalam kategori persiapan awal (pra-intructional), menuju pada kegitan inti. 

Fungsi Kegiatan Awal Pembelajaran

Fungsi utama kegitan awal adalah untuk menciptakan kondisi siap belajar baik secara fisik maupun mental. Ketika seluruh elemen pembelajaran sejak awal pembukaan telah memiliki kesiapan yang baik, maka akan berdampak positif terhadap proses pembeljaran selanjutnya. 

Biasanya dalam tahapan kegiatan pembelajaran  dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, kegiatan penutup

Bobbi DePorter mengklsifikasikan langkah pembelajaran kedalam enam aspek yaitu 

Dari keenam unsur tahapan pembelajaran tersebut yang terkait dengan kegiatan pembukaan pembelajaran adalah aspek tumbuhkan. Menurut Bobbi DePoter yang dimaksud dengan “tumbuhkan” yaitu tumbuhkan minat, perhatian dan motivasi siswa  ketika memulai pembelajaran

Unsur-Unsur Kegitan Pembukaan Pembelajaran

Kegitan membuka pelajaran merupakan bagian tak terisahkan dari pembelajaran itu sendiri. Kegiatan pembukaan pada intinya untuk menciptakan kondisi siap bagi siswa.  

Jenis-Jenis Kegiatan dalam Kegiatan Awal Pembelajaran

Berikut identifikasi jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan untuk menciptakan kondisi siap pada diri peserta didik dalam pembelajaran. 

1. Mengkondisian pembelajaran (conditioning)

a. Menumbuhkan perhatian dan motivasi

Menumbuhkan perhatian dan motivasi memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Perhatian siswa harus terpusat pada pembelajaran. Dengan terpusatnya perhatian siswa tentu dalam kegiatan belajar mengajar akan lebih maksimal. Contoh hal kecil yang dapat guru lakukan untuk mempusatkan perhatian siswa adalah dengan menyimpan buku atau benda yang bukan materi pelajaran pada waktu tersebut. 

Motivasi adalah motor penggerak yang dapat menjadikan siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajara. Guru dapat menceritakan beberapa manfaat dari materi yang akan dipelajari bagi masa depan siswa. Atau guru dapat melakukan hal-hal lain agar siswa tumbuh motivasi dan minatnya terhadap pelajaran. 

b. Menciptakan sikap yang mendidik

Pendidikan bukan sekedar menanamkan ilmu kepada siswa, Pendidikan merupakan bagian dari pendewasaan. Oleh sebab itu guru dianjurkan menciptakan sikap yang mendidik. Salah satu contoh yang dapat guru lakukan adalah berdoa, menaati peraturan yang ada, jujur dan disiplin serta nilai-nilai lain yang perlu dimiliki siswa. Bahkan guru diperkenankan memberi sanksi bagi siswa yang tidak mematuhi aturan dari guru maupun madrasah. Pemberian sanksi pun harus dilakukan dengan cara yang mendidik. 

c. Menciptakan kesiapan belajar siswa

Kesiapan belajar siswa dalam mendalami sebuah materi ajar, perlu diperhatikan seorang guru. Dengan kesiapan siswa tersebut informasi dari lingkungan belajar dapat terserap lebih baik. Guru harus mendiagnosis kesiapan siswa baik dari segi fisik maupun mental dan juga penguasaan materi sebelumnya. 

Salah satu contoh menyiapkan kesiapan belajar siswa adalah guru mengatur tempat duduk, meminta siswa membuang sampah di dalam kelas atau mengecek alat tulis siswa. 

Dari segi kesiapan psikis, guru dapat bertanya kepada siswa yang sedang asyik bermain sendiri.

Sedangkan kesiapan materi maksudnya bahwa Prinsip Ketuntasan dalam belajar harus jadi patokan guru. Tentu aneh jika materi sebelumnya yang mungkin menjadi dasar dari materi yang akan dipelajari siswa belum dikuasai. Maka pembelajaran akan percuma dan hanya menuntaskan materi agar selesai tanpa melihat sejauh mana daya serap siswa. 

d. Menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis

Siswa akan lebih senang dalam belajar, yang buntutnya akan lebih baik dalam penyerapan materi pembelajaran apabila suasana kelas sesuai dengan kehendak bersama. Disinilah pentingnya berdemokrasi dalam pembelajaran. Guru dapat meminta pendapat bagaimana baiknya ruang kelas dikelola secara bersama. 

Guru dapat memberikan kebebasan siswanya dalam menata ruang, memberikan berbagai hiasan dinding dan lain-lain sepanjang sesuai dengan kebijakan madrasah.  

Contoh lain tentang pembelajaran demokratis misalnya, siswa diberi tanggungjawab secara mandiri menentukan jadwal piket kebersihan, jadwal pergantian tempat duduk dan lainnya. 

2. Melaksanakan kegiatan apersepsi

a. Mengecek kehadiran siswa

Mengecek kehadiran siswa bukan hanya sekedar mengisi buku absensi saja. Dalam mengecek kehadiran siswa, memiliki fungsi lebih dari sekedar mengisi buku absensi . Dengan pengecekan oleh guru, berarti guru menaruh perhatian dan secara tidak langsung menanyakan kabar anak didiknya. 

b. Mengecek pemahaman siswa terhadapt materi yang lalu dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari

Mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pelajaran yang akan dipelajari, akan merifresh kembali ingatan siswa atau membuka kembali hal yang pernah dipelajari pada materi sebelumnya. Setelah mengingatkan guru dapat mengaitkan dengan pelajaran yang akan dimulai. Hal ini bertujuan menjadikan siswa paham dan jelas akan apa yang harus dan tidak harus dilakukan oleh siswa. 

c. Menyampaikan tujuan/kompetensi yang harus dicapai dari materi yang akan dipelajari

Siswa akan lebih termotivasi dan mengetahui jika ia duduk dan belajar apa waktu tersebut selepas belajar, ia harus dapat mengerti hasil dari pembelajaran tersebut. Dengan siswa mengetahui tujuan pembelajaran baik guru maupun siswa akan lebih mudah menentukan rencana pembelajaran berikutnya

d. Menjelaskan kegiatan-kegitan pembelajaran yang harus dilakuakn oleh siswa pada saat pembelajran berlangsung 

Dengan menjelaskan tahapan kegitan pembelajaran yang akan berlangsung menjadkan siswa memahami hal yang harus dan tidak harus dilakaukan. Guru dapat pula meminta pendapat siswa berkaitan dengan langkah kegitan pembelajaran. 

e. Mengkonfirnmasikan manfaat apa yang akan didapat setelah siswa mempelajari materi 

atau bahan ajar yang akan disampaikan.  

Guru dapat menyampaikan manfaat materi ajar yang akan dipelajari bagi siswa dalam kehidupan nyata. 

Selain hal tersebut, guru dapat menciptakan dan melakukan kegitan kreatif dan inovatif dan efektif untuk membuka pelajaran. 

Mengingat pentingya kegitan awal pembelajaran dengan langkah-langkahnya, maka seorang guru wajib hukumnya melaksanakan kegitan awal yang baik dengan melihat materi yang akan disampaikan.