Kliping tentang Konflik dan INTEGRASI dalam kehidupan sosial yang terjadi di Indonesia

Jawaban:

Skip to content

DosenSosiologi.Com

Ilmu Sosiologi

MENU

Sejarah sosiologi lahir sebagai Ilmu Pengetahuan tidak terlepas daripada konflik sosial, konflik ini terjadi di banyak negara khususnya di Negara Prancis. Pada masa itu perancis mengalami konflik yang begitu berat sehingga diperluakan cara mengetasinya. Kondisi seperti ini juga dialami Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak unsur kebudayaan, ras, dan etnis. Oleh karena itulah tulisan ini akan memberikan berbagai contoh konflik sosial di Indonesia dan cara mengetasinya.

Daftar Isi

Konflik Sosial

Bentuk-Bentuk Konflik Sosial

Konflik Individu

Konflik Kelompok

Konfik Politik

Contoh Konflik Sosial di Indonesia

Konflik Suku di Sampit

Konflik di Lampung

Konflik Sosial di Papua

Konflik di Aceh

Konflik Sosial di Jawa Barat

Konflik Sosial di Jogjakarta

Konflik Sosial di Jakarta

Konflik Sosial di Lampung Tengah

Konflik di Mesuji

Konflik Sosial di Jawa Tengah

Konflik Sosial di NTB

Konflik Sosial di NTT (Nusa Tenggara Timur).

Konflik Sosial di Tolikora

Konflik Sosial di Ambon

Konfik Sosial di Jawa Timur

Penyelesaian Konflik dalam Masyarakat

Konflik Sosial

Pengertin konflik sosial adalah perubahan sikap dalam masyarakat yang mengakibatkan pada terkikisisnya kesatuan (integrasi) sosial. Konflik ini tidak hanya datang dari dalam masyarakat, tetapi dapat juga dari luar masyarakat, oleh karenannya banyak yang mengetakan bahwa konflik sosial adalah salah satu faktor pendorong perubahan sosial. Selengkapnya, baca; Pengertian Konflik Sosial, Faktor, Dampak, Bentuk, dan Proses Penyelesainnya

Bentuk-Bentuk Konflik Sosial

Macam-macam konflik sosial, secara kajiannya dilakukan dalam cermat dalam teori konflik menurut para ahli dan contonya. Akan tetapi secara global, konflik ini terdiri dari berbagai macam;

Konflik Individu

Konfllik individual adalah konflik sosial yang terjadi diantara individu dengan individu lainnya. Konflik ini tidak banyak menyebabkan kerugikan dalam masyarakat, hal ini di dasarkan pada kepentingan masyarakat tidak ada, yang ada adalam kepentingan pribadi.

Contoh konflik Individu dalam masyarakat misalnya saja adanya prebutan pacar yang dilakukan antara sesama pria, perubatan ini mengekibatkan mereka berkelahi atau saling mengolok satu sama lainnya. Dengan tujuan menjatuhkan pihak lainnya.

Konflik Kelompok

Dibadingkan dengan konflik individu konflik antar kelompok menyebabkan banyak kerugian dalam masyarakat, selain kerugian materi seperti rusaknya bangunan-bangunan, sekolah, dan lainnya. Juga menyebabkan kerugian imaterial seperti pecahnya kesatuan dan persatuan antara masyarakat.

Contoh konflik kelompok ini misalnya saja kasus mengenai di Provinsi Kalimantan Barat, yang terjadi antara Suku Dayak dan Suku Madura. Dalam konflik ini dikenal sebagai konflik sampit yang banyak menelan kerugian dan menyebabkan terpecahnya masyarakat dayak dan madura sampai saat ini.

Konfik Politik

Bentuk konflik sosial yang lainnya berkaiatan dengan politik, yang identik dengan lembaga politik, khususnya pada trah perebutan kekuasaan. Konflik ini banyak menimbulkan kerugian dan kenacuaran dalam tatanan nasional, meskipun beitu bagi sistem politik yang dewasa akan bisa diatasi dengan mudah.

Contoh konflik politik ini misalnya saja pada akhir pemilihan Presiden Indonesia. Pada tahun 2014 politik di Indonesia terpecah menjadi dua segi, yakni KMP (Koalisasi Merah Putih) dan Koalisi Indonesia Hebat. Dalam konflik ini tidak menimbulkan banyak korban akan tetapi lebih banyak merugikan bagi masyarakat yang bersangkutan, khususnya di Indonesia.

KLIPING IPS KONFLIK DAN INTEGRASI Disusun oleh : Nama : Fauziah Annisa Kelas : 8H No : 16 Guru Pembimbing : Bapak Maridi Tahun 2018 KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL Pengertian Konflik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul. Pengertian Konflik menurut Ahli :  Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.  Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku. I. Faktor-faktor Penyebab Konflik  Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :  perbedaan antarindividu,  perbedaan kebudayaan ,  perbedaan kepentingan dan  perubahan sosial. A. Perbedaan antarindividu Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang. Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik. B. Perbedaan Kebudayaan Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya. Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik. C. Perbedaan Kepentingan Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka. D. Perubahan Sosial Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat. Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka. II. Bentuk-bentuk Konflik Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. 2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Berdasarkan kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua bentuk konflik berbeda, yaitu :  Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri  Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :  Konflik atau pertentangan pribadi  Konflik atau pertentangan rasial  Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial  Konflik atau pertentangan politik  Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional Berdasarkan Sifatnya :  Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.  Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan. Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik  Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang bersifat hirarkis  Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan relatif sama.  Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik  Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik antara Israel dengan Palestina  Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:  Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu : 1. Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara. 2. Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama  Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan  Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.  Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.  Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :  Konflik dengan orangtua  Konflik dengan anak-anak sendiri  Konflik dengan keluarga  Konflik dengan orang lain  Konflik dengan suami atau istri  Konflik disekolah  Konflik dalam pemilihan pekerjaan  Konflik agama  Konflik pribadi Dampak Sebuah Konflik Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi negatif. Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut: 1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah. 2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok. 3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. 4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok. 5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru. 6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat. 7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang. Segi negatif dari konflik : 1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok. 2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia. 3. Berubahnya kepribadian para individu. 4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah. Konflik Dan Kekerasan  Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.  Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara kekerasan. Teori – teori tentang Kekerasan : Menurut Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu : 1. Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok  Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis 2. Teori Kekerasan Struktural · Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok semata melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur. 3. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural · Konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu : a. kekerasan terbuka (yang dapat dilihat) b. kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman) c. kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan) d. kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri) Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme. Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan arbitasi. Konsoliasi Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai. Mediasi Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Arbitasi Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. Ajudication Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan INTEGRASI SOSIAL Pengertian Integrasi Sosial · Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat · Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya. Pengertian integrasi sosial menurut ahli :  Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut Syarat terjadinya Integrasi Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial adalah :  Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhankebutuhan mereka  Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma  Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi  Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya tinggi integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya jika Homogenitas kelompok rendah maka integrasi sulit tercapai.  Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.  Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi  Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai. Bentuk-bentuk integrasi sosial  Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika  Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.  Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif. Proses Integrasi  Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.  Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya. Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial  Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda  Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi  Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya  Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa  Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.  Adanya perkawinan campur (amalgamasi)  Adanya musuh bersama dari luar. DAFTAR PUSTAKA (Buku sumber)

Maryati, Kun,dkk, Sosiologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga Tim Sosiologi, Sosiologi 2. Jakarta : Yudistira