Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Salah satu tantangan dalam mengurus dan merawat bayi yaitu ketika timbul gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang umum ditemukan pada bayi diantaranya ruam kulit, benjolan di kepala, atau munculnya demam yang ditandai dengan meningkatkanya suhu tubuh.

Mengenali Kondisi Pemicu

Kepala bayi merupakan organ vital yang memiliki kulit-kulit halus dan lembut. Oleh karena itu, panas dari dalam tubuh bayi mudah terkumpul di kulit-kulit sekitar kening dan leher bayi.

Kondisi-kondisi yang menyebabkan kepala bayi panas, antara lain:

  • Bayi baru selesai dimandikan dengan air hangat.
  • Aktivitas fisik bayi yang berlebihan.
  • Berada dalam suhu ruangan yang terlalu panas.
  • Penggunaan pakaian berlapis-lapis selimut selimut tebal.

Kepala bayi panas juga dipengaruhi pada waktu-waktu tertentu. Pada umumnya, suhu tubuh bayi akan meningkat menjelang malam hari, lalu menurun saat memasuki pagi hari.

Menggunakan Termometer untuk Mengukur Suhu

Orangtua sebaiknya tetap tenang di dalam menghadapi kondisi Sang Buah Hati. Kondisi kepala bayi panas belum tentu membahayakan bagi bayi. Namun, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa suhu tubuh bayi denganmenggunakan termometer.

Idealnya, Anda membutuhkan termometer digital untuk memperoleh hasil yang akurat, dengan cara yang cepat dan mudah. Untuk bayi, Anda bisa menggunakan termometer rektal yang dimasukkan pada anus dengan hati-hati.Pastikan termometer ini memiliki daya baterai yang mencukupi agar pengukuran suhu tubuh bayi berlangsung akurat.

Perhatikan suhu tubuh normal bayi yaitu berada di dalam rentang 36,5 derajat Celcius hingga 37,5 derajat Celcius. Jika suhu tubuh bayi berada diatas 37,5 derajat Celcius, maka Anda perlu mewaspadai kondisi bayi, dan memberikannya lebih banyak ASI sebagai sumber cairan, namun segera konsultasi dengan dokter, jika suhu tubuh bayi berusia dibawah 3 bulan, melebihi 38 derajat Celcius atau lebih. Ataupun, demam diatas 39 derajat Celcius pada bayi usia 3-6 bulan.

Selain terasa kepala bayi panas, gejala bayi demam seperti pipi yang memerah, kulit lembap atau berkeringat, mudah menangis, ataupun terasa panas pada saat punggung dan perut disentuh.

Langkah Penanganan Demam pada Bayi

Jika kepala bayi panas diikuti dengan suhu tubuh yang tinggi, kemungkinan bayi mengalami demam. Walau demikian, demam pada bayi merupakan bagian dari sistem pertahanan alami bayi untuk melawan serangkaian infeksi penyakit.

Anda bisa melakukan sejumlah tindakan penanganan demam pada bayi dengan cara-cara sebagai berikut:

  • Menjaga bayi terhidrasi atau cukup asupan air yaitu dengan menambah kadar minum dari biasanya. Berikan bayi asupan air susu ibu (ASI) secara rutin untuk hasil terbaik.
  • Berikan pakaian yang tidak terlalu tebal dan menutup kepalanya. Jangan membuat Si Kecil malah merasa kepanasan dengan baju tebal atau berlapis-lapis. Namun, jangan membiarkan ia sampai kedinginan karena pakaian tipis. Sesuaikan pakaian bayi Anda dengan kondisi cuaca dan suhu di sekitarnya.
  • Pemberian obat penurun panas, sebaiknya tidak diberikan pada bayi berusia dibawah 3 bulan. Pemberian paracetamol sebagai obat penurun panas pada bayi diatas usia 3 bulan, dosisnya harus melalui konsultasi dokter.

Kepala bayi panas belum tentu menjadi pertanda bayi mengalami gangguan kesehatan. Meski demikian, pastikan kondisi tersebut bukan gejala demam dengan mengukur suhu menggunakan termometer. Jika perlu, periksakan kepala bayi panas kepada dokter demi mendapatkan penanganan yang tepat.

10 Juni 2021

Dengue dan COVID-19 harus diwaspadai, pasalnya kedua penyakit tersebut memiliki salah satu gejala yang sama, yakni demam. Walaupun gejala demam terjadi di antara kedua penyakit tersebut namun polanya berbeda.

Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD, KPTI menjelaskan pola demam antara dengue dan COVID-19 berbeda. Pada demam dengue fase demam itu terjadi akibat diremia, diremia artinya di dalam darah ada virus yang beredar.

Demam seperti ini sulit diturunkan oleh obat karena penyebab demamnya itu ada terus dalam darah sampai biasanya kurang lebih 3 hari.

“Jika pasien minum obat penurun panas, maka demam akan turun namun tidak lama kemudian demam akan naik lagi. Jadi demam pada demam berdarah itu sulit diturunkan dengan obat turun panas. Pasien akan banyak berkeringat karena efek samping dari obat turun panas tersebut dia berusaha menurunkan panas tapi di satu sisi penyebab demam nya ada terus di dalam darah,” kata Erni pada Konferensi Pers Asen Dengue Day 2021 secara virtual, Kamis (10/6).

Berbeda dengan demam COVID-19, demam ini bisa disertai dengan gejala respirasi yang lebih dominan seperti sesak napas, batuk, susah menelan anosmia (kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau).

“Bedanya dengan COVID-19 adalah pada dengue pola demamnya mendadak dan langsung tinggi,” ucapnya.

Perlu dipahami juga bahwa sebelum seseorang mengalami demam dengue, akan melalui masa inkubasi terlebih dahulu. Jadi penularan dengue tidak terjadi seketika tetapi ada masa inkubasinya selama 5-10 hari.

Masa inkubasi adalah fase saat virus masuk ke dalam darah namun belum menimbulkan gejala sampai kemudian jumlah virus cukup banyak dan beredar di dalam darah kemudian menimbulkan penyakit atau demam.

Erni menambahkan pada pasien demam dengue biasanya mengalami sakit kepala yang khas yaitu sakit kepala di bagian depan kepala atau di belakang bola mata.

Bagi anak-anak, demam dengue biasanya terjadi akut mendadak dan muka mengalami merah khas, tapi pada COVID-19 gejala tidak membuat muka merah. Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Mulya Rahma Karyanti Sp.A(K) mengatakan yang dominan pada demam dengue adalah demam kemudian sakit kepala dan batuk pilek nya lebih ringan dibanding pada COVID-19.

“Demam dengue di hari ketiga setelah gigitan nyamuk harus menjadi perhatian penting, karena secara umum demam dengue itu infeksi terjadi di hari ke-3 sampai hari ke-6, itu masuk fase kritis yang bisa rawan di mana bisa meninggal kalau tidak diberikan cairan obat yang cukup,” katanya.

Kemudian pada COVID-19, penyakit yang biasa dikeluhkan berupa demam, itu bisa sampai 5 sampai 7 hari disertai batuk pilek yang lebih dominan dan makin tambah sesak, serta saturasi oksigen nya menurun. Itu yang menurut dr. Mulya dianggap berat untuk kasus COVID-19 pada anak.

Lebih lanjut ia menjelaskan fase demam dengue antara lain dari hari kesatu sampai hari ketiga adalah fase demam, kemudian fase kritis antara hari ke-3 sampai ke-6, kemudian fase penyembuhan dari fase setelah hari ke-6.

“Pada fase demam ini anak demam tinggi dan biasanya menjadi malas minum sehingga yang harus diperhatikan adalah harus dipantau minumnya jangan sampai anak dehidrasi,” ucapnya.

Pada fase kritis di antara hari ke-3 sampai hari ke-6 terjadi kebocoran dari pembuluh darah yang bisa menyebabkan syok hipovolemik yang menyebabkan kan pembuluh darah bocor. Kalau cairan obat yang diberikan kurang maka kemungkinan akan menyebabkan kematian. Setelah hari ke-6 masuk ke fase penyembuhan.

Berbeda pada kasus COVID-19, pada minggu pertama terjadi demam, kemudian menjelang akhir minggu pertama ini antara hari ke-5 sampai hari ke-7 mulai ada gejala – gejala respiratorik seperti sesak, batuk pilek. Di sinilah tanda-tanda biasanya makin berat.

“Pada infeksi dengue biasanya demam terjadi mendadak tinggi, namun setelah hari ketiga pada saat memasuki fase kritis yang harus diperhatikan adalah jangan sampai anak kekurangan cairan obat karena di fase inilah terjadi kebocoran pembuluh darah yang bisa menyebabkan kematian. Sedangkan pada COVID-19 demam bisa tinggi tapi bisa disertai dengan batuk pilek dan bertambah sesak. Terutama masa kritisnya adalah pada akhir minggu pertama, di sinilah saturasi oksigen bisa menurun,” tutur dr. Mulya.

Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email (D2)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM

Mungkin juga karena bayi sedang tumbuh gigi Moms

Mungkin terasa membingungkan saat Moms mendapati bahwa bayi demam di kepala tetapi tubuhnya dingin. Selain itu, saat diperiksa menggunakan termometer tidak menunjukkan bahwa dia demam.

Demam adalah proses alamiah yang menandakan ada infeksi dalam tubuh. Demam sebenarnya membantu tubuh menghancurkan bakteri atau mikroba.

Lalu, sebenarnya apa sih Moms yang menyebabkan bayi demam di kepala? Si Kecil terasa panas padahal tidak sedang demam?

Tenang Moms, berikut merupakan beberapa penyebab bayi demam di kepala kepala yang perlu Moms tahu.

Penyebab Bayi Demam di Kepala

Bayi demam di kepala dan badan tetapi ketika dipegang terasa dingin, tentu sering dialami bagi sebagian ibu.

Melansir Seattle Children's bayi demam di kepala, rektum, atau telinga ketika suhu mencapai 38 derajat Celsius atau lebih.

Namun, pemeriksaan demam di telinga tidak selalu akurat untuk bayi berusia di bawah 6 bulan.

Lantas, apa saja penyebab bayi demam di kepala dan tubuh terasa dingin?

Salah satu di bawah in mungkin bisa jadi alasan Moms, berikut penjelasannya.

1. Memakai Topi saat Tidur atau di Dalam Ruangan

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: stuff.co.nz

Sebagaimana dikutip dari Happiestbaby.com, Dr. Harvey Karp, seorang penasihat kesehatan anak dan anggota dari American Academy of Pediatrics, mengungkapkan bahwa bayi demam di kepala, penyebabnya mungkin karena Moms memakaikan topi saat bayi tidur.

Bayi melepaskan panas melalui kepala mereka.

Jadi, bayi bisa kepanasan jika mereka memakai topi saat sedang tidur atau berada di dalam ruangan.

Dr. Harvey juga menyarankan agar orang tua tidak memakaikan topi pada bayi kecuali memang disarankan oleh dokter atau bidan dalam kondisi tertentu.

Topi umumnya dipakaikan segera setelah lahir untuk menjaga agar suhu bayi stabil. Namun, tidak lagi setelah bayi berusia lebih tua.

Selain menyebabkan bayi demam di kepala, topi bisa secara tidak sengaja menutupi wajah Si Kecil dan menyebabkan kesulitan bernapas, yang bisa berujung pada SIDS.

Baca Juga: Jangan Lakukan 5 Hal Ini Saat Menangani Demam Pada Bayi

2. Memakai Pakaian Tebal atau Berlapis

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: herfamily.ie

Bayi demam di kepala namun tubuh dingin, juga bisa terjadi karena Moms memakaikan pakaian yang tebal, misalnya seperti jaket, baju berbahan wol, atau sejenisnya.

Pakaian tebal atau berlapis membuat panas terperangkap dan menyebabkan tubuh bayi terasa lebih hangat.

Jadi, jika bayi demam di kepala saat disentuh, cobalah untuk mengganti pakaiannya.

Bayi cukup memakai satu atau dua lapis pakaian berbahan katun yang lembut. Jangan memakaikan pakaian yang tidak menyerap panas dan keringat.

Moms juga bisa membuka pakaian Si Kecil dan membiarkannya tidur atau bermain tanpa memakai baju, terutama saat cuaca sedang panas.

3. Tumbuh Gigi atau Teething

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: todaysparent.com

Dilansir dari Journal of The American Academy of Pediatrics jika bayi sedang tumbuh gigi, kepalanya mungkin akan terasa lebih hangat dari biasanya.

Bayi demam di kepala disebabkan teething merupakan respons normal tubuh bayi dan tidak ada yang perlu Moms khawatirkan.

Gunakan parasetamol dan gel tumbuh gigi untuk membantu meringankan kondisi Si Kecil.

Jika kepala bayi terasa hangat saat disentuh dan berkeringat karena tumbuh gigi, Moms juga bisa memberinya teether.

Baca Juga: Anak Rewel dan Panas, Apakah Ini Tanda-tanda Tifus atau Demam?

4. Masalah pada Termometer

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: babycenter.com

Terkadang alasan mengapa bayi demam di kepala padahal suhu di termometer menunjukkan ia tidak sedang demam bisa jadi adanya masalah pada alat yang Moms gunakan.

Bisa jadi karena Moms salah menggunakan termometer atau termometer yang Moms gunakan sudah rusak.

Cobalah untuk memeriksa ulang suhu tubuh Si Kecil menggunakan termometer yang lain.

Saat ini termometer sudah beraneka macam, ada untuk di jidat, ketiak, telinga dan rektum.

5. Perubahan Suhu Tubuh yang Normal pada Bayi

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: bbc.com

Penting untuk dicatat bahwa setiap bayi berbeda, dan gejala seperti demam dalam beberapa kasus sebenarnya bukan demam.

Bayi demam di kepala biasanya terjadi juga sebagai bagian dari perkembangan sistem termoregulasi bayi.

Namun, Moms harus selalu memastikannya dengan memeriksa suhunya dan memperhatikan gejala-gejala yang ditunjukkannya.

Jika Moms merasa ada sesuatu yang salah, segera bawa Si Kecil ke dokter anak untuk diperiksa.

6. Mandi Air Hangat

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: Orami Photo Stocks

Ketika bayi demam di kepala tetapi suhu tubuhnya terasa normal, mungkin saja karena Si Kecil habis dimandikan air hangat.

Air hangat dapat memengaruhi suhu tubuh dalam beberapa saat.

Menurut Mayo Clinic suhu air yang pas untuk Si Kecil adalah sekitar 38 derajat Celsius.

Suhu yang terlalu dingin ataupun terlalu panas juga tak bagus untuk kesehatan bayi.

Baca Juga: Kebaikan Formula Soya untuk Tumbuh Kembang Si Kecil yang Tidak Cocok Susu Sapi

7. Menangis Tanpa Henti

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: Orami Photo Stocks

Bayi yang terlalu banyak menangis menyebabkan suhu tubuhnya naik.

Menangis berlebihan juga bisa menyebabkan wajah kemerahan dan bayi demam di kepala.

Cari tahu apakah penyebab ia sering menangis. Apakah karena ingin menyusu atau ada yang salah pada tubuhnya?

Bayi sering menangis harus diperiksa oleh dokter anak, ya.

Meskipun bukan demam, namun ini bisa menjadi sesuatu yang mengganggu bayi.

8. Keseringan Berbaring

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: Orami Photo Stocks

Jika Moms membiarkan bayi berbaring telentang di boks atau di tempat tidur, itu dapat menyebabkan bayi demam di kepala karena sirkulasi darahnya kurang lancar.

Tangannya mungkin terasa dingin tetapi kepala bayi panas.

Idealnya bayi harus tidur telentang untuk mencegah SIDS (sindrom kematian bayi mendadak) dan berada di kamar yang dengan ventilasi yang baik.

Namun pada siang hari, cobalah untuk mengeluarkan bayi dari boks dan ajak ia bermain.

9. Cuaca Panas

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: Orami Photo Stocks

Indonesia berada di daerah beriklim tropis, cerah, dan lembab.

Cuaca memegang peranan penting dan bisa menjadi penyebab bayi demam di kepala.

Suhu tubuh akan naik jika terjadi gelombang panas atmosfer di sekitar kita. Terkadang juga bisa menyebabkan ruam panas pada bayi.

Jika Si Kecil terlalu banyak di bawah sinar matahari atau berada di luar ruangan, ini dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

Usahakan agar bayi tetap sejuk dan tidak terpapar sinar matahari langsung atau cuaca panas.

10. Terlalu Bersemangat

Demam hanya di kepala dan leher pada anak 6 tahun

Foto: Orami Photo Stocks

Terkadang bayi sedang dalam suasana hati yang bahagia jika mood sedang baik.

Seperti sedang cekikikan, tersenyum, dan bersemangat.

Selain sering menangis, bayi yang terlalu bersemangat juga bisa jadi penyebab bayi demam di kepala, lho!

Terlalu banyak bergerak juga menyebabkan kepala bayi panas, tanpa demam.

Ini seperti berolahraga yang meningkatkan sirkulasi darah dan suhu tubuh secara keseluruhan.

Cobalah untuk menenangkan bayi dengan berbicara dengannya, menggendongnya atau menyanyikan lagu dan menidurkannya.

Baca Juga: Hubungan Kesehatan Saluran Cerna, Otak, dan Emosial Pada Tumbuh Kembang Anak

Setelah mengetahui penyebab kepala bayi panas, pasti terasa lebih lega, bukan Moms?

Apakah Moms pernah mengalami ini? Sharing di kolom komentar, ya!

  • https://pediatrics.aappublications.org/content/105/4/747.short#:~:text=Although%20many%20symptoms%20were%20associated,Conclusions.
  • https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/fever-how-to-take-a-temperature-0-12-months/
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044438