Berteman dengan orang yang baik dan berteman dengan orang yang jelek itu diumpamakan seperti apa dan jelaskan apa maksudnya?

Ilustrasi mendukung teman yang sedang berduka. Foto: Shutter Stock

Pertemanan adalah perkara muamalah yang turut dibahas dalam kajian Islam. Terdapat sejumlah ayat dan hadits yang menjelaskan tentang keutamaan pertemanan lengkap dengan kiat menjalaninya.

Allah Swt menghendaki hamba-Nya berteman dengan landasan iman dan takwa. Hal tersebut sangat utama, karena bisa membawa seseorang kepada jalan yang benar dan sebaliknya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat."

Secara tersirat, hadits tersebut menganjurkan setiap Muslim untuk selektif dalam memilih teman. Tidak diperkenankan baginya untuk berteman dekat dengan seseorang yang jauh dari ajaran Allah SWT.

Bagaimana dengan kiat-kiat lainnya dalam memilih teman? Nah, berikut kumpulan hadits tentang memilih teman yang bisa Anda jadikan pedoman.

Hadits tentang Memilih Teman

Ilustrasi traveling bareng teman Foto: Shutter stock

Pengaruh teman dapat menentukan karakter dan pemahaman agama seseorang. Dalam buku 99 Hadits Pilihan untuk Anak, disebutkan sebuah hadits Rasulullah yang berbunyi:

“Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Secara tersirat, hadits tersebut menjelaskan tentang arti pertemanan bagi seseorang. Jika berteman dengan orang baik, seorang Muslim bisa menjadi baik. Namun, jika berteman dengan orang yang buruk, ia pun bisa ikut demikian.

Mengutip buku Aku Sudah Gede: Ngobrolin Pubertas Buat Remaja Islam, dari Ibnu Asakir, Rasullah SAW bersabda: "Hati-hati dengan teman yang jahat, karena sesungguhnya dengan kawan itu keadaanmu akan diketahui.”

Hadits tersebut mengingatkan umat Islam untuk berhati-hati dalam memilih teman. Karena teman bisa mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.

Ilustrasi jalan-jalan bersama teman ke pantai Foto: Shutterstock

Jangan sampai salah dalam memilih dan mengakibatkan penyesalan berkepanjangan. Dalam surat al-Furqan ayat 27-29 Allah Swt berfirman:

"Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”

Adapun kriteria teman yang baik dalam Islam telah dijelaskan Ibnu Qudamah melalui kitabnya. Mengutip Mukhtasar Minhajul Qashidin, beliau berkata:

وفى جملة، فينبغى أن يكون فيمن تؤثر صحبته خمس خصال : أن يكون عاقلاً حسن الخلق غير فاسق ولا مبتدع ولا حريص على الدنيا

“Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia”

Hidup tanpa memiliki teman akan terasa kering. Islam menganjurkan untuk mencari teman yang baik agar bisa memberikan manfaat kebaikan dalam pertemanan itu. Memang, mencari dan memilih teman yang baik bukan perkara mudah, akan tetapi tanpa berusaha mencarinya, maka mustahil akan menemukannya.
 

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
 

Artinya: Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya. (HR.Al-Bukhari: 5108, Muslim: 2628), Ahmad:19163)
 

Native Banner 1

Hadits ini dijelaskan dalam kitab Manar Al-Qari karya Hamzah Qasim sebagai berikut:
 

والمعنى: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - شبه الجليس الصالح في دينه وخلقه بمن يحمل معه مسكاً، وشبه جليس السوء بمن ينفخ كيراً وهو آلة من الجلد ينفخ بها الحداد على النار
 

Artinya: Nabi Muhammad mengumpamakan teman baik (dalam agama dan akhlaknya) dengan orang yang membawa minyak misik yang harum. Sedangkan teman buruk diumpamakan dengan pandai besi yang dapat memercikkan api.
 

Berteman, bersahabat merupakan bentuk interaksi sosial yang bisa mempengaruhi keadaan seseorang. Maksudnya jika pertemanannya itu benar, maka akan banyak ilmu, hikmah, dan manfaat yang didapat. Namun, jika salah pertemanannya, maka kesalahan (yang diibaratkan percikan api) itu juga akan mengenainya.
 

Native Banner 2

Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman yang salah. Tapi, tidak sedikit orang yang mendapatkan manfaat maupun kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang baik.
 

Hadits ini memberikan pesan bahwa paling tidak ada dua manfaat jika bersahabat dengan teman yang baik; kita akan menjadi sosok yang baik dan mendapatkan inspirasi positif dari kebaikannya. Sebab sangat sia-sia jika pertemanan tidak memberikan unsur kebaikan sama sekali. Ibn Athaillah mengatakan dalam kitab Al-Hikam:
 

لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ
 

Artinya: Jangan berteman (bergaul) dengan orang yang tingkah lakunya tidak membangkitkanmu (untuk meraih ridha Allah) dan ucapannya tidak menunjukkanmu kepada Allah.
 

Perlu diingat bahwa jenis pertemanan itu ada yang sifatnya ta’aruf (kenal secara sengaja) seperti kenal seseorang di pesawat, bus, kereta, fasilitas umum, dipertemukan calon dan lainnya. Ada pula pertemanan yang bersifat tarikhan (kenal sejak lama), misalnya kenal sejak di kampung, sejak masa sekolah, masa kecil dan lainnya. Ada juga pertemanan yang bersifat ahammiyatan (kepentingan saja) seperti untuk bisnis, proyek, dan lainnya. Ada pula pertemanan sebab satu profesi dan kesamaan hobi. Namun yang patut diwaspadai adalah pertemanan yang bersifat ‘aduwwun (musuh), yakni seolah baik padahal menikam dari belakang.
 

Dengan demikian, beberapa jenis pertemanan di atas, sebaiknya pilih teman yang suka berbuat baik akan membentuk kebiasaan baik pada sekelilingnya. Pun sebaliknya pertemanan dengan orang yang gemar melakukan keburukan akan mempengaruhi sekelilingnya untuk berbuat buruk.