Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Salah satu langkah yang ditemui dalam penyusunan laporan keuangan adalah buku besar akuntansi. Hal yang satu ini sangat esensial bagi perusahaan. Nah, berikut adalah penjelasan tentang berbagai jenis dan bentuk-bentuk buku besar yang wajib Anda ketahui!

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Buku besar akuntansi— atau sering juga disebut ‘buku besar’ saja— merupakan buku yang berisi perkiraan ikhtisar dari pengaruh transaksi keuangan akibat perubahan akun-akun seperti aktiva, kewajiban, dan modal.

Baca Juga:
Pahami 2 Metode dalam Mencatat Persediaan Barang Dagang!
Pencatatan Dividen dalam Akuntansi
Tahap Perencanaan dalam Proses Audit Laporan Keuangan
Gampang! Pahami Faktor Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi

Buku besar akuntansi digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan utama, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan neraca untuk perusahaan. Selain itu, buku besar juga dipakai untuk mencatat berbagai perubahan yang terjadi karena adanya transaksi keuangan.

Dalam akuntansi, terdapat istilah ‘posting’, yakni kegiatan mencatat buku besar. Isi dari buku besar merupakan pemindahan akun berikut informasi dari jurnal umum sehingga kegiatan posting buku besar dilakukan setelah jurnal umum selesai disusun.

Baca Juga:
Bagaimana Cara Menghitung Payroll Gaji Karyawan?
Fungsi dan Pentingnya Purchase Order Bagi Bisnis
Stock Opname: Pemahaman dari Sudut Pandang Operasional dan Audit
Bagaimana Cara Membuat Jurnal Penutup dalam Siklus Akuntansi?

2 Jenis Buku Besar Akuntansi

Buku besar akuntansi sendiri terdiri dari empat macam, yaitu buku besar umum dan buku besar pembantu. Simak pembahasan mengenai keduanya di bawah ini!

Buku Besar Umum (General Ledger)

Buku besar umum adalah jenis buku besar yang berisi kumpulan informasi dari jurnal pada suatu periode tertentu. Tiap bulannya, seluruh jurnal dijumlahkan dan diposting ke dalam buku besar.

Tujuan disusunnya general ledger adalah untuk mengatur dan merangkum tiap-tiap transaksi yang tercantum di dalam seluruh jurnal.

Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu— yang sering juga disebut sebagai ‘buku tambahan’— berisi rekening-rekening yang secara khusus mencatat transaksi utang dan piutang usaha.

Oleh karena itu, buku besar pembantu meliputi dua jenis, yakni buku besar pembantu piutang dan buku besar pembantu utang.

Buku Besar Pembantu Piutang Usaha

Buku besar yang kerap disebut sebagai buku piutang ini berisi rincian langganan kredit berikut lokasinya, jumlah transaksinya, serta pada siapa saja perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit.

Dalam buku piutang, tagihan tiap langganan dicatat dalam daftar-daftar tersendiri.

Buku Besar Pembantu Utang

Buku besar pembantu utang— atau singkatnya disebut ‘buku utang’— berisi catatan informasi tentang pemasok. Informasi yang dimaksud mencakup siapa pemasok yang memberi pinjaman kredit pada perusahaan berikut jumlah utangnya.

Sama halnya buku piutang, buku besar pembantu utang juga mencatat setiap pemasok ke dalam daftar-daftar tersendiri.

Baca Juga: Biaya Overhead bagi Perusahaan dan Cara Menghitungnya

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

3 Bentuk Buku Besar Akuntansi

Ada tiga bentuk buku besar akuntansi, yakni buku besar berbentuk T, buku besar skontro, dan buku besar staffel. Berikut pembahasan ketiganya.

Buku Besar T

Buku besar T merupakan bentuk buku besar yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Buku besar jenis ini digunakan untuk keperluan analisis transaksi serta untuk menjelaskan mekanisme penggunaan akun.

Pada buku besar T, sisi debit berada di sebelah kiri dan sisi kredit berada di sebelah kanan. Lalu, pada kolom terakhirnya terdapat kolom total debit dan kredit serta saldo debit.

Meskipun bentuk ini buku besar T tidak memuat nomor ref dan saldo per transaksi yang berkaitan dengan jurnal.

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

 

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Buku Besar Skontro

Bentuk selanjutnya adalah buku besar skontro yang juga disebut sebagai bentuk dua kolom. Hal ini disebabkan bentuk skontro memiliki dua kolom utama.

Kedua kolom tersebut adalah kolom debit dan kredit. Kolom bagian debit terdiri dari 4 kolom yang berisi tanggal, uraian, nomor ref, dan nominal debit dari transaksi. Begitu pula dengan kolom bagian kredit yang sama-sama memuat 4 kolom, perbedaannya terletak pada nominal kredit dari transaksi.

Dengan demikian, skontro adalah buku besar bentuk T dengan rincian transaksi yang lebih lengkap lagi. Buku besar bentuk ini punya kelemahan, yakni tidak ada kolom saldo.

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Baca Juga: Ekuitas Perusahaan: Definisi, Unsur, dan Jenisnya

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Buku Besar Staffel

Buku besar bentuk staffel merupakan bentuk buku besar yang paling detail. Oleh karena itu, bentuk ini banyak digunakan perusahaan terlebih jika perusahaan memerlukan penjelasan suatu transaksi secara mendetail.

Buku besar staffel ada dua jenis, yakni yang terdiri dari tiga kolom dan empat kolom. Buku besar 3 kolom mempunyai lajur saldo tunggal. Sedangkan, buku besar dengan 4 kolom mempunyai lajur saldo rangkap.

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah


Berikut ini yang bukan merupakan bentuk perkiraan dalam buku besar adalah

Ada dua jenis buku besar yang digunakan saat ini yaitu buku besar 3 kolom dan buku besar bentuk T. Dari dua jenis buku besar ini, buku besar bentuk T lebih populer digunakan. Hal ini karena buku besar bentuk T memiliki format paling sederhana dan mudah untuk dibuat.

Buku besar atau dikenal juga sebagai general ledger adalah alat untuk mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun atau rekening. Perubahan ini tentunya disebabkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.

Buku besar menjadi salah satu bagian dari siklus akuntansi yang memiliki peranan vital.

Tanpa buku besar, Anda akan kesulitan dalam mencatat transaksi dari jurnal hingga menyusun laporan keuangan. Dalam ulasan kali ini, kita akan membahas bagaimana cara membuat buku besar bentuk T secara lengkap dan singkat dalam ulasan kali ini.

Apa Saja Jenis-Jenis Buku Besar?

Adapun jenis buku besar yang dapat membantu pebisnis maupun akuntan yaitu :

1. Buku Besar Induk

Buku besar induk atau umum merupakan perkiraan saldo atas akun kas, piutang, persediaan utang dan modal. Sehingga perkiraan ini menggambarkan suatu pengaruh transaksi pada perubahan aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan.

Pada bentuknya buku besar induk ini dapat dibagi menjadi 2 contoh yaitu buku besar bentuk T, buku besar 3 kolom, dan 4 kolom.

2. Buku Besar Pembantu

Buku besar pembantu disebut sebagai istilah buku tambahan, yang memiliki sekelompok rekening khusus untuk mencatat piutang usaha dan utang secara detail.

Terbagi dua jenis buku besar pembantu yaitu buku besar pembantu piutang usaha, dan buku besar pembantu utang.

3. Buku Besar Debitur

Kegunaan buku besar debitur ini untuk mengumpulkan informasi dari jurnal penjualan. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan pelanggan mana saja, yang memiliki utang dalam bisnis serta berapa banyak jumlahnya.

4. Buku Besar Kreditor

Buku besar kreditor ini untuk mengumpulkan informasi dari jurnal pembelian. Tujuannya adalah memberikan informasi pada pemasok mana saja yang berhutang uang, dan berapa banyak.

Baca Juga: Neraca Saldo : Pengertian Lengkap, Jenis Dan Contoh Praktisnya

Apa Itu Buku Besar Bentuk T?

Secara umum buku besar adalah bagian dari salah satu kegiatan siklus akuntansi, sehingga buku besar memiliki kumpulan data transaksi secara historis yang didapat dari jurnal umum ke jurnal khusus.

Melalui istilah bahasa inggris buku besar adalah general ledger yang memiliki jenis-jenis buku besar, yang terdiri dari buku besar umum, buku besar pembantu dan sebagainya.

Dari buku besar umum ini bentuknya juga dibagi beberapa jenis yaitu buku besar bentuk T, buku besar 3 kolom, dan buku besar 4 kolom. Biasanya buku besar adalah kegiatan pencatatan yang sederhana karena hanya dibatasi garis yang membentuk huruf T secara kapital.

Baca Juga : Apa sih Perbedaan Metode Persediaan FIFO, LIFO dan Average?

Pada dasarnya buku besar 3 kolom atau buku besar bentuk T memiliki fungsi untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga digunakan untuk mengkategorikan data keuangan agar bisa diketahui keadaan saldo rekening. Paling penting, buku besar ini akan menjadi sumber informasi untuk menyusun laporan keuangan.

Dibandingkan dengan buku besar bentuk skontro, buku besar bentuk T lebih mudah . Untuk membuat jenis bentuk T sempurna Anda bisa mengikuti contoh dan catatan di bawah ini:

Dibandingkan dengan buku besar bentuk skontro, buku besar bentuk T lebih mudah . Untuk membuat jenis bentuk T sempurna Anda bisa mengikuti contoh dan catatan di bawah ini:

• Harta (+) di debit dan (-) di kredit

• Kewajiban (+) di kredit dan (-) di debit

• Modal (+) di kredit dan (-) di debit

• Pendapatan (+) di kredit dan (-) di debit

• Beban (+) di debit dan (-) di kredit

Nama Perkiraan

Bagaimana Cara Membuat Buku Besar Bentuk T serta Contoh Akun T?

Adapun beberapa contoh yang berdasarkan catatan di atas yaitu :

a. Contoh Buku Besar Bentuk T – Akun Kas

b. Contoh Buku Besar Bentuk T – Akun Utang Usaha

c. Contoh Buku Besar Bentuk T – Akun Modal

d. Contoh Buku Besar Bentuk T – Akun Pendapatan Usaha

e. Contoh Buku Besar Bentuk T – Akun Beban Gaji

Pastikan untuk selalu mencantumkan kode akun saat memposting transaksi ke dalam buku besar bentuk T dan buku besar 3 kolom. Pengkodean ini bisa membuat proses skimming dan evaluasi berjalan dengan lebih mudah.

Tak hanya itu, penulisan tanggal juga tidak boleh dilewatkan agar bisa meminimalisir kesalahan pencatatan. Dengan memasukkan tanggal dan kode ini, Anda juga bisa lebih mudah melakukan koreksi jika terjadi kesalahan.

Baca Juga : Contoh Laporan Stok Barang Gudang dan Cara Membuatnya

Apa Fungsi Pengkodean Buku Besar Bentuk Akun T?

Bagian yang tidak boleh disepelekan yaitu fungsi pengkodean dalam buku besar bentuk T, di mana kode ini diambil dari jurnal umum saat transaksi dan diposting ke dalam pencatatan jurnal.

Misalnya di buku jurnal tertulis 121 dan 221, maka artinya pemindahan rekening buku besar harus dimasukkan atas nomor akun tersebut. Fungsi ini berguna untuk mengetahui nomor akun mana saja yang sudah terposting ke dalam buku besar.

Berbagai Tahap Memposting Jurnal Umum ke Buku Besar Bentuk T

Dengan memahami ini, maka hal yang harus dilakukan yaitu bagaimana memindahkan data jurnal umum ke buku besar bentuk T. Dengan berbagai tahap sebagai berikut yaitu :

1. Memposting data tanggal transaksi jurnal ke buku besar.

2. Memposting jumlah data debit dan kredit yang sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.

3. Mencatat nomor halaman jurnal ke kolom referensi.

4. Jika ada tambahan catatan khusus. Misalnya keterangan transaksi, dapat dimasukkan ke dalam buku besar.

Dari ulasan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa penulisan buku besar haruslah jelas dan detail. Penulisan yang rapi dan terstruktur ini akan membuat proses selanjutnya lebih mudah dilakukan.

Bayangkan saja, jika Anda menyusun buku besar tidak rapi, acak dan tidak jelas. Sudah bisa dipastikan penyusunan laporan keuangan akan sulit dilakukan.

Untuk itulah, di era modern saat ini perusahaan disarankan untuk beralih menggunakan software akuntansi. Penggunaan software ini akan membuat siklus akuntansi berjalan dengan lebih mudah. Anda juga bisa menghemat waktu, tenaga dan biaya jika menggunakan software akuntansi untuk bisnis.

Dengan begini, Anda bisa mengalokasikan waktu dan biaya tambahan untuk pengembangan bisnis. Anda bisa menggunakan software canggih yang sudah terintegrasi seperti Harmony.

Harmony merupakan software akuntansi terintegrasi sehingga bisa menyediakan laporan secara real time tanpa perlu repot melakukan proses pada fungsi lainnya. Dengan menggunakan Harmony pembukuan usaha bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun karena hanya membutuhkan jaringan internet untuk mengaksesnya.

Harmony sudah membantu ribuan pemilik bisnis dalam merapikan pembukuan usaha mereka. Harmony memiliki 20 lebih laporan keuangan real time yang bisa mempermudah pemilik bisnis mengelola keuangan usaha mereka. Gunakan GRATIS Harmony 30 hari dengan mendaftar di sini.

Bagi Anda yang sibuk dan membutuhkan jasa pembuatan laporan keuangan beserta analisanya bisa menggunakan Harmony Accounting Service. Kunjungi halaman sosial media Harmony agar Anda tidak ketinggalan berita terbaru seputar keuangan, bisnis dan lainnya melalui Facebook, Instagram, dan Linked In Harmony.