Pembangunan peternakan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui upaya peningkatan produksi dan kualitas produk-produk peternakan. Produk peternakan ini meliputi daging, susu, telur. Daging telah dikenal sebagai bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi, kaya akan protein, lemak dan mineral yang dibutuhkan tubuh, serta mempunyai citarasa yang enak dan flavor/aroma yang sedap sehingga disukai oleh hampir setiap orang. Disamping daging, produk peternakan yang juga bernilai gizi tinggi adalah susu dan telur. Show Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani). Bahan pangan nabati adalah bahan-bahan makanan yang berasal dari tanaman atau bahan makanan yang diolah dari bahan dasar dari tanaman. Bahan pangan hewani merupakan bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan atau olahan yang bahan dasarnya dari hasil hewan. Kedua bahan pangan ini memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan penanganan dan pengolahan yang berbeda pula,dalam hal ini yang diuraikan adalah bahan pangan hewani. Bahan pangan hewani meliputi susu, telur, dan daging serta produk-produk olahannya yang bahan dasarnya berasal dari hasil hewani. Bahan pangan hewani memiliki karakteristik yang membedakan dengan bahan pangan nabati. Beberapa diantaranya adalah:
Berdasarkan hal di atas maka pengolahan menjadi penting. Pengolahan penting karena dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan daya tahan, meningkatkan kualitas, nilai tambah dan sebagai sarana diversifikasi produk. Dengan demikian maka suatu produk memiliki daya ekonomi yang lebih setelah mendapat sentuhan teknologi pengolahan, sehingga dapat meningkatan kesejahteraan petani peternak, untuk mendukung hal tersebut maka UPTD BPSDMP Dinas Pertanian DIY perlu dilaksanakan Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan Khususnya Susu, Daging dan telor Bagi Petani. Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan Bagi Petani dilaksanakan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 8 s.d 12 Oktober 2018 (40 JPL @ 45`). Adapun tempat pelaksanaan pelatihan diselenggarakan di UPTD BPSDMP, Jaranan Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Alokasi peserta Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan Bagi Petani di UPTD BPSDMP Yogyakarta, sebanyak 30 orang berasal dari :
Meski berasal dari tumbuh-tumbuhan, bukan berarti protein nabati lebih buruk dari protein hewani lho, Bun. Malahan, sumber protein nabati ini lebih rendah kolesterol dan harganya lebih terjangkau. Protein, baik protein nabati maupun hewani, sama-sama dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, yakni untuk mendukung pembentukan sel baru, membantu pembentukan tulang dan otot, serta menjaga dan meningkatkan kekebalan tubuh. Meski begitu, masih banyak orang tua yang hanya mengandalkan asupan protein dari produk hewani, seperti ikan, daging sapi, daging ayam, dan telur. Padahal, protein juga bisa didapatkan dari produk makanan nabati atau tumbuh-tumbuhan. Pilihan Sumber Protein Nabati yang Baik untuk Dikonsumsi Si KecilSejak Si Kecil mengonsumsi MPASI, Bunda bisa mulai memperkenalkan makanan yang mengandung protein nabati secara bertahap. Berikut ini adalah beberapa pilihan sumber protein nabati yang bisa Bunda olah menjadi masakan kesukaan Si Kecil: 1. Kacang kedelaiSiapa yang tidak suka tempe? Tempe adalah salah satu makanan olahan kacang kedelai yang memiliki rasa yang nikmat dan mengandung tinggi protein. Dalam 100 gram tempe, setidaknya terdapat sekitar 37 gram protein. Tidak hanya protein, di dalam tempe juga terkandung karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral. Olahan kacang kedelai lainnya adalah tahu. Sama seperti tempe, tahu juga mengandung protein, tetapi dengan kadar yang lebih rendah. Dalam 100 gram tahu, hanya terkandung sekitar 10 gram protein. Kedua olahan kacang kedelai ini merupakan sumber protein nabati yang bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan, mulai dari digoreng, ditumis, bahkan dibuat semur. Beragam pilihan pengolahan tahu dan tempe ini bisa meningkatkan selera makan Si Kecil sekaligus membantu memenuhi kebutuhan proteinnya. 2. Kacang hijau dan kacang merahDalam 100 gram kacang hijau, terdapat sekitar 8,7 gram protein. Tidak hanya itu, kacang hijau juga mengandung lemak, karbohidrat, serat, zat besi, dan asam folat. Selain kacang hijau, kacang merah juga bisa dijadikan pilihan sumber protein nabati yang baik untuk anak. Dalam 100 gram kacang merah, terkandung 10 gram protein dan sejumlah nutrisi lain, seperti karbohidrat, lemak, dan serat. 3. AlpukatAlpukat mengandung beragam nutrisi penting untuk anak, seperti lemak baik, serat, karbohidrat, dan protein. Dalam 100 gram alpukat tanpa kulit dan biji, terkandung sekitar 0,9 gram protein. Buah ini bisa diolah menjadi jus, isian roti lapis, campuran salad, atau dimakan langsung. 4. JagungSelain memiliki rasa yang manis, jagung juga mengandung protein. Dalam 100 gram jagung, setidaknya terdapat 9,8 gram protein. Tak hanya itu, jagung juga mengandung lemak, karbohidrat, dan serat. Bunda bisa menjadikan jagung sebagai camilan untuk Si Kecil dengan cara merebus atau mengolahnya menjadi sup jagung untuk dikonsumsi bersama nasi. 5. BrokoliDalam 100 gram brokoli, setidaknya terkandung 2,8 gram protein. Brokoli juga mengandung serat, karbohidrat, serta beragam vitamin dan mineral. Salah satu cara yang sehat untuk mengolah brokoli adalah dengan mengukus, menumis, atau memanggangnya. 6. KentangKentang juga merupakan sumber protein nabati yang baik untuk anak. Pasalnya, dalam 100 gram kentang, terdapat sekitar 2,1 gram protein. Selain protein, kentang juga kaya akan kandungan vitamin B, serat, dan kalium. Untuk mengolahnya, Bunda bisa memasak kentang dengan cara dipanggang atau direbus. Perlu Bunda ingat, kebutuhan protein pada setiap anak berbeda-beda, tergantung usianya. Anak usia 4–6 tahun hanya membutuhkan sekitar 25 gram protein per hari, sedangkan anak usia 7–9 tahun membutuhkan protein sebanyak 40 gram per hari. Selain bersumber dari tumbuhan atau protein nabati, untuk mendukung tumbuh kembang anak, Bunda juga tetap dianjurkan untuk memberikan Si Kecil protein hewani. Hal ini karena ada zat gizi yang justru lebih banyak ditemukan di sumber protein hewani, seperti vitamin B12. Jika Bunda ingin menerapkan pola makan tertentu pada Si Kecil, misalnya pola makan vegetarian yang asupan proteinnya hanya berupa protein nabati, atau jika ia memiliki kondisi medis dan kebutuhan khusus, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter untuk mendapatkan saran yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Si Kecil. Ilustrasi bahan pangan nabati. Foto: pixabayBahan pangan nabati adalah kelompok bahan pangan yang bersumber dari hasil pertanian. Berdasarkan jenisnya, bahan pangan nabati dibedakan menjadi dua kelompok yaitu tanaman holtikultura dan tanaman pangan. Mengutip buku Prakarya dan Kewirausahaan untuk SMA/MA Kelas X oleh Arif Kurniawan, tanaman hortikultura yang umum digunakan sebagai bahan pangan meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan tanaman pangan yang umum digunakan meliputi kelompok serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang bahan pangan nabati lengkap dengan contoh dan kelebihannya. Bahan Pangan Nabati dan ContohnyaBahan pangan nabati berasal dari bahan organik yang dihasilkan tumbuhan ketika membuat makanannya sendiri. Bahan organik ini kemudian dikonsumsi oleh manusia hingga menjadi sumber karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin bagi tubuh. Contoh bahan pangan nabati di antaranya: Ilustrasi bahan pangan nabati. Foto: pixabaySerealia adalah biji-bijian yang kaya akan karbohidrat. Contoh serealia adalah beras, gandum, oat, barley, dan jagung. Bagian utama struktur bijinya adalah kulit ari, butir biji, dan lembaga/embrio. Sedangkan bagian kulitnya terdiri atas sel epidermis dan pericarp. Mengutip buku Ilmu Bahan Makanan oleh Yosfi Rahmi, umumnya serealia kaya akan protein, rendah kandungan lemak, dan kaya serat kasar. Serealia mengandung vitamin E dan B kompleks, serta banyak mineral. Kacang-kacangan adalah biji-bijian dengan ukuran yang relatif besar. Kacang-kacangan mengandung banyak serat yang diperlukan untuk tubuh. Jenisnya antara lain kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang mete, kacang pinus, kacang almond, dan lain-lain. Sayur-sayuran tergolong bahan pangan nabati dengan kandungan gizi yang cukup kompleks. Sayur-sayuran umumnya mengandung vitamin yang lengkap untuk tubuh. Jenis sayuran antara lain bayam, kangkung, kol, seledri, terong, dan lain-lain. Buah-buahan dikenal dengan rasanya yang enak dan nutrisinya yang lengkap. Bahan pangan yang satu ini merupakan sumber berbagai vitamin (Vit A, B, B1, B6, C), mineral, dan serat pangan. Jenisnya beragam, di antaranya pisang, jeruk, nanas, durian, manggis, semangka, dan lain-lain. Kelebihan Bahan Pangan NabatiMengutip buku Tataboga 1: Masakan Nusantara oleh Lise Asnur, bahan pangan nabati memiliki kelebihan dibanding dengan bahan pangan hewani, antara lain:
|