Bagaimana konsep psikologi PENDIDIKAN memandang peserta didik

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 16 are not shown in this preview.

Psikologi merupakan ilmu yang sangat luas penerapannya dalam kehidupan, termasuk dalam ranah pendidikan. Kita pasti sering mendengar isu-isu di bidang pendidikan seperti cara membangun sistem pembelajaran yang efektif, membentuk lingkungan belajar yang nyaman, hingga menciptakan peserta didik yang unggul. Psikologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari ilmu psikologi memiliki peranan yang penting terhadap berbagai persoalan tersebut.

Lalu, Apa Itu Psikologi Pendidikan?

Menurut Slavin (2018), psikologi pendidikan adalah sebuah studi tentang pelajar, pembelajaran, dan pengajar. Psikologi pendidikan pada dasarnya merupakan penerapan ilmu-ilmu psikologi yang berfokus pada proses belajar dan mengajar dalam dunia pendidikan.

Oleh karena itu, bahasan dari psikologi pendidikan ini tidak jauh dari aktivitas belajar. Namun, aktivitas belajar yang dimaksud tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja. Psikologi pendidikan juga melihat pandangan yang lebih luas, baik dari segi pendidikan formal, informal, maupun nonformal.

Proses belajar yang ditinjau dalam psikologi pendidikan juga bukan hanya terpacu pada hal akademik, tetapi juga kemampuan interaksi sosial dan pengelolaan emosi. Sebagai contoh, guru sebaiknya tidak hanya memikirkan cara supaya siswa menguasai suatu bab di mata pelajaran tertentu, tetapi juga perlu mempertimbangkan cara agar siswa dapat bekerja sama dan saling menghargai dengan sesama.

Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang mungkin pernah terlintas di benak kita seperti “Bagaimana cara peserta didik tetap semangat belajar?” atau “Apakah guru di sekolah hanya sebatas memberikan materi pelajaran?” akan terjawab oleh psikologi pendidikan.

Tujuan Psikologi Pendidikan

Setelah kita mengetahui pengertiannya, lalu sebenarnya apa tujuan dari psikologi pendidikan?

Menurut Santrock (2011), psikologi pendidikan menjadi sebuah alat untuk membentuk kegiatan belajar dan mengajar yang efektif. Selain itu, dari pembelajaran yang efektif tersebut diharapkan peserta didik mampu menyerap dan mempertahankan hasil dari aktivitas belajar yang dilaluinya. Hal ini dapat berupa pemahaman materi, kreativitas, kemampuan bersosialisasi, dan lain sebagainya.

Perlu diingat bahwa efektivitas pembelajaran dalam psikologi pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor. Tidak ada satu pendekatan belajar terbaik yang bisa diterapkan kepada semua orang. Psikologi pendidikan mengarahkan kita untuk mengidentifikasi kebutuhan yang mampu menunjang aktivitas belajar yang lebih baik.

Oleh karenanya, psikologi pendidikan bertujuan untuk menjadi pedoman dalam menyusun sistem dan strategi belajar. Selain itu, psikologi pendidikan juga berperan dalam meninjau sisi psikologis pengajar maupun peserta didik. Hal ini bertujuan agar pengajar mampu mengandalkan kemampuannya dengan baik serta peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Konsep Dasar Psikologi Pendidikan

Slavin (2018) dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology” memaparkan konsep-konsep dasar dalam psikologi pendidikan seperti konsep perkembangan dan konsep belajar.

Psikologi pendidikan erat kaitannya dengan psikologi perkembangan yang mana di dalamnya terdapat perkembangan kognitif, sosial, dan emosi. Proses belajar mengajar perlu memperhatikan konsep perkembangan dari peserta didik karena hal ini akan mempengaruhi efektivitas belajar. Pengajar yang memahami perkembangan muridnya akan merancang pendekatan strategi pembelajaran yang paling sesuai yang bisa diterapkan.

Dalam membuat rancangan strategi kegiatan belajar mengajar, diperlukan pula konsep dasar lainnya yang perlu dipertimbangkan seperti:

  • Keberagaman dan keunikan peserta didik
  • Penggunaan teknologi pembelajaran
  • Pembuatan kurikulum
  • Motivasi pembelajar
  • Lingkungan belajar yang efektif
  • Sistem pengujian dan penilaian

Mengenal Teori-Teori dalam Psikologi Pendidikan

Dari konsep dasar yang telah disebutkan, terdapat teori-teori yang melatarbelakanginya. Teori-teori ini berguna dalam mempersiapkan dan juga memahami pendekatan belajar yang diaplikasikan.

1. Teori perkembangan kognitif

Terdapat dua penteori yang paling terkenal dalam teori ini yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Teori ini berfokus pada kemampuan berpikir individu. Seorang pengajar dituntut untuk memahami cara berpikir peserta didik dan cara mereka memandang dunia.

Langkah yang dapat diimplementasikan dari teori ini adalah dengan fokus pada proses berpikir dan bukan hanya hasil yang diperoleh, serta menerapkan aktivitas belajar yang kooperatif.

2. Teori perkembangan sosial, moral, dan emosi

Seiring dengan perkembangan kognitif, seseorang juga mengalami perkembangan secara sosial, moral, dan emosi. Hal ini mengarahkan seseorang pada cara berinteraksi dengan sesama, mengambil sikap terhadap sesuatu, dan cara memandang diri sendiri.

Pendekatan belajar yang dapat dilakukan dari teori ini adalah dengan mengembangkan kemampuan sosial-emosional pembelajar. Misalnya saja dengan membentuk kelompok untuk tugas-tugas sekolah yang menyenangkan. 

3. Teori pendekatan perilaku

Teori ini diawali dengan teori classical conditioning dari Ivan Pavlov yang menyatakan bahwa proses belajar merupakan hasil dari sebuah stimulus. Selanjutnya, teori tersebut dikembangkan oleh B. F. Skinner menjadi operant conditioning yang menggunakan adanya hadiah atau hukuman sebagai proses belajar.

Salah satu contoh aplikasi dari teori ini dalam dunia pendidikan adalah dengan memberi hadiah pada siswa yang berani menjawab pertanyaan guru. Dengan metode ini, siswa akan belajar untuk berani mengungkapkan pendapatnya.

4.  Teori sosial kognitif

Teori ini diperkenalkan oleh Albert Bandura dan menjelaskan bahwa belajar merupakan hasil dari sebuah proses mengamati. Aplikasi dari teori ini adalah dengan mencontohkan peserta didik mengenai hal-hal yang seharusnya ditiru secara konsisten.

5. Teori pendekatan konstruktivis

Pendekatan konstruktivis adalah strategi pembelajaran yang berfokus pada diri pembelajar untuk membangun pengetahuan dan strategi belajarnya sendiri. Dalam teori ini, pengajar hanya berperan sebagai fasilitator. Teori ini juga menekankan pada pembelajaran yang kooperatif atau mengandalkan adanya kerja sama.

Contoh penerapannya adalah dengan guru memberikan tugas secara berkelompok, lalu siswa diminta untuk menguasai tugas tersebut dengan saling membantu satu sama lain.

Itulah penjelasan singkat mengenai pengertian hingga teori-teori dari psikologi pendidikan. Sejatinya, psikologi pendidikan adalah pengetahuan yang lebih kompleks lagi. Namun, ilmu ini sangat bermanfaat untuk dipelajari demi membangun sistem pendidikan yang lebih baik.

Referensi

  • Santrock, J. W. (2011). Educational psychology, 5th Edition. McGraw-Hill Education.
  • Slavin, R. E. (2018).  Educational Psychology: Theory and Practice, 12th Edition.  Pearson.

Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana pelajar belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .

Menurut Muhibin Syah (2002), pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut  ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.


Sedangkan menurut  Witherington, Pengertian Psikologi pendidikan adalah  studi sistema tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

Dari beberapa pendapat tentang psikologi pendidikan, kami mengambil kesimpulan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari  tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi sistem studi, proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.



Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologisnya dapat:

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Secara Tepat

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.

2. Memilih Strategi atau Cara Pembelajaran yang Sesuai

Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami pelajar.

3. Memberikan Bimbingan atau Memberikan Kaunseling

Tugas dan peranan guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para pelajarnya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh dengan keakraban.

4. Memotivasikan Pelajar

Ertinya berusaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pelajar, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada pelajar untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, nampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.

5. Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif

Efektiviti pembelajaran memerlukan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga pelajar dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.

6. Berinteraksi Secara Tepat 

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan pelajar secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi perkara yang menyenangkan.

7. Menilai Hasil Pembelajaran yang Berkesan

Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknik penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan teknik-teknik penilaian yang tepat.

Manfaat Psikologi Pendidikan

Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi guru dan calon guru dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu:

1. Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran

Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini:

a) Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)

Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati, karena karakteristik masing-masing pelajar berbeda-beda. Oleh kerana itu sangat penting untuk memahami perbezaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan bagi menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbezaan karakteristik pelajar tersebut.

b) Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas

Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses mengajar, pendekatan yang berbeza dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperanan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.

c) Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran

Metod pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan pelajar. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metod pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.

d) Memberikan Bimbingan Kepada Pelajar

Seorang guru harus memainkan peranan yang berbeza di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi pelajat. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada pelajar untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk pelajar pada tingkat usia yang berbeza-beza.

e) Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar pelajar. Psikologi pendidikan dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran pelajar yang lebih adil, baik dalam teknik evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.

2. Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar

a) Menetapkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.

b) Penggunaan Media Pembelajaran

Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada pelajar.

c) Penyusunan Jadual Pelajaran


Jadual pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi pelajar. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi pelajar seperti matematik ditempatkan di awal pelajaran, di mana pelajar masih segar dan semangat dalam menerima pelajaran.