Terbukanya pintu pendidikan pada masa kolonial bagi rakyat khususnya para bangsawan pada akhir abad XIX hingga awal abad XX, telah menjadi sebab timbulnya kesadaran nasioanal di kalangan para kaum bangsawan yang menimba ilmu di negeri Belanda. Para pelajar Indonesia yang ada di Belanda saling bersatu padu, Mereka mendirikan organisasi Indische Vereeniging Kemudian berganti-ganti nama sampai kemudian bernama Perhimpunan Indonesia (PI), untuk menjadi wadah bagi mereka untuk bersatu dan bersepakat menuangkan ide bagi memperjuangkan hak-hak kemerdekaan dan persamaan bagi bangsa Indonesia. Di negeri Belanda mereka memperoleh kebebasan berbicara, berkumpul, dan berserikat, tanpa adanya kekhawatiran dimata-matai polisi. Kebebasan itu mereka pergunakan sepenuhnya untuk mengenal secara lebih mendalam tentang nasionalisme, sosialisme, dan marxisme. Dari sinilah mereka meneliti bagaimana cara yang tepat menghadapi kolonialisme, serta mencoba merumuskan corak nasionalisme yang sesuai dengan bangsa Indonesia. Pergerakan Perhimpunan Indonesia ini berasaskan yaitu : Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indoenesia yang bertanggung-jawab hanya kepada rakyat Indonesia sendiri bukan dengan pertolongan siapa pun juga, bahwa segala jenis perpecahan tenaga haruslah dihindarkan, supaya tujuan itu lekas tercapai (Hindia Poetra, Maret 1923). Dengan asas itulah kemudian pergerakan PI kini mulai menyentuh langsung bidang politik ketatanegaraan. Tokoh-tokoh dibalik meningkatnya aktivitas politik PI pada masa itu adalah Ahmad Subardjo dan Muhammad Hatta yang datang ke Belanda pada tahun 1921. Memasuki awal tahun 1925, PI mempertegas lagi gerak perjuangannya dengan mengeluarkan manifesto politik. Ini merupakan bentuk pernyataan terbuka dan sikap politik yang ditempuh bangsa Indonesia melalui orgasisasi Perhimpunan Indonesia. Manifesto politik tersebut intinya menyebutkan bahwa kemerdekaan penuh bagi bangsa Indonesia hanya akan diperoleh dengan aksi bersama yang dilakukan serentak oleh seluruh kaum nasionalis dan berdasarkan atas kekuatan sendiri. Manifesto politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925 inilah kemudian yang semakin mempertebal rasa persatuan di kalangan organisasi pemuda di Indonesia. Semakin mempertebal rasa kesadaran nasional yang pada akhirnya berujung pada diadakannya kongres pemuda pada tahun 1928 dan menghasilkan keputusan yang disebut dengan sumpah pemuda. Demikian pembahasan kali ini semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kalian, terima kasih sudah mampir, jika kalian ingin bertanya silahkan komentar dibawah ya... Terima kasih atas kunjungannya Isi Manifesto Politik (1925) yang dicetuskan Perhimpunan Indonesia yaitu:
Dampak dari Manifesto Politik yang dicetuskan Perhimpunan Indonesia adalah manifesto tersebut dijadikan asas perjuangan berbagai organisasi pergerakan guna melawan penjajahan. Asas Perhimpunan tersebut kemudian menjadi panutan bagi berbagai organisasi berikutnya.
Manifesto politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Indonesia di Negara Belanda pada tahun 1925 berisi tentang….
Jawaban: 1 Pembahasan: Salah satu usaha dari organisasi nasional pada masa Pergerakan Nasional dilakukan oleh Perhimpunan Indonesia dengan mengeluarkan Manifestasi Politik pada tahun 1925. Manifesto Politik tersebut merupakan cara pandang usaha pencapaian kemerdekaan Indonesia dengan memiliki beberapa poin utama:
Lihat Foto KOMPAS.com – Manifesto Politik merupakan salah satu bentuk aksi dukungan kemerdekaan yang dicetus oleh Partai Perhimpunan Indonesia tahun 1925. Manifesto Politik 1925 pada intinya berisikan tentang prinsip perjuangan, yaitu persatuan, kesetaraan, dan kemerdekaan. Konsep Manifesto Politik yang dikemukakan oleh Perhimpunan Indonesia ini juga dimuat dalam majalah Perhimpoenan Indonesia. Dalam majalah tersebut banyak tulisan yang membahas tentang dasar-dasar nasionalisme. Baca juga: Perhimpunan Indonesia: Organisasi Pertama yang Pakai Istilah Indonesia Organisasi Perhimpunan IndonesiaOrganisasi pergerakan nasional di Indonesia yang mengeluarkan Manifesto Politik pada tahun 1925 yaitu Perhimpunan Indonesia. Awalnya, organisasi Perhimpunan Nasional ini bernama Indische Vereeniging. Kemudian, tahun 1922, saat Nasionalisme sedang berkembang, Indische Vereeniging mengubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). PI menjadi pelopor gerakan nasionalis Indonesia yang mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi politik pertama yang menggunakan istilah "Indonesia" di dalam namanya. Sikap perjuangan kemerdekaan PI untuk Indonesia dapat dilihat dari pernyataan yang disusun PI tahun 1922, yaitu:
Baca juga: Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda
Mohammad Hatta dan para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PI pada 1925 pun berusaha memberikan semangat baru pada pergerakan nasional Indonesia. Sikap dukungan kemerdekaan dari Perhimpunan Nasional ini dikenal sebagai Manifesto Politik 1925. Manifesto Politik 1925 pada intinya berisikan tentang prinsip perjuangan, yaitu persatuan, kesetaraan, dan kemerdekaan. Konsep Manifesto Politik yang dikemukakan oleh Perhimpunan Indonesia ini juga dimuat dalam majalah Perhimpoenan Indonesia. Terbitan tersebut memuat tentang dasar-dasar nasionalisme Indonesia yang dirumuskan oleh para pemuda. Tulisan mengenai Manifesto Politik pun segera disebarkan di kalangan pemuda yang berada di Indonesia. Saat itu, gerakan pemuda di Indonesia masih berbentuk kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tahun 1926, dilaksanakan kongres pemuda di Jakarta yang menyepakati untuk menghilangkan segala pembeda, baik suku, agama, dan ras. Kongres tersebut kemudian menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda yang berisi tiga ikrar, yaitu bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Dua tahun kemudian, dalam Kongres Pemuda II tanggal 27 Oktober 1928 disepakati terbentuknya Sumpah Pemuda yang juga dibarengi dengan terealisasikannya Manifesto Politik 1925. Referensi:
|