Bagaimana perkembangan pantomim di Indonesia

Lihat Foto

Charlie Chaplin. (charliechaplin.com)

KOMPAS.com - Siapa yang tidak mengenal Charlie Chaplin? Ia adalah salah satu aktor yang sangat terkenal akan kepiawaiannya dalam melakukan pantomim.

Film yang dibawakannya selalu berhasil membuat penonton tertawa. Selain itu, melalui film yang dimainkannya, penonton bisa mendapat banyak gambaran tentang seni pantomim.

Semenjak saat itu seni pantomim semakin dikenal masyarakat dunia. Secara perlahan, banyak orang yang mulai menekuni bidang seni ini.

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan seni pantomim dan bagaimana sejarahnya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantomim merupakan sebuah seni pertunjukan tanpa kata-kata yang dimainkan dengan menggerakkan tubuh serta ekspresi wajah.

Baca juga: Persiapan Pementasan Pantomim

Walau dilakukan tanpa kata-kata, namun dalam pertunjukan pantomim biasanya akan diiringi musik, sulap, tarian, dan lain sebagainya.

Dalam situs Merriam-Webster, dituliskan jika pantomim yang dalam Bahasa Inggris disebut sebagai pantomime. Definisi mengenai seni pantomim merupakan seni pertunjukan drama atau tarian yang dilakukan dengan menggerakkan tubuh atau wajah secara ekspresif.

Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, kata 'mime' (sebutan untuk orang yang melakukan pantomim) serta 'pantomime', awalnya hanya diperuntukkan sebagai hiburan dramatis Yunani serta Romawi.

Namun, pada saat ini hiburan pantomim sudah menjadi bagian dari seni. Pantomim juga menjadi sarana untuk bercerita melalui gerak tubuh serta ekspresi wajah.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 12 are not shown in this preview.

Nur Iswantara



The learning methods of pantomime in Indonesia in the context of national education can be designed to support character education programs scheduled by the government through formal and non-formal education channels. The purpose of this study of pantomime learning methods is to package the way of parenting in the education realm. The method used is a qualitative method and method of action. The findings of the pantomime learning method are in the form of pantomime concepts and presentation techniques that offer new ways and procedures to improve and enhance the professionalism of the ability to educate pantomimes nationally. Thus in the presentation of pantomime learning with sign language, the expression on the face and body of the culprit can be appreciated by every person, community and citizen of Indonesia and other nations.
Keywords: pantomime; the professionalism of educators; character education; formal and non-formal education



Aubert., Charles. 1970. The Art of Pantomim, New York: Benjamin,Inc.

Harymawan, RMA. 1993. Dramaturgi,Bandung: Remaja Rosda Karya.

Iswantara. Nur. . 1999. “Gerak Pantomim, Gerak Perkembangan: Dilihat Dari Dua Kota Indonesia”, Bandung: Laporan Penelitian Mandiri, Program Ekologi Teater Indonesia (PETI) Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI) Bandung.

Iswantara. Nur.. 2007. Wajah Pantomim Indonesia Dari Sena Didi Mime Hingga Gabungan Aktor Pantomim Yogyakarta, Yogyakarta:

Media Kreatifa.

Pmd., Pramana. 1987. “Pantomim di Negeri ini”. Dalam SKH Kompas, Jakarta:.

Raharja, Budi. 2016. Evaluasi Pembelajaran Seni, Konsep dan Aplikasinya untuk Evaluasi Hasil Pembelajaran Seni

Budaya, Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


DOI: //doi.org/10.24821/dtr.v2i1.3296

Abstract view : 1009 times
PDF - 1403 times
  • There are currently no refbacks.

View My Stats

Beranda / Seni Budaya

searchpengertian.com | Pada kesempatan kali ini admin akan mengulas tentang perkembangan pantomim yang meliputi sejarah pantomim, pengertian menurut para tokoh, perkembangan pantomim, dan keaktoran pantomimer. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu Bapak/Ibu Guru dan juga anak didik dalam mencari referensi tentang perkembangan pantomim yang meliputi sejarah pantomim, pengertian menurut para tokoh, perkembangan pantomim, dan keaktoran pantomimer. Dan harapannya, apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam memahami perkembangan pantomim yang meliputi sejarah pantomim, pengertian menurut para tokoh, perkembangan pantomim, dan keaktoran pantomimer.

Berikut ini adalah beberapa pendapat tokoh mengenai pengertian pantomim. Adapun tokoh-tokoh tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Charles Aubert pantomim sebagai seni pertunjukkan yang diungkapkan melalui ciri-ciri dasarnya, berupa gerak isyarat.
  2. Rendra berpendapat bahwa sebagai seni pertunjukkan yang berdiri sendiri, pantomim telah memiliki perjalanan kesejarahan tersendiri pula.
  3. Adjib Hamzah pantomim sebagai pengembaraan semua kegiatan manusia yang hanya dengan gerak semata sampai sedetail-detailnya.

Di dalam piramida di Mesir ditemukan relief-relief yang menggambarkan kisah tentang anak laki-laki yang sedang melakukan gerakan tertentu, tetapi bukan gerakan tarian. Gerakan itu oleh Aristoteles dinamakan pantomim.

Dalam perkembangannya, seni pantomim semakin dikenal di dunia, terutama melalui industri film bisu. Berbagai bentuk ekspresi dan gerak terbaru dikembangkan dengan serius pada tahun 1900-an. Chaplin sangat penting dalam dunia bahasa bisu sebab ia merupakan salah satu tokoh besar dalam film bisu, sebelum film bicara ditemukan dan diperkenalkan kepada masyarakat. Di Indonesia, tokoh penting dalam dunia pantomim adalah Jemek Supardi.

Olah tubuh merupakan proses lanjutan dari pemanasan (peregangan) dalam mencapai kesadaran tubuh yang mengarah pada kekuatan, kelenturan, dan ketahanan.

Bagian-bagian tubuh yang memerlukan kekuatan itu ialah pada bagian kepala hingga leher, badan dari pundak hingga pinggang, tangan dan pinggang hingga kaki.

Ketahanan adalah konsistensi tubuh dalam menempuh sebuah proses kreatif (pertunjukkan) pantomim.

Kelenturan adalah sebuah proses pencapaian tubuh maksimal hingga menempuh batas elastisitas.

Bersandar: Teknik bersandar ini meletakkan salah satu kaki ke belakang kaki yang lain dengan posisi doyong 35%, sedangkan bentuk tangan menyesuaikan.

Feeze adalah tubuh yang membeku atau mematung di mana aktivitas gerak tubuh berhenti.

Mechanical people adalah gerak dan aktivitas tubuh mekanis melalui penekanan kekuatan tubuh dengan gerak stakato pada tiap bagian ruas tubuh.

Ekspresi pantomim sangat kaya karena dengan ekspresi pantomim, pantomimer dapat mengajak penonton ke mana saja dan memasuki berbagai suasana yang lebih estetis dan memenuhi ruang-ruang spektakel yang tak diduga oleh penonton.

Sastrawacana.id - Pantomim adalah seni pertunjukan yang memvisualisasikan suatu objek atau benda tanpa menggunakan dialog, namun menggunakan gerakan tubuh dan mimik wajah. Bahkan pantomim memvisualisasikan rasa, sifat, dan karakter melalui gerakan tubuh dan mimiknya.

Pantomim merupakan pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal. Istilah pantomim berasal dari bahasa Yunani yang artinya serba isyarat. Berarti secara etimologis, pertunjukan pantomim yang dikenal sampai sekarang itu adalah sebuah pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal atau pertunjukan bisu.

Menurut Aristoteles, seorang filsuf Yunani mengatakan bahwa pantomim telah dikenal sejak zaman Mesir Kuno dan India. Kemudian dalam perkembangannya menyebar ke Yunani. Lebih lanjut Aristoteles menjelaskan bahwa teori pantomim tersebut bermula dari temuan-temuan pada relief-relief candi dan piramida.

Dalam relief tadi dikisahkan adanya gambaran tentang seorang laki-laki dan atau perempuan sedang melakukan gerakan yang diduga bukan tarian. Hal tersebut semakin jelas sesudah adanya kategorisasi dari berbagai seni pertunjukan yang dilakukan Aristoteles berdasarkan ciri-ciri bawaannya, sehingga dapat dibedakan adanya sebutan tarian dan bahasa isyarat.

Oleh karena pantomim mengacu pada ciri dasar dari bahasa isyarat tadi, maka jelaslah bahwa seni pertunjukan pantomi memang sudah ada sejak lama.

Sejarah Pantomim di Dunia

Pantomim di dunia sebagaimana ditulis Aristoteles dalam Poetics menyebutkan bahwa seni pantomim sudah berumur tua. Bahkan beberapa pendapat menyatakan pantomim sebelum dikenal di Yunani sudah ada lebih dahulu di Mesir dan India.

Rumusan yang dikemukakan Aristoteles memberikan asumsi bahwa pantomim sudah mulai dapat diungkapkan melalui ciri-ciri dasarnya. Yaitu ketika orang mempertahankan seni gerak tiruan (imitation) yang tidak berdasarkan rhtym secara dominan.

Seni gerak itu selesai sebagai suatu gerakan isyarat, maka para ahli menyebutnya sebagai pantomim. Charles Aubert dalam bukunya The art of Pantomime (1970) mendefinisikan pantomim adalah seni pertunjukan yang diungkapkan melalui ciri-ciri dasarnya, yakni ketika seseorang melakukan gerak isyarat atau secara umum bahsa bisu.

Bahasa gerak sang pantomimer adalah universal; menjalankan ekspresi emosi yang serupa diantara berbagai umat manusia. Pantomim merupakan pertunjukan teatrikal dalam sebuah permainan dengan bahasa gerak.

Kemudian dalam Encyclopedia Britanica dijelaskan bahwa pantomim sebagai seni yang mengandalkan olah tubuh dan kebisuan ini ada di Yunani sejak tahun 600 Sebelum Masehi.

Saat ini, pantomim sering diasosiasikan sebagai gaya akting komedi tanpa kata-kata. Berkaitan dengan akting, pantomim pada awalnya untuk menyebut aktor komedi di masa Yunani yang menggunakan gerak tubuh untuk berkomunikasi.

Kemudian, kedua dipakai untuk menyebut aktor di Romawi yang menyampaikan perannya melalui tari dan lagu. Bentuk awal seni pantomim masih dapat ditelusuri dalam phlyake, sebuah pertunjukan peran jenaka yang mengangkat tema kehidupan yang nyata dan mitologi yang berkembang di kawasan Sparta dan Dorian.

Pemeran dalam pertunjukan ini tidak saja berpakaian aneh tapi juga menutupi muka mereka dengan topeng yang hanya menyisakan bagian mulut. Penulis pertama seni pantomim Dorian yang ternama adalah Epicharmus.

Sejak tahun 485-467 SM, dia menjadi satu-satunya penulis pantomim yang paling kondang di Syracuse. Sampai-sampai Aristoteles menganggapnya sebagai penulis puisi dramatik pertama yang sangat berjasa. Epicharmus juga menulis beberapa plat komikal dan menghaluskan permainan pantomim sebelumnya.

Pantomim dorian kemudian dianggap sebagai bentuk awal pantomim modern. Sejak itu pantomim identik dengan sifat-sifat komikal, karakter para pahlawan atau bahkan dewa pun dapat dijadikan bahan tertawaan.

Seni pantomim dalam perkembangannya semakin dikenal oleh banyak bangsa-bangsa di dunia, terutama melalui industri film bisu (silent movie) dekade 1900-an berbagai bentuk ekspresi dan gerak yang paling terbaru dikembangkan dengan serius.

Tahun 1927 sebagai era tanpa kata. Hal ini ditandai dengan banyaknya aktor yang menguasai seni pantomim, seperti dari Amerika Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin (1889-1977).

Chaplin sangat penting dalam percaturan bahasa bisu sebab ia salah satu tokoh besar dalam film bisu, sebelum film bicara (talkies) diketemukan dan dijual kepada masyarakat. Chaplin tampil dan langsung populer tatkala muncul dalam film The Tramp (Si Gelandangan) tahun 1915.

Film bisu Chaplin lainnya yakni City Light (Lampu Kota), The Gold Rush (Emas yang Merepotkan) dan Modern Times (Jaman Modern). Chaplin setia membuat film tanpa suara dan merupakan jenius film bisu. Lewat film bisu kekuatan Chaplin dapat ditangkap.

Ia adalah penyair yang sesungguhnya. Ia berbicara dengan bahasa tubuh sebagai isyarat-isyarat dan bukan bahasa tubuh yang digunakan untuk menciptakan indikasi. Dari situ maka pengayaan batin yang diasah, juga membahasakan kekayaan batin ke dalam iysarat-isyarat yang mungkin tak jelas benar akan tetapi puitik dan menyentuh. Itulah hebatnya Chaplin.

Kemudian di Perancis ada seniman pantomim yang handal pula, yakni Marcel Marceau. Pria kelahiran Perancis 22 Maret 1923 ini mencintai pantomim karena sering menonton film bisu Keaton dan Chaplin.

Kesungguhannya menekuni mime sangat terpengaruh gaya mime harlequin dan karakter pantomim klasik Deburau’s Pierrot.

Marceau sangat dikenal dengan karakteer individunya sejak tahun 1947 dengan membawakan gaya sang tooh ciptaannya bernama Bib.

Bib merupakan tokoh ciptaan yang selalu tampil dengan muka putih. Pertama kali si Bib ini dibawa keliling ke Switzerland, Beligia dan Holland.

Tahun 1949 Marceau mendapat penghargaan Deburau Prize untuki karya mimenya berjudul Death Before Dawn (Mati Sebeklum Fajar).

Marceau dalam aktivitasnya begitu teliti. Hal tersebut tidak disimak lewat beberapa karyanya yang tokoh netral Bib itu, misalnya, pada Bib sang Pawang, Bib Naik Kereta Api, Bib Bunuh Diri, Bib memerankan Daud-Goliat, dan Bib Serdadu. Maka tak ayal jika seorang penulis asing ada yang mengatakan Marcell Marceau merupakan Master of Mime.

Perkembangan Pantomim Indonesia

Dalam perkembangannya, pantomim menjadi suatu seni pentas tersendiri dan mendapat tempat baru bagi penikmat seni.

Perkembangan pantomim dunia telah menemukan dinamisitasnya jauh waktu, sedangkan di Indonesia baru dimulai sekitar tahun 1970-an, khususnya di Jakarta dan Yogyakarta.

Tidak banyak seniman yang menggeluti pantomim dan hanya beberapa seniman yang cukup konsisten, seperti Sena A. Utaya, Didi Petet (Sena Didi Mime), Jemek Supardi, Moortri Poernomo, dan Deddy Ratmoyo.

Realitas sosial juga menunjukkan bahwa belum tercapai apresiasi yang menggembirakan dari masyarakat terhadap eksisitensi pantomim. Diketahui bahwa dekade 1990-an, Pantomim Yogya mengalami pasang surut yang cukup serius.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA