Kisah Nabi Muhammad yang mengandung Hikmah

Home Gaya Hidup Gaya Lainnya

KISAH SAHABAT NABI

Tim | CNN Indonesia

Sabtu, 01 Mei 2021 17:00 WIB

Abu Darda adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang ahli hikmah. Simak kisah Abu Darda di masa Nabi Muhammad. (Foto: CNNIndonesia/Fajrian)

Jakarta, CNN Indonesia --

Abu Darda adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang ahli hikmah. Hikmah adalah bidang ilmu dalam Islam yang artinya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai nilai yang bisa diambil dari kehidupan bersumber dari Alquran.

Abu Darda memiliki nama asli Uwaimir bin Malik. Sebelum memeluk Islam, Abu Darda adalah seorang yang terkenal menyembah berhala. Dia bahkan memberikan berhala itu pakaian yang bagus dan parfum yang mahal.

Hingga suatu hari, saudaranya Abdullah bin Rawahah datang merusak dan membuang berhala itu. Melihat berhalanya hilang, Abu Darda marah dan ingin membalas tindakan Abdullah.

Namun, tiba-tiba Abu Darda tersadar dan mendapat hidayah dari Allah SWT. Dia menyadari berhala itu tak mampu membelanya dan menolongnya dari Abdullah. Dia pun beriman kepada Allah dan menjadi pengikut Rasulullah.

Abu Darda yang merupakan seorang pedagang sukses pun meninggalkan pekerjaannya demi bisa beribadah kepada Allah SWT.

"Aku masuk Islam di hadapan Nabi Muhammad SAW dan aku adalah seorang pedagang. Aku ingin menggabungkan perdagangan dengan ibadah, tapi tidak berhasil. Karena itu, aku tinggalkan perdagangan dan fokus untuk beribadah," kata Abu Darda, dikutip dari Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid.

Baca juga kisah-kisah nabi lainnya:

Sejak memeluk Islam, Abu Darda tak pernah berhenti belajar. Dia selalu merenung dan berpikir. Abu Darda berguru pada Nabi Muhammad SAW hingga dia menjadi seorang ahli hikmah.

Di masa Nabi, pendapat Abu Darda sang ahli hikmah jadi pegangan umat Islam. Dia selalu menyeru kepada kebaikan.

"Janganlah engkau makan, kecuali yang baik. Janganlah engkau bekerja, kecuali yang baik, dan janganlah makan kecuali yang baik," kata Abu Darda.

Pada masa khalifah Usman bin Affan, Abu Darda dipercaya menjadi hakim di Syam. Dia menjadi hakim yang disegani.

"Janganlah membebankan kepada manusia yang sebenarnya tidak dibebankan kepada mereka! Jangan menghisab manusia mendahului Tuhan mereka," ucap Abu Darda.

Abu Darda adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang ahli hikmah. (Foto: iStockphoto/mvcreation)

Dalam menegakkan kebenaran, Abu Darda tak pernah membenci seseorang. Baginya, setiap orang adalah bersaudara.

Pernah suatu ketika Abu Darda bertemu dengan seorang laki-laki yang berdosa. Semua orang mencelanya, kecuali Abu Darda.

"Aku hanya benci perbuatannya. Jika dia meninggalkan perbuatan itu, dia adalah saudaraku," ucap Abu Darda.

Abu Darda menghabiskan sisa hidupnya di Syam. Abu Darda, sahabat nabi yang ahli hikmah ini meninggal dunia saat berusia 72 tahun. Hingga saat ini hikmah-hikmah dari Abu Darda masih digunakan umat Islam.

(ptj/ptj)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Berkaca pada zaman dahulu dengan pijakan yang penuh dengan kegelapan, seiring berputarnya rotasi kehidupan kini telah penuh dengan terang benderang. Sebagai umat muslim, lantas kita harus memiliki motivator dan panutan kelak menginspirasi rona kehidupan sehingga mewarnai jalan dakwah kita.

Salah satu inspirator seluruh umat muslim ialah kisah teladan Nabi Muhammad SAW sang motivator handal yang patut untuk dijadikan role model. Terdapat banyak nilai kehidupan, kebaikan, dan kisah tauladan yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi pribadi lebih baik.

Baca Juga: HARI LAHIRNYA NABI MUHAMMAD SAW

Allah SWT berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.“

(QS Al Ahzab : 21)

Nabi Muhammad SAW telah diutus oleh Allah SWT sebagai seorang rasul dan pemimpin bagi umat islam. Rasulullah memiliki segala keistimewaan dan berbagai rahmat untuk menuntun umat menuju jalan lurus yang diberkahi oleh Allah SWT. Kebaikannya yang mengharukan diiringi dengan akhlak yang mulia, sehingga menjadi suri tauladan bagi umat di dunia.

