Polimer yang bisa dibentuk dari formaldehid dan fenol adalah

Pengertian bakelit - Leo Hendrik Baekaland pada tahun 1907 melakukan sebuah penelitian untuk suatu bahan alternatif shallac karena dia berpikir akan dapat memperoleh banyak uang apabila dapat menjual bahan tersebut kepada industri elektronik. Ternyata dalam penelitian yang ia lakukan justru dapat menghasilkan sebuah bahan lentur yang bisa dibentuk serta cukup tahan terhadap panas. Kemudian dia menamai bahan tersebut sebagai “Bakelite”. Nah yang akan kami bahas di sini yatu tentang apa itu bakelit. Tahukah kamu apa maksud bakelit itu? Seperti apa yang dimaksud dengan bakelit itu Jika kamu belum tahu tentang apa yang dimaksud bakelit maka di sini kami akan jelaskan yang dimaksud bakelit itu. Dalam pembahasan tentang pengertian polimer bakelit ini kami tidak hanya menjelaskan tentang definisi bakelit/ arti bakelit saja tetapi akan kami jelaskan juga sifat sifat bakelit, jenis jenis bakelit, dan dampak bakelit.

Polimer yang bisa dibentuk dari formaldehid dan fenol adalah

Bakelit adalah polimer turunan yang tersusun atas fenol dan formaldehid. Bakelit merupakan jenis plastik termoseting yang tahan terhadap guncangan, keras tetapi ringan. Bakelit digunakan untuk peralatan listrik, kaca kapal perang, dan kaca jendela pesawat terbang.

Bakelit yaitu suatu jenis polimer yang terbuat dari 2 jenis monomer yaitu fenol dengan formaldehida. Polimer ini tergolong sangat keras, mempunyai titik lebur yang sangat tinggi serta tahan terhadap api.

Bakelit merupakan polimer yang terbentuk dari monomer phenol dan formaldehyde. Reaksi kondensasi antara kedua monomer tersebut dapat memungkinkan formaldehyde untuk mengikat phenol menjadi polimer tiga dimensi. Setelah itu, bakelti bisa terbentuk pada saat panas. Bakelit memiliki sifat yang tahan terhadap panas serta mudah untuk dibentuk.

Proses Pembentukan Bakelit

Proses pembentukan bakelit yaitu polimer kondensasi. Kondensasi ialah sebuah reaksi penggabungan monomer-monomer dengan melepaskan molekul kecil, seperti CH3OH dan H2O. Reaksi kondensasi berlangsung lebih lambat, tahap demi tahap sehingga seringkali dikenal dengan reaksi pertumbuhan tahap demi tahap. Dalam reaksi ini produk utamanya yaitu terbentuk dari phenol dan formaldehyde yang bergabung lalu mengalami polimerisasi kondensasi.

Sifat sifat Bakelit

Berikut ini adalah sifat bakelit:

  • Bakelit merupakan jenis polimer yang mempunyai ikatan silang. Plastik jenis ini hanya dapat dipanaskan sekali yaitu hanya ketika pembuatannya.
  • Memiliki sifat yang keras serta tidak dapat lunak pada saat dikenai panas. Jadi jika telah pecah tidak bisa disambung lagi.
  • Tidak bisa larut dalam pelarut apapun.
  • Tahan terhadap asam basa.
  • Mempunyai titik lebur yang sangat tinggi.

Rumus Bakelit

Rumus struktur bakelit adalah sebagai berikut ini.

(C6-H6-O.C-H2-O)x

Polimer yang bisa dibentuk dari formaldehid dan fenol adalah

Kegunaan Bakelit

Berikut ini adalah kegunaan bakelit dalam kehidupan sehari hari:

  • Bakelit banyak digunakan untuk instalasi listrik serta alat-alat yang tahan terhadap suhu tinggi seperti fiting lampu listrik dan asbak.
  • Bakelit dapat digunakan untuk bagian mebel, bagian mobil, gagang telepon, bahkan perhiasan.
  • Bakelit digunakan untuk peralatan listrik seperti (stop kontak, saklar, senter listrik, radio, peralatan fotografi), kaca kapal perang, dan kaca jendela pesawat terbang.

Dampak Bakelit

Dampak ditemukannya bakelit yaitu:

  • Bakelit sangat berguna sebab bisa menggantikan plastik yang sifatnya lunak (seluloid) yang kurang tahan terhadap panas.
  • Mendorong sektor industri baru.
  • Industri plastik mengalami sebuah kemajuan.

Sekian penjelasan dari kami tentang apa pengertian bakelit. Semoga penjelasan dalam blog temukan pengertian ini bisa menambah wawasan kita.

Contoh Dari Polimer

Berikut adalah daftar dari polimer yang umum digunakan saat ini, julukan mereka, dan sering digunakan:

Polypropylene (PP) – Karpet, jok Polietilena densitas rendah (LDPE) – tas Grocery Polietilen kerapatan tinggi (HDPE) – botol Deterjen, mainan Poli (vinil klorida) (PVC) – Pipa, decking Polystyrene (PS) – Mainan, busa Politetrafluoroetilen (PTFE, Teflon) – panci non-stick, isolasi listrik Poli (metil metakrilat) (PMMA, Lucite, Plexiglas) – Wajah perisai, skylight Poli (vinil asetat) (PVAc) – Cat, perekat

Polikloropren (cis trans +) (Neoprene) – Pakaian selam

Penggolongan polimer berdasarkan asalnya :

  1. polimer alam : yang berada dialam dan berasal dari mahkluk hidup
  2. polimer sintesis / buatan : polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat terlebih dahulu oleh manusia.

Merupakan moleku besar yang terbentuk dari molekul-molekul kecil yang terangkai secara berulang. Molekul-molekul kecil penyusun polimer disebut monomer. Reaksi pembentukan polimer disebut reaksi polimerisasi

Dua jenis polimerisasi:

1. Polimerisasi adisi: polimer yang terbentuk melalui reaksi adisi dari berbagai monomer
Contoh polimer adisi:
Yang termasuk ke dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena (plastik), poliisoprena (karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC, dan poliprepilena (plastik).

2. Polimerisasi kondensasi: polimer yang terbentuk karena monomer-monomer saling berikatan dengan melepaskan molekul kecil.
Contoh: pembentukan plastik stirofoam tersusun dari dua monomer berbeda yaitu urea dan metanal. Dua molekul metanal bergabung dengan satu molekul urea menjadi suatu molekul disebut dimer. Dimer-dimer ini selanjutnya berpolimerisasi.
Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan, poliamida, (melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein.

Perbedaan antara polimerisasi adisi dan kondensasi adalah bahwa pada polimerisasi kondensasi terjadi pelepasan molekul kecil seperti H2O dan NH3, sedangkan pada polimerisasi adisi tidak terjadi pelepasan molekul.

Penggolongan polimer

Berdasarkan asal polimer:

Polimer alam: polimer yang tersedia secara alami di alam. Contoh: karet alam (dari monomer-monomer 2-metil-1,3-butadiena/isoprena), selulosa (dari monomer-monomer glukosa), protein (dari monomer-monomer asam amino), amilum, asam nukleat.
   Polimer sintetik: polimer buatan hasil sintetis indukstri/pabrikan. Contoh: nilon (dari asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil klorida), polietilena, poliester (dari diasil klorida dengan alkanadiol)

Berdasarkan jenis monomer:

Homopolimer: terbentuk dari monomer-monomer sejenis. Contoh: polisterina, polipropilena, selulosa, PVC, teflon.
Kopolimer: terbentuk dari monomer-monomer yang tak sejenis. Contoh: nilon 66, tetoron, dakron, protein (dari berbagai macam asam amino), DNA (dari pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat), bakelit (dari fenol dan formaldehida), melamin (dari urea dan formaldehida)

Berdasarkan penggunaan polimer:

Serat: polimer yang dimanfaatkan sebagai serat. Misalnya: untuk kain dan benang. Contoh: poliester, nilon, dan dakron.
Plastik: polimer yang dimanfaatkan untuk plastik. Contoh: bakelit, polietilena, PVC, polisterina, dan polipropilena.

Berdasarkan sifatnya terhadap panas:

Polimer termoplas/termoplastis: polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
Polimer termosetting: polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak dapat kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa

Penggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hariPenggunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi bagian hidup kita dan jarang kita perhatikan. Beberapa polimer tersebut adalah :

Polietilena

Kita lebih sering menyebutnya dengan plastik.

Polimer ini dibentuk dari reaksi adisi monomer-monomer etilena. Ada dua macam polietilena, yaitu yang memiliki densitas (kerapatan) rendah dan polietilena yang memiliki densitas tinggi.

Perbedaan dari kedua polimer ini adalah cara pembuatannya dan agak berbeda sifat fisikanya.

Secara umum sifat polietilena adalah sebagai zat yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak beracun. Untuk polietilen dengan densitas rendah biasanya dipergunakan untuk lembaran tipis pembungkus makanan, kantung-kantung plastik, jas hujan.

Sedangkan untuk polietilen yang memiliki densitas tinggi, polimernya lebih keras, namun masih mudah untuk dibentuk sehingga banyak dipakai sebagai alat dapur misal ember, panci, juga untuk pelapis kawat dan kabel.

Polipropilena,

Polimer ini mirip dengan polietilen, Monomer pembentuknya adalah propilena (CH3��CH = CH2), berbeda dalam jumlah atom C dengan etilen.

Polipropilena lebih kuat dan lebih tahan dari polietilena, sehingga banyak dipakai untuk membuat karung, tali dan sebagainya. Karena lebih kuat, botol��botol dari polipropilena dapat dibuat lebih tipis dari pada polietilena. Botol minuman adalah salah satu contoh polimer propilena yang banyak dipergunakan.

Teflon

Nama Teflon merupakan nama dagang, nama ilmiahnya adalah politetrafluoroetilena dan disingkat dengan PTFE. Polimer dihasilkan dari proses polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu tetrafluoroetilena (CF2 = CF2). Teflon sangat tahan terhadap bahan kimia, panas dan sangat licin.

Penggunaan teflon sebagai pelapis barang yang tahan panas seperti tangki di pabrik kimia, pelapis panci dan kuali anti lengket di dapur serta pelapis dasar seterika.

Polivinil klorida (PVC)

Polimer ini merupakan polimer yang dibentuk oleh monomer kloro etilen (CH2=CHCl). Polimer ini memiliki sifat yang lebih kuat dibandingkan dengan etilen, tahan panas atau tidak mudah terbakar.

Berdasarkan sifat inilah maka, polivinil klorida banyak dipergunakan untuk untuk membuat pipa, selang keras, lapisan lantai, piringan hitam, dan lain-lain.

Bakelit

Polimer bakelit merupakan plastik termoseting, polimer ini dihasilkan dari suatu kopolimer kondensasi antara metanal dan fenol. Bakelit sudah banyak dibahas pada plastik termoseting. Polimer ini banyak digunakan untuk peralatan listrik, sebagai kotak isolator, dan dudukan lampu.

Polimer Akrilat

Ada dua jenis polimer Akrilat yang banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu polimetil metakrilat dan serat akrilat atau orlon.

Polmetilmetakrilat (PMMA) merupakan senyawa homopolimer yang dibentuk dari reaksi polimerisasi adisi senyawa metil metakrilat. Senyawa ini juga dikenal dengan nama dagang flexiglass (gelas yang fleksibel). PMMA berupa plastik bening, keras dan kuat, namun ringan dan fleksibel. Pemanfaatannya sebagai bahan pencampur gelas dan pencampur logam, dan yang paling mudah kita amati adalah digunakan untuk lampu belakang mobil ataupun kaca jendela pesawat terbang.

Polimerisasi dari asam akrilat (asam 2-propenoat) atau turunannya menghasilkan serat akrilat seperti orlon, serat ini menyrupai wol, sehingga dipergunakan untuk jamper, kaos kaki, karpet dan lain-lain. Serat sutra didapat dari ulat sutra sebagai bahan yang mengkilat dan halus serta lembut. Polimer sintetik dari sutra adalah serat sintetik nylon 66 dan nylon 6, walapun hasilnya tidak sebaik sutra namun sudah mendekati.

Polimer ini merupakan poliimida, cocok untuk tekstil halus , misalnya untuk pakaian dan pakaian dalam.

Poliester

Poliester merupakan polimer yang disusun oleh monomer ester. Penggunaan dari polimer ini adalah pengganti bahan pakaian yang berasal dari kapas.

Produk yang dikenal adalah Dacron dan tetoron nama dagang sebagai serat tekstil. Polimer ini juga dapat dikembangkan lagi dan dipergunakan sebagai pita perekam magnetic dengan nama dagang mylar.

Karet sintetik

Keterbatasan sumber daya karet dan sifatnya yang perlu ditingkatkan maka diteliti dan didapatkan karet sintetik. Karet sintetik merupakan kopolimer yang terbentuk dari dua monomer yaitu stirena dan 1,3 butadiena disingkat dengan SBR.

Rantai polimer senyawa ini dapat berikatan membentuk ikatan silang dengan atom belerang (sulfide) melalui proses vulkanisasi, sehingga karet sintetik memiliki sifat keras dan kuat. Cocok untuk ban mobil.