Empat molekul zat yang terdiri dari 12 atom kalium, 4 atom fosfor dan 16 atom oksigen adalah…

KOMPAS.com - Pernahkah kalian melihat pembakaran kayu? Pembakaran kayu merupakan salah satu contoh dari reaksi kimia.

Kayu yang terbakar mengalami perubahan wujud. Hasil dari pembakaran, yaitu abu, gas CO2, dan uap air tidak bisa kembali lagi menjadi kayu.

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, simbol yang digunakan untuk mengenali suatu molekul dinamakan rumus kimia.

Penggunaan rumus kimia erat kaitannya dengan tatanama senyawa.

Rumus kimia

Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam zat.

Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia disebut angka indeks.

Baca juga: Pengertian Gaya, Rumus, dan Macamnya

Rumus kimia zata terbagi menjadi dua, yaitu:

Rumus molekul

Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur yang menyusun satu molekul senyawa.

Sehingga rumus molekul menyatakan susunan dari molekul zat.

Misalnya, rumus molekul air adalah H2O, artinya dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.

Rumus empiris

Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur yang menyusun suatu senyawa.

Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus empiris.

Misalnya, natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan ion Cl- dengan perbandingan 1:1. Rumus kimia natrium klorida adalah NaCl.

Pada kondisi lain, sebagian uinsur-unsur ada yang membentuk molekul-molekul. Rumus kimia unsur-unsur ini tidak digambarkan hanya dengan lambang unsurnya, melainkan unsur beserta jumlah atom yang terbentuk.

Misalnya, rumus kimia gas oksigen, yaitu O2, artinya rumus kimia gas oksigen terdiri atas molekul-molekul oksigen yang dibangun oleh dua atom oksigen.

Semua senyawa memiliki rumus empiris. Senyawa molekul memiliki rumus molekul selain rumus empiris.

Pada banyak senyawa, rumus molekul sama dengan rumus empirisnya. Senyawa ion hanya memiliki rumus empiris.

Baca juga: Rumus Skala Peta, Menghitung Jarak Sebenarnya dari Jarak di Peta

Sehingga, semua senyawa yang memiliki rumus molekul, pasti memiliki rumus empiris. Sedangkan yang memiliki rumus empiris, belum tentu memiliki rumus molekul.

Tatanama senyawa

Nama ilmiah suatu unsur memiliki asal-usul yang bermacam-macam.

Ada yang didasarkan pada warna unsur, salah satu sifat unsur yang bersangkutan, atau nama seorang ilmuwan yang sangat berjasa.

Untuk mencegah timbulnya perdebatan mengenai nama, Persatuan Kimia Murni dan Kimia Terapan atau IUPAC menetapkan aturan penamaan dan pemberian lambang bagi unsur temuan baru.

Berikut aturannya:

  • Nama berakhir dengan ium, baik unsur logam atau nonlogam.
  • Nama itu didasarkan pada nomor ataom unsur, yaitu rangkaian akar kata yang menyatakan nomor atomnya.
0 = nil 4 = quad 8 = okt
1 = un 5 = pent 9 = enn
2 = bi 6 = hex  
3 = tri 7 = sept  
  • Lambang unsur (tanda atom) terdiri dari tiga huruf yakni rangkaian huruf awal dari akar yang menyatakan nomor atom unsur tersebut.

Sistem penamaan 

Namun, aturan penamaan IUPAC jarang digunakan. Ada beberapa sistem penamaan yang didasarkan pada rumus kimia senyawa, yaitu:

Tatanama senyawa biner

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda. Biasanya terdiri dari unsur logam dan nonlogam.

Pada senyawa biner, unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion negatif).

Baca juga: Sifat Kimia dan Fisik Air Laut

Berikut cirinya:

  1. Unsur yang berada di depan disebut sesuai dengan nama unsur tersebut.
  2. Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsur tersebut dengan menambahkan akhiran-ida.
  3. Jumlah atom unsur disebut dengan menggunakan angka Latin, jika diperlukan.

Contohnya:

NO = nitrogen monoksidaNO2 = nitrogen dioksida

AlCl = alumunium klorida

shutterstock Ilustrasi rumus kimia

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam merupakan senyawa yang tersusun atas molekul-molekul, bukan ion-ion.

Penamaan ditandai dengan awalan angkan Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam, kemudian diakhir dengan jumlah atom nonlogam diakhiri dengan akhiran -ida.

Awalan angka Yunani, yaitu

Mono = 1Di = 2Tri = 3Tetra = 4Penta = 5Heksa = 6Hepta = 7Okta = 8Nona = 9

Deka = 10

Contoh:

CO = Karbon monoksidaN2O5 = Dioksida pentaoksida

PCl5 = Fosfor pentaklorida

Senyawa yang tersusun atas ion-ion poliaton

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal (ion monoatom) dan ion yang tersusun atas gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion poliatom.