Mari menelusuri 4 cerita atau kisah sang motivator handal, kisah suri teladan Nabi Muhammad SAW berikut:

1. Kisah Teladan Nabi Muhammad SAW tentang Pengemis Yahudi yang Masuk Islam

Pada suatu hari terdapat seorang pengemis Yahudi buta yang selalu berteriak dan menghina Nabi Muhammad SAW. Pengemis tersebut selalu ditemani oleh seseorang yang senantiasa menyuapi dengan penuh lembut dan kasih sayang. Suatu waktu, seseorang tersebut tidak datang kembali untuk menyuapi dan tergantikan oleh sahabat Rasulullah yaitu Abu Bakar As-Shidiq. Seketika sang pengemis hanya ingin disuapi oleh seseorang sebelumnya dan rasa nyaman dan sayang mengisi hatinya.

Kemudian satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW itupun berkata,

“Memang, benar, Aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu.”

“Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu tersebut. Orang yang dulu biasa ke sini dan memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan satu pun amalannya setelah kepergiannya.”

Lalu si pengemis buta Yahudi tersebut terdiam sejenak dan bertanya kepada Abu Bakar siapa orang yang selama ini  memberinya makan dan juga menyuapinya.

“Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan kau rendahkan di depan orang banyak di pasar ini. (Jawab Abu Bakar kepada pengemis buta itu).”

baca juga: KISAH NABI NUH SAAT BANJIR BESAR DAN DOA HUJAN BAIK 

Awal Kisah Pengemis Yahudi Memeluk Agama Islam

Seketika pengemis Yahudi yang buta itu tertegun dan kaget terngiang, tak ada kata yang keluar dari mulutnya namun tampak bibirnya bergetar. Air mata pengemis buta itu perlahan membasahi pipinya yang mulai berkeriput tua. Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Lantas pengemis tersebut merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.

Ia seraya berkata

“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia. (Kata pengemis buta dalam isakannya).”

Lantas seketika saat itu juga, Si Pengemis Yahudi buta segera bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah Muhammadar Rasulullah.’

Pengemis buta memilih untuk memeluk Islam setelah sumpah serapahnya kepada Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang oleh motivator handal tersebut. Selayaknya kita harus selalu mendo’akan dan tetap berbuat baik kepada seseorang yang menghina/menyakiti hati kita kelak kebaikan akan mengalir.

Allah SWT berfirman,

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

(QS. Al-Baqarah: 195)

2. Kisah Hamba Sahaya Seorang Nasrani yang Sangat Mencintai Rasulullah SAW

Kisah seorang budak yang paling beruntung dan  menjadi warisan bagi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam . Setelah menikah dengan Khodijah radhiallahu’anha, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memerdekakannya. Dialah yang telah merawat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu kecil, sehingga beliau menganggapnya seperti ibu sendiri. Dan bertambah pula keutamaan Ummu Aiman dengan adanya Usamah bin Zaid, putra mereka yang menjadi kesayangan Rasulullah SAW.

Sebelumnya dalam perjalanan pulang dari mengunjungi saudara-saudara suaminya dari Bani Najjar di Yatsrib (Madinah), ajal menjemput Aminah binti Wahab. Beliau meninggalkan putranya yang telah yatim dan baru berumur empat tahun bersama seorang hamba sahaya. Hamba sahaya tersebutlah yang merawat dan menemaninya dalam kesedihan ditinggal sang ibunda. Ia juga menemani melintasi perjalanan menuju ke Mekah dalam terik matahari serta panasnya batu dan pasir gurun.

Baca Juga: INILAH 5 KEUTAMAAN HEBAT WAKAF DI BULAN RAMADHAN 

Anak tersebut ialah Muhammad bin Abdullah (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam) dan budak itu adalah Ummu Aiman Al-Habasyiyyah radhiallahu’anha. Sebelum memeluk Islam, seorang hamba sahaya Zaid dilahirkan sebagai seorang Nasrani. Saat ia masih kecil, ia ikut bepergian dengan ibunya dalam suatu kafilah namun segerombolan perampok menghadang mereka dan menculik Zaid. Ia kemudian dijual dan jatuh ditangan Hakim dan ia menghadiahkan Zaid kepada Khadijah, isteri nabi Muhammad SAW.

Setelah menikah dengan Rasul, Khadijah menghadiahkan Zaid kepada beliau dan beberapa orang dari salah satu rombongan haji melihat Zaid. Saat itu beliau berada di Mekah, kemudian mereka memberitahukan hal tersebut kepada ayah Zaid. Sang ayah yang sudah mencari anaknya dan hampir putus asa kemudian pergi ke Mekah untuk menjemput anaknya meskipun ia harus menebusnya.

Hambah Sahaya Itu Sangat Mencintai Rasulullah SAW

Pada saat tiba di Mekah, Rasul bertemu dengan ayah Zaid dan di mata sang ayah yang terlihat berduka menyentuh hati Rasulullah. Kemudian ia memerdekakan Zaid tanpa syarat apapun. Meskipun demikian, Zaid menolak untuk pergi. Seraya ia berkata

“Aku tidak akan pergi, aku lebih mencintai engkau daripada ayah dan ibu kandungku sendiri.”

Ketulusan hati Rasulullah dengan memerdekakan budak dan mempermudah urusan orang lain patut untuk di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada Hadits Riwayat Muslim,

“Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.”

3. Kisah Ketegasan Nabi Muhammad SAW Kepada Seorang Penyair yang Mendapatkan Hidayah

Nabi Muhammad SAW dapat berperilaku tegas dan tetap dengan kelembutan, sehingga tidak menyakiti hati umatnya. Beliau tidak pernah berkata maupun berlaku kasar kepada mereka yang menghinanya. Adapun terdapat suatu kisah teladan nabi yang menceritakan tentang bagaimana Rasulullah memotong lidah seseorang sehingga menyadarkan hati seseorang tersebut. Beliau memperlakukan umatnya dengan penuh kelembutan hati dan tulus mewarnai kehidupan disekelilingnya.

Pada saat Perang Hunain berkecamuk, Nabi Muhammad SAW mengangkat senjata melawan Suku Hawazin dan Quraisy yang dipimpin oleh Alabak. Kemudian kedua pasukan tersebut bertempur di medan Hunain, yang jaraknya sekitar tiga mil dari Mekah. Nabi Muhammad SAW dan pasukannya berhasil mengalahkan kaum Quraisy dan mendapatkan banyak harta rampasan perang. Rasulullah sedang membagi-bagikan empat perlima dari harta rampasan perang yang diperoleh kepada orang-orang ikut berperang seperti biasa yang ia lakukan.

baca juga: 5 RAHASIA DAGANG SUKSES DAN BERKAH SEPERTI NABI MUHAMMAD

Rasulullah SAW Bertindak Tegas Kepada Seorang Penyair

Kemudian bagian seperlimanya untuk Rasulullah sendiri dan dibagikannya kepada anggota keluarga yang beliau kehendaki. Dari salah seorang penerima yakni, Abbas seorang penyair merasa tidak puas atas apa yang ia peroleh. Kemudian ia mengumpat Rasulullah SAW dengan cara membacakan syair yang tidak mengenakkan hati. Rasulullah SAW pun mendengar syair tersebut kemudian tersenyum dan seraya berkata

“Bawa orang itu pergi dari sini dan potong saja lidahnya!”

Pada saat itu Umar sedang marah melihat perbuatan Abbas yang hampir saja melaksanakan perintah Rasulullah untuk memotong lidahnya. Seketika Ali tiba-tiba menyeret Abbas dan membawanya ke lapangan dimana binatang ternak rampasan dikumpulkan.

“Ambillah sebanyak yang kau mau”

“Apa? (Tanya Abbas kepada Ali dengan rasa tak percaya).” 

“Beginikah cara Nabi memotong lidahku? Demi Allah, aku tidak akan mengambil sedikitpun harta ini. (kata Abbas sambil menahan malu).”

Sejak saat itu ia pun menyusun dan membacakan syair kecuali yang berisi pujian kepada Rasulullah SAW. Hidayah menyelimuti hati Abbas menjadi umat yang berperilaku terpuji dan bertutur kata dengan baik atas karena ketegasan Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT berfirman,

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ

Artinya:

“Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”

(Al-Fath : 29)

4. Sifat Nabi Muhammad SAW yang Senantiasa Memberi Meskipun Dalam Keadaan Sakit

Roda berputar mengayuhkan kehidupan Rasulullah yang penuh dengan nilai kehidupan suri tauladan. Pada saat kondisi kesehatan Rasulullah semakin memburuk karena sakit yang beliau derita. Beliau bertanya pada Aisyah Ra tentang uang yang ia titipkan padanya sebelum ia menderita sakit. Beliau lupa bahwa ia pernah menitipkan uang dan teringat saat penyakit ada pada dirinya.

Kemudian Nabi Muhammad bertanya dengan suara parau,

“Aisyah, dimana uang yang pernah kutitipkan padamu sebelum sakit?”

Lalu Rasulullah berkata kembali

“Tolong kau bagikan uang itu di jalan Allah. Karena aku akan malu bertemu Allah SWT yang dicintai, sedangkan dirumahnya masih ada timbunan dan simpanan uang.”

Nabi Muhammad SAW selalu bersedekah dan memudahkan urusan umat disekitarnya, bahkan ia selalu mengajak umatnya menuju jalan kebaikan.

Baca Juga: KISAH NABI MUHAMMAD SAW DARI LAHIR SAMPAI WAFAT

Allah SWT berfirman,

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah 2:261)

Demikianlah empat kisah teladan Nabi Muhammad SAW sang motivator handal yang patut untuk dijadikan kunci kesuksesan dalam kehidupan kita.  Rangkailah jemari kehidupan dengan mengimplementasikan perilaku dan budi pekerti yang baik seperti Rasulullah dalam berjuang di jalan Allah. Resonansikanlah untuk menggetarkan kebaikan dan manfaat kepada sesama seperti Beliau. Kobarkan semangat untuk berdakwah menjadi penerus Nabi Muhammad SAW untuk mencapai rahmat dan ridho Allah SWT.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA