Berapa persen rata rata kenaikan harga emas

Emas sebagai simpanan meningkat, sekali pun harga mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Table of Contents Show

  • Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
  • Apakah Keuntungan dari Investasi Emas Secara Jangka Pendek?
  • Perekonomian Dunia
  • Jual Beli Emas Online
  • Berapa keuntungan emas per tahun?
  • Pada saat kapan harga emas naik?
  • Harga emas naik karena apa?
  • Apakah harga emas naik jika inflasi?

Liputan6.com, Jakarta - Efek pandemi telah mengubah perekonomian global, berbagai sektor terguncang, tidak lain pada logam mulia, khususnya emas. Beberapa tahap, harga emas mengalami lonjakan yang cukup tajam karena efek pandemi.

Dikutip dari Antara, Jumat (28/8/2020), harga Emas mengalami kenaikan dari level ratusan ribu Rupiah sebelum masa pandemi COVID-19 hingga mencapai Rp1 juta per gram selama beberapa pekan terakhir.

  • Harga Emas Antam Hari Ini Rp 939 Ribu per Gram, yang Lain Berapa?
  • Harga Emas Antam Hari Ini Kinclong, Cek Daftarnya per 27 Oktober 2022
  • Harga Emas Tembus Level Termahal dalam 2 Pekan Usai Dolar AS Tergelincir

Pada potensi investasi banyak hal yang harus diperhatikan sebelum melirik sektor logam mulia ini. Sebagai instrumen investasi berbentuk aset riil, emas memang menjadi instrumen investasi yang terkenal bisa mengalahkan inflasi.

Meskipun mengalami fluktuasi secara harian, akan tetapi dalam jangka panjang harga emas terus mengalami kenaikan.

Berdasarkan data dari Lifepal.co.id ada berbagai alasan emas masih layak beli atau justru sebaliknya. Membeli emas saat ini maupun menunggu saat harganya turun sejatinya tidak masalah. Mengapa demikian?

Data dari Bullion Rates dan situs Logam Mulia, kenaikan harga emas per tahun secara rata-rata dari Agustus 2010 hingga Agustus 2020 adalah 11,8 persen.

Selain di tahun 2019 dan 2020, terjadi pula lonjakan harga emas yang cukup signifikan di tahun 2010 menuju 2011.

Memasuki Agustus 2013 hingga 2018, pergerakan harga emas justru kurang menarik meski tidak terlihat lesu. Dalam rentang waktu tersebut, rata-rata pergerakan harga emas dalam setahun justru cuma tumbuh 2 persen saja.

Pada awal bulan Agustus 2020, PT Pegadaian (Persero) menyatakan investasi emas makin diminati seiring dengan harga komoditas tersebut yang terus meningkat setiap harinya.

"Kalau di Pegadaian di antaranya ada Galeri 24 atau tabungan emas. Ini bisa untuk investasi," kata Kepala Kantor Cabang Pegadaian Cokronegaran, Solo Tri Bambang Sulistyo.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Emas Akan Tetap di Kisaran US$ 1.200

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apakah Keuntungan dari Investasi Emas Secara Jangka Pendek?

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 menjadi Rp 593 ribu per gram pada perdagangan hari ini, Jakarta, Selasa (15/11). Di awal pekan harga emas Antam ada di angka Rp 595 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jika seseorang membeli emas pada bulan Agustus 2019, sebut saja dengan harga Rp720 ribu per gram, dengan harga buyback di tanggal 25 Agustus 2020, yang sebesar Rp 971 ribu per gram, maka dia sudah untung 34,9 persen setahun.

Namun menurut data historis di tahun 2018, jika saja seseorang membeli emas di akhir Agustus 2017 dan menjualnya di akhir Agustus 2018, kemungkinan besar keuntungannya hanya 2 persen saja.

Fenomena ini menunjukkan bahwa emas bukanlah investasi dengan tingkat pengembalian pasti. Ada kalanya di jangka pendek, kenaikan harga emas terlihat signifikan, begitu pun sebaliknya.

Tapi jika seseorang membeli emas di 25 Agustus 2010 dan menyimpannya hingga Agustus 2020, maka nilai emasnya sudah naik 156,7 persen.

Itulah yang membuat emas dinilai baik digunakan untuk investasi jangka panjang. Termasuk di antaranya adalah untuk kebutuhan dana pensiun.

Sementara itu, analis pasar senior di broker OANDA, Edward Moya menjelaskan untuk perkembangan global emas sendiri, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 21,2 dolar AS atau 1,15 persen, menjadi ditutup pada 1.865,10 dolar AS per ounce pada akhir Juli.

"Emas sedang mengalami percepatan yang lebih tinggi dan itu terutama karena ketegangan geopolitik dengan China. Tampaknya tidak ada akhir yang terlihat untuk eskalasi ini dan itu akan merusak sentimen karena negara-negara terbesar di dunia terus bertengkar," kata Edward Moya

Perekonomian Dunia

Ekonomi dunia ilustrasi (foto: pixabay)

Sebagai instrumen investasi yang dikenal dengan istilah safe haven, kenaikan harga emas umumnya disebabkan karena kondisi perekonomian atau pasar yang sedang tidak baik.

Sebut saja, seperti yang terjadi pada Agustus 2011 pada saat harga emas pertama kalinya menembus Rp500 ribu per gram.

Seperti diketahui, momentum kenaikan harga emas terjadi berbarengan dengan imbas krisis Amerika Serikat dan Eropa di 2008, yang berdampak pada bertambahnya tingkat pengangguran di Yunani sebesar 18,3 persen di Agustus 2011.

Sementara itu di tahun 2019 dan 2020, harga emas kembali mengalami penguatan karena isu Perang Dagang China vs Amerika Serikat, serta pandemi COVID-19.

Selain ketidakpastian ekonomi, emas juga merupakan komoditas barang tambang yang tidak dapat diperbaharui. Semakin lama dikeruk, maka cadangannya pun akan semakin tipis pula.

Sesuai dengan hukum ekonomi, jika persediaan suatu barang menipis di pasaran maka barang tersebut jadi langka dan harganya naik.

Keberadaan emas sejatinya bisa dimanfaatkan sebagai pelindung fluktuasi nilai investasi terutama jika kita memiliki aset berupa saham. Kondisi perekonomian yang buruk cenderung memicu penurunan harga saham di pasar modal, sehingga banyak investor yang mencairkan aset sahamnya untuk dibelikan emas.

Sebab, di kala perekonomian terpuruk, emas bisa membantu mengamankan nilai modal investasi kita yang menurun di pasar modal.

Sebaliknya, ketika kondisi perekonomian mulai membaik, maka investor cenderung meninggalkan emas dan memindahkan dana mereka kembali ke saham.

Berdasarkan sejarahnya, tentu masih ingat peristiwa di mana performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir Januari hingga Mei 2020 minus hingga 19 persen akibat pandemi Covid-19. Tapi bagi mereka yang membeli emas pada akhir Januari 2020 justru bisa menikmati keuntungan 19 persen pada Mei 2020.

Jual Beli Emas Online

Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Dengan harga jual emas yang sudah tembus Rp1 juta, sebagian orang tentu berpikir bahwa emas tidak lagi terjangkau. Akan tetapi dengan membelinya secara online sesuai dengan budget yang dimiliki per bulan, maka cara ini terbilang cukup efisien dalam berinvestasi emas.

Lewat platform jual beli emas online, kita berkesempatan membeli emas dengan harga murah karena dilakukan dengan cara mencicil. Bahkan, dengan budget di bawah Rp50 ribu pun bisa.

Ketika harga emas mengalami penurunan, maka hal itu menjadi kesempatan baik bagi kita untuk membelinya.

Namun, patut diingat kembali bahwa investasi emas adalah investasi jangka panjang. Jangan berharap harga emas yang dibeli akan mengalami kenaikan signifikan dalam waktu dekat.

Perencanaan pengembangan dana memang wajib dilakukan setiap orang lantaran seiring dengan berjalannya waktu, akan ada inflasi yang membuat nilai uang tak berharga lagi di masa depan. Perencanaan itu dapat dilakukan dengan membeli emas atau aset lainnya untuk investasi.

Dengan adanya sajian analisis tersebut bisa menjadikan pertimbangan sebelum membeli emas, baik untuk keuntungan jangka pendek ataupun investasi jangka panjang.

Berapa keuntungan emas per tahun?

Melihat hal ini, investor logam mulia dapat memperoleh keuntungan investasi emas dalam setahun hingga 11,77% dalam setahun terakhir. Pada tanggal 24 Maret 2021, harga emas antam menunjukkan harga Rp921.000,00 ribu per gram. Tanggal 9 Maret 2022, aset logam mulia ini tembus ke harga Rp1.036.000,00 per gram.

Pada saat kapan harga emas naik?

Dalam kondisi ekonomi dan politik yang kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Makanya saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas akan melonjak naik.

Harga emas naik karena apa?

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas.

Apakah harga emas naik jika inflasi?

Bareksa.com - Ketika belajar tentang ilmu investasi, emas dipercaya sebagai instrumen investasi yang kebal inflasi. Bahwa harga emas akan naik, ketika inflasi naik.

Berapa rata rata kenaikan harga emas per tahun?

Berdasarkan data jual-beli emas, investasi emas cenderung mengalami kenaikan 5 hingga 20 persen setiap tahunnya. Karenanya, emas cocok dijadikan investasi jangka panjang karena tergolong jenis investasi berisiko rendah.

Berapa persen keuntungan emas per tahun?

Melihat hal ini, investor logam mulia dapat memperoleh keuntungan investasi emas dalam setahun hingga 11,77% dalam setahun terakhir. Pada tanggal 24 Maret 2021, harga emas antam menunjukkan harga Rp921.000,00 ribu per gram. Tanggal 9 Maret 2022, aset logam mulia ini tembus ke harga Rp1.036.000,00 per gram.

Apakah harga emas naik jika inflasi?

Bareksa.com - Ketika belajar tentang ilmu investasi, emas dipercaya sebagai instrumen investasi yang kebal inflasi. Bahwa harga emas akan naik, ketika inflasi naik.

Kapan waktu harga emas naik?

Dikatakan, harga emas cenderung melandai di awal Januari dan beranjak naik pada Februari. Sehingga waktu yang paling tepat untuk membeli dan memulai investasi emas ialah bulan Januari. Lebih lanjut, untuk waktu tepat menjual emas ialah bulan Juli hingga September.