Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RPP 3 (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Bagaimanapun juga untuk pemancar televisi warna harus memenuhi syarat ‘kompatibilitas’. Dengan sifat seperti ini sinyal yang dpancarkan oleh pemancar televisi warna akan dapat ditangkap dengn baik oleh penerima televisi warna. Begitu juga untuk penerima televisi warna harus mampu menerima sinyal (khususnya sinyal gambar) yang dipancarkan oleh pemancar televisi warna dan mampu menampilkan gambar sebagaimana mestinya.

Untuk itu pada modul  ini mahasiswa diajak untuk memahami tentang sistem standard televisi (standard PAL), sinyal lunimansi, sinyal selisih warna, sinyal krominansi dan pemodulasian secara kuadratur.

Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang sistem standard televisi (standard PAL), sinyal lunimansi, sinyal selisih warna, sinyal krominansi dan sinyal ledakan dan sinyal suara. Untuk menunjang kemampuan tersebut mahasiswa akan diberikan latihan-latihan sehingga mahasiswa akan lebih memahami konsep sinyal televisi warna standard.

PENYAJIAN MATERI

Untuk pemancar televisi warna harus memancarkan 5 (lima) isyarat pokok yaitu :

·         Isyarat yang berkenaan dengan suara

·         Isyarat yang berkenaan dengan kecerahan atau kecerlangan gambar yang disebut sebagai ‘sinyal luminansi’, dan sinyal luminansi ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal warna.

·         Isyarat yang berkenaan dengan nada warna atau sinyal krominan dimana sinyal krominan ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal luminansi.

·         Isyarat untuk sinkronisasi vertical dan horizontal

·         Dan sinyal ledakan (burst signal)

Pada hakekatnya, standard televisi warna yang digunakan ada dua macam, yaitu sistem phase Alternation Line (PAL) dan sistem Nasional Television System Committee (NTSC).

Sistem PAL Standard

PAL Standard merupakan sistem yang digunakan di Indonesia. Sistem ini memenuhi sifat kompatibilitas, dan ia merupakan perbaikan dari sistem NTSC. Pada PAL standard reproduksi dari warna gambar asli dapat dilakukan dengan baik pada penerima televisi warna. Bahkan sinyal itupun dapat diterima serta direproduksi dengan baik pula oleh penerima televisi monokrom, sehingga dapat menghasilkan gambar hitam-putih yang sesuai. Begitu pula untuk program           hitam-putih dapat diterima dengan baik oleh penerima televisi warna serta mampu mereproduksi gambar hitam-putih sebagaimana mestinya.

Itu semua dikarenakan adanya sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar (sinyal luminan ini sifatnya sama dengan sinyal gambar untuk televisi hitam-putih) serta sinyal krominan yang mengatur nada warna primer yang ada.

Jelaskan perbedaan antara sinyal V dan sinyal U

Gambar 1. Sinyal warna yang ditangkap kamera dan diumpankan

ke rangkaian matriks

Bentuk dasar dari sistem kamera TV warna ditunjukkan pada gambar 1 Disini sinyal warna primer MHB diproses dalam rangkaian Matriks. Dari rangkaian Matriks inilah kemudian di pancarkan sinyal luminan dan sinyal krominan. Dengan demikian bila program yang dipancarkan oleh pemancar TV warna diterima oleh penerima TV monokrom, maka yang berguna hanyalah sinyal luminan, sedangkan bila program tersebut  diterima oleh penerima TV warna maka kedua sinyal itu digunakan (sinyal luminan dan krominan).

Pada penerima TV warna, sinyal luminan dan sinyal krominan digabungkan menjadi satu untuk memperoleh sinyal MHB. Sinyal luminan dinyatakan dengan Y. Untuk memperoleh warna primer MHB dari tiga komponen sinyal (M-Y), (H-Y) dan (B-Y), maka dapat dibentuk dengan menggunakan Y sebagai berikut:

(M-Y) + Y = M

(H-Y) + Y = H

(B-Y) + Y = B

Sinyal-sinyal (M-Y), (H-Y), (B-Y) disebut sebagai ‘Color difference signal’          (sinyal selisih warna a).

