Membuat motif hias dari kain proses awal yang harus dilakukan adalah

Membuat motif hias dari kain proses awal yang harus dilakukan adalah

Membuat motif hias dari kain proses awal yang harus dilakukan adalah
Lihat Foto

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pekerja membuat pola batik di Sanggar Batik Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018 Sejumlah motif batik berhasil diproduksinya antara lain, motif buah mengkudu yang menjadi ikon Batik Betawi Terogong hingga motif ondel-ondel, tugu monas, penari yapong, kembang sepatu dan masih banyak motif lainnya yang menjadi ciri khas Jakarta.

KOMPAS.com - Batik merupakan kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain.

Kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Teknik pengerjaannya dilakukan dengan menggunakann alat canting dan bahan lilin. 

Hingga sekarang ini, kain batik semakin populer dan banyak digemari oleh masyarakat. Batik merupakan salah satu warisan budaya dunia asli Indonesia.

Tahapan awal dalam proses membuat batik adalah merencanakan pola atau motif yang akan dibuat.

Motif dibuat sedemikian rupa dengan karakteristik tertentu tentunya dengan perancangan.

Baca juga: Membuat Batik Tulis 

Melansir Sewan Susanto (1980) dalam buku Seni Kerajinan batik Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik, menuliskan bahwa motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik disebut juga pola batik atau corak batik.

Dikutip dari buku Tekstil (2005) karya Cut Kamaril Wardhani dan Ratna Panggaben, bahwa motif batik tersusun atas tiga corak yaitu:

Corak utama merupakan penghayatan pembatik terhadap alam fikiran serta alam falsafah yang dianutnya. Bagian ini merupakan ungkapan perlambangan atau biasanya menjadi nama kain.

  • Corak Tambahan (Isen-Isen)

Isen-isen merupakan pengisi latar kain pada bidang kosong disela-sela corak utama. Pada umumnya isen-isen berukuran kecil dan dibuat sesudah pembuatan corak utama selesai digambar.

Corak pinggiran terletak pada sisi memanjang kain, tidak hanya terletak pada pinggir kain tetapi bisa juga corak pinggiran terletak di tengah sebagai pembatas antara kelompok corak utama.

Baca juga: Unsur Utama Gambar Ilustrasi

Dari uraian tersebut disimpulkan bahwa corak atau motif batik merupakan kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Pembuatan desain dilakukan sebelum menggambar pola di atas kain. 

Pembuatan pola batik dilakukan sebelum proses membatik. Tahap awal dari pembuatan pola adalah menentukan ide atau memilih motif yang dikehendaki.

Kain yang akan digunakan sebaiknya disetrika dulu sebelum permukaannya digambar pola.

Permukaan kain yang halus dan rata akan memudahkan pembuatan pola dan proses pelekatan malamnya.

Membuat pola di atas kain bisa dilakukan dengan menggunakan cara membuat pola dengan bantuan garis dan membuat pola dengan menjiplak (mal). 

Baca juga: Aliran Seni Rupa Pop Art: Pengertian dan Sejarahnya

Berikut penjelas dua cara membuat pola: 

  • Membuat Pola Dengan Bantuan Garis

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tahapan tersebut merupakan proses membuat pola dengan membuat garis-garis horizontal maupun vertikal terlebih dulu menyesuaikan motif pola yang sudah kita buat.

Garis yang dibuat bisa berupa garis lurus maupun lengkung, karena yang terpenting adalah untuk memudahkan dalam pembuatan pola hias.

  • Membuat Pola Dengan Menjiplak (Mal)

Membuat pola dengan mal lebih sering digunakan karena lebih cepat dan praktis dalam pengerjaannya.

Pertama, buat pola hias pada kertas disesuaikan dengan ukuran yang sebenarnya seperti yang akan tergambar pada kain.

Kain lalu diletakkan di atas kertas tersebut. Gambar motif pada kertas akan terlihat menembus kain.

Kemudian tinggal menjiplaknya dengan menggunakan pensil. Pensil yang digunakan memiliki ukuran ketebalan pada jenis pensil 3B atau 4B. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Membuat motif hias dari kain proses awal yang harus dilakukan adalah

Kain batik adalah kebudayaan khas Indonesia yang telah menjadi kebanggaan dari zaman dahulu kala. Kebudayaan yang khas ini pun telah mendapat pengakuan di mata dunia. Oleh karenanya, menjaga dan melestarikannya menjadi tugas kita semua.

Batik sendiri terdiri dari kain batik tulis, batik print, dan cap. Nilai tertinggi ada pada jenis kain batik tulis karena proses pembuatannya yang memerlukan proses yang sulit dan panjang.

Batik tulis dibuat secara langsung oleh sentuhan pembatik dengan melukiskan kain kosong dengan lilin malam. Lukisan pada kain yang indah nantinya menjadi kain batik yang dapat dibentuk menjadi beragam pakaian dan kebutuhan kain lainnya.

Baca Juga: 10 Jenis Motif Batik Nusantara dan Cara Pencuciannya

Proses pembuatan batik tulis

Kain batik yang sering kita gunakan memerlukan proses pembuatan yang tidak mudah dan dilakukan dengan teliti serta telaten tahap demi tahap. Berikut setiap tahap dalam menghasilkan kain batik yang indah dan bernilai:

Membuat motif hias dari kain proses awal yang harus dilakukan adalah
  1. Nyungging. Merupakan tahap pembuatan pola di atas kertas.
  2. Njaplak. Proses pemindahan pola dari kertas ke kain.
  3. Nglowong. Tahap melekatkan lilin dengan menyesuaikannya pada pola yang telah dibuat.
  4. Ngiseni. Proses memberikan ornamen-ornamen seperti gambar bunga, tumbuhan, atau hewan.
  5. Nyolet. Merupakan proses mewarnai dengan kuas.
  6. Mopok. Menutup bagian yang telah diwarnai dengan malam atau lilin.
  7. Nembok. Tahap untuk menutup bagian latar belakang pola yang tidak diwarnai.
  8. Ngelir. Proses pewarnaan kain dengan merendamnya pada pewarna alami atau kimia secara menyeluruh.
  9. Nglorod. Perendaman kain ke dalam air mendidih untuk meluruhkan malam.
  10. Ngrentesi. Merupakan proses memberikan titik pada klowongan menggunakan canting dengan jarum tipis.
  11. Nyumri. Penutupan bagian tertentu dengan malam.
  12. Nglorod. Merupakan tahap terakhir, tahap meluruhkan dan melarutkan malam pada kain. Dilakukan dengan memasukkan kain pada air mendidih.

Setelah tahap-tahap atas selesai dilakukan, kain batik dapat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

Cara membuat batik cap

Proses pembuatan batik cap tidak serumit dan sepanjang tahap pembuatan kain batik tulis.

Kain batik cap dibuat dengan menggunakan stempel besar berukuran standar 20×20 cm yang sudah bermotif, dikenal juga dengan istilah canting cap.

Berikut beberapa tahap dalam membuat kain batik cap:

  1. Bentangkan kain di atas permukaan rata, seperti meja atau lantai.
  2. Panaskan lilin dengan loyang khusus. Letakkan loyang di atas kompor.
  3. Celupkan canting cap ke dalam lilin, kemudian capkan di atas kain. Tahan dengan kuat hingga lilin meresap ke dalam kain.

Baca Juga: Berbagai Tips Mencuci dan Merawat Baju Batik Agar Awet

Selalu rawat kain batik yang kamu miliki dengan proses pencucian yang baik dan tepat. Yuk, coba cuci kain batik berhargamu di D-Laundry! Nikmati manfaatnya sekarang, di sini.

Proses pemalaman batik merupakan salah satu proses dalam pembuatan kain batik. Foto: Kumparan/Aditia Noviansyah

Batik merupakan salah satu kain tradisional khas negara Indonesia yang telah diakui oleh dunia sebagai bagian dari budaya Indonesia.

Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Hal ini membuat batik semakin mendunia. Selain itu, batik yang memiliki beragam motif yang indah yang membuat pasar internasional meminatinya.

Untuk membuat motif-motif yang indah tersebut tentunya membutuhkan proses-proses khusus, salah satunya pemalaman. Untuk mengetahui proses pemalaman batik, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Malam batik adalah istilah yang digunakan untuk bahan baku dari batik berupa lilin atau wax yang berasal dari bahan organik, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewani (sarang lebah).

Proses pemalaman batik sendiri adalah proses penggambaran kain menggunakan malam atau lilin untuk menutupi bagian-bagian kain yang tidak ingin diwarnai.

Dalam proses pemalaman batik, jenis lilin atau malam batik yang digunakan biasanya ada tiga jenis, yaitu lilin klowong untuk batik tulis, tembokan untuk batik tulis dan lilin klowong untuk batik cap.

Untuk melakukan proses pemalaman batik, dibutuhkan alat yang digunakan untuk membantu pembuat batik menggambar pola atau motif yang diinginkan, yaitu canting.

Kain batik membutuhkan proses pemalaman untuk menutupi bagian-bagian tertentu dari pewarna. Sumber: Shutterstock

Tahapan dalam Proses Pemalaman Batik

Mengutip dari buku Kendaraan Tradisional Khas Yogyakarta Pit Onthel (Sepeda Kayuh) sebagai Tema Penciptaan Produk Batik Eco Friendly karya Sugeng Wardoyo, dkk, proses pemalaman batik harus dilakukan atau dirangkaikan dengan tahapan nyanting.

Secara umum, proses tersebut terdiri dari beberapa tahap, yakni nglowong, isèn-isèn, némbok, dan mbironi.

Berikut penjelasan mengenai tahapan dalam proses pemalaman batik, yaitu:

Nglowong adalah tahapan awal yang harus dilakukan dalam proses pemalaman batik. Ini merupakan proses membuat kontur garis, bidang, dan pola ragam hias yang menggunakan canting klowong.

Biasanya, proses nglowong terdiri dari dua tahap, yaitu pertama disebut dengan ngèngrèngan, sedangkan tahap kedua kedua disebut nerusi, yaitu membatik dengan mengikuti klowongan (kerangka) yang pertama pada bagian belakang kain sebagai tembusan ngèngrèngan.

Ilustrasi proses pemalaman batik. Sumber: Kumparan

Tahap selanjutnya adalah proses isèn-isèn yang berfungsi untuk melengkapi pola atau kerangka dari proses sebelumnya. Tahap isèn-isèn membutuhkan canting jenis khusus agar dapat membuat motif, seperti sawut dan motif isèn-isèn lainnya.

Langkah selanjutnya adalah némbok, yaitu tahapan utama dalam proses pemalaman batik yang berfungsi untuk menutupi bagian kain agar tetap berwarna putih sesuai dengan keinginan dari pembuatnya.

Sama halnya dengan nglowong, némbok juga diawali dengan tahap ngèngrèngan dan diakhiri dengan nerusi.

Tahapan terakhir dari proses pemalaman adalah mbironi yang menggunakan cara dan fungsi yang sama dengan némbok, tapi secara khusus dipergunakan untuk tahapan kain setelah diberi warna biru tua atau wedel.

Dari penjelasan tersebut, mbironi dapat diartikan sebagai salah satu tahapan dalam pembuatan batik yang bertujuan untuk mengambil warna biru tua dengan cara menutup bagian-bagian tertentu yang ingin tetap berwarna biru tua atau wedel tersebut.