Cara pemberian nama senyawa yang tersusun atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama logam kation diikuti nama anionnya.

Baca juga: Larutan Elektrolit dan Ikatan Kimia

Khusus untuk logam golongan B disesuaikan dengan bilangan oksida unsur tersebut dalam senyawanya.

Contoh:

NH4Cl = amonium kloridaNaNO3 = natrium nitrat

MgSO4 = magnesium sulfat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama senyawa ion poliatomik sebagai berikut:

  1. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali ion amonium.
  2. Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen, kecuali CN- dan NH4+.
  3. Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu, apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu dengan menambahkan angka indeks.

shutterstock Ilustrasi

Tatanama senyawa asam

Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion negatif.

Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali asam organik dan air.

Pada umumnya asam merupakan senyawa biner yang mengandung hidrogen, oksigen, dan unsur nonlogam.

Semua asan dinamai dengan awalan asam yang diikuti nama ion negatifnya.

Tatanama senyawa hidrat

Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara atau bersifat higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung air kristal.

Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat tidak berair karena molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa.

Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan awalan angka Yunani yang menyatakan banyaknya air kristal hidrat di akhir nama senyawa tersebut.

Baca juga: Memahami Proses dan Reaksi Kimia Fotosintesis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini bukan mengenai Anatomi manusia atau komposisi tubuh (kebugaran fisik).

Komposisi tubuh dapat dianalisis dengan berbagai cara. Misalnya dikaitkan dengan unsur-unsur kimiawi yang ada, atau berdasarkan jenis molekul seperti air, protein, jaringan ikat, lemak (atau lipida), hidroksilapatit (dalam tulang), karbohidrat (seperti glikogen dan glukosa) dan DNA. Berdasarkan jenis jaringannya, tubuh dapat dianalisis menjadi air, lemak, jaringan ikat, otot, tulang, dan sebagainya. Berdasarkan jenis selnya, tubuh mengandung ratusan jenis sel, tetapi jumlah sel terbanyak dalam tubuh manusia (bukan berdasarkan massanya) bukanlah sel manusia itu sendiri, tetapi bakteri normal yang berada di saluran pencernaan manusia.

Unsur

Unsur utama yang menyusun tubuh manusia (termasuk air)
Unsur Simbol % massa % atom
Oksigen O 65,0 24,0
Karbon C 18,5 12,0
Hidrogen H 9,5 62,0
Nitrogen N 3,2 1,1
Kalsium Ca 1,5 0,22
Fosfor P 1,0 0,22
Kalium K 0,4 0,03
Belerang S 0,3 0,038
Natrium Na 0,2 0,037
Klorin Cl 0,2 0,024
Magnesium Mg 0,1 0,015
Unsur lainnya < 0,1 < 0,3

Diagram pai komposisi tubuh manusia berdasarkan persen berat, dan berdasarkan komposisi atom (persen atom).

Hampir 99% dari massa tubuh manusia tersusun oleh enam unsur: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Hanya sekitar 0,85% yang disusun oleh lima unsur lainnya: kalium, belerang, natrium, klorin, dan magnesium. Kesebelas unsur tersebut diperlukan untuk hidup. Unsur-unsur yang tersisa merupakan unsur renik, yang diperkirakan berjumlah lebih dari selusin (berdasarkan bukti yang baik) yang diperlukan untuk hidup. Jika seluruh massa unsur renik digabungkan bersama-sama (jumlahnya kurang dari 10 gram untuk tubuh manusia) tetap tidak mencapai massa magnesium dalam tubuh, yang merupakan unsur nonrenik berjumlah paling sedikit.

Unsur lainnya

Tidak semua unsur yang dijumpai dalam tubuh manusia dalam jumlah renik memiliki peran dalam hidup. Beberapa dari unsur ini diperkirakan merupakan kontaminan tanpa fungsi (contohnya cesium dan titanium), sementara banyak unsur lainnya diperkirakan sebagai racun aktif, bergantung pada jumlahnya (kadmium, raksa, dan unsur radioaktif). Manfaat dan toksisitas aluminium, unsur yang pada level normal dijumpai dalam tubuh manusia, masih diperdebatkan.[butuh rujukan] Fungsi kadmium dan timbal bagi tubuh juga telah diajukan, meskipun hampir dipastikan keduanya toksik dalam jumlah yang jauh di atas kandungan normal tubuh.[butuh rujukan] Terdapat bukti bahwa arsenik, unsur yang normalnya dianggap sebagai racun dalam jumlah yang lebih tinggi, bersifat esensial dalam jumlah ultrarenik, bahkan untuk mamalia (tikus, hamster, kambing).[1]

Beberapa unsur (arsenik, silikon, boron, nikel, vanadium) mungkin juga diperlukan oleh mamalia, tetapi dalam dosis yang jauh lebih kecil. Brom digunakan secara luas oleh beberapa (meski tidak semua) organisme yang lebih rendah, dan ditemukan secara oportunistik dalam eosinofil manusia. Satu studi menemukan bahwa bromin diperlukan untuk sintesis kolagen IV pada manusia.[2] Fluor digunakan oleh sejumlah tumbuhan untuk menghasilkan racun, tetapi pada manusia hanya berfungsi sebagai zat pengeras lokal (topikal) pada email gigi, dan tidak ditemukan pada peran biologis esensial.

Daftar komposisi unsur

Artikel utama: Mineral (nutrisi)

Tubuh manusia dewasa dengan berat rata-rata 70 kg mengandung sekitar 7×1027 atom dan sekurang-kurangnya 60 unsur kimia yang terdeteksi secara renik.[3] Sekitar 29 unsur dari jumlah ini diperkirakan memainkan peran positif aktif dalam kehidupan dan kesehatan manusia.[4]

Jumlah relatif masing-masing unsur bervariasi menurut individu, terutama karena perbedaan proporsi lemak, otot, dan tulang dalam tubuh mereka. Orang dengan lebih banyak lemak akan memiliki proporsi karbon yang lebih tinggi, sedangkan proporsi sebagian besar unsur lain akan lebih rendah. Proporsi hidrogen kira-kira sama. Angka yang ditampilkan dalam tabel merupakan angka rata-rata dari bermacam-macam referensi berbeda.

Rata-rata tubuh manusia dewasa mengandung ~53% air. Namun, hal ini sangat bervariasi menurut usia, jenis kelamin, dan adipositas. Berdasarkan pengambilan sampel dalam jumlah besar pada orang dewasa dari semua umur dan kedua jenis kelamin, angka untuk fraksi air menurut beratnya yaitu 48 ±6% untuk perempuan dan 58 ±8% air untuk laki-laki.[5] Air mengandung ~11% hidrogen berdasarkan massa, tetapi ~67% hidrogen berdasarkan persen atom; angka-angka ini bersama dengan angka % komplementer untuk oksigen dalam air, merupakan penyumbang terbesar untuk keseluruhan angka komposisi massa dan komposisi atom. Karena kandungan airnya, tubuh manusia mengandung lebih banyak oksigen berdasarkan massa daripada unsur lainnya, tetapi, berdasarkan fraksi atom, lebih banyak hidrogen daripada unsur apa pun.

Unsur-unsur pada tabel di bawah yang digolongkan sebagai "Esensial pada manusia" merupakan unsur-unsur yang terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sebagai nutrisi esensial,[6] yang mencakup enam unsur tambahan: oksigen, karbon, hidrogen, dan nitrogen (unsur pembangun kehidupan fundamental di Bumi), belerang (esensial untuk semua sel), dan kobalt (komponen penting vitamin B12). Unsur-unsur yang digolongkan sebagai "Mungkin" esensial adalah yang dikutip oleh Akademi Riset Nasional AS sebagai unsur yang bermanfaat bagi kesehatan manusia dan mungkin penting.[7]

Nomor atom Unsur Fraksi massa[8][9][10][11][12][13] Massa (kg)[14] Persen atom Esensial untuk manusia[15] Efek negatif jika berlebih Golongan
8 Oksigen 0,65 43 24 Ya (misalnya air, akseptor elektron)[16] Spesies oksigen reaktif 16
6 Karbon 0,18 16 12 Ya[16] (Senyawa organik) 14
1 Hidrogen 0,10 7 62 Ya[16] (misalnya air) 1
7 Nitrogen 0,03 1,8 1,1 Ya[16] (misalnya DNA dan asam amino) 15
20 Kalsium 0,014 1,0 0,22 Ya[16][17][18] (misalnya Kalmodulin dan Hidroksilapatit dalam tulang) 2
15 Fosfor 0,011 0,78 0,22 Ya[16][17][18] (misalnya DNA dan fosforilasi) alotrop putih sangat beracun 15
19 Kalium 2,0×10−3 0,14 0,033 Ya[16][17] (misalnya Na) 1
16 Belerang 2,5×10−3 0,14 0,038 Ya[16] (misalnya Sistein, Metionin, Biotin, Tiamin) 16
11 Natrium 1,5×10−3 0,10 0,037 Ya[17] (misalnya Na) 1
17 Klorin 1,5×10−3 0,095 0,024 Ya[17][18] (misalnya ATPase transport klorida) 17
12 Magnesium 500×10−6 0,019 0,0070 Ya[17][18] (misalnya berikatan dengan ATP dan nukleotida lainnya) 2
26 Besi* 60×10−6 0,0042 0,00067 Ya[17][18] (misalnya Hemoglobin, Sitokrom) 8
9 Fluor 37×10−6 0,0026 0,0012 Ya (AUS, NZ),[19] Tidak (US, EU),[20][21] Mungkin (WHO)[22] toksik pada jumlah besar 17
30 Seng 32×10−6 0,0023 0,00031 Ya[17][18] (misalnya Protein jari seng) 12
14 Silikon 20×10−6 0,0010 0,0058 Mungkin[7] 14
37 Rubidium 4,6×10−6 0,00068 33×10−6 Tidak 1
38 Stronsium 4,6×10−6 0,00032 33×10−6 —— 2
35 Brom 2,9×10−6 0,00026 30×10−6 —— 17
82 Timbal 1,7×10−6 0,00012 4,5×10−6 Tidak toksik 14
29 Tembaga 1×10−6 72×10−6 10,4×10−6 Ya[17][18] (misalnya protein tembaga) 11
13 Aluminium 870×10−9 60×10−6 15×10−6 Tidak 13
48 Kadmium 720×10−9 50×10−6 4,5×10−6 Tidak toksik 12
58 Cerium 570×10−9 40×10−6 Tidak
56 Barium 310×10−9 22×10−6 1,2×10−6 Tidak toksik pada jumlah yang lebih tinggi 2
50 Timah 240×10−9 20×10−6 6,0×10−7 Tidak 14
53 Iodium 160×10−9 20×10−6 7,5×10−7 Ya[17][18] (misalnya tiroksin, triiodotironin) 17
22 Titanium 130×10−9 20×10−6 Tidak 4
5 Boron 690×10−9 18×10−6 3×10−6 Mungkin[7][23] 13
34 Selenium 190×10−9 15×10−6 4,5×10−8 Ya[17][18] toksik pada jumlah yang lebih tinggi 16
28 Nikel 140×10−9 15×10−6 1,5×10−6 Mungkin[7][23] toksik pada jumlah yang lebih tinggi 10
24 Kromium 24×10−9 14×10−6 8,9×10−8 Ya[17][18] 6
25 Mangan 170×10−9 12×10−6 1,5×10−6 Ya[17][18] (misalnya Mn-SOD) 7
33 Arsenik 260×10−9 7×10−6 8,9×10−8 Mungkin[1][7] toksik pada jumlah yang lebih tinggi 15
3 Litium 31×10−9 7×10−6 1,5×10−6 —— toksik pada jumlah yang lebih tinggi 1
80 Raksa 190×10−9 6×10−6 8,9×10−8 Tidak toksik 12
55 Cesium 21×10−9 6×10−6 1,0×10−7 Tidak 1
42 Molibdenum 130×10−9 5×10−6 4,5×10−8 Ya[17][18] (misalnya molibdenum oksotransferase, Xantin oksidase dan Sulfit oksidase) 6
32 Germanium 5×10−6 Tidak 14
27 Kobalt 21×10−9 3×10−6 3,0×10−7 Ya (kobalamin, B12)[24][25] 9
51 Antimon 110×10−9 2×10−6 Tidak toksik 15
47 Perak 10×10−9 2×10−6 Tidak 11
41 Niobium 1600×10−9 1,5×10−6 Tidak 5
40 Zirkonium 6×10−6 1×10−6 3,0×10−7 Tidak 4
57 Lantanum 1370×10−9 8×10−7 Tidak
52 Telurium 120×10−9 7×10−7 Tidak 16
31 Galium 7×10−7 Tidak 13
39 Yttrium 6×10−7 Tidak 3
83 Bismut 5×10−7 Tidak 15
81 Talium 5×10−7 Tidak sangat beracun 13
49 Indium 4×10−7 Tidak 13
79 Emas 3×10−9 2×10−7 3,0×10−7 Tidak nanopartikel tak bersalut kemungkinan genotoksik[26][27][28] 11
21 Skandium 2×10−7 Tidak 3
73 Tantalum 2×10−7 Tidak 5
23 Vanadium 260×10−9 1,1×10−7 1,2×10−8 Mungkin[7] (diperkirakan faktor pertumbuhan osteo-metabolisme (tulang) 5
90 Torium 1×10−7 Tidak toksik, radioaktif
92 Uranium 1×10−7 3,0×10−9 Tidak toksik, radioaktif
62 Samarium 5,0×10−8 Tidak
74 Tungsten 2,0×10−8 Tidak 6
4 Berilium 3,6×10−8 4,5×10−8 Tidak toksik pada jumlah yang lebih tinggi 2
88 Radium 3×10−14 1×10−17 Tidak toksik, radioaktif 2

*Besi = ~3 g pada pria, ~2,3 g pada wanita

Sebagian besar unsur yang dibutuhkan untuk kehidupan relatif umum di dalam kerak bumi. Aluminium, unsur paling umum ketiga dalam kerak bumi (setelah oksigen dan silikon), tidak mempunyai fungsi dalam sel hidup, tetapi malah berbahaya pada jumlah besar.[29] Transferin dapat mengikat aluminium.[30]

Unsur sisanya

Dari 94 unsur kimia yang terjadi secara alami, 60 terdaftar pada tabel di atas. Dari 34 sisanya, tidak diketahui jumlah yang terjadi dalam tubuh manusia. Untuk beberapa unsur-unsur ini, jumlah konsentrasi dalam berbagai jaringan atau organ sudah ada, khususnya dari studi yang melibatkan ukuran sampel populasi kecil.

Gas mulia

Konsentrasi gas mulia dalam darah.[31]

Nomor atom Unsur Fraksi volume Persen atom Peran kesehatan positif pada mamalia Efek negatif jika berlebih Golongan
2 Helium 3,7×10−8 asfiksian 18
10 Neon 1,38×10−7 asfiksian 18
18 Argon 2,3×10−4 asfiksian 18
36 Kripton 5,5×10−7 asfiksian 18
54 Xenon 9,7×10−9 asfiksian 18
86 Radon* 7×10−19 sangat radioaktif 18

* nilai hipotetis untuk radon berdasarkan 10 Bq/m3 dan 0,4 untuk koefisien partisi darah/air.[32]

Lantanida

Dari tujuh belas unsur tanah jarang, lima belas merupakan anggota deret lantanida. Dua lainnya, skandium dan yttrium, tercatat pada tabel di atas, sama seperti tiga lantanida: lantanum, cerium, dan samarium. Dari sisa dua belas lantanida, sebelas tercantum pada tabel di bawah. Tidak tersedia informasi tentang lantanida yang tersisa dan sangat radioaktif, prometium.

Konsentrasi unsur tanah jarang/lantanida dalam serum darah.[33]

Nomor atom unsur g/ml−1 serum darah Persen atom Peran kesehatan positif pada mamalia Efek negatif jika berlebih[34] Golongan
59 Praseodimium 11×10−12 toksisitas rendah hingga sedang n/a
60 Neodimium 33,7×10−12 toksisitas rendah hingga sedang n/a
63 Europium 82×10−12 sebanding dengan logam berat lainnya n/a
64 Gadolinium 7,2×10−12 ion bebasnya sangat beracun n/a
65 Terbium 1,3×10−12 toksisitas rendah hingga sedang n/a
66 Disprosium 9,6×10−12 agak beracun jika tertelan n/a
67 Holmium 2,55×10−12 toksisitas akut rendah n/a
68 Erbium 9,5×10−12 toksisitas rendah hingga sedang n/a
69 Thulium 1,69×10−12 garam terlarutnya agak toksik dalam jumlah besar n/a
70 Ytterbium 13,2×10−12 seluruh senyawanya sangat toksik n/a
71 Lutesium 2,46×10−12 serbuk oksidanya toksik n/a

Logam golongan platina (PGMs)

Konsentrasi logam golongan platina dalam darah.

Nomor atom Unsur g/ml−1 darah total g/ml−1 serum darah Peran kesehatan positif untuk mamalia Efek negatif jika berlebih Golongan
44 Rutenium[35] 54×10−12 n/a
45 Rodium[35] 9×10−12 n/a
46 Paladium[36][37] 50×10−12 partikel kecil larut dalam media biologis (asam lambung, serum darah) - efek jangka panjang tidak diketahui[38] n/a
76 Osmium[39][40] 400×10−15800×10−15 teroksidasi menjadi osmium tetroksida yang sangat beracun[41][42] n/a
77 Iridium[36][37] 300×10−15 n/a
78 Platina[43] <800×10−156,9×10−12 n/a

Tabel periodik

Unsur nutrisional dalam tabel periodik:

H   He Li Be   BCNOF Ne NaMg   Al SiPSCl Ar KCa Sc Ti VCrMnFeCoNiCuZn Ga Ge AsSeBr Kr Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe Cs Ba La * Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn Fr Ra Ac ** Rf Db Sg Bh Hs Mt Ds Rg Cn Nh Fl Mc Lv Ts Og   * Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu   ** Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr
 
Empat unsur organik dasar Unsur utama Unsur renik esensial Kemungkinan memiliki peran struktural atau fungsional pada mamalia

Molekul

Komposisi tubuh manusia dinyatakan dalam istilah kimia:

  • Air
  • Protein – termasuk rambut, jaringan ikat, dll.
  • Lemak (atau lipida).
  • Hidroksilapatit dalam tulang.
  • Karbohidrat seperti glikogen dan glukosa.
  • DNA.
  • Ion anorganik terlarut seperti natrium, kalium, klorida, bikarbonat, fosfat.
  • Gas seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen oksida, hidrogen, karbon monoksida, metanatiol. Molekul-molekul ini mungkin terlarut atau berada sebagai gas dalam paru-paru atau usus. Etana dan pentana diproduksi oleh radikal bebas oksigen.[44]
  • Banyak molekul kecil lainnya, seperti asam amino, asam lemak, nukleobasa, nukleosida, nukleotida, vitamin, kofaktor.
  • Radikal bebas seperti superoksida, hidroksil, dan hidroperoksil.

Komposisi tubuh manusia dapat dilihat dalam skala atomik dan molekuler seperti ditunjukkan pada artikel ini.

Perkiraan kandungan kasar molekul dari sel manusia tipikal 20 mikrometer adalah sebagai berikut:[45]

Molekul Persen Massa Berat mol. (dalton) Molekul Persen Molekul
Air 65* 18* 1,74×1014 98,73
Senyawa anorganik lain 1,5 N/A 1,31×1012 0,74
Lipida 12 N/A 8,4×1011 0,475
Senyawa organik lain 0,4 N/A 7,7×1010 0,044
Protein 20 N/A 1,9×1010 0,011
RNA 1.0 N/A 5×107 3×10−5
DNA 0.1 1×1011 46* 3×10−11

*Jumlah air sangat tergantung pada komposisi tubuh dan jumlah lemak. Pada orang dewasa di negara maju rata-rata ~53% air. Hal ini sangat bervariasi menurut usia, jenis kelamin, dan adipositas. Dalam sampel besar orang dewasa dari semua umur dan kedua jenis kelamin, angka untuk fraksi air menurut beratnya ditemukan 48 ± 6% untuk wanita dan 58 ± 8% air untuk pria.[5] DNA: Sel manusia juga mengandung DNA mitokondria. Sel sperma mengandung lebih sedikit DNA mitokondria daripada sel lainnya. Sebuah sel darah merah mamalia biasanya tidak mengandung inti sel di masa dewasa, sehingga tidak ada DNA. Namun, sel darah merah ternukleasi (NRBC) hadir dalam sirkulasi janin dan neonatal, dan mungkin muncul pada mamalia dewasa saat terdapat penyakit.

Sel dan jaringan

Komponen seluler utama dalam tubuh manusia.[46]
Jenis sel % massa % jumlah sel
Eritrosit (sel darah merah) 4,2 85,0
Sel otot 28,6 0,001
Adiposit (sel lemak) 9,5 0,2
Sel-sel lainnya 14,3 14,8
Komponen ekstraseluler 34,3 -

Komposisi tubuh juga bisa diekspresikan dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Otot
  • Lemak
  • Tulang dan gigi
  • Jaringan saraf (otak dan saraf)
  • Hormon
  • Jaringan ikat
  • Cairan tubuh (darah, getah bening, urine)
  • Isi saluran pencernaan, termasuk gas usus
  • Udara di paru-paru
  • Epitelium

Sel

Artikel utama: Daftar jenis sel pada tubuh manusia

Ada banyak spesies bakteri dan mikroorganisme lainnya yang hidup pada atau di dalam tubuh manusia sehat. Fakta menunjukkan bahwa menurut jumlahnya, 90% sel pada (atau di dalam) tubuh manusia adalah mikrob,[47][48] (angka ini lebih sedikit jika menurut massa atau volume). Beberapa dari simbion ini diperlukan untuk kesehatan kita. Mereka yang tidak membantu atau menyakiti manusia disebut organisme komensal.

Lihat juga

  • Daftar organ tubuh manusia
  • Penimbangan hidrostatik
  • Unsur makanan
  • Komposisi darah
  • Daftar komponen darah manusia
  • Komposisi tubuh
  • Kelimpahan elemen dalam kerak bumi
  • Kelimpahan unsur kimia

