Bagaimana para astronot tersebut dapat berkomunikasi?

Bobo.id - Pernahkah teman-teman bertanya bagaimana cara astronaut tetap beraktivitas di ruang angkasa?

Untuk mengetahui jawabannya, kita simak penjelasannya berdasarkan materi Belajar dari Rumah TVRI mengenai Astronomi berikut ini, yuk!

Baca Juga: Inilah Penemuan Teleskop Pertama yang Menjadi Awal Mula Kemajuan Ilmu Astronomi

Cara Astronaut Tetap Beraktivitas di Ruang Angkasa

Ada banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh astronaut, misalnya membangun stasiun ruang angkasa, memperbaiki satelit, melakukan penelitian di ruang hampa udara, dan lain-lain.

Aktivitas ini dikenal dengan nama Extravehicular Activity (EVA).

Cara astronaut tetap beraktivitas di ruang angkasa adalah dengan menggunakan baju khusus yang mereka gunakan.

Bagian baju pertama langsung menempel pada bagian tubuh astronaut bernama liquid cooling dan ventilation garment.

Lapisan ini dirancang khusus untuk mengelola sirkulasi udara di sekitar tubuh astronaut dengan maksimal.

Dengan begitu, keringat yang dihasilkan astronaut tidak berkumpul di satu bagian tubuh saja. 

Lapisan pakaian ini dilengkapi juga dengan selang-selang yang berisi cairan pendingin. Gunanya untuk menjaga suhu tubuh para astronaut tetap stabil selama beraktivitas di ruang angkasa.

Baca Juga: Rangkuman dan Soal Matematika FPB dan KPK, Materi Belajar dari Rumah di TVRI 8 Mei 2020

Ada juga bagian bernama maximun absorption garment yang berfungsi sebagai popok khusus yang memiliki daya serap lebih banyak dari popok bayi.

Kenapa harus memakai popok khusus? Ternyata saat melakukan EVA para astronaut bisa menghabiskan waktu hingga 6 jam.

Tentunya ini akan sangat merepotkan jika mereka ingin buang air kecil. Sehingga dibuatlah popok khusus untuk memudahkan para astronaut untuk buar air kecil selama EVA.

Setelah memakai pakaian dalam, astronaut juga memakai penutup kepala khusus yang dilengkapi dengan alat komunikasi.

Setelah itu, astronaut harus melapisi pakaian dalamnya dengan pakaian ruang angkasa.

Bagian luar yang pertama kali digunakan adalah lower torso yang bagiannya menyatu dari sepatu dan celana hingga bagian pinggang.

Setelah lower torso terpasang, kemudian barulah akan dipasang upper torso dan arm assembly untuk menutup bagian dada dan tangan astronaut.

Di dalam upper torso ada tempat minum yang disambungkan dengan selang atau sedotan panjang.

Baca Juga: Taman Nasional Betung Kerihun, Rangkuman dan Soal Materi Belajar dari Rumah TVRI 8 Mei 2020

Di bagian belakang upper torso terdapat PLSS atau Primary Life Support System yang menjadi bagian paling penting dari baju ruang angkasa.

Pada PLSS terdapat baterai dan komputer yang mengontrol kinerja baju ruang angkasa, radio komunikasi, sistem sirkulasi oksigen, dan filter karbon dioksida.

Di bagian bawah PLSS ada mesin pendorong yang membantu astronaut untuk bergerak.

Bagian terakhir yang harus digunakan adalah helm. Bagian luarnya biasanya terdapat lampu dan kamera untuk merekam aktivitas selama EVA.

Helm juga dilapisi visor khusus yang dilapisi dengan emas untuk mengurang intensitas cahaya Matahari. 

Semua bagian baju ruang angkasa dilapisi dengan lapisan komposit yang sangat kuat.

Nah, dengan cara inilah astronaut bisa melakukan aktivitas di ruang angkasa. Rahasianya ternyata ada pada baju ruang angkasa yang memiliki teknologi canggih.

Baca Juga: Banyak Rumah di Sekitar Bantaran Sungai, Mengapa Banyak Penduduk yang Tinggal di Bantaran Sungai?

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek.

Sebagaimana yang kita tahu atmosfer udara menjadi media rambat bunyi. Di ruang angkasa tidak ada atmosfer!

Table of Contents Show

  • Teknologi Luar Angkasa Uni Soviet
  • Teknologi Luar Angkasa Amerika Serikat
  • Video yang berhubungan

Bahasa Resmi yang Digunakan

Salah satu dari kita mungkin memiliki hobi star gazing yaitu melihat bintang. Stasiun ruang angkasa atau yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan International Space Station (ISS) kadang dapat dilihat dengan mata telanjang stargazer. Stasiun ruang angkasa adalah satelit buatan manusia yang paling besar dan paling mahal yang pernah dibuat. Kalian bisa membayangkan tempat ini adalah tempat berkumpulnya astronot dari berbagai belahan dunia. Maka tentu saja bahasanya juga beragam. Namun, telah disepakati bahwa bahasa resmi yang digunakan adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Rusia. Walaupun perang dingin antara Rusia dan Amerika Serikat telah berakhir, Rusia mendapatkan privileged agar bahasanya digunakan karena Rusia adalah satu-satunya negara yang memiliki roket untuk dapat mengantar astronot ke stasiun ruang angkasa. Oleh karena itulah semisal jika ada seorang astronot dari Jepang, maka ia wajib belajar dua bahasa yaitu Inggris dan Rusia, karena beberapa manual dalam pesawat launcher menggunakan bahasa Rusia.

Berjalan di luar Stasiun Ruang Angkasa

Terkadang astronot juga perlu melangkah keluar dari Stasiun ruang angkasa untuk mengerjakan beberapa tugas. Menjaga komunikasi saat melakukan ini teramat penting. Jika kalian pernah menonton film gravity, mungkin tugas semacam ini akan jadi nampak mengerikan. Karena orang bilang “Di ruang angkasa, tidak ada yang bisa mendengar kita berteriak.” Kata-kata ini ada benarnya karena tidak adanya lapisan atmosfer. Dari pelajaran fisika dasar kita tahu bahwa gelombang suara merambat di medium udara. Jika tidak ada udara, maka gelombang suara tidak dapat merambat. Namun, satu hal yang penting untuk dicatat, walau gelombang suara tidak dapat merambat tanpa medium penghantar, gelombang elektromagnetik bisa! Helm yang digunakan oleh astronot dilengkapi sistem transmitter yang bisa mengubah gelombang suara menjadi gelombang radio yang termasuk dalam kategori gelombang elektromagnetik. Sistem ini dinamakan Communications Carrier Assembly (CCA), atau juga disebut dengan "Snoopy Cap". Cap atau penutup kepala ini terbuat dari kain yang dilengkapi dua mikrofon di telinga untuk mendengar, dan di mulut untuk berbicara. Cap ini dikenakan tepat di bawah helm. Berkat adanya sistem ini, astronot masih bisa berkomunikasi dengan sesamanya.

Komunikasi dengan Orang-Orang di Bumi

Belakangan ada kenaikan jumlah debris (pecahan benda-benda angkasa) yang dikhawatirkan bisa bertabrakan dengan stasiun ruang angkasa. Karena resiko ini, maka sebanyak 7 tracking satelit atau satelit pengumpul data dari ISS telah diinstal di sekitar orbit bumi selama 20 tahun terakhir. Dengan adanya satelit-satelit tersebut, orang-orang di stasiun ruang angkasa mampu berkomunikasi dengan bumi sepanjang waktu.

Jika kita di bumi ingin mencoba berkomunikasi dengan astronot di stasiun ruang angkasa, hal ini sangat mungkin dilakukan dengan menggunakan gelombang radio seperti yang telah disebutkan di atas.

Saat ini, banyak sekali amatir radio yang tertarik terhadap perjalanan ruang angkasa. Maka Stasiun ruang angkasa resmi me-launching kesempatan agar anak-anak dan dewasa yang tertarik pada perjalanan ruang angkasa agar bisa berbicara dengan astronot di stasiun ruang angkasa dari bumi. Satu hal yang perlu dicatat adalah, stasiun ruang angkasa bergerak dengan kecepatan 5 mil/detik. Ini berarti komunikasi hanya dapat dilakukan saat stasiun ruang angkasa berada di range gelombang radio yang mungkin hanya 10 menit.

Komunikasi dalam bentuk lain

Selain bentuk komunikasi melalui radio seperti yang telah disebutkan di atas, menariknya astronot selalu menemukan beragam cara untuk bisa berkomunikasi dengan orang di bumi atau dengan sesama astronot di ruang angkasa. Mereka memanfaatkan alat yang belum sempurna hingga peralatan paling mutakhir. Celah ini menyisakan peluang kerjasama antar negara untuk merancang teknologi yang lebih mutakhir untuk menunjang komunikasi astronot. Wevoice.inc saat ini bekerja sama dengan University of Pittsburg untuk mengembangkan sistem komunikasi teleconference berbasis microarray yang biasa digunakan untuk berkomunikasi di ruang operasi rumah sakit.

Sumber : https://www.scienceabc.com/nature/universe/how-do-people-communicate-on-the-iss.html

https://www.nasa.gov/topics/moonmars/features/hatsman.html

Astronot di Stasiun Ruang Angkasa. Sumber Gambar : Space.com

Bagaimana para astronot tersebut dapat berkomunikasi?

Lihat Foto

nasa.gov

Replika Sputnik 1 yang disimpan di Museum Dirgantara dan Angkasa Luar, Washington DC.

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi luar angkasa mulai muncul pada masa Perang Dingin tahun 1947-1991. Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahdjudi Djaja, pada masa Perang Dingin muncul politik Balance of Power atau keseimbangan kekuatan.

Dalam politik Balance of Power, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersaing dalam bidang teknologi militer dan ruang angkasa untuk menunjukkan kekuatannya pada dunia.

Dalam politik Balance of Power, dikenal pula istilah space race atau perlombaan kecanggihan teknologi luar angkasa.

Pada perkembangannya, perlombaan teknologi luar angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan titik awal dalam sejarah perkembangan teknologi luar angkasa di dunia.

Baca juga: Sejarah GATT: Tujuan, Prinsip, dan Perubahannya

Teknologi Luar Angkasa Uni Soviet

Pada 4 Oktober 1957, Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit bernama Sputnik 1 untuk mengorbit bumi selama lebih dari 14 hari. Dengan peluncuran Sputnik 1, Uni Soviet menjadi negara pertama di dunia yang mampu mengirim satelit ke luar angkasa.

Uni Soviet kembali mengungguli perlombaan teknologi luar angkasa dengan mengirim manusia pertama ke luar angkasa pada 12 April 1961. Uni Soviet berhasil mengirimkan seorang kosmonout bernama Yuri Gargarin untuk mengorbit bumi.

Yuri Gargarin menggunakan pesawat luar angkasa bernama Volstok 1 untuk mengelilingi bumi selama 108 menit.

Setelah misi Yuri Gargarin, Uni Soviet terus mengembangkan teknologi luar angkasanya dengan menambah durasi pengorbitan bumi dan mengirimkan kosmonout perempuan pertama ke luar angkasa.

Teknologi Luar Angkasa Amerika Serikat

Amerika Serikat menyusul capaian Uni Soviet dengan membentuk National Aeronautics and Space Administration (NASA) pada tahun 1958. Setelah terbentuk, NASA langsung meluncurkan satelit Explorer I ke orbit bumi untuk mencatat sabuk radiasi di atmosfer bumi.

Baca juga: Dampak Perang Dingin di Berbagai Bidang

Pada perkembangannya, Amerika Serikat mampu mengungguli Uni Soviet dengan mencetuskan program Apollo 11. Dilansir dari situs resmi NASA, program Apollo 11 bertujuan untuk mendaratkan manusia pertama ke Bulan.

Bagaimana astronot melakukan komunikasi?

Tentu saja menggunakan peralatan radio, metodenya hampir sama dengan cara berkomunikasi menggunakan Walkie Talkie atau Radio CB. Bagaimana cara meningkatkan keahlian untuk berkomunikasi?

Bagaimana para astronot berkomunikasi brainly?

Oleh karena itu astronot menggunakan gelombang radio untuk berkomunikasi. Gelombang radio termasuk gelombang elektromagnetik yang bisa merambat tanpa memerlukan medium.

Apakah astronot yang berada di luar angkasa dapat berkomunikasi secara langsung?

Dengan demikian, astronot tidak dapat bercakap-cakap seperti ketika berada di Bumi karena berada di ruang hampa. Sehingga, gelombang bunyi tidak dapat merambat. Baca pembahasan lengkapnya dengan daftar atau masuk akun Ruangguru. GRATIS!

Bagaimana cara astronot dapat mendengar bunyi?

Cap atau penutup kepala ini terbuat dari kain yang dilengkapi dua mikrofon di telinga untuk mendengar, dan di mulut untuk berbicara. Cap ini dikenakan tepat di bawah helm. Berkat adanya sistem ini, astronot masih bisa berkomunikasi dengan sesamanya.