Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Show
Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid berwujud rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 2Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid berwujud rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 3Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid berwujud rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 4Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid berwujud rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 5Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid mempunyai bangun rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 6Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid mempunyai bangun rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 7Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid mempunyai bangun rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 8Pigmen merah pada buah tomat yaitu likopena, suatu karotenoid. Karotenoid yaitu pigmen organik yang ditemukan dalam kloroplas dan kromoplas tumbuhan dan kumpulan organisme lainnya seperti alga ("ganggang"), sebanyak bakteri (fotosintentik maupun tidak), dan beberapa fungi (non-fotosintetik) [1]. Karotenoid bisa dihasilkan oleh seluruh organisme tersebut dari lipid dan molekul-molekul penyusun metabolit organik dasar. Organisme heterotrof sepenuhnya, seperti binatang, juga menggunakan karotenoid dan mendapatnya dari makanan yang dikonsumsinya. Benar dua kumpulan akbar karotenoid, yaitu xantofil (karotenoid yang membawa atom oksigen) dan karotena (karotenoid yang murni hidrokarbon, tak mempunyai atom oksigen). Seluruh karotenoid yaitu tetraterpenoid karena terbentuk dari delapan molekul isoprena sehingga memunyai 40 atom karbon. Sbg pigmen, karotenoid pada umumnya menyerap cahaya biru dan memantulkan warna-warna berpanjang gelombang akbar (merah sampai kuning kehijauan). Pewarna alami pada kisaran merah, jingga, sampai kuning banyak yang yaitu anggotanya, seperti likopena, karotena, lutein, dan zeaxantin. Zat-zat inilah yang kebanyakan menyebabkan warna merah, kuning atau jingga pada buah dan sayuran. Peran terpenting karotenoid dalam ronde fisiologi yaitu sbg zat antioksidan dan penghantar elektron dalam fotosintesis[2]. Selain itu, beberapa karotenoid bisa diubah menjadi vitamin esensial[2]. Karakteristik umumArtikel utama: karotena dan xantofil Karotenoid termasuk dalam tetraterpenoid, suatu senyawa rantai panjang dengan 40 atom karbon, yang diwujudkan dari empat unit terpena (masing-masing terdiri dari 10 atom karbon). Secara struktural, karotenoid mempunyai bangun rantai hidrokarbon poliena yang kadang-kadang di bagian ujungnya terdapat gugus cincin dan mungkin mempunyai atom oksigen. Namanya berasal dari kata carotene yang ditambah sufiks -oid, dan berfaedah "senyawa-senyawa sekelompok atau mirip dengan karotena". Karotenoid dengan molekul yang mengandung oksigen, seperti lutein dan zeaxantin, dikenal sbg xantofil sedangkan karotenoid yang tak mengandung oksigen seperti α-karotena, β-karotena, dan likopena dikenal sbg karotena. Karotena hanya mengandung karbon dan hidrogen (hidrokarbon), dan yaitu hidrokarbon tak jenuh karena mempunyai ikatan rangkap di sela dua atom karbon. Benar semakin dari 600 karotenoid yang dikenal[3] Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karotenoid ke dalam arus darah.[3]. Karotenoid yang sangat banyak dikenal sesuai dengan namanya ditemukan dalam akar tunggang wortel (bahasa Latin Vulgar, carota) dan menghasilkan warna jingga terang dampak kandungan beta-karotena. Sumber beta-karotena yang juga umum dikenal yaitu beragam jenis waluh. Minyak sawit mentah yaitu sumber karotenoid dunia dengan nilai kesetaraan retinol (provitamin A) yang tertinggi. Buah tepurang dikenal mengandung konsentrasi likopena tertinggi, walaupun sumber yang sangat dikenal orang yaitu buah tomat. Karotenoid yang sangat biasa ditemukan di dunia yaitu likopena dan β-karotena. Warna yang dihasilkan karotenoid beragam, mulai dari kuning pucat, jingga terang, sampai merah tua, yang secara langsung terkait dengan susunan kimia masing-masing. Xantofil umumnya menghasilkan warna kuning, sesuai dengan nama kelas yang diberikan (bahasa Yunani Kuna ξανθός, xanthos, berfaedah "kuning"). Warna terjadi karena atom-atom karbon ikatan rangkap berinteraksi satu sama lain dalam ronde yang disebut konjugasi, yang memungkinkan elektron dalam molekul untuk memperagakan usaha lepas dampak terjadinya resonansi ikatan rangkap. Seiring dengan peningkatan banyak ikatan rangkap, elektron-elektron yang terkait dengan sistem terkonjugasi mempunyai kebanyakan ruang untuk memperagakan usaha, dan membutuhkan energi semakin sedikit untuk mengubah susunannya. Hal ini menyebabkan penurunan energi cahaya yang diserap oleh molekul. Makin tinggi frekuensi cahaya yang diserap dari ujung pendek spektrum yang terlihat, akan menghasilkan penampilan senyawa yang makin merah. Peran fisiologiKarena susunan molekulnya memungkinkan terjadinya konjugasi, karotenoid giat mereduksi beragam oksidan (senyawa yang memerankan sbg oksidator). Bagian kromofor molekulnya, yang menyebabkan dihasilkannya warna khas karotenoid, memerankan akbar sbg penghantar elektron pada ronde transfer energi, seperti pada fotosintesis. Tumbuhan dan algaKarotenoid memegang dua fungsi utama pada tumbuhan dan alga. Fungsi pokok pertama yaitu menyerap energi cahaya untuk dipakai dalam fotosintesis. Fungsi kedua yaitu melindungi klorofil dari kerusakan dampak cahaya. Beta-karotena memegang peranan penting di pusat reaksi fotosintesis. Karena bekerjanya ronde mekanika kuantum yang timbul dampak simetri molekul, terbentuk mekanisme fotoproteksi yang melindungi senyawa-senyawa dan jaringan dari auto-oksidasi. Karotenoid juga terlibat dalam ronde transfer energi. Bagi organisme non-fotosintetik, seperti manusia, karotenoid terkait dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Pada tumbuhan, lutein yaitu karotenoid yang banyaknya sangat melimpah dan perannya dalam mencegah penyakit mata manusia yang terkait usia sedang diteliti. Lutein dan pigmen karotenoid lainnya yang benar dalam daun sering tak terlihat karena kalah pekat daripada klorofil, pigmen lain yang juga mempunyai "ekor" terpena. Ketika klorofil tak benar atau hanya sedikit, seperti pada daun muda, daun sakit (misalnya merasakan klorosis), dan daun yang menua siap berguguran (seperti daun-daun di musim gugur), karotenoid kuning, merah, dan jingga akan terlihat mendominasi warna daun. Penjelasan yang sama juga berjalan bagi warna buah dewasa, misalnya pada buah tomat serta kulit buah jeruk dan pisang. Namun, warna merah, ungu, dan kombinasi kedua warna tersebut, yang juga banyak dimiliki daun pada musim gugur dan buah-buahan, dihasilkan dari kumpulan pigmen lain di dalam sel, yaitu antosianin. Berbeda dari karotenoid, antosianin tak dihasilkan daun sepanjang musim, namun hanya giat dihasilkan menjelang pengahabisan musim panas[4]. Karotenoid tertentu yaitu bahan baku bagi asam absisat, suatu fitohormon inhibitor bagi ronde fisiologi tumbuhan. Selain itu, beberapa metabolit sekunder yang tergolong minyak atsiri, umumnya yang membawa gugus keton, yaitu hasil degradasi karotenoid. BinatangKarotenoid mempunyai banyak fungsi fisiologi pada binatang. Melihat susunannya, karotenoid sangat efisien menangkal radikal lepas dan juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh vertebrata. Benar beberapa lusin karotenoid dalam makanan yang dikonsumsi manusia dan beberapa akbar yaitu antioksidan[5] yang bermanfaat bagi kesehatan. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa asupan β-karotena tinggi dan tingkat β-karotena di plasma darah yang tinggi secara signifikan bisa mengurangi resiko kanker paru-paru. Namun, penelitian suplementasi dengan dosis β-karotena tinggi pada perokok malah menunjukkan peningkatan risiko kanker (kemungkinan karena dosis β-karotena yang amat sangat menghasilkan produk pemecahan yang mengurangi plasma vitamin A dan memperburuk proliferasi sel paru-paru yang diakibatkan oleh asap)[6]. Hasil serupa juga telah ditemukan pada binatang lainnya. Beberapa akbar binatang, termasuk manusia, tak bisa menyintesis karotenoid dan memperolehnya melewati asupan makanan. Perkecualian yaitu afid Acyrthosiphon pisum, yang mempunyai kemampuan sintesis karotenoid bernama torulena oleh gen yang diduga telah diperolehnya dari fungi (jamur) melewati ronde transfer gen horizontal[7]. Karotenoid umum ditemukan pada binatang dan kebanyakan berperan sbg hiasan, seperti warna merah muda pada flamingo dan ikan salem, dan warna merah jingga pada lobster atau udang masak. Peran sbg hiasan (ornamen) ditunjukkan oleh burung puffin. Warna yang dihasilkan karotenoid menjadi semacam indikator bagi kesehatan individu, dan bermanfaat untuk memilih pasangan potensial dalam perkawinan. Kesehatan manusiaPada manusia, empat karotenoid (beta-karotena, alfa-karotena, gamma-karotena, dan beta-kriptoxantin) mempunyai kegiatan vitamin A (yang berfaedah bisa dikonversi menjadi retinol) dan juga bisa berperan sbg antioksidan. Pada mata manusia, dua karotenoid lainnya (yaitu lutein dan zeaxantin) memerankan langsung sbg penyerap cahaya biru dan cahaya di sekitar sinar ultraviolet yang bersifat merusak sehingga melindungi makula pada retina. Manusia bisa menyerap dan membawa sekitar 25 jenis karetonoid ke dalam arus darah.Karetonoid tersebut ditransportasikan oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL di dalam tubuh karena senyawa tersebut sangat patut larut dalam lipid[3]. Di bagian macula lutea mata manusia jenis-jenis karotenoid tertentu secara giat terkonsentrasi pada titik yang menyebabkan warna kuning, dan ini menolong melindungi retina dari cahaya biru dan pancaran fotoaktif, sebagaimana xantofil melindungi fotosistem tumbuhan. Karotenoid juga terkonsentrasi secara giat dalam korpus luteum indung telur sehingga memberikan warna penciri jaringan tersebut dan berperan sbg antioksidan umum. Manusia yang mengonsumsi makanan alami kaya karotenoid melewati buah-buahan dan sayuran dikenal semakin sehat dan mortalitasnya semakin rendah apabila terkena sebanyak penyakit kronis. Namun, hasil meta-analisis dari 68 percobaan suplementasi antioksidan yang melibatkan total 232.606 individu menyimpulkan bahwa mengonsumsi suplemen β-karotena tak selalu benar gunanya dan probabilitas bisa membahayakan, walaupun kesimpulan ini muncul karena dalam penelitian ini juga melibatkan perokok. Karena lipid diduga menjadi faktor penting untuk ketersediaan hayati karotenoid, suatu studi yang dilakukan pada tahun 2005 menyelidiki apakah penambahan buah atau minyak apokat, sbg sumber lipid, akan meningkatkan penyerapan karotenoid pada manusia. Studi ini menemukan bahwa penambahan buah atau minyak apokat secara signifikan meningkatkan penyerapan subyek dari seluruh karotenoid yang diuji (α-karotena, β-karotena, likopena, lutein, dan zeaxantin). BiosintesisBiosintesis karotenoid telah banyak dipelajari dan dikenal dengan cukup patut. Sbg salah satu bangun isoprenoid (senyawa-senyawa turunan isoprena), pembentukan karotenoid pada tumbuhan terjadi melewati jalur MEP, suatu cabang siklus Calvin, yang berlanjut secara lokal di plastida. Jalur MEP (2-C-metil-D-eritriol 4-fosfat) diawali dengan reaksi sela asam piruvat (empat atom karbon, 4C) dan gliseraldehida-3-fosfat (3C) yang diurus oleh enzim sintase DXS dan reduktoisomerase DXR. Rangkaian reaksi kemudian membentuk dua bangun kerangka isoprena difosfat (isopentenildifosfat, IPP dan dimetilalildifosfat, DMAPP). Kegiatan enzim GGDP-sintase akan mengondensasi tiga molekul IPP dan satu molekul DMAPP membentuk geranilgeranildifosfat (GGDP). Karotenoid diwujudkan dari kegiatan enzim fitoena sintase (phytoene synthase) yang disintesis oleh keluarga gen phytoenesynthase (psy) yang menggabungkan dua GGDP membentuk fitoena dan dua pirofosfat. Tahap pertama ini dikenal berjalan umum, patut untuk tumbuhan, alga, maupun bakteri. Kemudian fitoena akan digarap oleh enzim yang berbeda-beda membentuk likopena, benar yang langsung, seperti pada bakteri Erwinia uredovora oleh gen carotene isomerase, crtI, maupun yang tak langsung, seperti pada kebanyakan tumbuhan, melewati pembentukan senyawa sela zeta-karotena. Likopena akan digarap oleh enzim siklase membentuk alfa- dan beta-karotena. Alfa-karotena bisa terhidroksilasi menjadi lutein, sedangkan beta-karotena terhidroksilasi membentuk zeaxantin. Zeaxantin bisa terketonasi menjadi kantaxantin dan astaxantin, serta bisa terepoksi membentuk violaxantin. Salah satu produk degradasi violaxantin yaitu asam absisat, suatu fitohormon. Biosintesis karotenoid telah dimanfaatkan dalam pembentukan Golden Rice, suatu beras hasil rekayasa genetik yang bisa menghasilkan sendiri beta-karotena sehingga berasnya berwarna kekuningan. Peran ekonomiParfum dan wewangianProduk degradasi karotenoid dalam bangun turunan isoprena dan keton seperti ionon, damaskon dan damaskenon yaitu bahan kimia penting penghasil aroma yang dipakai secara ekstensif dalam industri parfum dan wewangian. β-damaskenon dan β-ionon walaupun dalam konsentrasi rendah dalam cairan sulingan mawar yaitu senyawa yang berkontribusi menentukan bau dalam bunga. Bahkan, aroma bunga yang harum yang muncul dalam teh hitam, daun tembakau tua, anggur, dan buah-buahan diakibatkan oleh senyawa aromatik yang dihasilkan dari degradasi karotenoid. PenyakitBeberapa karotenoid yang dihasilkan oleh bakteri berfungsi untuk melindungi diri dari agresi kekebalan oksidatif. Pigmen warna emas yang ditemukan pada beberapa strain Staphylococcus aureus sesuai dengan nama yang diberikan (aureus : keemasan) yaitu karotenoid yang disebut stafiloxantin. Jenis karotenoid ini menentukan faktor virulensi melewati tindak antioksidan yang menolong mikroba tersebut bertahan dari spesies oksigen reaktif yang dipakai oleh sistem kekebalan dalam tubuh inang. Sintesis Hasil pekerjaanMikroorganisme (menggunakan urutan gen dipatenkan) bisa dipakai untuk menghasilkan karotenoid yang semakin murni daripada karotenoid alami, termasuk likopena dan beta-karotena. Referensi
Pranala luarSumber : ensiklopedia.web.id, p2k.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya. Page 9Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Aktivitas karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 10Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Aktivitas karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 11
Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Keaktifan karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 12
Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Keaktifan karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 13
Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Keaktifan karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 14Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Aktivitas karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 15Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Aktivitas karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 16
Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Keaktifan karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiPranala luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 17Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 18Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 19Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 20Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 21Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 22Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 23Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 24Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan isi yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari cara penanggalan radiokarbon bagi memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1] Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% adalah karbon-12, 1% adalah karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, contohnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang mempunyai di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melewati peluruhan beta.[2] Keaktifan standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4] Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak mempunyai perbedaan yang luhur dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan supaya mampu memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut. ReferensiBacaan lanjutan
Tautan luar
Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 25Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, yaitu senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama yaitu pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua yaitu tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga yaitu transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Keaktifan karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging yaitu kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiTautan luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. Page 26Karnitina, dikenal juga bagi L-karnitin atau levocarnitin, yaitu senyawa ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisina dan metionina.[1] Nama karnitina sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang artiannya daging. Nama ini diberikan karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menuju mitokondria. Senyawa ini biasa dijual bagi suplemen makanan. SintesisBiosintesis karnitina di dalam tubuh dari asam amino lisina atau metionina terjadi secara primer di hati dan ginjal.[2] Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis karnitina. Karnitina mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks mitokondria sehingga mereka mampu dipecah melewati reaksi oksidasi beta menjadi asetat bagi memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan karnitina, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga tahap utama. Tahap pertama yaitu pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko-A) melewati ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A. Tahap kedua yaitu tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko-A ke molekul karnitin sehingga membentuk senyawa asil-karnitina dibantu oleh enzim karnitin asiltransferase I (palmitoiltransferase). Yang belakang sekali tahap ketiga yaitu transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria. Tahap tersebut terjadi dengan bantuan dua enzim lain.
Disfungsi dari anggota ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitina primer, defisiensi karnitina palmitoiltransferase I, defisiensi karnitina palmitoiltransferase II , dan karnitina-aslkarnitina translokase.[3] Keaktifan karnitina asiltransferase I mampu dihambat secara alosterik dengan kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit selang biosintesis asam lemak, bagi mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh. Sumber KarnitinaKonsentrasi karnitina terbesar mampu diperoleh dari daging merah dan produk susu. Sumber alami lain dari karnitina selain daging yaitu kacang-kacangan, dan kuaci (misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.
(Keterangan: 1 oz sekitar 28 g) Umumnya, jumlah konsumsi karnitin perhari sebesar 20 to 200 mg. Bagi kaum vegetarian dan kaum vegan, asupan karnitin mampu turun menjadi 1 mg perhari.[5] Sumber Karnitina LainSumber lain dari karnitina mampu ditemukan di dalam suplemen vitamin, minuman energi, dan bermacam produk suplemen makanan lain. Di Indonesia, karnitina jumlah dijumpai bagi suplemen tambahan dalam produk susu. Contoh susu yang mengandung senyawa ini contohnya susu L-Men. ReferensiTautan luarTemplat:Suplemen makanan Sumber : id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya. |