Referensi

  1. ^ a b Anke, M. (1986), Mertz W, ed., "Arsenic", Trace elements in human and Animal Nutrition (edisi ke-5), Orlando, FL: Academic Press, hlm. 347–372 ; Uthus E.O. (1992), "Evidency for arsenical essentiality", Environmental Geochemistry and Health, 14: 54–56 ; Uthus E.O. (1994), Chappell W.R., Abernathy C.O., Cothern C.R., ed., "Arsenic essentiality and factors affecting its importance", Arsenic Exposure and Health, Northwood, UK: Science and Technology Letters, hlm. 199–208 Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link)
  2. ^ McCall AS, Cummings CF, Bhave G, Vanacore R, Page-McCaw A, Hudson BG (2014). "Bromine Is an Essential Trace Element for Assembly of Collagen IV Scaffolds in Tissue Development and Architecture". Cell. 157 (6): 1380–92. doi:10.1016/j.cell.2014.05.009. PMC 4144415 
    . PMID 24906154. 
  3. ^ Questions and Answers: How many atoms are in the human body?
  4. ^ Maurice E. Shils ... et al., ed. (1999), "Ultratrace minerals", USDA, ARS: Modern nutrition in health and disease, Baltimore: Williams & Wilkins c 1999, hlm. 283–303  Parameter |Author= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penyunting (link)
  5. ^ a b See table 1. here
  6. ^ "Guidance for Industry: A Food Labeling Guide 14. Appendix F"
  7. ^ a b c d e f Institute of Medicine (29 September 2006). Dietary Reference Intakes: The Essential Guide to Nutrient Requirements. National Academies Press. hlm. 313–19, 415–22. ISBN 978-0-309-15742-1. Diakses tanggal 21 June 2016. 
  8. ^ Thomas J. Glover, comp. (2003), Pocket Ref (edisi ke-3rd), Littleton: Sequoia, hlm. 324, LCCN 2002091021 
  9. ^ turn cites Geigy Scientific Tables, Ciba-Geigy Limited, Basel, Switzerland, 1984.
  10. ^ Chang, Raymond (2007). Chemistry, Ninth Edition. McGraw-Hill. hlm. 52. ISBN 0-07-110595-6. 
  11. ^ "Elemental Composition of the Human Body" Diarsipkan 2018-12-18 di Wayback Machine. by Ed Uthman, MD Retrieved 17 June 2016
  12. ^ Frausto Da Silva, J. J. R; Williams, R. J. P (2001-08-16). "The Biological Chemistry of the Elements: The Inorganic Chemistry of Life". ISBN 9780198508489. 
  13. ^ Zumdahl, Steven S. and Susan A. (2000). Chemistry, Fifth Edition. Houghton Mifflin Company. hlm. 894. ISBN 0-395-98581-1. )
  14. ^ Emsley, John (25 August 2011). Nature's Building Blocks: An A-Z Guide to the Elements. OUP Oxford. hlm. 83. ISBN 978-0-19-960563-7. Diakses tanggal 17 June 2016. 
  15. ^ Neilsen, cited
  16. ^ a b c d e f g h Salm, Sarah; Allen, Deborah; Nester, Eugene; Anderson, Denise (9 January 2015). Nester's Microbiology: A Human Perspective. hlm. 21. ISBN 978-0-07-773093-2. Diakses tanggal 19 June 2016. 
  17. ^ a b c d e f g h i j k l m n Subcommittee on the Tenth Edition of the Recommended Dietary Allowances, Food and Nutrition Board; Commission on Life Sciences, National Research Council (1 February 1989). "9-10". Recommended Dietary Allowances: 10th Edition. National Academies Press. ISBN 978-0-309-04633-6. Diakses tanggal 18 June 2016. 
  18. ^ a b c d e f g h i j k l Code of Federal Regulations, Title 21: Food and Drugs, Ch 1, subchapter B, Part 101, Subpart A, §101.9(c)(8)(iv)
  19. ^ Australian National Health and Medical Research Council (NHMRC) and New Zealand Ministry of Health (MoH)
  20. ^ "Fluoride in Drinking Water: A Review of Fluoridation and Regulation Issues"
  21. ^ "Scientific Opinion on Dietary Reference Values for fluoride". EFSA Journal. 11 (8): 3332. 2013. doi:10.2903/j.efsa.2013.3332. ISSN 1831-4732. 
  22. ^ WHO/SDE/WSH/03.04/96 "Fluoride in Drinking-water"
  23. ^ a b Safe Upper Levels for Vitamins and Mineral (PDF), UK: EVM, Food Standards Agency, 2003, hlm. boron p. 164–71, nickel p. 225–31, ISBN 1-904026-11-7 
  24. ^ Yamada, Kazuhiro (2013). "Cobalt: Its Role in Health and Disease". Metal Ions in Life Sciences. 13: 295–320. doi:10.1007/978-94-007-7500-8_9. ISSN 1559-0836. 
  25. ^ Banci, Lucia (18 April 2013). Metallomics and the Cell. Springer Science & Business Media. hlm. 333–368. ISBN 978-94-007-5561-1. Diakses tanggal 19 June 2016. 
  26. ^ Fratoddi, Ilaria; Venditti, Iole; Cametti, Cesare; Russo, Maria Vittoria (2015). "How toxic are gold nanoparticles? The state-of-the-art". Nano Research. 8 (6): 1771–1799. doi:10.1007/s12274-014-0697-3. ISSN 1998-0124. 
  27. ^ "Scientific Opinion on the re-evaluation of gold (E 175) as a food additive". EFSA Journal. 14 (1): 4362. 2016. doi:10.2903/j.efsa.2016.4362. ISSN 1831-4732. 
