Gambar diatas merupakan salah satu alat yang menggunakan teknik cetak

Peralatan untuk teknik cetak tinggi atau cukil sangatlah beragam, tergantung pada kebutuhan masing-masing. Peralatan dan bahan-bahan untuk cetak tinggi tersedia lengkap dengan berbagai pilihan di toko peralatan seni, dengan harga yang bervariatif, tergantung pada kualitas bahan. Dalam proses produksi, penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan hasil cetak yang baik pula. Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan harus disesuaikan untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang diharapkan.

1. Plat atau Acuan Cetak

Beberapa bahan dapat digunakan sebagai media untuk membuat acuan cetak tinggi atau teknik cukil. Namun jika mengingat harus mencetak karya dengan jumlah yang relatif banyak, maka bahan yang dipilih adalah bahan atau plat yang paling kuat agar bentuk tidak menjadi berubah atau rusak sebelum pekerjaan selesai. Bahan untuk plat cetak umumnya harus stabil, konsisten dan cukup akurat. Termasuk dapat dikerjakan dengan mudah, sesuai dengan ketajaman alat cukil atau pahat sehingga bekas cukilan menjadi bersih dan jelas. Beberapa alternatif plat cetak, antara lain papan kayu (MDF), linoleum, hardboard dengan permukaan halus, dan karet vinyl. Untuk penggunaan papan kayu, hampir semua jenis kayu memungkinkan untuk dicukil, asalkan permukaannya rata dan licin, tidak berbulu atau terlalu berserat. Hardboard adalah salah satu alternatif bahan termurah, bahan ini agak serupa dalam keseragaman tekstur permukaannya dengan kualitas permukaan linoleum, walaupun tidak begitu mudah untuk dikerjakan. Linoleum memiliki beberapa kualitas kehalusan, dapat dipahat dalam berbagai arah dan memungkinkan untuk membuat hasil cukilan yang sangat detail. Kelebihan lino dibandingkan bahan lainnya adalah lebih halus dan kerapatannya yang merata, oleh karena itu lebih mudah untuk dikerjakan. Namun di Indonesia, linoleum sulit ditemukan, jadi alternatif penggantinya adalah karet vinyl.

2. Pisau Cukil

Digunakan untuk mencukil bagian dari plat atau acuan cetak yang tidak digunakan untuk menghantarkan tinta. Mata pisaunya terbuat dari besi baja, dengan tangkai yang dibuat dari kayu, plastik, atau besi. Cara penggunaannya seperti memegang pensil atau pulpen layaknya menggambar, tidak dipukul seperti pahat ukir. Pisau cukil yang digunakan bermacam-macam bentuknya. Bentuk mata pisau dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, antara lain bentuk U (lengkung), bentuk V (lancip), dan bentuk datar. Bentuk U (lengkung) berguna untuk membuat cukilan yang membulat atau melengkung. Bentuk V (lancip) berguna untuk membuat cukilan bidang yang tajam. Bentuk datar berguna untuk membuat cukilan berupa garis-garis yang datar. Perawatan alat cukil (pisau cukil) pada dasarnya hampir sama dengan perawatan alat ukir (pahat ukir).

3. Pensil

Digunakan untuk membuat modul gambar (desain) pada acuan cetak atau plat. Selain itu juga digunakan untuk menandai ukuran serta memindahkan modul gambar yang dibuat di kertas transparan atau kertas kalkir ke plat atau acuan cetak. Pensil sendiri ada beberapa jenis ukuran, terlihat dari keras dan lunaknya, contoh 2B, 4B, 6B dan sebagainya. Sedangkan untuk membuat modul gambar (desain) pada acuan cetak yang menggunakan bahan karet vinyl (karena permukaannya berwarna hitam), agar modul gambar terlihat jelas, dapat menggunakan pensil dermatograph atau pensil warna putih.

4. Rol Karet

Berfungsi untuk menghantarkan cat atau tinta dari kaca setelah mengalami proses pengolahan, ke permukaan plat yang timbul atau yang akan dicetak. Alat ini terbuat dari karet dengan pegangan plastik, kayu, ada pula yang besi.

5. Kaca

Digunakan sebagai media untuk mengolah tinta. Tinta ditorehkan pada kaca untuk diproses sebelum dihantarkan ke plat atau acuan cetak.

6. Kape

Alat ini digunakan untuk mengaduk dan mencampur tinta ke permukaan kaca.

7. Hand Press

Alat tekan yang digunakan untuk mencetak acuan atau plat ke bidang kertas. Alat ini tidak terlalu utama, apabila tidak ada dapat digantikan dengan sendok. Namun ada pula teknologi yang dinamakan etching machine, alat ini dapat membantu untuk mencetak plat ke kertas dengan lebih cepat dan praktis. Cara kerja mesin ini manual, tidak memerlukan daya listrik dalam penggunaannya.

8. Tinta Cetak

Sebagai bahan pewarna untuk mencetak plat atau acuan cetak ke bidang kertas. Seiring dengan perkembangan zaman, tinta tidak lagi hanya berwarna hitam, tersedia aneka pilihan warna sesuai dengan selera.

9. Lem

Digunakan untuk menempelkan modul gambar pada kertas transparan atau kertas kalkir ke plat atau acuan cetak yang akan dicukil, agar modul gambar tesebut tidak lepas pada saat proses cukil berlangsung.

Gambar diatas merupakan salah satu alat yang menggunakan teknik cetak

Gambar diatas merupakan salah satu alat yang menggunakan teknik cetak

Teknik cetak merupakan salah satu bentuk seni rupa yang memiliki nilai yang sangat tinggi dalam seni grafis. Sebuah media ekspresi dan visualiasasi gagasan yang memiliki nilai nilai seni yang sangat indah. Pada dasar pengertian nya, teknik mencetak pada seni grafis ini memiliki arti yang sederhana yaitu sebuah teknik untuk menggandakan sebuah karya seni dalam jumlah tertentu, bisa dalam jumlah yang banyak maupun dengan edisi yang terbatas. Teknik cetak seni rupa biasanya menggunakan media seperti kasa, plat logam, karet lino maupun kayu yang pada umumnya dicetak pada media kertas dan kain.

Jika kita kembali kepada sejarah seni cetak grafis, Cina merupakan negara yang mengembangkan teknik cetak. Orang-orang di Cina memanfaatkan teknik cetak ini untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan, dimana naskah naskah tersebut diukir diatas kayu dan kemudian dicetak di atas kertas. Karya seni grafis dengan media kayu yang dicukil menjadi sebuah bentuk dan dicetak di atas kertas banyak ditemukan di Asia seperti Cina, Jepang dan Korea kemudian berkembang ke Eropa yang digunakan untuk mencetak diatas kain seperti pakaian orang Eropa pada masa itu. Pada tahun1440, Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak dan sejak saat itu beragam teknik cetak mulai berkembang di benua Eropa hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, seni cetak grafis mulai dikenal pada masa perjuangan dan kemerdekaan. Seniman cetak grafis saat itu banyak sekali membuat poster-poster bertema perjuangan seperti Suromo dan Abdul Salam dari Jogjakarta.

Saat ini Seni cetak grafis memiliki beberapa teknik grafis antara lain adalah:

Cetak Saring

Teknik mencetak seni grafis ini juga sering dikenal dengan sablon maupun silkscreen. Cetak saring merupakan teknik seni cetak sederhana dari cetak datar atau cetak offset. Teknik ini banyak digunakan untuk mencetak pada permukaan yang tidak teratur seperti botol, gelas, baju, tas dan lainnya. Pada seni cetak saring konvensional, desain cetak dibentuk dengan melakukan penyinaran emulsi dengan letak film positif di atas screen menggunakan sinar matahari. Namun saat ini sudah ada teknologi penyinaran yang lebih cepat dah hemat waktu menggunakan mesin vaccum exposure yaitu penyinaran menggunakan cahaya ultra violet.

Gambar diatas merupakan salah satu alat yang menggunakan teknik cetak

gambar 1. cetak saring

Cetak Tinggi

 Cetak tinggi merupakan teknik seni cetak grafis yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Material yang digunakan bisa berupa kayu, mdf dan karet lino (linoleum) serta alat cukil khusus yang mudah ditemukan di took seni grafis. Acuan cetak didapat dengan menoreh desain diatas media yang tersedia lalu kemudian diberi tinta cetak pada bagian atas menggunakan roll grafis lalu kemudian dicetak diatas media kertas. Teknik cetak tinggi ini menggunakan prinsip kerja negative, yaitu hasil desain akan terbalik dengan hasil cetak. Saat ini cetak tinggi sudah meluas tidak hanya terbatas pada media kertas, namun sudah merambah ke media kain seperti totebag maupun baju.

Gambar diatas merupakan salah satu alat yang menggunakan teknik cetak

gambar 2. cetak Tinggi

Cetak Datar /offset Lithography

 Cetak Offset menggunakan bahan plat yang datar, sehingga antara posisi bagian gambar dan bagian bukan gambar sama tinggi. Bagian gambar pada pelat yang tidak dilapisi emulsi, ketika dicetak akan menarik tinta, dan bagian bukan gambar akan menolak tinta.

Offset digunakan untuk mencetak dalam skala/kuantitas besar. Di antara semua teknik percetakan, offset bisa dibilang merupakan yang paling ekonomis, berkualitas tinggi dan memiliki konsistensi yang baik untuk mencetak dalam skala besar.

Cetak Dalam

 Berbeda dengan cetak tinggi dimana tinta yang tercetak adalah dibagian permukaan sebuah desain, pada cetak dalam, tinta yang tercetak adalah tinta yang masuk ke dalam tolehan pada material yang digunakan. Material cetak dalam pun beragam seperti logam tembaga, seng maupun akrilik. Cetak dalam dibagi beberapa jenis yaitu engraving, Etching, Mezzotint dan drypoint. Masing masing teknik memiliki teknik pengerjaan dan tingkat kesulitan yang berbeda.

Teknik Engraving adalah teknik yang cukup rumit, menggunakan media logam yang ditoreh lalu diberikan tinta kedalam torehan dan kemudian tinta pada bagian permukaan dihapus sehingga tersisa tinta pada bagian dalam yang akan dicetak pada kertas.

Gambar diatas merupakan salah satu alat yang menggunakan teknik cetak

gambar 3. cetak Etching

Etching merupakan teknik cetak seni grafis dengan media tembaga yang di lapisi media seperti lilin lalu kemudian ditoreh menggunakan alat khusus seperti jarum etsa untuk menoreh tembaga. Kemudian tembaga akan dicelupkan ke dalam asam nitrat yang bersifat korosif terhadap tembaga yang tidak dilapisi oleh lilin.

Mezzotint adalah teknik seni grafis menggunakan media plat logam dimana permukaan logam akan di buat kasar merata dan didesain sedemikian rupa.

Gambar diatas merupakan salah satu alat yang menggunakan teknik cetak

gambar 4. cetak drypoint

Teknik terakhir adalah drypoint dimana teknik ini hampir sama dengan teknik engraving.  Teknik drypoint yaitu menoreh media seperti tembaga ataupun akrilik sehingga menimbulkan kerusakan pada permukaan media yang bisa menghasilkan sebuah visual seni. Teknik pencetakan drypoint yaitu melapisi plat dengan tinta lalu kemudian membersihkan tinta pada bagian permukaan dengan menyisahkan tinta pada bagian dalam, kemudian dicetak diatas kertas yang sudah dibasahi/ lembab lalu dicetak menggunakan mesit press dimana permukaan kertas akan menyerap tinta yang tersisa pada lapisan dalam cetakan. Teknik cetak drypoint ini memiliki kelebihan yaitu bisa mencapai gambar yang sangat detail.