Sinyal Luminansi

Bahwa untuk memproduksi gambar hitam-putih pada penerima TV monokrom apabila ia menerima isyarat warna, maka pemancar TV warna perlu memancarkan sinyal luminansi (sinyal kecerlangan gambar) atau sinyal Y.

Untuk membuat sinyal Y adalah dengan jalan mencampur 3 sinyal warna primer MHB (yang dilakukan oleh tabung kamera) dengan perbandingan tertentu dilakukan dengan menggunakan rangkaian matriks.

Pencampuran dari ketiga isyarat warna primer untuk memperoleh sinyal luminansi menggunakan perbandingan yang disesuaikan dengan tingkat kepekaan indera mata dalam menangkap kuat cahaya. Karena mata memiliki kepekaan yang paling tinggi terhadap kuat warna hijau maka menggunakan 59%. Kemudian untuk merah 30% dan biru 11% (karena mata paling kurang peka terhadap warna biru). Jadi untuk memperoleh sinyal luminan adalah dengan memperhatikan sifat kepekaan mata terhadap kuat cahaya warna dan mencampurnya menjadi satu.dengan demikian perbandingan itu ditulis sebagai berikut:

Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B

Kalau misalnya obyek yang diambil berwarna putih terang, maka ketiga tabung gambar akan memiliki keluaran yang sama. Hal ini dikarenakan pada televisi sudah dikonstruksi sedemikian rupa sehingga bila obyek yang diambil putih terang, masing-masing output tabung gambar akan memiliki level sama dan berharga 1 Volt. Jadi bila tegangan Merah Hijau dan Biru masing-masing 1 Volt, maka untuk Y juga 1 Volt sebagaimana rumus yang telah disebutkan. Tetapi kalau misalnya kamera mengambil obyek merah 1 Volt, sedangkan hijau dan biru masing-masing 0 Volt, maka tegangan Y bernilai 0,3 Volt.

Sinyal luminan dinyatakan dengan Y, tegangan dinyatakan dengan V, maka tegangan sinyal luminan dinyatakan dengan VY, tegangan sinyal merah dinyatakan dengan VM, tegangan sinyal hijau dinyatakan dengan VH, dan tengan sinyal biru VB, lalu untuk menyatakan tegangan luminansi:

Y = 0,3M + 0,59H + 0,11B

Tegangan luminansi:

VY = 0,3VM + 0,59VH + 0,11VB

kalau masing-masing kamera menghasilkan tegangan dan dikalikan dengan masing-masing ketentuan, hasil kali dari ketiga tegangan itu dijumlahkan. Artinya kalau tegangan yang dihasilkan kamera merah dikalikan 0,3, tegangan kamera hijau dikalikan 0,59 dan tegangan yang dihasilkan kamera biru dikalikan 0,11, kemudian  hasil kali dari ketiga tegangan itu dijumlahkan, maka akan didapat gambar monokrom.

Sinyal Selisih Warna

Penembak-penembak electron dalam tabung gambar perlu dikemudikan dengan tegangan-tegangan yang bersala dari tabung kamera M, H dan B. kalau pada pemancar tengah melakukan pemodulasian MHB, maka dalam penerima pun setelah terjadi pendeteksian akan terdapat pula MHB. Sinyal-sinyal MHB inilah yang nantinya akan mengemudikan penembak-penembak electron dalam tabung gambar.

Contoh soal:

Dimisalkan penerima TV warna menerima informasi sinyal yang terdiri dari :

Sinyal Y = 0,12 Volt

Sinyal M = 2 Volt dan

Sinyal B = 6 Volt.

Berapakah penerima TV warna memproduksi sinyal H?

Jawab:

Diketahui Y = 0,12 Volt, M = 2 Volt dan B = 6 Volt

Dari persamaan :  Y= 0,3M + 0,59H + 0,11B

VY = 0,3 VM + 0,59 VH + 0,11 VB

0,12 = 0,3.2 + 0,59 .VH + 0,11.6

0,12 = 0,6 + 0,59 + 0,66

Jadi H = (0,6 + 0,59 + 0,66) .0,12

H = 0,22 Volt

Sebenarnya Merah dan Biru tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B, tetapi pemancar mereproduksi tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). sinyal-sinyal (M-Y) dan (B-Y) inilah yang dimodulasikan pada gelombang pembawa serta dipancarkan. Sinyal M-Y ini disebut sebagai ‘sinyal selisih merah’ dan B-Y ini disebut sebagai ‘sinyal selisih biru’.

Sinyal selisih warna ini berbeda dengan sinyal luminan. Kalau sinyal luminan berkenaan dengan kecerlangan gambar. Tetapi sinyal selisih warna adalah memberi informasi tingkat warna serta kejenuhan (kroma).

Sinyal selisih warna ini dibentuk dari warna primer dengan jalan mengurangi dengan sinyal luminan yang dilakukan pada rangkaian matriks. Sinyal selisih warna berubah dengan berubahnya krominansi dan kejenuhan obyek. Cara membentuk sinyal selisih warna perlu diketahui lebih dahulu persamaan-persamaan:

Y         =  0,3M + 0,59H + 0,11B

M-Y    = (0,59+0,11)M – 0,59H – 0,11B

            = 0,7M – 0,59H – 0,11B

B-Y     = -0,3M – 0,59H + (0,3+0,59)B

= -0,3M – 0,59H + 0,89B

H-Y     = -0,3M + (0,3 + 0,11)H – 0,11B

= -0,3 + 0,41H – 0,11B

Seperti yang diketahui bahwa untuk membuat sinyal (H-Y) adalah dengan mencampur sinyal (M-Y) dan (B-Y). dengan demikian berdasarkan persamaan-persamaan dapat diketahui:

Y =      0,3M + 0,59H + 0,11B

0,3M + 0,59H + 0,11B – Y = 0

Y =      0,3Y + 0,59H + 0,11Y

Dari persamaan yang sudah disebutkan maka didapat:

0,3 (M-Y) + 0,59 (H-Y) + 0,11 (B-Y) = 0

0,59 (H-Y) = -0,3 (M-Y) – 0,11 (B-Y)

(H-Y) = - 0,3/0,59 (M-Y) – (0,11/0,59) (B-Y)

= -0,51 (M-Y) – 0,19 (B-Y)

Dari persamaan yang ada terlihat bahwa (H-Y) adalah -0,51 (M-Y) – 0,19 (B-Y). dengan demikian bila dilakukan pencampuran 51% (M-Y) dengan 19% (B-Y) serta polaritasnya berlawanan maka akan dihasilkan (H-Y). Jadi bila pemancar mengirimkan sinyal selisih warna (M-Y) dan (B-Y) maka penerima sudah mampu menghasilkan (H-Y) sebagai sinyal selisih warna yang lain.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa pemancar hanya memancarkan sinyal-sinyal Y, (M-Y) dan (B-Y) atau sinyal luminan, sinyal selisih warna meran dan sinyal selisih warna biru. Untuk sinyal selisih warna merah dan sinyal selisih warna biru akan dipancarkan apabila kedua sinyal itu telah terlebih dahulu dilemahkan. Dalam sistem PAL standard, sinyal selisih waran merah (M-Y) yang sudah dilemahkan disebut sebagai sinyal ‘V’, sedangkan sinyal selisih warna biru yang sudah dilemahkan (B-Y) disebut sinyal ‘U’ dengan lebar bidang dari masing-masing sinyal itu adalah 1,3 MHz, dan berlaku rumus:

V = 0,877 (M-Y)

U= 0,493 (B-Y)

Sinyal Krominan

Getaran sinyal video diuraikan dalam bentuk gelombang sinus, maka terjadi getaran-getaran yang berbentuk kelompok-kelompok yang terjadi dalam jalur samping serta dalam keadaan yang tidak merata. Jarak antara puncak kelompok yang satu dengan puncak kelompok yang lain adalah 15625 Hz atau sama dengan frekuensi penelususran horizontal. Sedangkan untuk setiap satu kelompok jarak antara garis yang satu dengan garis yang adalah 25 Hzkalau letak dari kelompok-kelompok ini semakin menuju ke tepi jalur video, maka getaran amplitude sampingnya semakin kecil.

Dengan adanya hal seperti itu maka sudah selayaknya kalau transmisi warna serta informasi warna ditumpangkan pada bagian puncak dari jalur studio tersebut, sehingga terbentuklah sinyal studio minimal dalam sinyal krominansi.

Perlu diketahui bahwa sub carrier yang membawa informasi warna atau yang disebut sebagai gelombang sub pembawa warna, terletak pada frekuensi 4,43361875 MHz, dan gelombang sub pembawa warna untuk mengangkat sinyal V dan U yang terletak pada bagian tertinggi dari jalur sinyal video.

Dalam melakukan pekerjaan pemodulasian, timbullah adanya jalur-jalur samping. Jalur-jalur sampingini terdiri dari bagian-bagian kelompok getaran sinus dan berada diantara kelompok-kelompok getaran sinus. Jadi dapat dikatakan bahwa jalur samping berada disela-sela kelompok getaran sinus yang satu dengan kelompok sinus yang lain. Secara keseluruhan sinyal jalur samping ini disebut sebagai sinyal tingkat warna atau sinyal krominansi (sinyal nada warna). Dan biasanya sinyal krominansi ini dinyatakan dengan ‘F’

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa sinyal Y mengandung sinyal krominansi dan dan sinyal krominansi mengandung frekuensi video yang tinggi. Distorsi yang paling tinggi terjadi karena adanya sinyal krominansi yang melalui jalur video selama berlangsungnya pereproduksian warna-warna jenuh.

Sinyal Ledakan (Burst Signal)

Apa yang disebut dengan burst signal atau sinyal ledakan sebenarnya merupakan pengganti gelombang pembawa warna yang tidak dipancarkan oleh pemancar. Sebab pada suatu saat pemancar akan memancarkan suatu sinyal nada warna dengan amplitude atau fasa tertentu. Dengan adanya hal ini, maka pada penerima harus mampu menentukan kedudukan vector nada warna bersangkutan. Untuk kepentingan ini tersedialah apa yang disebut sinyal ledakan atau burst signal. Karena untuk setiap vector dari nada warna yang masuk apda waktu diterimanya garis telusur, keadaan ini dibandingkan dengan fasa dari sinyal ledakan. Dengan cara tersebut pada penerima akan dapat menentukan sendiri nada warna apa dan dengan derajat kejenuhan berapa yang masuk pada saat itu.

Dari uraian yang sudah disebutkan dapat disimpulkan bahwa susunan sinyal TV pembawa warna terdiri dari:

-          Sinyal luminan

-          Sinyal sub pembawa warna atau sinyal korminansi

-          Sinyal ledakan

-          Sinyal sinkronisasi

 Untuk sinyal sub pembawa warna atau sinyal korminansi dipancarkan pada frekuensi 4,43 MHz yang didalamnya terkandung komponen kroma. Kalau warna yang dihasilkan termasuk warna jenuh tinggi, maka amplitude menjadi besar, sedangkan kalau tingkat kejenuhannya rendah, maka amplitudonya menjadi kecil.

Antara sinyal sub pembawa warna dan sinyal ledakan fasanya berubah-ubah sesuai dengan tingkat warna obyek yang diambil.

Sinyal Suara

Transmisi suara menempati gelombang pembawa yang bersebelahan dengan gelombang pembawa gambar , namun terpisah sama sekali dan bangkitkan derta dimodulasikan secara tersendiri pula. Pada transmisi suara menggunakan modulasi frekuensi atau FM. Hal ini identik dengan apa yang digunakan untuk transmisi VHF.

Sinyal suara pada pemancar dimodulasikan dengan pembawa yang mempunyai frekuensi 5,5 MHz lebih tinggi dari pembawa video.

Sistem Standard NTSC

Pada dasaranya untuk sistem standar NTSC, tidak jauh berbeda dengan PAL standard. Letak perbedaannya hanya terdapat pada cara pembuatan sinyal sub pembawa warna.

Sinyal Luminan dan Sinyal Selisih Warna

Pada sistem TV warna standard NTSC, bakuan warna yang digunakan tidak berbeda dengan sistem PAL standard, yaitu warna primer adalha merah, hijau dan biru. Prosedur pengambilan ketiga warna primer yang dilakukan oleh tabung kamera TV warna juga identik dengan standard PAL. Warna-warna itu diubah menjadi sinyal luminan dan sinyal selisih warna. Hasil dari susunan isyrat gambar itu kemudian dipancarkan dengan menggunakan lebar bidang frekuensi yang sama dengan sistem pemancaran TV monokrom sistem FCC.

Sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh pemancar TV warna sistem standard NTSC juga tidak berbeda dengan sinyal-sinyal seperti yang ada pada sistem PAL standard. Yaitu sinyal luminan (Y) , (Y=0,3M + 0,59 H + 0,11B) dan sinyal selisih warna yang juga diwakili oleh (M-Y) dan (B-Y). sedangkan pada penerima TV warna standard NTSC terdapat sinyal selisih warna yang lain, yaitu sinyal (H-Y) yang bisa direproduksi sendiri dengan menggunakan sinyal luminan (Y) dan kedua sinyal selisih warna (M-Y) dan (B-Y) sebgaimana sistem PAL standard. Dengan demikian ketiga sinyal selisih warna (M-Y), (H-Y) dan (B-Y) dapat dihasilkan dengan jalan mencampur sinyal warna primer (MHB) dengan sinyal (Y) seperti yang dilakukan pada standard PAL.

Lebih bidang frekuensi untuk sinyal selisih warna pada sistem NTSC ditentukan sebesar 500 KHz. Dengan lebar bidang frekuensi yang termasuk dalam kategori daerah luas ini dimaksudkan untuk memudahkan mata dalam membedakan warna-warna. Sebab mata kurang bisa menerima atau kurang peka terhadap perbedaan warna yang terletak pada respon frekuensi daerah sempit.

Sub pembawa warna yang termodulasi oleh kedua sinyal selisih warna (M-Y) dan (B-Y) dan berfrekuensi 3,579545 MHzini dipancarkan bersama sinyal luminan.

Gelombang Pembawa Warna

Dua gelombang sub pembawa warna yang digunakan dalam sistem NTSC terletak pada respon frekuensi 3,58 MHz dengan perbedaan fasa sebesar 900. Kedua gelombang sub pembawa warna tersebut dimodulasi seimbang dan dicampur dengan kedua sinyal selisih warna.

Amplitude dan fasa dari sub pembwa warna tergantung dari sinyal selisih warna, terutama tingkat warna obyek yang dijadkan sasaran. Amplitude dari sinyal sub pembawa warna ini akan menghasilkan tingkat kejenuhan warna obyek, sedangkan sinyal fasa menghasilkan nada pada warna obyek.

Pencampuran antara sinyal sub pembawa warna dengan sinyal luminan menggunakan metoda penyisipan frekuensi. Sinyal sub pembawa warna berada diantara sinyal luminan dengan jalan penyisipan. Antara puncak yang satu dengan puncak yang lain dari sinyal luminan berada pada frekuensi 15,750 Hz yang merupakan frekuensi penelusuran horizontal. Dengan demikian frekuensi dari sinyal sub pembawa warna menggunakan metoda penyisipan frekuensi. Untuk sistem standard NTSC, frekeuensi sinyal sub pembawa warna merupakan perkalian ganjil frekuensi penelusuran horizontal.

Untuk sistem standard NTSC, frekuensi penelusuran horizontal adalah 15,750 Hz, frekuensi sub pembawa warna 3,58 MHz, beda frekuensi video dengan suara 4,5 MHz dan frekuensi penelusuran vertical 60 MHz (tetapnya 59,94 MHz). standard garis yang digunakan pada sistem NTSC adalah 525 (untuk PAL 625). Dengan demikian untuk satu bidang raster mempunyai garis penelusuran horizontal 262,5 (untuk PAL 312,5).

PENUTUP

A.  Rangkuman

Untuk pemancar televisi warna harus memancarkan 5 (lima) isyarat pokok yaitu :

·         Isyarat yang berkenaan dengan suara

·         Isyarat yang berkenaan dengan kecerahan atau kecerlangan gambar yang disebut sebagai ‘sinyal luminansi’, dan sinyal luminansi ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal warna.

·         Isyarat yang berkenaan dengan nada warna atau sinyal krominan dimana sinyal krominan ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal luminansi.

·         Isyarat untuk sinkronisasi vertical dan horizontal

·         Dan sinyal ledakan (burst signal)

standard televisi warna yang digunakan ada dua macam, yaitu sistem phase Alternation Line (PAL) dan sistem Nasional Television System Committee (NTSC).

Sinyal luminan yang mengatur terangnya gambar (sinyal luminan ini sifatnya sama dengan sinyal gambar untuk televisi hitam-putih) serta sinyal krominan yang mengatur nada warna primer yang ada.

Sinyal luminan dinyatakan dengan Y. Untuk memperoleh warna primer MHB dari tiga komponen sinyal (M-Y), (H-Y) dan (B-Y)

Sinyal selisih warna ini dibentuk dari warna primer dengan jalan mengurangi dengan sinyal luminan yang dilakukan pada rangkaian matriks. Sinyal selisih warna berubah dengan berubahnya krominansi dan kejenuhan obyek

Sebenarnya Merah dan Biru tidak dipancarkan sebagai sinyal M dan sinyal B, tetapi pemancar mereproduksi tegangan sinyal (M-Y) dan (B-Y). sinyal-sinyal (M-Y) dan (B-Y) inilah yang dimodulasikan pada gelombang pembawa serta dipancarkan. Sinyal M-Y ini disebut sebagai ‘sinyal selisih merah’ dan B-Y ini disebut sebagai ‘sinyal selisih biru’.

Sinyal selisih warna ini berbeda dengan sinyal luminan. Kalau sinyal luminan berkenaan dengan kecerlangan gambar. Tetapi sinyal selisih warna adalah memberi informasi tingkat warna serta kejenuhan (kroma).

susunan sinyal TV pembawa warna terdiri dari:

-          Sinyal luminan

-          Sinyal sub pembawa warna atau sinyalkorminansi

-          Sinyal ledakan

-          Sinyal sinkronisasi

Pada transmisi suara menggunakan modulasi frekuensi atau FM. Hal ini identik dengan apa yang digunakan untuk transmisi VHF.

Sinyal suara pada pemancar dimodulasikan dengan pembawa yang mempunyai frekuensi 5,5 MHz lebih tinggi dari pembawa video.

B.  Latihan Soal/test

1.      Bagaimana cara memperoleh colour difference signal?

2.      Sebutkan lima isyarat pokok untuk pemancar televisi warna!

3.      Bagaimana cara membentuk sinyal selisih warna!

4.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan sinyal krominan!

5.      Jelaskan letak perbedaan standard NTSC dengan standard PAL!

C.  Kunci Jawaban

1.      Untuk memperoleh warna primer MHB dari tiga komponen sinyal (M-Y), (H-Y) dan (B-Y), maka dapat dibentuk dengan menggunakan Y sebagai berikut:

(M-Y) + Y = M

(H-Y) + Y = H

(B-Y) + Y = B

Sinyal-sinyal (M-Y), (H-Y), (B-Y) disebut sebagai ‘Color difference signal’         

2.      Untuk pemancar televisi warna harus memancarkan 5 (lima) isyarat pokok yaitu :

·      Isyarat yang berkenaan dengan suara

·      Isyarat yang berkenaan dengan kecerahan atau kecerlangan gambar yang disebut sebagai ‘sinyal luminansi’, dan sinyal luminansi ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal warna.

·      Isyarat yang berkenaan dengan nada warna atau sinyal krominan dimana sinyal krominan ini harus mengandung sedikit mungkin sinyal luminansi.

·      Isyarat untuk sinkronisasi vertical dan horizontal

·      Dan sinyal ledakan (burst signal)

3.      Cara membentuk sinyal selisih warna perlu diketahui lebih dahulu persamaan-persamaan:

Y         =  0,3M + 0,59H + 0,11B

M-Y    = (0,59+0,11)M – 0,59H – 0,11B

            = 0,7M – 0,59H – 0,11B

B-Y     = -0,3M – 0,59H + (0,3+0,59)B

= -0,3M – 0,59H + 0,89B

H-Y     = -0,3M + (0,3 + 0,11)H – 0,11B

= -0,3 + 0,41H – 0,11B

Seperti yang diketahui bahwa untuk membuat sinyal (H-Y) adalah dengan mencampur sinyal (M-Y) dan (B-Y). dengan demikian berdasarkan persamaan-persamaan dapat diketahui:

Y =      0,3M + 0,59H + 0,11B

0,3M + 0,59H + 0,11B – Y = 0

Y =      0,3Y + 0,59H + 0,11Y

Dari persamaan yang sudah disebutkan maka didapat:

0,3 (M-Y) + 0,59 (H-Y) + 0,11 (B-Y) = 0

0,59 (H-Y) = -0,3 (M-Y) – 0,11 (B-Y)

(H-Y) = - 0,3/0,59 (M-Y) – (0,11/0,59) (B-Y)

= -0,51 (M-Y) – 0,19 (B-Y)

4.      Getaran sinyal video diuraikan dalam bentuk gelombang sinus, maka terjadi getaran-getaran yang berbentuk kelompok-kelompok yang terjadi daam jalur samping serta dalam keadaan yang tidak merata. Jarak antara puncak kelompok yang satu dengan puncak kelompok yang lain adalah 15625 Hz atau sama dengan frekuensi penelususran horizontal. Sedangkan untuk setiap satu kelompok jarak antara garis yang satu dengan garis yang adalah 25 Hzkalau letak dari kelompok-kelompok ini semakin menuju ke tepi jalur video, maka getaran amplitude sampingnya semakin kecil.

Dengan adanya hal seperti itu maka sudah selayaknya kalau transmisi formasi warna ditumpangkan pada bagian puncak dari jalur studio tersebut, sehingga terbentuklah sinyal studio minimal dalam sinyal krominansi.

Perlu diketahui bahwa sub carrier yang membawa informasi warna atau yang disebut sebagai gelombang sub pembawa warna, terletak pada frekuensi 4,43361875 MHz, dan gelombang sub pembawa warna untuk mengangkat sinyal V dan U yang terletak pada bagian tertinggi dari jalur sinyal video.

5.      Pada dasaranya untuk sistem standar NTSC, tidak jauh berbeda dengan PAL standard. Letak perbedaannya hanya terdapat pada cara pembuatan sinyal sub pembawa warna.

Dua gelombang sub pembawa warna yang digunakan dalam sistem NTSC terletak pada respon frekuensi 3,58 MHz dengan perbedaan fasa sebesar 900. Kedua gelombang sub pembawa warna tersebut dimodulasi seimbang dan dicampur dengan kedua sinyal selisih warna.

Amplitude dan fasa dari sub pembwa warna tergantung dari sinyal selisih warna, terutama tingkat warna obyek yang dijadkan sasaran. Amplitude dari sinyal sub pembawa warna ini akan menghasilkan tingkat kejenuhan warna obyek, sedangkan sinyal fasa menghasilkan nada pada warna obyek.

Pencampuran antara sinyal sub pembawa warna dengan sinyal luminan menggunakan metoda penyisipan frekuensi. Sinyal sub pembawa warna berada diantara sinyal luminan dengan jalan penyisipan. Antara puncak yang satu dengan puncak yang lain dari sinyal luminan berada pada frekuensi 15,750 Hz yang merupakan frekuensi penelusuran horizontal. Dengan demikian frekuensi dari sinyal sub pembawa warna menggunakan metoda penyisipan frekuensi. Untuk sistem standard NTSC, frekeuensi sinyal sub pembawa warna merupakan perkalian ganjil frekuensi penelusuran horizontal.

Untuk sistem standard NTSC, frekuensi penelusuran horizontal adalah 15,750 Hz, frekuensi sub pembawa warna 3,58 MHz, beda frekuensi video dengan suara 4,5 MHz dan frekuensi penelusuran vertical 60 MHz (tetapnya 59,94 MHz). standard garis yang digunakan pada sistem NTSC adalah 525 (untuk PAL 625). Dengan demikian untuk satu bidang raster mempunyai garis penelusuran horizontal 262,5 (untuk PAL 312,5).

DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, Tiur LH.2002. Dasar-dasar Telekomunikasi. Bandung: PT. Alumni.

Suhana dan Shigeki Shoji. 1994. Teknik Telekomunikasi. Jakarta : Pradnya Paramita

SENARAI

Sinyal krominansi        : disebut sebagai sinyal tingkat warna atau sinyal

                                      krominansi (sinyal nada warna). Dan biasanya sinyal

                                      krominansi ini dinyatakan dengan ‘F’

Sinyal luminan            : sinyal yang mengatur terangnya gambar

Sinyal selisih warna     : merupakan sinyal yang memberi informasi tingkat warna

                                      serta kejenuhan (kroma).



Page 2