  28. ^ Hillyer, Julián F.; Albrecht, Ralph M. (2001). "Gastrointestinal persorption and tissue distribution of differently sized colloidal gold nanoparticles". Journal of Pharmaceutical Sciences. 90 (12): 1927–1936. doi:10.1002/jps.1143. ISSN 0022-3549. 
  29. ^ Aluminum Toxicity
  30. ^ Mizutani, K.; Mikami, B.; Aibara, S.; Hirose, M. (2005). "Structure of aluminium-bound ovotransferrin at 2.15 Å resolution". Acta Crystallographica Section D. 61 (12): 1636. doi:10.1107/S090744490503266X. 
  31. ^ Tomonaga, Yama; Brennwald, Matthias S.; Livingstone, David M.; Tomonaga, Geneviève; Kipfer, Rolf (2014). "Determination of Natural In Vivo Noble-Gas Concentrations in Human Blood". PLoS ONE. 9 (5): e96972. doi:10.1371/journal.pone.0096972. ISSN 1932-6203. PMC 4014594 
    . PMID 24811123. 
  32. ^ Keith S, Doyle JR, Harper C, et al. "Toxicological Profile for Radon", section 3.4.1.1, page 51. Atlanta (GA): Agency for Toxic Substances and Disease Registry (US); 2012 May. Available from: //www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK158784/
  33. ^ Inagaki, Kazumi; Haraguchi, Hiroki (2000). "Determination of rare earth elements in human blood serum by inductively coupled plasma mass spectrometry after chelating resin preconcentration". The Analyst. 125 (1): 191–196. doi:10.1039/a907781b. ISSN 0003-2654. 
  34. ^ Rim, Kyung Taek; Koo, Kwon Ho; Park, Jung Sun (2013). "Toxicological Evaluations of Rare Earths and Their Health Impacts to Workers: A Literature Review". Safety and Health at Work. 4 (1): 12–26. doi:10.5491/SHAW.2013.4.1.12. ISSN 2093-7911. 
  35. ^ a b Rodushkin, I.; Ödman, Fredrik; Branth, Stefan (1999). "Multielement analysis of whole blood by high resolution inductively coupled plasma mass spectrometry". Fresenius' Journal of Analytical Chemistry. 364 (4): 338–346. doi:10.1007/s002160051346. ISSN 0937-0633. 
  36. ^ a b Ravindra, Khaiwal; Bencs, László; Van Grieken, René (2004). "Platinum group elements in the environment and their health risk". Science of The Total Environment. 318 (1–3): 1–43. doi:10.1016/S0048-9697(03)00372-3. ISSN 0048-9697. 
  37. ^ a b Begerow, Jutta; Turfeld, Martina; Dunemann, Lothar (1997). "Determination of Physiological Palladium, Platinum, Iridium and Gold Levels in Human Blood Using Double Focusing Magnetic Sector Field Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry". Journal of Analytical Atomic Spectrometry. 12 (9): 1095–1098. doi:10.1039/a701094j. ISSN 0267-9477. 
  38. ^ "Environmental Health Criteria" 226 ISBN 92-4-157226-4, ISSN 0250-863X
  39. ^ Rodushkin, Ilia; Engstrom, Emma; Stenberg, Anna; Baxter, Douglas C. (2004). "Determination of low-abundance elements at ultra-trace levels in urine and serum by inductively coupled plasma—sector field mass spectrometry". Analytical and Bioanalytical Chemistry. 380 (2): 247–257. doi:10.1007/s00216-004-2742-7. ISSN 1618-2642. 
  40. ^ ALS Scandinavia, Reference data, Biomonitoring, "Trace elements in human biological material"
  41. ^ Krebs, Robert E. (2006). The History and Use of Our Earth's Chemical Elements: A Reference Guide. Greenwood Publishing Group. hlm. 158. ISBN 978-0-313-33438-2. Diakses tanggal 4 June 2016. 
  42. ^ Russell, James A.; Wirtz, James J. (4 December 2009). Globalization and WMD Proliferation: Terrorism, Transnational Networks and International Security. Routledge. hlm. 123. ISBN 978-1-134-07969-8. Diakses tanggal 4 June 2016. 
  43. ^ Messerschmidt, J.; Alt, F.; Tolg, G.; Angerer, J.; Schaller, K. H. (1992). "Adsorptive voltammetric procedure for the determination of platinum baseline levels in human body fluids". Fresenius' Journal of Analytical Chemistry. 343 (4): 391–394. doi:10.1007/BF00322878. ISSN 0937-0633. 
  44. ^ Douglas Fox (1 November 2003), "The speed of life", New Scientist (2419) 
  45. ^ Freitas Jr., Robert A. (1999). Nanomedicine,. Landes Bioscience. Tables 3–1 & 3–2. ISBN 1-57059-680-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-16. Diakses tanggal 2017-06-02. 
  46. ^ Sender, Ron; Fuchs, Shai; Milo, Ron (2016). "Revised estimates for the number of human and bacteria cells in the body". PLOS Biology. 14 (8): e1002533. doi:10.1371/journal.pbio.1002533. PMC 4991899 
    . PMID 27541692. 
  47. ^ Glausiusz, Josie. "Your Body Is a Planet". Diakses tanggal 2007-09-16. 
  48. ^ Wenner, Melinda. "Humans Carry More Bacterial Cells than Human Ones". Diakses tanggal 2010-10-09. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komposisi_tubuh_manusia&oldid=22001396"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA