Kemajuan dan pemanfaatan teknologi negara maju

Kemajuan dan pemanfaatan teknologi negara maju
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan orasi ilmiah dalam acara wisuda ke XIV dan Dies Natalis ke XVI di Institut Teknologi Del, Toba Samosir, Sumatera Utara (09/09)

01/01/0001 0:00:00

Balige, 11/09/2017/ Kemenkeu - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerangkan bahwa teknologi sebagai salah satu faktor pertumbuhan ekonomi akan mendapat giliran untuk membantu mensejahterakan rakyat. "Pendidikan adalah kunci yang paling utama di dalam suatu negara untuk mampu mengembangkan menjadi negara yang maju sejahtera dan berkeadilan," ujarnya saat memberikan orasi ilmiah dengan tema teknologi dan inovasi dalam acara wisuda ke XIV dan Dies Natalis ke XVI di Institut Teknologi Del, Toba Samosir, Sumatera Utara pada Sabtu (09/09).

Menurutnya, teknologi mampu menciptakan efisiensi ekonomi dan peningkatan daya saing yang lebih tinggi. “Dengan input cost yang semakin rendah, industri mampu memproduksi barang dengan cepat, massal dan dengan kualitas yang semakin baik. Dari sektor perdagangan, teknologi telah menghilangkan batas ruang dan waktu  kegiatan transaksi jual-beli. Dalam literatur di berbagai bidang menunjukkan bahwa teknologi dan inovasi telah meningkatkan tingkat kualitas kesejahteraan manusia. Perubahan teknologi menjadi tidak terelakan dan akan terus berkembang secara eksplosif,”terangnya.

Ia menambahkan, kecerdasan buatan berpotensi untuk menggantikan pekerjaan manusia. Melalui teknologi, berbagai lini kehidupan manusia bergerak sangat cepat. Akibatnya, perkembangan teknologi juga selalu diikuti dengan turunnya sektor dan pelaku yang tidak bisa melakukan adaptasi. 
Pada bidang perekonomian, penerapan teknologi dan automatisasi akan memengaruhi penyerapan tenaga kerja. Hal ini merupakan masalah yang tidak hanya dihadapi negara berkembang tetapi juga negara maju di dunia. Oleh karena itu, Menkeu juga berharap Indonesia harus mampu menyiapkan langkah peningkatan kualitas sumber daya manusia, memperbaiki pasar tenaga kerja, dan memajukan teknologi dan inovasi dengan kegiatan research dan development. (yog/nr)

Negara berkembang memiliki dinamika merespon kemajuan TIK.

tnea.in

Kemajuan TIK Buat Negara Berkembang Semakin Berdaya. Teknologi Informasi (ilustrasi)

Rep: Wahyu Suryana Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kian berkembang beriringan ilmu pengetahuan dan perkembangan peradaban manusia. Negara berkembang yang dipandang terlambat dan terbelakang nyatanya cukup cepat merespon perkembangan TIK.

Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof Fathul Wahid mengatakan, pembangunan perlu dipandang sebagai pertumbuhan ekonomi, kehidupan lestari dan kemerdekaan. Sebagai kemerdekaan, TIK memfasilitasi adanya peningkatan kapabilitas dan keberfungsian.

Contohnya, ponsel bisa kita anggap sebagai komoditas. Komoditas ini bisa menawarkan kapabilitas seperti mencari informasi, menghubungi, membangun jaringan dan lainnya. Pertanyaannya, apakah kapabilitas itu bisa terwujud nyata menjadi keberfungsian.

"Ketika kapabilitas menjadi keberfungsian, maka saat itulah kemerdekaan muncul," kata Fathul dalam Special Lecture Series 'Globalization: Information Technology in Developing Countries' yang digelar Prodi Hubungan Internasional UII, Rabu (7/7).

Saat sadar bukan satu-satunya pilihan, itulah saat pembangunan sebagai kemerdekaan. Negara berkembang memiliki dinamika merespon kemajuan TIK, misal kehadiran aplikasi pemesanan makanan menawarkan harga relatif murah, yang tidak dialami negara maju.

Perspektif dalam memandang TIK sebagai sosio-materiality juga digarisbawahi karena teknologi dan konteks juga saling mempengaruhi. Artinya, teknologi jadi tidak bebas nilai tapi justru berisi nilai, sehingga tidak bisa dipisahkan dari dunia sosial.

Ketika pembangunan dikaitkan pertumbuhan ekonomi, maka ada tujuan etis menjadikan dunia lebih baik. Tapi, ini bisa menjadi kesenjangan dan jurang yang semakin dalam bagi yang punya akses diuntungkan, dan yang tidak punya hilang banyak kesempatan.

Fathul turut menguraikan studi lapangan yang pernah dilakukan di Bantul membahas kegunaan ponsel di sektor pertanian. Ia menggunakan capability approach, proses perpindahan komoditas ke kapabilitas, keberfungsian dipengaruhi faktor konversi.

Temuan menarik diskusi tentang kepemilikan dan akses. Tidak semua petani memiliki ponsel, sehingga sering meminjam ponsel anak untuk hubungi sesama penyuluh. Bicara globalisasi, negara berkembang diuntungkan karena akses lebih penting dari kepemilikan.

Perkembangan teknologi informasi berbeda di setiap wilayah, begitu pula kesiapan setiap wilayah untuk berkembang. Ada daerah yang siap ditinggal ketika didampingi, ada yang kembali ke kemunduran. Ketika pendampingan, kata kuncinya menjadi lestari.

"Merdeka menjadi bermakna ketika tidak hanya sesaat, tapi bisa berlangsung lama. Saya juga optimistis TIK bisa membawa negara berkembang menjadi negara maju dengan gerak kolektif, sehingga manfaat bisa diperoleh secara optimal," ujar Fathul. 

  • teknologi informasi
  • kemajuan teknologi informasi
  • UII

Oleh:

Lautan Luas Saat ini, Lautan Luas mewakili lebih dari 100 prinsipal internasional, mendistribusikan lebih dari 1.000 produk kimia, dan melayani lebih dari 2.000 pelanggan dari sektor industri di seluruh Indonesia dan kawasan Asia Pasifik.

Bisnis.com, JAKARTA — Negara-negara berkembang rupanya lebih memandang teknologi sebagai peluang, sementara negara maju lebih menagaggap teknologi sebagai ancaman dalam perekonomian global.

Hal itu terungkap dalam survei New Economy oleh Bloomberg yang dilakukan terhadap 2.000 pengusaha di 20 negara. Para responden diminta pendapatnya tentang apa yang akan terjadi pada masa depan ketika keseimbangan kekuatan global bergeser ke arah ekonomi baru.

Menurut hasil survei tersebut, para pengusaha dari negara berkembang dan maju memprediksi pada 2035, perekonomian global akan menghadapi beragam masalah, seperti peran teknologi, urbanisasi dan perubahan iklim.

“Patut dicatat bahwa negara berkembang lebih optimis daripada negara maju tentang kekuatan teknologi membentuk dunia yang lebih baik  pada  2035,” kata Andrew Browne, Direktur Editorial Bloomberg New Economy Forum dalam siaran pers, Kamis (1/8/2019).

Survei tersebut juga mengungkapkan mayoritas masyarakat Indonesia (64%) sangat setuju atau setuju bahwa pada 2035, China dan India akan melampaui Amerika Serikat. sebagai pusat inovasi teknologi dunia.

Persentase ini lebih tinggi dari 54% rata-rata global dan responden di negara maju (49%), termasuk AS yang sangat setuju atau setuju dengan prediksi bahwa China dan India akan melampaui AS di bidang teknologi.

Sementara itu, responden China lebih konservatif tentang prospek negaranya dan India melampaui AS di bidang teknologi, dengan hanya 40% yang sangat setuju atau setuju.

1 dari 4 >

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini : ekonomi digital

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Editor: Wike Dita Herlinda

buat lah lima pertanyaannya tentang benteng pedem​

Definisi perbedaan dan persamaan gas​

Definisi perbedaan dan persamaan nurmuhammad​

bantuin kak ARMEL ya kak​

Definisi perbedaan dan persamaan Bigbang​

Definisi perbedaan atau persamaan gas​

tuliskan suatu peristiwa sejarah yg di pandang sangat penting​

Tugas: ● Tuliskan lima contoh kebutuhan dan keinginan kalian sesuai dengan kondisi saat ini. Urutkan kebutuhan dan keinginan sesuai proritas dan serta … kan alasan kalian Kebutuhan Keinginan Alasan​

Pola bumia pada zaman pra aksaraTolong jelaskan ​

sebutkan 10 contoh mengidentifikasi peran manusia dalam ruang dan waktu??​