Jelaskan proses fertilisasi dan perkembangan embrio

Lihat Foto

THIKSTOCKS/PHONLAMAIPHOTO

Proses sperma menuju sel telur dalam upaya pembuahan.

KOMPAS.com – Fertilisasi adalah proses berfungsinya pronukleus jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum hingga terbentuk zigot. Proses fertilisasi terjadi pada tuba falopi atau saluran telur.

Peleburan antara sel telur dan sel sperma membentuk zigot yang akan terus berkembang menjadi janin.

Selengkapnya, berikut adalah proses fertilisasi pada manusia, dilansir dari Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):

1. Penetrasi sperma

Oosit sekunder mengeluarkan fertilizin untuk menarik sperma agar mendekatinya. Sperma harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit sekunder dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melarutkan senyawa hialuronid pada corona radiata.

Kemudian, akrosin dikeluarkan untuk menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan anti fertilizin agar dapat melekat pada oosit sekunder.

Baca juga: Menjebak Sperma dengan Antibodi, Peneliti Kembangkan Jenis Kontrasepsi Baru

2. Proses di sel telur

Sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu agar zona pelusida tidak dapata ditembus oleh sperma yang lainnya.

Penetrasi sperma akan merangsang sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis II yang menghasilkan tiga badan polar dan satu ovum.

3. Setelah penetrasi

Lihat Foto

shutterstock.com

Fertilisasi

KOMPAS.com - Fertilisasi atau pembuahan merupakan proses berfungsinya pronuklesus jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum atau sel telur.

Proses tersebut berbentuka zigot yang berlangsung di dalam tuba falopii (saluran sel).

Proses fertilisasi

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), peristiwa penting pertama dalam pembuahan adalah penggabungan membran dari dua gamet.

Baca juga: Terobosan Baru, Ahli Jepang Bikin Program Fertilisasi Lewat Darah

Kemudian menghasilkan pembentukan saluran yang memungkinkan lewatnya bahan dari satu sel ke sel lainnya.

Hasil pembuahan adalah sel (zigot) yang mampu menjalani pembelahan sel untuk membentuk individu baru.

Fertilisasi terjadi pada oosit sekunder yang mengandung ovum yang dibuahi oleh sperma dan terjadi di tuba falopii.

Untuk kejadiannya fertilisasi sebagai berikut:

Oosit sekunder memgeluarkan fertilizin untuk menarik sperma agar mendekati.

Sperma harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit (telur yang belum matang) sekunder dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melarutkan senyawa hialuronid pada corona radiata.

Baca juga: Proses Pembentukan Urin

Kemudian pengerluarkan akrosin untuk menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan anti fertilizin agar dapat melekata pada oosit sekunder.

Fertilisasi adalah proses pembuahan dimana terjadi peleburan inti sel gamet laki-laki (sperma)  dengan inti sel gamet perempuan (ovum), menghasilkan sel baru yang disebut zigot. Zigot akan berkembang menjadi embrio dua sel, tiga sel, compact morula dan blastocyst. Sel blastocyst akan hatching atau menetas kemudian terjadi proses implantasi di rahim wanita. 

Secara umum jika proses pembuahan berhasil dan embrio berkembang normal, maka wanita akan hamil. Jika pembuahan dan perkembangan gagal, maka wanita akan menstruasi. Wanita harus memahami konsep fertilisasi ini. 

Pasalnya, ia bisa mengetahui seberapa peluang mendapatkan keturunan. Ketika terjadi masalah pada proses pembuahan ini, ia dapat segera mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Selain itu, pemahaman terhadap konsep pembuahan ini penting bagi wanita yang ingin mencegah kehamilan. Selanjutnya, bagaimana proses pembuahan pada manusia? Simak penjelasan di bawah ini.

Proses Fertilisasi

Secara garis besar, proses fertilisasi dibagi menjadi empat tahapan yang diuraikan berikut ini.

1. Sel Sperma Masuk Ke Dalam Vagina

Pertama-tama, sel sperma hasil ejakulasi yang masuk ke dalam vagina akan di seleksi oleh cervix, sperma yang non motil dan  tidak bagus tidak akan berhasil menembus servix. Sperma yang berhasil melalui servix akan mengalami proses kapasitasi, dimana terjadi perubahan fisiologis pada sperma tersebut, sel sperma akan bergerak lebih aktif karena ion kalsiumnya mengalami peningkatan. Semakin mendekat sel sperma dengan sel telur, antigen yang terdapat pada permukaan sel sperma akan menghilang. Hal ini yang membuat sel telur terikat dengan sperma.

2. Sel Sperma dan Sel Telur Bertemu

Sel telur yang memiliki zona pellucida (lapisan pembungkus sel telur) yang terlalu tebal membuat sel sperma kesulitan mengikatnya. Bahkan proses pembuahan bisa gagal karena hal itu.

Pada tahap ini, sel sperma yang mengalami kapasitasi kemudian akan terjadi reaksi akrosom pada sperma tersebut, reaksi akrosom ini akan memudahkan sperma menembus sel telur,  sperma menghabiskan waktu paling cepat 45 menit untuk mencapai sel telur. Sel sperma berjalan sekitar 18 cm dari leher rahim (serviks) menuju tuba fallopi. Umumnya, sperma berenang kurang lebih 2,5 cm/15 menit.

3. Sel Sperma dan Sel Telur Bersatu

Sperma membutuhkan PH30 yang disebut fertilin untuk membuahi sel telur. Fungsi fertilizin adalah meleburkan kedua membran pada sel telur dan sel sperma sehingga sel sperma dapat masuk ke dalam sel telur. Tempat bertemunya sel sperma dan sel telur ini adalah di tuba fallopi.

Sel sperma melepas ekornya pada tahap ini. Sementara sebagian sperma lain seperti mitokondria bertugas untuk melakukan pembelahan terhadap sel telur sehingga sperma tersebut bisa masuk lebih dalam ke sel telur yang berukuran lebih besar dari sel sperma hingga proses pembuahan terjadi. Pembuahan sel telur membutuhkan waktu selama 16-18 jam.

4. Aktivasi

Tahap terakhir dari pembuahan adalah aktivasi atau respons sel telur terhadap sel sperma yang melakukan pembuahan. Biasanya respons pertama dari sel telur adalah mencegah polispermi atau pembuahan oleh banyak sel sperma (cortical reaction). Setelah proses pembuahan selama 18 jam berhasil, sel telur yang telah dibuahi dinamakan zigot. Ia akan berkembang menjadi embrio yang menempel pada dinding rahim dalam rentang waktu 8-10 hari. Jika tidak terjadi apa-apa, maka akan berkembang menjadi fetus atau janin yang merupakan organisme baru yang akan lahir di dunia.

Fertilisasi Buatan

Uraian sebelumnya menjelaskan fertilisasi adalah proses secara alami yang dapat dilakukan melalui hubungan seksual antara pria dan wanita. Namun, seiring berkembangnya teknologi, kini proses fertilisasi tidak terbatas pada hubungan seksual saja. Salah satu teknologi pembuahan di luar hubungan seksual saat ini adalah fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung.

IVF sendiri bisa dibagi menjadi 2: IVF konvensional dan Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Proses IVF konvensional dilakukan pada pasangan yang memiliki kualitas sperma normal, dengan cara mengawinkan sperma sejumlah (100 ribu) untuk 1 sel telur pada cawan petridish, Sedangkan ICSI dilakukan pada pasangan yang memiliki kualitas yang sangat sedikit minimal hanya ditemukan 1 sperma yang masih hidup. 1 sperma akan diinjeksikan langsung ke dalam cytoplasma dari sel telur. 

Sel telur yang terbuahi akan menjadi embrio, kemudian embrio yang terbaik akan diseleksi oleh embriologis, embryo bisa ditransfer atau dibekukan langsung tergantung penilaian dari dokter. Tidak jarang orang yang susah hamil mencari klinik yang bagus dan cocok untuk mengupayakan agar ia bisa melakukan program bayi tabung tersebut. 

Bahkan sampai ada yang rela merogoh saku dalam-dalam untuk pergi keluar negeri. Padahal ada Klinik Fertilitas di Indonesia terbaik yang berpengalaman sejak tahun 1977, yakni Morula IVF yang pusatnya di Jakarta. Tidak hanya program bayi tabung, banyak layanan terbaik di sana yang dapat menangani masalah fertilisasi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA