Jelaskan fungsi wahyu Allah dalam menyelesaikan problematika masyarakat modern

Dalam sejarahnya, agama selalu menjadi solusi terhadap problem kehidupan. Demikian pula, Islam dibawa oleh Nabi terakhir, yaitu Muhammad saw., untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan yang sedemikian bobrok yang disebut sebagai zaman jahiliyah. Pada zaman itu, masyarakat Arab suku Quraisy disebut dalam sejarah mengalami kerusakan moral yang amat parah, baik dalam kehidupan keagamaan, social, politik, moral, dan lain-lain.

Masyaraat Quraisy ketika itu, sekalipun mereka mengetahui pentingnya agama, tetapi tidak mengetahui siapa sebenarnya yang disebut sebagai tuhannya. Atas kebodohannya itu, maka disembahlah patung-patung yang dibuatnya sendiri. Orang miskin dan lemah bukan ditolong melainkan dijadikan budak. Manusia diperlakukan bagaikan hewan, dijadikan pekerja tanpa batas, dan diperjual belikan. Para pemimpinnya malu memiliki anak perempuan, sehingga untuk menghilangkan rasa malu, anak-anak tidak berdosa di bunuh dan bahkan dikubur hidup-hidup.

Masyarakat yang ketika itu, setelah ditinggal selama kurang lebih lima abad oleh Nabi Isa, menjadi rusak dan biadab. Maka kemudian hadir Muhammad sebagai utusan Allah, untuk memperbaikinya. Sumber kebiadaban itu adalah pada hati manusia, maka tugas utusan Allah yang terakhir itu adalah memperbaiki akhlak. Secara fisik, mendasarkan pada wahyu yang diterima olehnya, masyarakat diperkenalkan tentang Tuhan yang seharusnya disembah, tentang siapa sebenarnya manusia, tentang kehidupan, berbagai jenis makhluk ciptaan Allah, dan lain-lain.

Setelah Nabi berhijrah ke Madinah, maka dipersatukan dua kelompok masyarakat, yaitu kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Selain itu dibuat perjanjian perdamaian dengan kelompok penganut agama lainnya, yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah. Juga, mereka yang kaya dan kuat diajak untuk menolong dan atau memberdayakan yang lemah. Menyangkut kehoidupan eknomi diperkenalkan konsep zakat, infaq, shadaqoh , dan lain-lain. Sedangkan untuk memperluas ilmu pengetahuan, di tengah masyarakat digalakkan kegiatan belajar, terutama mempelajari al Qur'an.

Masjid dijadikan tempat bertemu di kalangan masyarakat tanpa membatasi mereka yang datang. Siapapun yang berada di tempat itu diperlakukan sama. Masjid itu tidak saja dijadikan sebagai tempat shalat, melainkan juga digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar, tempat menyelesaikan berbagai problem kehidupan yang muncul di masyarakat. Di tempat itu, Nabi memberikan tauladan dalam berbagai hal terkait dengan kehidupan yang seharusnya dijalankan. Keadilan, kebersamaan, dan kesamaan diajarkan dan dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mempelajari sejarah Nabi atau utusan Allah itu, dapat dilihat dengan jelas bahwa, Islam datang adalah untuk menyelesaikan berbagai masalah atau menjadi solusi dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang semula berselisih, konflik, dan atau bermusuhan, maka dengan kehadiran Islam, mereka berubah menjadi hidup damai. Masyarakat yang semula berjarak antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, maka didekatkan hingga menjadi bersatu. Kehidupan masyarakat yang saling berkompetisi dan tidak peduli sesama, maka dikembangkan saling mengenal, memahami, menghargai, dan bahkan saling tolong menolong.

Di dalam membangun kedamaian itu, bagi siapa yang melakukan kesalahan maka diberi sanksi atau dihukum dengan berorientasi pada keadilan dan kemanusiaan. Keadilan diberlakukan kepada siapapun tanpa melihat asal muasal orang yang bersangkutan. Kepada siapapun tidak diperlakukan sebagai musuh. Perang dilakukan hanya untuk mempertahankan diri. Itulah sebabnya, perang terjadi di sekitar Madinah, tempat Nabi bermukim. Artinya, masyarakat Islam sebenarnya didatangi musuh, dan bukan mendatanginya. Para musuh yang datang oleh karena kebenciannya terhadap Islam. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad mengajak pada kedamaian dan keselamatan.

Umpama saja, sejarah yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad tersebut dijadikan pedoman sepenuhnya dalam menyelesaikan persoalan kehidupan, tidak terkecuali pada kehidupan modern seperti sekarang ini, maka berbagai problem yang terjadi pada akhir-akhir ini akan terselesaikan oleh konsep Islam. Dari manapun asalnya, apapun alirannya, kelompok, dan madzhabnya, maka umat Islam secara bersama-sama akan berjuang agar bisa bersatu, sebab utusan Allah memberikan contoh yang demikian itu. Di antara kelompok masyarakat tidak terjadi saling menyalahkan, menghujat, dan atau menganggap sesat.

Kesenjangan, baik yang terkait dengan kehidupan social, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain akan diselesaikan dengan berpedoman pada ajaran Islam. Islam mengajarkan pada sehari semalam, menjalankan shalat lima waktu berjama'ah di masjid, maka setelah tempat ibadah itu selesai dibangun segera digunakan, oleh karena Nabi juga melalukan hal seperti itu. Para fakir miskin, anak yatim, orang yang sedang dalam perjalanan dan mengalami kesulitan tidak akan menderita dan atau kekurangan, oleh karena siapapun yang berlebih akan memberikan kepeduliannya kepada mereka yang mengalami kesulitan dan kesusahan.

Akhlak yang bersumber dari hati akan selalu dipelihara dan dikedepankan, oleh karena umat Islam selalu dianjurkan mencontoh kehidupan Nabi Muhammad yang juga selalu memberikan ketauladanan tentang akhlak yang mulia itu. Jika demikian itu, maka Islam memang memberi solusi terhadap semua problem dalam kehidupan ini. Bukan sebaliknya, yaitu di kalangan umat Islam sendiri masih saja terjadi perselisihan, problem kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, yang kurang mendapatkan perhatian. Jika demikian itu halnya yang terjadi, maka Islam belum menjadi kekuatan solutif. Tentu, seharusnya segera diubah oleh umatnya sendiri. Wallahu a'lam

MAKALAH

PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN dan

PERLUNYA AKHLAK TASAWUF

Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah :

Ilmu Akhlak Tasawuf

Dengan Pembimbing : 1. Drs. Tarpin, M.Ag.

                                         2. Widiati Isana, M.Ag

Jelaskan fungsi wahyu Allah dalam menyelesaikan problematika masyarakat modern

Disusun Oleh :

Nama : Cecep Rudi Nugraha

NIM : 1135010029

PROGRAM STUDI : SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB dan HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013 M / 1434 H

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnyalah penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Dalampenyusunan makalah ini penulis mendapatkan banyak tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Ilmu Akhlaq/Tasawuf . saya juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini (Poblematika Masyarakat Modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf) terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik,saran, atau usulan demi memperbaiki dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                   Bandung, Oktober 2013

                                                                                 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................            ….

DAFTAR ISI..............................................................................................................            ….

BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................................................        1

A.LATAR BELAKANG...............................................................................................        1

B.RUMUSAN MASALAH...........................................................................................        1

C.TUJUAN MASALAH................................................................................................       1

BAB II

PEMBAHASAN.............................................................................................................       2

A.PENGERTIAN MASYARAKAT MODERN............................................................      2

B.PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN......................................................      3

C.PERAN AKHLAK TASAWUF PADA MASYARAKAT MODERN......................     5

BAB III

PENUTUP.......................................................................................................................       6

KESIMPULAN................................................................................................................      6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................     7


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

            Revolusi teknologi dengan meningkatkan kontrol kita pada materi, ruang dan waktu, menimbulkan evolusi ekonomi, gaya hidup, pola pikir dan sistem rujukan. Dalam kaitan ini kelompok yang optimis, pesimis dan pertengahan antara keduanya. 
Bagi kelompok yang optimis kehadiran revousi teknologi justeru menguntungkan, sementara bagi kelompok yang pesimis memandang kemajuan di bidang teknologi akan memberikan dampak yang negatif, karena hanya memberikan kesempatan dan peluang kepada orang-orang yang dapat bersaing saja, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan ekonomi, kesempatan, kecerdasan.

Di sinilah pentingnya akhlak tasawuf guna membendung ekses negatif dan perkembangan zaman dan modrenisasi tersebut.Dalam kaitannya dengan hal itu, maka kemajuan dalam bidang teknologi akan memberi

Pengaruh

1.      Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yaitu dari satu sisi teknologi memberi nilai tambah, tetapi pada sisi lain dapat mengurangi nilai-niai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi

2.      semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.

3.      Efek negatif teknologi tidak dapat dipisahkan dari efek positifnya. teknologi tidak pernah netral, efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.

B.     RUMUSAN MASALAH

a)      Pengertian masyarakat modern

b)      Problematika masyarakat modern

c)      Peran tasawuf dalam perkembangan zaman

C.    TUJUAN PENULISAN

a)      Memberikan penyajian tentang masyarakat modern

b)      Mengetahui seluk-neluk permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat modern

c)      Menyajikan peran tasawuf dalam perkembangan masyarakat modern

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian masyarakat modern

Pengertian Masyarakat Modern.Masyarakat modern terdiri dari dua kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat diartikan sebagai pergaulan hidup manusia (himpunanorang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan tertentu).

1.       Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara terbaru, mutakhir.

2.       Jadi secara harfiah masyarakat modern berartisuatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentuyang bersifat mutakhir.

Deliar Noer menyebutkan ciri-ciri masyarakat modern sebagai berikut:

a.       Bersifat rasional,yakni lebih mengutamakan pendapat akal pikiran,daripada pendapatemosi. Sebelum melakukan pekerjaan selalu dipertimbangkan lebih dahulu untungdan ruginya secara logika.

b.      Berpikir untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat sesaat tetapi selalu dilihat dampak sosialnya secara lebih jauh.

c.       Menghargai waktu, yaitu selalu melihat bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dan perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

d.      Bersikap terbuka, yakni mau menerima saran, masukan, baik berupa kritik, gagasandan perbaikan dari manapun datangnya.

e.       Berpikir obyektif, yakni melihat segala sesuatu dari fungsi dan kegunaan bagi masyarakat.

Alfin Toffler membagi masyarakat menjadi tiga bagian, yaitu masyarakat pertanian(agricultural society),masyarakat industri(industrial society),dan masyarakat informasi(informatical society).

Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat lama

[1] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm 636.

[2] Deliar Noer, Pembangunan di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1987), hlm 24.

B. Problematika Masyarakat Modern

Kemajuan di bidang teknologi pada zaman modern ini telah membawa manusia ke dalam dua sisi, yaitu bisa memberi nilai tambah (positif), tapipada sisi laian dapat mengurangi (negatif).

Efek positifnya tentu saja akan menigkatkan keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sehingga memberikan orang kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan baru dan meningkatkan produksi. Sedangkan efek negatifnya kemajuan teknologi akan berbahaya jika berada di tangan orang yang secara mental dan keyakinan agama belum siap. Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang destruktif dan mengkhawatirkan. Misalnya penggunaan teknologi kontrasepsi dapat menyebabkan orang dengan mudah dapat melakukan hubungan seksual tanpa harus takut hamil atau berdosa. Jaringan-jaringan peredaran obat-obat terlarang, tukar menukar informasi, penyaluran data-data film yang berbau pornografi di bidang teknologi komunikasi seperti komputer, faximile, internete, dan sebagainya akan semakin intensif pelaksanaannya.

Hal tersebut di atas adalah gambaran-gambaran masyarakat modern yang obsesi keduniaannya tampak lebih dominan ketimbang spritual. Kemajuan teknologi sains dan segala hal yang bersifat duniawi jarang disertai dengan nilai spiritual.

Menurut Sayyed Hossein Nasr, seorang ilmuwan kenamaan dari Iran, berpandangan bahwa manusia modern dengan kemajuan teknologi dan pengetahuaannya telah tercebur ke dalam lembah pemujaan terhadap pemenuhan materi semata namun tidak mampu menjawab problem kehidupan yang sedang dihadapinya. Kehidupan yang dilandasi kebaikan tidaklah bisa hanya bertumpu pada materi melainkan pada dimensi spiritual. Jika hal tersebut tidak diimbangi akibatnya jiwa pun menjadi kering, dan hampa. Semua itu adalah pengaruh dari sekularisme barat, yang manusia-manusianya mencoba hidup dengan alam yang kasat mata.

Menurut Nasr, manusia barat modern memperlakukan alam seperti pelacur. Mereka menikmati dan mengeksploitasi alam demi kepuasan dirinya tanpa rasa kewajiban dan tanggung jawab apa pun. Nashr melihat, kondisi manusia modern sekarang mengabaikan kebutuhannya yang paling mendasar dan bersifat spiritual, mereka gagal menemukan ketentraman batin, yang berarti tidak ada keseimbangan dalam diri. Hal ini akan semakin parah apabila tekanannya pada kebutuhan materi semakin meningkat sehingga keseimbangan semakin rusak. Oleh karena itu, manusia memerlukan agama untuk mengobati krisis yang dideritanya.

Dari sikap mental yang demikian itu kehadiran iptek telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern, sebagai berikut :

1. Desintegrasi ilmu pengetahuan

Banyak ilmu yang berjalan sendiri-sendiri tanpa ada tali pengikat dan penunjuk jalan yang menguasai semuanya, sehingga kian jauhnya manusia dari pengetahuan akan kesatuan alam.

2. Kepribadian yang Terpecah

Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah, hilangnya kekayaan rohaniah karena jauhnya dari ajaran agama.

3. Penyalahgunaan Iptek

Berbagai iptek disalahgunakan dengan segala efek negatifnya sebagaimana disebutkan di atas.

4. Pendangkalan Iman

Manusia tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan hal itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap tidak ilmiah dan kampungan.

5. Pola Hubungan Materialistik

Pola hubungan satu dan lainnya ditentukan oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat memberikan keuntungan yang bersifat material.

6. Menghalalkan Segala Cara

Karena dangkalnya iman dan pola hidup materialistik manusia dengan mudah menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.

7. Stres dan Frustasi

Manusia mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya untuk terus bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Sehingga apabila ada hal yang tidak bisa dipecahkan mereka stres dan frustasi.

8. Kehilangan Harga Diri dan Masa Depannya

Mereka menghabiskan masa mudanya dengan memperturutkan hawa nafsu dan menghalalkan segala cara. Namun ada suatu saat tiba waktunya mereka tua segala tenaga, fisik, fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak dapat mereka lakukan, mereka merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.

C.Peran Akhlak Tasawuf Pada Masyarakat Modern

Akhlak tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis-krisis akibat modernisasi untuk melepaskan dahaga dan memperoleh kesegaran dalam mencari Tuhan. Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya iu brrada di hadirat-Nya. Tasawuf perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat dengan beberapa tujuan, antara lain: Pertama, untuk menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai akibat kurangnya nilai-nilai spiritual. Kedua, memahami tentang aspek asoteris islam, baik terhadap masyarakat Muslim maupun non Muslim. Ketiga, menegaskan kembali bahwa aspek asoteris islam (tasawuf) adalah jantung ajaran islam. Tarikat atau jalan rohani (path of soul) merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam islam sebagaimana syariat bersumber dari Al-Quran dan Al- Sunnah. Betapapun ia tetap menjadi sumber kehidupan yang paling dalam, yang mengatur seluruh organisme keagamaan dalam

islam. Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia. Seperti ajaran tawakkal pada Tuhan, menyebabkan manusia memiliki pegangan yang kokoh, karena ia telah mewakilkan atau menggadaikan dirinya sepenuhnya pada Tuhan. Selanjutnya sikap frustasi dapat diatasi dengan sikap ridla. Yaitu selalu pasrah dan menerima terhadap segala keputusan Tuhan. Sikap materialistik dan hedonistik dapat diatasi dengan menerapkan konsep zuhud. Demikan pula ajaran uzlah yang terdapat dalam tasawuf. Yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya keduniaan. Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan ke dalam seluruh konsep kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan lain sebagainya perlu dilandasi ajaran akhlak tasawuf.

.[3] Abudin Nata, Akhlaq Tasawuf, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), hlm 286.

[4]Agussyafii.blogspot.com/2007/12/problem-dan-solusi-masyarakat-modern.html

[5]Sayyed Hossein Nashr, Man and Nature…….. 57.

[6]Sayyed Hossein Nashr, ideals and realities of islam ….. hlm 121.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Problematika masyarakat modern yaitu:

a.       Desintegrasi ilmu pengetahuan

b.      Kepribadian yang dipecah (split personality)

c.       Penyalahgunaan Iptek

d.      Pendangkalan iman

e.       Pola hubungan Materialistik

f.       Menghalalkan segala cara

g.      Stres dan Frustasi

h.      Kehilangan Harga diri dan Masa Depannya

Sikap dan pandangan sufistik ini sangat diperlukan oleh masyarakat modern yang mengalami jiwa yang terpecah-pecah, asalkan pandangan tasawuf tidak dilakukan secara ekslusif dan individual, melainkan berdaya aplikatif dalam meresponi berbagai masalah yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Nata,Abuddin.1996.Akhlak Tasawuf.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

http://makmum-anshory.blogspot.com/2009/06/problematika-masyarakat-moderen.htm

http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/masyarakat-tradisional-masyarakat.html



http://ahmadnafee.blogspot.com/2013/02/makalah-tentang-problematika-masyarakat.html